228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

56
EKO YUWOTO THOYIBAH HANDAYANI KIKI INDRAWATI YULITA WULANDARI SMA / MA KELAS XII POLA- POLA HEREDITAS

Transcript of 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

Page 1: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

EKO YUWOTO

THOYIBAH HANDAYANI

KIKI INDRAWATI

YULITA WULANDARI

SMA / MA KELAS XII

POLA- POLA HEREDITAS

Page 2: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

Biologi

i

2011

KATA PENGANTAR

Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan dan

perkembangann lmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan ilmu biologi kita dapat berfikir

logis dengan kehidupan yang nyata serta memperoleh ketrampilan dan berfikir logis, kreatif

dalam memecahkan masalah. Oleh kerena itu, buku ini mencoba untuk menyajikan informasi

yang actual mengenai penerapan ilmu biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai macam ilmu yang terdapat dalam bidang ilmu biologi, salah satunya adalah

ilmu genetika. Ilmu genetika merupakan ilmu pengetahuan alam yang sangat menarik, karena

kebanyakan orang ingin mengetahui rahasia dirinya dan mengetahui mengenai keturunan.

Oleh karena itu buku ini tidak hanya bermanfaat untuk siswa yang memerlukan pengetahuan

tentang keturunannya saja, tetapi buku ini juga bermanfaat untuk fakultas-fakultas kedokteran

ataupun pertanian.

Buku ini mencoba menyajikan materi tentang pola-pola hereditas yang dilengkapi

gambar-gambar yang ada disekitar kehidupan kita, sehingga menimbulkan minat untuk

membaca, memahami, dan juga menerapkan dalam kehidupan nyata. Dan untuk mengevaluasi

sejauh mana siswa sudah memahami konsep pada buku ini, maka disajikan soal-soal pada

akhir bab.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu

menyusun bahan ajar ini. Kami sadar bahwasanya buku ini masih banyak kekurangan , olek

karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini. Kami berharap

semoga buku ini bermanfaat. Amin.

Semarang, April 2011

Page 3: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

Biologi

ii

2011

Kompetensi dasar Indikator

Menerapkan prinsip hereditas

dalammekanisme pewarisan sifat

Mendiskripsikan prinsip hukum

mendel

Menerapkan Prinsip pewarisan sifat

berdasarkan hukum mendel

( persilangan monohibrid dan dihibrid)

Mendiskripsikan pola-pola hereditas

(Penyimpangan hukum mendel,

penyimpangan semu,tautan, pidah

silang, sistem ABO, terpaut seks

kromosom)

Menjelaskan penerapan genetika

(Penyakit-penyakit yang menurun,

Kesalahan metabolisme bawaan,

Penyakit bersifat autosomonal)

Menjelalskan perbaikan mutu genetik

Standar kompetensi :

Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip hereditas serta implikaskisanya pada Salingtemas

Page 4: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

Biologi

iii

2011

Daftar isi

Kata Pengantar................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................ iii

Peta konsep ........................................................................................................ 1

Pendahuluan....................................................................................................... 2

Pola-Pola Hereditas......................................................................................... 3

Prinsip Hukum Mendel................................................................................... 3

Hukum Mendel I................................................................................................ 4

Persilangan monohibrid..................................................................................... 4

Hukum Mendel II............................................................................................... 4

Persilangan dihibrid............................................................................................ 4

Persilangan resiprok........................................................................................... 5

Back cross.......................................................................................................... 6

Test cross........................................................................................................... 6

Penyimpangan semu hukum mendel.............................................................. 7

Interaksi gen....................................................................................................... 7

Epistatis hipostatis.............................................................................................. 9

Polimeri……………………………………………………………………...... 10

Kriptomeri.......................................................................................................... 10

Gen-gen komplementer...................................................................................... 11

Gen-gen dominan rangkap................................................................................. 12

Gen-gen penghambat......................................................................................... 13

Pautan gen......................................................................................................... 14

Pindah silang..................................................................................................... 16

Tautan seks........................................................................................................ 17

Penentuan jenis kelamin.................................................................................. 18

Golongan darah................................................................................................ 18

Hereditas Pada Manusia……………………………………………………... 20

Penerapan Genetika………………………………………………………….. 21

Pewarisan gen autosom....................................................................................... 23

Pewarisan gen gonosom...................................................................................... 24

Rangkuman........................................................................................................ 27

Glosarium.......................................................................................................... 29

Indeks................................................................................................................ 30

