Post on 04-Apr-2018
7/31/2019 Lapsus - Fin
1/33
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Perforasi Gaster
Jenis : Laporan Kasus
Penyusun : Nicholas Andrew Soegandhi, S.Ked
Disetujui pada tanggal :
..
Pembimbing :
dr. Budi Setyawan, Sp. B
7/31/2019 Lapsus - Fin
2/33
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, maka penulis mampu menyelesaikan tugas laporan kasus yang
berjudul Perforasi Gaster pada SMF Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daaerah Ibnu Sina
Gresik dengan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menghadapi Kendala-kendala dalam penyusunan laporan kasus
ini. Untuk itu saya berterima kasih kepada :
1. dr. Budi Setyawan, Sp.B selaku dosen pembimbing dalam pembuatan tugas laporankasus
2. Semua dokter ilmu bedah RSUD Ibnu Sina Gresik beserta staff3. Kedua orangtua saya yang telah membesarkan dan mendidik saya
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kondisi sempurna karena
keterbatasan dalam menyusun laporan kasus ini. Oleh karena itu dengan senang hati akan
menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan loporan
kasus ini.
Akhirnya penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
bilamana telah melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja selama
proses penulisan laporan kasus ini.
Gresik, Februari 2012
Penulis
7/31/2019 Lapsus - Fin
3/33
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.........i
Kata Pengantar ......ii
Daftar Isi ......iii
BAB I. LAPORAN KASUS .........1
BAB II. PENDAHULUAN ..............6
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 7
3.1 Definisi ........15
3.2 Anatomi .......15
3.3 Etiologi......................22
3.6 Patofisiologi .........24
3.7 Gejala dan Tanda .........25
3.8 Diagnosa............................. .........25
3.9 Diagnosa Banding ............26
3.11 Terapi .........27
3.12 Pencegahan ....27
3.14 Prognosis ...28
DAFTAR PUSTAKA .........29
7/31/2019 Lapsus - Fin
4/33
4
Abstrak : Peritonitis merupakan kondisi peradangan pada selaput peritoneum, biasa terjadi
akut dan butuh tindakan segera. Peritonitis selalu diikuti oleh penyakit lain pada regio
abdomen. Perforasi lambung merupakan salah satu penyebabnya dan termasuk dalam
kegawatdaruratan bedah, yang harus menjalani tindakan pembedahan/laparotomi guna
menurunkan moerbiditas dan mortalitas. Perforasi lambung sering disebabkan oleh ulkus
peptikumKata kunci : peritonitis, perforasi gaster, ulkus peptikum
7/31/2019 Lapsus - Fin
5/33
5
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITASNama : Tn. Yasri
Umur : 50 thn
Jenis kelamin : Laki2
Alamat : Sumengko RT 4/RW 2, Duduk Sampeyan
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal MRS : 16-1-2012
Tanggal KRS : 24-1-2012
II. ANAMNESIS Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri ulu hati menjalar ke seluruh perut
Riwayat Penyakit SekarangNyeri ulu hati sejak sehari sebelum masuk IGD, nyeri bila dibuat bernapas, flatus(-
), BAB(-), sesak(-), mual(-), muntah(-), pusing(-)
Riwayat Penyakit DahuluDM(-), HT(-)
III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : tampak kesakitan GCS : 456 Keadaan gizi : baik Tensi : 130/70 mmHg Nadi : 82 x/mnt Suhu : 36,50C Respiratory rate : 24x/mnt
7/31/2019 Lapsus - Fin
6/33
6
Status General
Kepala / LeherKepala : anemia(-), ikterus(-), cyanosis(-), dypsneu(-)
Leher : deviasi trachea(-), JVP(-), pembesaran KGB(-), nyeri telan(-)
ThoraxDada : pergerakan dada simetris, jejas(-), retraksi intercostalis(-)
Pulmo : Inspeksi : pergerakan nafas simetris
Palpasi : nyeri tekan(-), krepitasi(-)
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/- whezzing -/-
Jantung: Inspeksi : ictus cordis(-)
