Post on 04-Mar-2021
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
*) Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat 65
Radioaktif - BAPETEN
KAJIAN PRINSIP REDUCE DAN PENERAPAN KONSEP REUSE ATAU RECYCLE
TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE
Togap Marpaung, PGD *)
ABSTRAK
KAJIAN PRINSIP REDUCE DAN PENERAPAN KONSEP REUSE ATAU RECYCLE TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE. Perkembangan
penggunaan sumber radioaktif terbungkus yang semakin banyak dan jenis yang semakin beragam
menyebabkan limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) yang dihasilkan oleh pihak pengguna
di fasilitas radiasi dan zat radioaktif (FRZR), juga semakin meningkat, baik secara kuantitas
maupun implikasinya. Sumber terbungkus akan mengalami suatu perubahan kondisi selama
penggunaan, yaitu menjadi dalam 2 (dua) kondisi: (1) spent sealed source atau (2) disused sealed
source yang diakibatkan oleh faktor tertentu sebelum menjadi dinyatakan sebagai limbah
radioaktif (radioative waste). Prinsip minimisasi (reduce) volume maupun jumlah limbah dapat
dilakukan melalui hasil penerapan reuse dan recycle terhadap sumber terbungkus (sealed source)
di bidang medik, industri dan penelitian. Kebijakan reuse dan recycle yang terjadi selama ini
terhadap spent dan disused sealed source belum secara spesifik dimaksudkan mengenai kedua hal
tersebut. Reuse terhadap spent sealed source dapat dilakukan hanya untuk penggunaan yang
berasal dari bidang medik untuk radioterapi, yaitu penggunaan teleterapi Co-60 menjadi fasilitas
kalibrasi. Recycle terhadap spent sealed source dapat dilakukan untuk aktivitas sumber radioaktif
cukup besar dan waktu paro relatif panjang dan hanya dapat dilakukan oleh pihak pabrikan. Agar
tidak terjadi benturan legal, maka dalam Amendemen PP No.27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Limbah Radioaktif ada usulan untuk skema baru dalam pengelolaan limbah radioaktif untuk
memfasilitasi penerapan prinsip reduce, reuse, dan recycle.
Kata kunci : reduce, reuse, recycle, spent, disused, sealed source
ABSTRACT
STUDY ON REDUCE PRINCIPLEAND APPLICATION OF REUSE OR RECYCLE
AGAINTS SENT AND DISUSED SEALED SOURCE. The growth of the use and kinds of sealed
radioactive source is increased cause sealed radioactive waste that generated by user in radiation
and radioactive substances facilities also increasing, both in quantities and implications. Sealed
source will be change in condition during use for use, that is to be in 2 (two) conditions: (1) spent
sealed source or (2) disused sealed sources that are caused by certain factors before then will be
declared as a radioactive waste. Minimization principle (reduce) the volume and the amount of
waste can be executed through the application of reuse and recycling of radioactive sealed source
in the medical, industry and research. Reuse and recycle policy for spent and disused sealed
sources are not already specified yet. Reuse of spent sealed source can be executed only for the
use of which is from the medical field for radiotherapy, that use of teletherapy Co-60 becomes a
calibration facility. Recycle of spent sealed sources can be performed for a radioactive sources
with high activity and long half life and can only be executed by the manufacturer. To avoid legal
conflicts, therefore in the Amendment Government Regulation No.27 Year 2002 about
Management of Radioactive Waste, recommend for a new scheme in the management of
radioactive waste to facilitate the application of reduce, reused, and recycle.
Kata kunci : reduce, reuse, recycle, spent, disused, sealed source
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
66
PENDAHULUAN
Perkembangan penggunaan sumber
radioaktif terbungkus yang semakin banyak
dan jenis yang semakin beragam
menyebabkan limbah radioaktif sumber
terbungkus (LRST) yang dihasilkan oleh
pihak pengguna di fasilitas radiasi dan zat
radioaktif (FRZR), meliputi bidang medik,
industri dan penelitian juga semakin
meningkat, baik secara kuantitas maupun
implikasinya. Bahkan LRST ini yang paling
banyak diterima oleh Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN) dari pihak pengguna
sebagai penghasil LRST untuk dikelola di
Fasilitas Pengolahan Limbah Radioaktif
BATAN.