Uji Kompetensi……………………………………………………………....... 31

Daftar Pustaka.................................................................................................... 34

Page 5: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

1 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

PETA KONSEP

Hereditas

Penyimpangan semu

hukum mendel

Pindah silang Pautan

Persilangan monohibrid Persilangan dihibrid

Penentuan

jenis kelamin

Penggolongan

darah

Hukum mendel II Hukum mendel I (segregasi)

menghasilkan

menghasilkan

Kata kunci :

• Pewarisan sifat

• Persilangan

• Hukum mendel I dan II

• Monohibrid

• Dihibrid

• Gen

• Tautan seks

• Pindah silang

• Golongan darah

• Kelainan dan penyakit

genetika pada manusia

Page 6: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

2 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

PENDAHULUAN

Disekitar kita terdapat variasi sifat yang dapat kita amati baik pada manusia,

hewan maupun tumbuhan. Misalnya pada manusia, dalam suatu keluarga terdapat

beragam variasi sifat yang diturunkan orang tua kita kepada kita. Mungkin, ada yang

berambut kriting, ada yang berambut lurus. Ada yang memiliki lesung pipit, ada yang

tidak, ada yang lidahnya dapat diulung ada yang tidak. Bahkan mungkin, dalam satu

keluarga, ada yang bermata cokelat, biru, atau abu-abu. Seperti pada gambar dibawah

ini.

Gambar 1.1. Ssebuah Keluarga

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://tonydwisusanto.files.wordpress.com/

Dari gambar diatas, coba perhatikan bentuk hidung dan mata antara orang tua

dengan anak-anaknya. Apakah bentuk hidung dan mata antara kedua orang tua dengan

anakanya ada persamaan? Jika iya mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pada dasarnya,

beberapa sifat yang ada pada orang tua akan diturunkan pada keterunannya. Ada

sebagian orang yang mempunyai banyak kemiripan dengan orangtuanya, tetapi

sebagaian lagi tidak tampak kemiripan dengan orangtuannya. Adapula sebagian orang

yang hampir tidak mempunyai kemiripan sama sekali, sehingga banyak orang yang

bertanya mengapa dirinya tidak mirip dengan orang tuanya? Mengapa bisa demikian ?

Tidak hanya pada manusia, hal ini juga dapat terjadi pada hewan maupun

tumbuhan. Pada hewan pun juga dapat dijumpai variasi sifat. Sebagai contoh, anak

kucing dapat memiliki variasi warna rambut meskipun induknya sama. Pada tumbuhan

juga dapat ditemukan variasi dengan mudah. Misalnya, tumbuhan yang sejenis ada yang

berbatang pendek dan tinggi. Ada yang berdaun kecil ada yang berdaun besar. Dari

pernyataan diatas, prinsip genetika apakah yang dapat dijelaskan mekanisme

pemindahan sifat dari induk kepada keturunanya?

Page 7: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

3 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

POLA-POLA HEREDITAS

A. Prinsip hukum mendel

Hukum hereditas baru ditenukan pada tahun 1900,

yaitu berdasarkan rumusan hipotesis yang dikemukan oleh

Gregor mendel.(1882-1884). Beliau mengembangkan prinsip-

prinsip dasar genetika. Beliau mengemukakan bahwa faktor

penentuan sifat (faktor X, yang kemudian dikenal sebagai

gen) yang dibagikan dalam unit-unit terpisah dan diwariskan

secara acak (bebas).

Untuk menyusun hipotesisnya, mendel melakukan eksperimen persilangan tanaman

kacang ercis (Pisum sativum). Eksperimen tersebut ia lakukan sejak tahun 1857-1865.

Berdasarkan eksperimen Mendel menyusun suatu rumusan tentang hereditas, meskipun saat

itu belum diterima masyarakat. Namun, setelah bermunculannya temuan-temuan baru,

seperti temuan asam nukleat (1870), kromosom sebagai pembawa faktor genetika (1883),

dan meiosis (1887), temuan tentang hereditas oleh Mendel barulah diterima. Artinya,

temuan Mendel tersebut baru diakui setelah 16 tahun kematiannya.

Dalam eksperimen yang dilakukannya, mendel menggunakan sekitar 28.000 tanaman

kacang ercis. Mendel menggunakan tanaman kacang ercis karena kacang ercis memenuhi

beberapa syarat yang digunakan untuk eksperimen genetika. Contohnya, kacang ercis

mempunyai sejumlah ciri yang berbeda yang dapat dipelajari, mampu mengadakan

pembuahan sendiri, mempunyai sturktur bunga yang membatasi kontak secar kebetulan, dan

keturunan yang dihasilkan dari pembuahan sendiri bersifat fertil. Hasilnya menunjukkan

bahwa suatu sifat atau karakter telah disampaikan dari masing-masing induk kepada

keturunannya melalui pewarisan faktor keturunan.