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : pekak (+)
Auskultasi : S1 S2 tunggal
AbdomenInspeksi : Jejas(-)
Palapasi : Hepar dan Lien tidak ditemukan pembesaran
Nyeri tekan (+)
Defansmuskuler(+)
Perkusi : meteorismus (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Ekstremitas SuperiorTidak ditemukan adanya ekskoriasi/ vulnus apertum
Ekstremitas InferiorTidak ditemukan adanya ekskoriasi / vulnus apertum
7/31/2019 Lapsus - Fin
7/33
7
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal
Darah lengkapHb
LED
Leukosit
DIFF Eo / Ba / St / Sg / Ly / Mo
Trombosit
GDA
HBS Ag
PCV
MCV
MCH
MCHC
Faal Ginjal Laki2
BUN
Serum Creatinin
Uric Acid
Faal Hati Laki2
Bil. Dir
Bil. Tot
SGOT
SGPT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Kalsium
16,2
8-14
22600
0 / 0 / 0 / 92 / 5 / 3
310.000
123
(-)
48
95
32
34
33,1
1,10
4,2
0,62
1,02
19,2
15,0
139
5,2
9,7
L: 13-17,9 gr% P: 11.4-15,1 gr%
L: 0-15, P: 0-20
4500-11000/ ml
1-2/0-1/3/5/40-50/20-40/4-8
150000-350000 / L
7/31/2019 Lapsus - Fin
8/33
8
X-RayFoto Thorax
Gambar 1. Foto
Thorax PA : dalam
batas normal
Foto Abdomen
Gambar 2. Foto Lumbosakral
Lateral, dalam batas normal
7/31/2019 Lapsus - Fin
9/33
9
Gambar 3. Foto Lumbosakral AP
bof : dalam batas normal
Gambar 4. Foto diafragma,
dalam batas normal
7/31/2019 Lapsus - Fin
10/33
10
DIAGNOSA KERJA
Peritonitis karena perforasi gaster
TANGGAL 17 Januari 2012
S: nyeri di ulu hati menjalar ke seluruh perut, nyeri dirasakan terutama saat menarik
napas, flatus(-), BAB(-), dyspneu(-), mual(-), muntah(-), nyeri kepala(-)
O: TD :120/70mmHg
N : 84 x / menit
S : 36 C
RR : 24 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar, distended
Auskultasi : BU (+) lemah
Palpasi : nyeri tekan (+), defans (+)
Perkusi : tympani
A: Peritonitis
TANGGAL 18 Januari 2012
S: nyeri di perut kanan, kembung(+), flatus(-), BAB(-)
O: TD :120/80mmHg
N : 84 x / menit
S : 36,2 C
RR : 20 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) lemah
Palpasi : nyeri tekan (+) pada hipokondrium kanan, defans (+)
Perkusi : meteorismus (+)
A: Peritonitis
7/31/2019 Lapsus - Fin
11/33
11
Laporan Operasi : Laparotomy, jahit gaster + omental fetch
Follow Up setelah Laparotomy
TANGGAL 19 Januari 2012
S: kembung(+), flatus(-), BAB(-)
O: TD :110/70mmHg
N : 81 x / menit
S : 36,4 C
RR : 21 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) lemah
Palpasi : nyeri tekan (+) pada hipokondrium kanan, defans (+)
Perkusi : meteorismus (+)
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+1)
TANGGAL 20 Januari 2012
S: flatus(+), BAB(-)
O: TD :110/70mmHg
N : 74 x / menit
S : 36,3 C
RR : 21 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+2)
7/31/2019 Lapsus - Fin
12/33
12
TANGGAL 21 Januari 2012
S: flatus(+), BAB(+)
O: TD :120/70mmHg
N : 47 x / menit
S : 37 C
RR : 19 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+3)
TANGGAL 22 Januari 2012
S: tdk ada keluhan
O: TD :120/80mmHg
N : 68 x / menit
S : 36 C
RR : 20 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+4)
7/31/2019 Lapsus - Fin
13/33
13
TANGGAL 23 Januari 2012
S: tdk ada keluhan
O: TD :120/80mmHg
N : 64 x / menit
S : 36,1 C
RR :191 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : meteorismus (+)
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+5)
TANGGAL 24 Januari 2012
S: tdk ada keluhan
O: TD :120/80mmHg
N : 73 x / menit
S : 36,2 C
RR : 21 x / menit
Status Lokalis Regio Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
A: Peritonitis
Perforasi gaster
(Post Laparotomy H+6)
7/31/2019 Lapsus - Fin
14/33
14
BAB II
PENDAHULUAN
Perforasi gaster paling sering dimulai dari timbulnya suatu ulkus pada lambung
karena paparan asam lambung terus menerus (kronis), disebut ulkus peptikum.