Tetapi, sebelum menjadi rezim LRST
maka ada hal yang menjadi perhatian serius
terkait dengan penggunaan sumber
terbungkus (sealed source) yang oleh IAEA
dijadikan menjadi suatu “isu panas” (hot
issue) di semua kalangan pihak terkait, yaitu
masalah spent dan disused sealed source.
Kedua hal spent dan disused ini menjadi
perhatian utama oleh badan pengawas dalam
hal bagaimana pengendalian keselamatan
radiasi dan keamanan sumber radioaktif
sedangkan oleh badan pelaksana dalam hal
pengelolaannya apabila spent atau disused
sudah dinyatakan sebagai LRST.
Pengendalian oleh badan pengawas
terhadap spent dan disused sealed source
tidak hanya dalam aspek keselamatan radiasi
dan keamanan sumber radioaktif tetapi juga
pengendalian berupa regulasi mengenai
penerapan konsep reduce, reuse dan recyle
terhadap spent dan disused sealed source
hingga kedua hal tersebut (spent dan disused
sealed source) menjadi rezim limbah
radioaktif. Jika konsep reuse dan recycle
dapat diterapkan secara optimal maka
tercapailah salah satu dari sembilan prinsip
dasar pengelolaan limbah, yaitu:
“Pengendalian Timbulnya Limbah
Radioaktif” yang mempunyai arti timbulnya
limbah radioaktif harus diupayakan
seminimal mungkin yang dapat dicapai.
Dalam konteks ini maka hasil penerapan
reuse dan recycle adalah reduce terhadap
spent dan disused sealed source.
Dalam makalah ini penulis
melakukan kajian literatur tehadap
dokumen-dokumen pengawasan untuk
menghasilkan sebuah kebijakan baru yang
mungkin dapat diambil dalam hal penerapan
prinsip reduce, reuse dan recycle terhadap
spent dan disused sealed source.
ASPEK KESELAMATAN DAN
KEAMANAN TERHADAP SPENT DAN
DISUSED SEALED SOURCE
Sumber terbungkus (sealed source)
adalah zat radioaktif yang secara permanen
terbungkus dalam suatu kapsul atau terikat
kuat dan berbentuk padat, tidak termasuk
elemen bakar reaktor. Sumber terbungkus
akan mengalami suatu kondisi selama
penggunaan, yaitu menjadi dalam 2 (dua)
kondisi: (1) spent sealed source atau (2)
disused sealed source yang diakibatkan oleh
faktor tertentu sebelum menjadi dinyatakan
sebagai limbah radioaktif (radioative waste).
Dalam status spent dan disused sealed
source, IAEA merekomendasikan agar
badan pengawas suatu negara
mengendalikan spent dan disused sealed
source baik dari aspek keselamatan maupun
aspek keamanan.
Keselamatan Radiasi
Aspek keselamatan radiasi sudah
sejak dari awal pemanfaatan tenaga nuklir
dipersyaratkan sesuai peraturan perundang-
undangan. Pihak pengguna wajib memenuhi
persyaratan keselamatan radiasi terhadap
sumber terbungkus selama penggunaan
hingga terjadi perubahan status kepemilikan
sumber terbungkus, yang disebabkan
beberapa hal, antara lain pengalihan
kewenangan secara hukum, misalnya
transaksi jual-beli (pengalihan), re-ekspor ke
negara asal, pelimpahan menjadi limbah
radioaktif ke BATAN. Secara sedehana
keselamatan radiasi adalah upaya yang
dilakukan secara optimal melalui penerapan
proteksi radiasi terhadap sumber radioaktif
sehingga tidak terjadi kecelakaan radiasi.
Ada 3 (tiga) ciri utama keselamatan radiasi:
(1). kegiatan yang mulia (2). analisis
probabilistik; dan (3). transparansi.
Keamanan Zat Radioaktif
Aspek keamanan sumber radioaktif
juga wajib dipenuhi oleh pihak pengguna
terhadap sumber terbungkus (sealed source)
sejak mulai diimpor khusus kategori 1 dan 2,
selama penggunaan (in use), pengangkutan
(in transport) dan penyimpanan (in storage).
Secara sederhana keamanan sumber
radioaktif adalah upaya yang dilakukan
secara komprehensif melalui penerapan
sistem proteksi fisik terhadap sumber
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
67
radioaktif sehingga tidak dicuri atau
dilakukan sabotase oleh orang yang berniat
jahat. Adapun Sistem Proteksi Fisik adalah
integrasi antara personil yang berkualifikasi,
peralatan yang standar dan prosedur yang
sesuai. Ada 3 (tiga) ciri utama Keamanan
sumber radioaktif: (1). kegiatan yang jahat
(2). didasarkan pada ancaman; dan (3).
kerahasiaan.
KONSEP REDUCE, REUSE DAN
RECYCLE TERHADAP SPENT DAN
DISUSED SEALED SOURCE
Secara umum dapat diartikan bahwa
spent maupun disused sealed source
merupakan sumber radioaktif bekas pakai
(used), tetapi terdapat perbedaan yang jelas
mengenai kedua hal, sebagai berikut:
1. Spent sealed source: a source that is no
longer suitable for its intended purpose
as a result of radioactive decay, a spent
source may still represent radiological
hazard; adalah sumber radioaktif yang
tidak dapat digunakan sesuai dengan
tujuan yang dimaksud (misalnya, untuk
radioterapi) akibat peluruhan radioaktif,
suatu sumber bekas masih dapat
menimbulkan bahaya radiologik; dan
2. Disused sealed source: a source no
longer in use or intended to be used (and
is not intended to be used, for the
practice for which an authorization has
been granted), a disused sealed sources
may still represent a significant
radiological hazard. It differs from a
spent source in that it may still be
capable of performing its function; it
may be disused because it is no longer
needed; adalah sumber radioaktif yang
tidak digunakan lagi atau sumber
radioaktif yang tidak dimaksudkan untuk
digunakan lagi (misalnya, untuk
radioterapi), karena berbagai faktor
(selain faktor peluruhan) di pihak
manapun (misalnya pabrikan, importir
dan pengalih maupun pengguna), sumber
terbungkus yang tidak digunakan lagi
masih dapat menimbulkan bahaya
radiologik yang signifikan. Berbeda
dengan sumber bekas, sumber radioaktif
yang tidak digunakan lagi masih dapat
menjalankan fungsinya; menjadi disused
karena tidak lagi dibutuhkan). Faktor-
faktor yang terakait antara lain:
a. faktor kerusakan sumber radioaktif,
misalnya sumber radioaktif bocor
(leakage of radioactive source)
meskipun potensi sumber radioaktif
bocor sangat kecil sebab sumber
radioaktif sudah diuji sesuai sertifikat
uji untuk sumber terbungkus (ISO
2919).
b. faktor pelarangan, yaitu azas manfaat
(justify) dianggap menjadi tidak
bermanfaat lagi (unjustify), seperti
pelarangan penggunaan di bidang
medik, meliputi: brakiterapi manual
(Ra-226, Cs-137, Co-60) dan teleterapi
(Cs-137), di bidang industri untuk
produk konsumen (consumer products)
yang menggunakan Ra-226 seperti:
penangkal petir, penunjuk jarum jam
dan sebagainya.
c. faktor kerusakan sumber radioaktif di
pihak pengguna, misalnya terjadi
situasi kedaruratan (emergency stuck
source) pada kegiatan Well Logging,
Brakiterapi-Remote Afterloading atau
Kamera Radiografi Industri.
d. faktor lain, misalnya peralatan berikut
sumber radioaktif baru dari pabrikan
yang tidak dapat digunakan maka
peralatan tersebut masuk dalam regim
disused sealed source.
Dalam terminologi umum, sumber
radioaktif terbungkus sebelum menjadi
limbah radioaktif dapat dinyatakan hanya
sebagai “Disused Radioactive Sealed
Source”.