Infeksi, obstruksi dann strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang
mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah
peritonitis. Ada banyak penyebab lain seperti trauma, penyakit Crohn, kolitis
ulserartiva, tumor ganas, dan sebagainya. Perforasi dalam bentuk apapun yang
mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah.
Peritonitis merupakan suatu kondisi peradangan pada selaput pembungkus abdomen.
Peritonitis seing didahului oleh penyakit lain di regio abdomen, dan dalam laporan
kasus ini penyebabnya adalah perforasi gaster. Karena biasa diikuti oleh keadaan
gawat abdomen seperti perforasi gaster, maka keputusan untuk melakukan tindakan
bedah harus segera diambil karena setiap kelambatan akan menimbulkan penyulit
yang berakibat meningkatnya morbiditas dan mortalitas.
Epidemiologi peritonitis dan perforasi lambung sendiri tidak banyak diteliti di
Indonesia, namun kita bisa melihat dari kasus ulkus peptikum yang merupakan awal
dari timbulnya perforasi. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada
individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui. Pria
lebih sering terkena dibanding wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden
pada wanita hampir sama dengan pria, terutama setelah menopause. Ulkus peptikum
pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam lambung berlebihan
7/31/2019 Lapsus - Fin
15/33
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI(1,3)
Perforasi Gaster adalah terbentuknya lubang pada lambung karena proses patologis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput
rongga perut (peritoneum)
II. ANATOMI DAN FISIOLOGI (1,2,3,6,7,8)
Anatomi Lambung
Gambar 5. Lambung dan bagian-bagiannya
Lambung adalah merupakan bagian sistem gastrointestinal yang terletak di antara
esofagus dan duodenum. Dari hubungan anatomi topografik lambung-duodenum
dengan hati, pankreas, dan limpa, dapat diperkirakan bahwa tukak peptik akan
7/31/2019 Lapsus - Fin
16/33
16
mengalami perforasi ke rongga sekitarnya secara bebas atau penetrasi ke dalam organ
di dekatnya bergantung pada letak tukak
Berdasarkan faalnya, lambung dibagi dalam dua bagian. Tiga perempat proksimal
yang terdiri atas fundus dan korpus, berfungsi sebagai penampung makanan yang
ditelan, serta tempat produksi asam lambung dan pepsin, sedangkan seperempat distal
atau antrum bekerja mencampur makanan dan mendorongnya ke duodenum serta
memproduksi gastrin.
Dinding fundus tipis, sedangkan dinding korpus, apalagi antrum, tebal, dan kuat
lapisan ototnya.
Fungsi utama lambung adalah penerima makanan dan minuman, dikerjakan oleh
fundus dan korpus, dan penghancur dikerjakan oleh antrum, selain turut bekerja
dalam pencernaan awal berkat kerja kimiawi asam lambung dan pepsin
Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah
1. Kardia.2. Fundus.3. Pilorus.
1. Kardia, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .
2. Fundus, bentuknya membulat.
3. Pilorus, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering
disebut duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni :
1.Mucosa.2. Submucosa.3.Muscularis.4. Serosa.
1. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume
getah lambung yang dapat dikeluarkan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenum7/31/2019 Lapsus - Fin
17/33
17
2. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa
nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
3. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan
4. Gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan
di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi
gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu :
1. Sel goblet (goblet cell).2. Sel parietal (parietal cell).3. Sel chief (chief cell).
1. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan
terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang
berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal
memproduksi 1.5 mol dm-3
asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam
lambung mencapai pH 2.
3. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam
bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim
tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat
menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan
secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung
asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai
pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Arterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Venahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ureahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsinogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsinogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ureahttp://id.wikipedia.org/wiki/Venahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arteri7/31/2019 Lapsus - Fin
18/33
18
Pepsinmerupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yanglebih kecil.
Musinmerupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.
Reninmerupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperansebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca
2+dari susu
sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair
akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus
mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot
pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kimyang bersifat asam.
Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut)
jika tersentuh kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka
pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam
mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga
keasamanya menurun.
Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk
membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum.
Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal
demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam,
lambung kosong kembali.
Pada lambung terdapat kelenjar oksintik(bahasa Inggris:oxyntic gland) yang
memproduksi hormon GHS. Hormon lain yang disekresi antara lain adalah GHIH.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ghrelinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Somatostatinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Somatostatinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ghrelinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=17/31/2019 Lapsus - Fin
19/33
19
Peritoneum adalah suatu membran serosa, terdiri dari satu lapisan sel mesothelial
pipih, didukung oleh jaringan ikat submesothelial. Dalam jaringan subserosal ini
terdapat sel-sel lemak, limfatik, pembuluh darah, dan sel-sel infalmasi seperti limfosit
dan sel plasma
Peritoneum terdiri dari 2 lapisan dan ruangan di antaranya:
- Peritoneum Visceralis, melapisi seluruh rongga abdomen hingga panggul,menempel pada dinding abdomen
- Peritoneum Parietalis, melapisi bagian luar/permukaan dari kebanyakanorgan intra abdominal, termasuk saluran pencernaan
- Cavitas Peritoneal, ruangan yang terletak diantara 2 lapisan peritoneum,diisi oleh sedikit cairan serosa yang memungkinkan kedua lapisan tadi
bergerak bebas terhadap satu sama lain
Gambar 1. Rongga Abdomen
7/31/2019 Lapsus - Fin
20/33
20
Gambar 2. (garis merah) di bagian bawah abdomen, dilihat dari atas
Gambar 3. Peritoneum (garis merah) di bagian atas abdomen, dilihat dari atas
7/31/2019 Lapsus - Fin
21/33
21
Gambar 4. Struktur yang dilapisi oleh peritoneum
Ruang di dalam Peritoneum dapat dibagi menjadi 2 bagian
1. Cavitas Peritonealis (kantong besar) merupakan ruang utama yang terbentang daridiafragma ke bawah (warna pink pada gambar diatas)
2. Bursa omentalis (kantong kecil) yang berukuran lebih kecil dan terletak dibelakang gaster (warna biru pada gambar diatas). Dibagi menjadi 2 :
a. Omentum Majormenghubungkan curvatura major gaster dengan colontransversum
b. Omentum Minormenempel pada curvatura minor gaster dan portahepatis pada permukaan bawah hepar
Kantong besar dan kantong kecil berhubungan bebas satu sama lain melalui foramen
epiploicum
7/31/2019 Lapsus - Fin
22/33
22
Klasifikasi struktur abdomen berdasarkan letaknya terhadap peritoneum :
IntraPeritoneal RetroPeritoneal InfraPeritoneal
Lambung
Bagian awal Duodenum
(5cm)
Pankreas(caput dan corpus)
Jejunum
Ileum
Appendix
Caecum
Colon Transversum
Colon Sigmoid
Rectum, 1/3 superior
Hepar
Lien
Pd wanita :
Uterus
Tuba Fallopi
Ovarium
Sisa bagian Duodenum
Rectum, 1/3 medial
Ginjal
Pankreas
Glandula Suprarenal
Ureter
Colon ascenden
Colon descenden
Rectum, 1/3 inferior
Buli-buli
Istilah intra peritoneal dan retro peritoneal digunakan untuk melukiskan hubungan berbagai
organ dengan peritoneum yang meliputinya
Sebuah organ dikatakan intra peritoneal jika hampir seluruh organ tersebut dilapisi oleh
peritoneum viscerale
Organ-organ retroperitoneal terletak di belakang peritoneum dan hanya sebagian diliputi oleh
peritoneum viscerale
7/31/2019 Lapsus - Fin
23/33
23
III. ETIOLOGI(5,9)
Penyebab perforasi bervariasi bergantung pada daerah perlubangan, tetapi luka berat
bisa mempengaruhi setiap bagian sistem pencernaan. Benda asing yang ditelan biasanya
tertelan tanpa menimbulkan kesulitan tetapi kadangkala menjadi tersangkut dan
menimbulkan perlubangan
Beberapa Penyebab
Perforasi
Area Perforasi Penyebab Keterangan
Saluran pencernaan manapun Luka
Benda asing
Esofagus Muntah yang kuat
Luka dari tindakan medis
Menelan senyawa korosif
kuat
DisebutBoerhaaves
syndrome
Khususnya disebabkan oleh
esophagoscope, baloon
dilator, atau bougie (alat
silinder tipis dan tajam)
Seperti asam batere atau
pewarna
Lambung atau duodenum Penyakit tukak lambung