Reduce
Konsep reduce terhadap spent dan
disused sealed source apabila dibandingkan
dengan konsep reduce terhadap limbah
radioaktif padat, merupakan hal yang
berbeda. LRST tidak dimungkinkan untuk
diminimasi langsung volumenya, seperti
metode minimisasi limbah radioaktif padat.
Sedangkan limbah radioaktif padat adalah
limbah yang fasenya berbentuk padat dan
limbah radioaktif padat tersebut dapat
dikurangi volume dan jumlahnya dengan
prinsip pengolahan limbah radioaktif,
misalnya dengan insenerasi atau kompaksi.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
68
Prinsip minimisasi (reduce) volume
maupun jumlah limbah dapat dilakukan
melalui hasil penerapan reuse dan recycle
terhadap sumber terbungkus (sealed source)
di bidang medik, industri dan penelitian.
Secara umum prinsip minimisasi dapat
diterapkan dengan penggunaan radionuklida
berumur paro relatif pendek sehingga
sumber radioaktif akan cepat meluruh ke
tingkat aktivitas yang relatif kecil.
Minimisasi limbah adalah suatu
langkah penting dalam pengelolaan limbah
dan pengendalian risiko potensial. Untuk
alasan keselamatan, bahan yang tidak
diperlukan, seharusnya tidak boleh
dimasukkan ke dalam rezim pengendalian
secara radiologik sehingga dapat
mengurangi potensi limbah radioaktif yang
dihasilkan dan mengurangi penyebaran
kontaminasi dan meminimisasi volume
limbah.
Reuse dan/atau Recycle
Reuse dan/atau recycle sumber
radioaktif harus dipertimbangkan sebagai
suatu alternatif untuk disposal jika
dimungkinkan. Keselamatan reuse dan/atau
recycle harus dikaji sebelum “operasi”
dimulai, risiko yang dapat terjadi, dan
ketentuan yang dipersyaratakan oleh badan
pengawas harus dipenuhi. Reuse terhadap
sumber terbungkus harus sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan recycle
harus dilakukan oleh pihak pabrikan. Ada 2
(dua) parameter utama karakteristik sumber
terbungkus (sealed source) yang menjadi
spent dan disused sealed source adalah
aktivitas (relatif besar) dan waktu paro
(relatif panjang).
Pilihan yang berkesinambungan untuk
mengelola disused sealed source adalah
dengan recycle untuk penggunaan yang
lebih lanjut. Jika hal ini tidak mungkin, opsi
pengelolaan yang dipilih untuk spent dan
disused sealed source adalah
mengembalikan sumber tersebut kepada
pihak pemasoknya. Opsi tersebut tidak
selalu dapat dilakukan, karena pihak
pemasoknya mungkin tidak diketahui atau
tidak ada lagi.
Untuk peralatan pembangkit radiasi
pengion, sebagai contoh pesawat sinar-X,
sudah diterapkan konsep reuse dan recycle
dengan beberapa perlakuan seperti:
refurbishment, reconditioning, second hand,
dan remanufacturing. Refurbishment adalah
proses yang menghasilkan mutu tertinggi di
antara perlakuan lainnya, karena dalam
prosesnya harus memenuhi standar (ISO dan
IEC) dan tiga asosiasi besar kelas dunia
yaitu COCIR, MITA dan JIRA sudah
menerbitkan sebuah dokumen kode etik
untuk memfasilitasi proses ini yang berjudul
“Good Refurbishment Practice for Used
Medical Equipment”.
Namun untuk peralatan radioterapi
dengan Teleterapi dan Brakiterapi-Remote
Afterloading sangat berbeda sebab ada 2
(dua) “objek” yang menjadi perhatian
utama, yaitu: reuse untuk sumber
radioaktifnya saja atau reuse untuk peralatan
radioterapi secara utuh (satu kesatuan
berupa unit, termasuk sumber
radioaktifnya).
Untuk penggunaan di bidang industri,
selama ini belum ada ketentuan yang terkait
dengan reuse. Kurun waktu penggunaan (life
time) sumber radioaktif untuk bidang
industri dan penelitian tidak seketat untuk
penggunaan di bidang medik, meskipun
pihak pabrik selalu merekomendasikan hal
tersebut dalam manual peralatan. Ketentuan
dalam bidang medik sangat ketat karena
faktor dosis yang diterima oleh pasien.