Menelan senyawa korosif
kuat
Appendisitis akut dan
Meckels diverticulitis
Sembelit (obstruction )
Sekitar sepertiga penderita
tidak memiliki gejala tukak
sebelumnya
Biasanya mempengaruhi
lambung dibanding usus
kecil
Resiko tinggi : penderita
yang minum prednison atau
imunosupresan lainnya
7/31/2019 Lapsus - Fin
24/33
24
Ulkus peptik sebagai salah satu penyebab utama perforasi lambung dapat terjadi
karena :
- Infeksi Helicobacter pylori, salah satu studi menyebutkan 63% penderitaulkus lambung didapati positif terinfeksiH. pylori
- Obat-obatan, terutama golongan NSAID- Faktor gaya hidup, rokok dan alkohol meningkatkan resiko- Stress fisiologik yang parah, contoh : luka bakar, trauma kepala, operasi,
penyakit sistemik yang serius, sepsis, hipotensi, gagal napas, trauma
multipel
- Keadaan hipersekretori (jarang), contoh : Syndroma Zolinger-Ellison,Leukemia Basofilik, Hiperparatiroid
- Faktor genetik
Faktor resiko ulkus peptik yang mengarah pada perforasi gaster :
1. Rokok2. Alkohol3. Obat-obatan ulserogenik4. Cafein5. Terapi radiasi
Perforasi alat saluran cerna dapat dibagi dalam:
Perforasi non-trauma, misalnya pada ulkus lambung, tifoid, dan appendicitis;
Perforasi oleh trauma, akibat benda tajam atau tumpul.
Perforasi pada pasien ini terjadi akibat tukak peptik yang dideritanya. Secara prinsip
tukak adalah kerusakan mukosa akibat ketidakseimbangan antara faktor pertahanan
mukosa dan factor perusak asam lambung dan pepsin. Keadaan akan menjadi makin
buruk mengkonsumsi nikotin, kopi, alcohol, salisilat, OAINS, dan kortikosteroid.
7/31/2019 Lapsus - Fin
25/33
25
Gambar 5. Ulkus lambung
Gambar 6. Tampak perforasi lambung pada waktu operasi
7/31/2019 Lapsus - Fin
26/33
26
IV. PATOFISIOLOGI(10)
Biasanya, lambung sudah relatif bebas dari bakteri dan mikroorganisme lainnya
karena keasaman tinggi intraluminalnya. Kebanyakan orang yang mengalami
trauma perut memiliki fungsi lambung normal dan tidak berisiko kontaminasi
bakteri setelah perforasi lambung. Namun, mereka yang memiliki masalah
lambung yang sudah ada sebelumnya berada pada risiko kontaminasi peritoneal
dengan perforasi lambung. Kebocoran cairan asam lambung ke dalam rongga
peritoneum sering menyebabkan peritonitis kimia. Jika kebocoran tersebut
tidak ditutup dan partikel makanan mencapai rongga peritoneal, peritonitis
kimia digantikan oleh pengembangan secara bertahap dari
peritonitis bakteri. Pasien mungkin bebas dari gejala selama beberapa jam
antara awal peritonitis kimia dan kemudian terjadinya peritonitis bakteri.
Terdapat perubahan mikrobiologi dari usus proksimal ke bagian distal. Hanya
sedikit bakteri mengisi bagian proksimal usus halus, sedangkan bagian distal dari
usus kecil (jejunum dan ileum) mengandung organisme aerobik (misalnya :
Escherichia coli) dan persentase yang lebih tinggi dari organisme anaerob(misalnya:
Bacteroides fragilis). Dengan demikian, kemungkinan infeksi intra-abdomen atau
luka meningkat dengan perforasi dari usus distal.
Kehadiran bakteri dalam rongga peritoneal merangsang masuknya sel-sel
inflamasi akut. Omentum cenderung untuk melokalisasi daerah peradangan,
menghasilkan sebuah phlegmon (Ini biasanya terjadi pada perforasi dari
usus besar). Para hipoksia yang dihasilkan di daerah tersebut
memfasilitasi pertumbuhan anaerob dan menghasilkan penurunan aktivitas
bakterisida dari granulosit, yang mengarah pada aktivitas
fagositosis meningkatdari granulosit,
degradasi sel, hipertonisitas cairan membentuk abses , efekosmotik,
pergeseran cairan lebih ke daerah abses, dan pembesaran abses perut. Jika tidak
diobati, bakteremia, sepsis umum, kegagalan multiorgan, dan shock dapat terjadi.
7/31/2019 Lapsus - Fin
27/33
27
Gambar 7. Lokasi tersering pada ulkus atau perforasi gaster ada di area dekat
curvatura minor
7/31/2019 Lapsus - Fin
28/33
28
V. GEJALA DAN TANDA(1,3,9)
Gejala perforasi gaster tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya
- Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan merasakan nyeri tumpul diperutnya, bisa terbentuk satu atau beberapa abses
- Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan(perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus
- Bisa terdapat tanda-tanda syok dan dehidrasiKomplikasi : Bila peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi bisa
berkembang dengan cepat. Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan
tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran
darah ke dalam rongga peritoneum, terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan
elektrolit. Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utama, seperti kegagalan paru-paru,
ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar
VI. DIAGNOSA(5,9)Inspeksi :
Pernafasan perut tertinggal
Palpasi :
Nyeri tekan seluruh perut, defans muskuler
Perkusi :
Nyeri ketuk seluruh perut, suara redup hati hilang oleh karena ada
pneumoperitoneum)
Auskultasi :
Bising usus hilang atau melemah
Foto rontgen :
Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat terlihat dan merupakan petunjuk
adanya perforasi.
USG :
7/31/2019 Lapsus - Fin
29/33
29
Cairan bebas positif, kelainan organ akut abdomen yang lain
Lainnya :
Tes darah -- melihat adanya bakteri
Sampel cairan dlm abdomen -- mengidentifikasi bakteri penyebab
CT Scan -- mengidentifikasi cairan dalam abdomen, atau organ terinfeksi
VII. DIAGNOSA BANDING(10)
DD Perforasi Gaster :
- Ulkus Peptikum- Gastritis- Pakreatitis akut- Cholecystitis- Endometriosis- Gastroenteritis akut- Penyakit Radang Panggul- Salpingitis- Diverticulitis- Appendisitis akut- Meckel divertikulum- Demam Tifoid- Colitis ischemic- Penyakit Crohn- Colitis
VIII. TERAPI(9)
Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan umumnya
sebelum operasi. Hal- hal yang perlu dilakukan sebelum operasi diantaranya
7/31/2019 Lapsus - Fin
30/33
30
1. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit,2. pemasangan pipa nasogastrik, dan3. pemberian antibiotikLaparotomi segera dilakukan setelah upaya diatas dikerjakan. Jahitan saja setelah
eksisi tukak yang perforasi belum mengatasi penyakit primernya, tetapi tindakan ini
dianjurkan bila keadaan umum kurang baik, penderita usia lanjut, dan terdapat
peritonitis purulenta. Bila keadaan memungkinkan, tambahan tindakan vagotomi dan
antrektomi dianjurkan untuk mencegah kekambuhan.
Prosedur operasi yang dilakukan untuk perforasi gaster
- penjahitan gaster- omental patch- eksisi dan penutupan luka
1. Billroth I reseksi distal gaster / gastroduodenostomi end to end2. Billroth II reseksi gaster sebagian / gastrojejunostomiTeknik operasi pada ulkus peptikum
- Vagotomy - prosedur yang melibatkan memotong bagian-bagian darisaraf vagus(saraf yang mentransmisikan pesan dari otak ke perut) untuk
mengganggu pesan yang dikirim melalui itu, oleh karena itu,
mengurangi sekresi asam
- Antrectomy - operasi untuk menghapus bagian bawah lambung (antrum),yang menghasilkan hormon yang merangsang perut untuk
mengeluarkan cairan pencernaan. Kadang-kadang, dokter bedah juga dapat
menghapus bagian yang berdekatan dari lambung yangmengeluarkan pepsin dan asam. Vagotomy biasanya dilakukan bersamaan
dengan sebuah antrectomy.
- Pyloroplasty - prosedur pembedahan yang mungkin dilakukan bersamadengan vagotomy, di mana pembukaan ke dalam duodenum dan usus kecil
(pilorus) yang diperbesar, yang memungkinkan isi untuk lolos lebih
bebas dari lambung.