KEBIJAKAN REUSE DAN RECYCLE
TERHADAP SPENT DAN DISUSED
SEALED SOURCE
Kebijakan reuse dan recycle yang
terjadi selama ini terhadap spent dan disused
sealed source belum secara spesifik
dimaksudkan mengenai kedua hal tersebut.
Kebijakan yang terjadi adalah mengenai
penggunaan kembali sumber radioaktif yang
disimpan di fasilitas pengelolaan limbah
radioaktif milik BATAN di kawasan
Serpong. Pemahaman selama ini bahwa
sumber radioaktif yang disimpan di fasilitas
tersebut sudah menjadi rezim “limbah
radioaktif” dari sumber terbungkus (sealed
source), yang disebut sebagai LRST.
Ketentuan Kebijakan
Oleh pimpinan BAPETEN dan
BATAN mengambil suatu kebijakan bahwa
sumber radioaktif yang ada di fasilitas
tersebut dapat digunakan kembali dengan
memenuhi 3 (tiga) ketentuan sebagai
berikut:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
69
1. LRST hanya untuk tujuan penggunaan
Litbang oleh BATAN;
2. LRST untuk tujuan Pendidikan oleh
Perguruan Tinggi; dan
3. Izin penggunaan kembali terhadap
LRST untuk tujuan Litbang atau
Pendidikan harus ada dari BAPETEN.
UU No.10 Tahun 1997
Namun demikian, ada suatu
kekhawatiran bahwa permasalahan yang
timbul secara legal terhadap kebijakan
tersebut karena dianggap tidak sesuai
dengan amanat Undang-undang No. 10
Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
yang ditetapkan di dalam Ketentuan Umum
mengenai pengertian Limbah radioaktif.
Adapun yang dimaksud dengan Limbah
radioaktif adalah zat radioaktif dan atau
bahan serta peralatan yang telah terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif karena
pengoperasian instalasi nuklir yang tidak
dapat digunakan lagi. Dari pengertian
Limbah radioaktif terkait dengan LRST
dapat disimpulkan adalah .....“zat radioaktif
yang tidak dapat digunakan lagi”.
IAEA juga menyatakan secara jelas
bahwa “limbah radioaktif” adalah zat
radioaktif dalam bentuk padat, cair atau gas
yang tidak dapat digunakan lagi, dan
dikendalikan sebagai limbah radioaktif oleh
badan pengawas sesuai peraturan
perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 29
Tahun 2008
PP No. 29 Tahun 2008 tentang
Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir mengatur
mengenai ketentuan lain yang dapat
dikaitkan spent dan disused sealed source
maupun reuse dan recycle. Ada 2 (dua)
pasal, mengatur pengalihan:
• Pasal 4 huruf d, adalah pengalihan zat
radioaktif dan/atau pembangkit radiasi
pengion untuk keperluan medik; dan
• Pasal 4 huruf e, pengalihan zat
radioaktif dan/atau pembangkit radiasi
pengion untuk selain keperluan medik
Penerapan
• pasal 4 huruf d:
Pengalihan sumber radioaktif berupa
spent sealed source dari Pemegang Izin
kepada pihak lain. Kriteria ini hanya
dimungkinkan untuk penggunaan
teleterapi menjadi fasilitas kalibrasi.
Pengalihan dapat berupa hibah,
ketentuan sudah jelas, pemohon harus
memenuhi persyaratan izin
penggunaan.
• pasal 4 huruf e:
Pengalihan sumber radioaktif berupa
disused sealed source dari Pemegang
Izin kepada pihak lain. Kriteria ini
tidak berlaku untuk sumber radioaktif
bocor atau pelarangan penggunaan.
Pengalihan untuk disused sealed
source hanya dimungkinkan apabila
penyebab kerusakan telah diperbaiki.
Pelaksanaan Kebijakan
Pelaksanaan kebijakan dalam kurun
waktu beberapa tahun terakhir ini sesuai
ketentuan terhadap penggunaan kembali
(reuse) LRST, sebagai berikut:
1. PTKMR BATAN, Pasar Jumat, dari
kegiatan teleterapi Co-60, tahun 2007.
2. STTN, Yogyakarta, dari kegiatan
Gauging (Co-60, Cs-137, Sr-90) dan
Radiografi industri (Ir-192), tahun
2007.
3. PATIR BATAN, Pasar Jumat, dari
kegiatan Perunut, Well Logging (Kr-
85), tahun 2010.
Contoh penerapan reuse spent sealed
source yang telah dilakukan adalah
penggunaan kembali sumber radioaktif dari
peralatan teleterapi gamma menjadi fasilitas
kalibrasi sebagaimana pada rangkaian
gambar di bawah ini.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
70
Gambar 1. Peralatan Teleterapi Co-60
Gambar 2. Wadah Berisi Kapsul Sumber Radioaktif
Gambar 3. Fasilitas Kalibrasi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
71
KESIMPULAN
1. Penggunaan sumber terbungkus (sealed
source) di bidang FRZR akan menjadi 2
(dua) kondisi, sebagai: (1). spent sealed
source dan (2). disused sealed source
dan sumber terbungkus terlebih dahulu
menjadi bakal limbah (baklim)
radioaktif sebelum dinyatakan sebagai
limbah radioaktif.
2. Prinsip minimisasi (reduce) volume
maupun jumlah LRST dapat dilakukan
melalui penerapan hasil reuse dan
recycle terhadap spent dan disused
sealed source.
3. Reuse dari spent sealed source untuk
tujuan yang berbeda dapat dilakukan
hanya untuk penggunaan yang berasal
dari fasilitasradioterapi di bidang medik
(teleterapi Co-60) menjadi fasilitas
kalibrasi. Syarat utama adalah aktivitas
sumber radioaktif masih memadai dan
tidak ada kebocoran radiasi.
4. Recycle dari spent sealed source dapat
dilakukan untuk aktivitas sumber
radioaktif cukup besar dan waktu paro
relatif panjang dan recycle hanya dapat
dilakukan oleh pihak pabrikan.
5. Untuk aktivitas relatif kecil dan waktu
paro pendek sebaiknya dijadikan limbah.
6. Reuse dari disused sealed source tidak
dapat dilakukan apabila faktor
penyebabnya kebocoran sumber
radioaktif dan karena penggunaannya
dilarang oleh badan pengawas.
SARAN
1. Agar sesuai dengan UU No. 10 Tahun
1997 maka dalam amendemen PP. No.
27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Limbah Radioaktif dapat diatur
mengenai beberapa hal sebagai berikut:
a. Penggunaan sumber terbungkus
(sealed source) di bidang FRZR akan
menjadi 2 (dua) kondisi, sebagai: (1).
spent sealed source dan (2). disused
sealed source sebelum dinyatakan
sebagai LRST.
b. Konsep reuse dan recycle terhadap
spent dan disused sealed source dapat
diterapkan untuk minimisasi volume
dan jumlah (reduce) LRST.
c. Kewajiban BATAN untuk
menyampaikan hasil kajian
keselamatan radiasi untuk reuse atau
recycle terhadap spent maupun
disused sealed source sebagai salah
satu persyaratan izin, sebagaimana
dalam skema di akhir tulisan ini.
2. Penerapan reuse terhadap spent maupun
disused sealed source sebaiknya terus
didorong terutama untuk tujuan Litbang
dan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
Undang-undang No. 10 Tahun 1997
tentang Ketenaganukliran, Jakarta,
1998.
2. Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
2008 tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan
Nuklir, Jakarta, 2008.
3. IAEA, Classification of Radioactive
Waste, IAEA Safety Standard Series
No. GSG-1, Viena, 2009.
4. IAEA, Management of Waste from the
Use of Radioactive Material in
Medicine, Industri, Agriculture,
Research and Education, Waste, IAEA
Safety Standard Series No. WS-G-2.7,
Viena, 2005.
5. MARPAUNG, T, Kecelakaan Radiasi
yang Terkait dengan Peralatan
Radioterapi, Badan Pengawas Tenaga
Nuklir, Jakarta, 2000.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
72
*Sumber Tidak digunakan lagi