7/31/2019 Lapsus - Fin
31/33
31
Terapi ulserasi gaster diarahkan pada
1. Replesi kehilangan dari perdarahan
2. Istirahat lambung dengan bilas sisa darah dan bekuan, 80% perdarahan akan
berhenti secara spontan, dan
3. Menetralisir asam lambung dengan H2 bloker dan titrasi pH antasid sampai >5.
Tambahan lain mencakup kauter transendoskopik, pitresin atau embolisasi
intrakranial. Perdarahan yang menetap (> 4-6 unit, kehilangan darah masif), dapat
pada awalnya diterapi secara endoskopik dengan kauter atau arteriografi, tetapi
perdarahan yang menetap membutuhkan operasi dengan gastrostomi dan penjahitan
tempat perdarahan, disertai dengan vagotomi dan piloroplasti. Gastrektomi mungkin
dibutuhkan jika semua terapi
IX. PREVENSI(9)
Untuk mencegah perforasi gaster yang sering disebabkan oleh ulkus peptikum, dapat
dilakukan cara-cara berikut :
- Menghindari pemakaian NSAIDs, termasuk setiap obat yang mengandungibuprofen maupun aspirin
- Jika tidak ada makanan tertentu yang diduga menjadi penyebab maupunpemicu terjadinya ulkus, biasanya tidak dianjurkan untuk membatasi
pemberian makanan kepada anak-anak. Makanan yang bergizi dengan
berbagai variasi makanan adalah penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak
Alkohol dan merokok dapat memicu terbentuknya ulkus. Selain itu, kopi, teh, soda
dan makanan yang mengandung kafein dapat merangsang pelepasan asam lambung
dan memicu terbentuknya ulkus. Jadi sebaiknya makanan tersebut tidak diberikan
kepada anak- anak yang menderita ulkus
Seringkali peritonitis yang terkait dengan dialisa peritoneal disebabkan oleh kuman di
sekeliling kateter, maka menjaga kebersihan dari kateter itu sendiri
Antibiotika bisa digunakan untuk mencegah peritonitis pada pasien dengan sirosis
yang memiliki banyak cairan di perutnya
7/31/2019 Lapsus - Fin
32/33
32
X. PROGNOSIS(10)
Prognosis perforasi dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko berikut :
Malnutrisi :
Adanya penyakit penyerta;
Daya tahan tubuh;
Usia;
o Makin tua usia penderita, makin buruk prognosisnya.
Komplikasi.
b.
7/31/2019 Lapsus - Fin
33/33
DAFTAR PUSTAKA
1. Richard S. Snell, MD, PhD. Anatomi Klinik. Jakarta. EGC, 2000
2. R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC,2005
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya. Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD DokterSoetomo,1994
4. http://www.mayoclinic.com/health/peritonitis/DS00990/DSECTION=prevention
5. http://medicastore.com/penyakit/497/Peritonitis_radang_selaput_rongga_perut.html
6. http://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htm
7.
http://peritoneum-peritoneal.uv.ro/peritoneum-classification-abdominal-structures.htm
8. http://www.radiologyassistant.nl/en/4a252c5303035#a4a252c530e9f7
9. http://medicastore.com/penyakit/3127/PerforasiPerlubangan.html
10.http://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0104
http://www.mayoclinic.com/health/peritonitis/DS00990/DSECTION=preventionhttp://www.mayoclinic.com/health/peritonitis/DS00990/DSECTION=preventionhttp://medicastore.com/penyakit/497/Peritonitis_radang_selaput_rongga_perut.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/497/Peritonitis_radang_selaput_rongga_perut.htmlhttp://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htmhttp://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htmhttp://peritoneum-peritoneal.uv.ro/peritoneum-classification-abdominal-structures.htmhttp://peritoneum-peritoneal.uv.ro/peritoneum-classification-abdominal-structures.htmhttp://www.radiologyassistant.nl/en/4a252c5303035#a4a252c530e9f7http://www.radiologyassistant.nl/en/4a252c5303035#a4a252c530e9f7http://medicastore.com/penyakit/3127/PerforasiPerlubangan.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/3127/PerforasiPerlubangan.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/195537-overview#a0104http://medicastore.com/penyakit/3127/PerforasiPerlubangan.htmlhttp://www.radiologyassistant.nl/en/4a252c5303035#a4a252c530e9f7http://peritoneum-peritoneal.uv.ro/peritoneum-classification-abdominal-structures.htmhttp://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htmhttp://medicastore.com/penyakit/497/Peritonitis_radang_selaput_rongga_perut.htmlhttp://www.mayoclinic.com/health/peritonitis/DS00990/DSECTION=prevention