Dari eksperimen yang dilakukan oleh mendel, maka muncullah hukum mendel I dan

hukum mendel II. Sebelum mempelajari hukum Mendel sebaiknya kita memahami beberapa

istilah dibawah ini :

- Parental (P) = merupakan induk baik jantan maupun betina

- Gamet (G) = merupak gen yang terkandung dalam suatu individu.

- Fillial (F) = merupakan hasil persilangan yang berupa keturunan (anak)

- Homozigot = gen-gen yang sama susunanya, ada dua macam yaitu homozigot

dominan misalnya HH, dan homozigot resessif, misalnya hh

- Heterozigot = gen-gen yang susunanya tidak sama. Misalnya Hh

- Monohibrid = gen-gen dengan sifat beda satu macam, misalnya Hh

- Dihibrid = gen-gen dengan dua sifat beda, misalnya HhNn

- Trihibrid = gen-gen dengan tiga sifat beda, misalnya HhNnEe

Sumber:http://1.bp.blogspot.com/61tBJ7ueIko/TbMFZ01lwJI/AAAAA

AAAANc/Orp69Db5NHs/s1600/Gregor%2Bmendel.jpg&imgrefurl

Gambar 1.2. Gregor Mendel, penemu teori mendel

Page 8: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

4 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

• Hukum Mendel I

Hukum Mendel I menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet terjadi

pemisahan pasangan faktor dengan masing-masing gamet menerima salah satu faktor.

Hukum Mendel I disebut juga sebagai hukum segregasi atau pemisahan secara bebas.

Contoh penerapan hukum mendel I dapat dilihat pada persilangan monohibrid.

� Persilangan monohobrid

Persilangan monohibrid merupakan persilangan dua individu dengan

melibatkan hanya satu sifat beda saja. Perbandingan filiial = untuk monohibrid

adalah 3 : 1, sedangkan intermediet adalah 1 : 2 : 1.

Contoh : persilangan pada bunga yang berbiji bulat yang disilangkan dengan bunga

berbiji berkerut.

P : ♀ BB x ♂ bb

(bulat) (berkerut)

G : B b

F1 Bb

(semua bulat)

P2 : ♀ Bb x ♂ Bb

Gamet : BB, Bb, bb

F2

Jadi Perbandingan fenotipe keturunan F2 = bulat : berkerut = 3 : 1

• Hukum Mendel II

Hukum Mendel II menjelakan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel

mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip

pengelompokan secara bebas (asortasi). Prinsip asortasi menyatakan bahwa pada saat

terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel mengelompok secara bebas.

Pengertian pengelompokan secara bebas adalah setiap gamet jantan yang

dihasilkan oleh F1 akan mempunyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet-

gamet betina yang dihasilkan dari F1.

� Persilangan dihibrid

Persilangan dihibrid merupakan persilangan dua individu dengan

melibatkan dua sifat beda.

Misalnya pada tanaman kacang ercis, yang bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu

bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang

berbeda, yaitu sebagai berikut :

♀ B b

B BB (bulat) Bb (bulat)

b Bb(bulat) bb (berkerut)

Page 9: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

5 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

B = gen untuk biji bulat

b = gen untuk biji keriput

K = gen untuk biji kuning

k = gen untuk biji hijau.

Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan.

Contoh : jika tanaman ercis berbiji bulat-kuning homozigot (BBKK)

disailangkan dengan tanaman ercis berbiji keriput-hijau (bbkk), maka berapa yang

dihasilkan pada persilangan tersebut ?

P : ♂ BBKK x ♀ bbkk

F1 BbKk

P2 : ♂ BbKk x ♀ BbKk

Gamet : BK, Bk, bK,bk BK, Bk,bK,bk

F2

♂ BK Bk bK bk

Bk BBKK BBKk BbKK BbKk

Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk

bK BbKK BbKk bbKK bbKk

bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Perbandingan fenotipe keturunan F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :

keriput hijau = 9:3:3:1

� Persilangan resiprok

Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet

betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama.Sebagai contoh

dapat digunakan percobaan Mendel pada tanaman ercis.

H = gen untuk buah polong berwarna hijau

h = gen untuk buah polong berwarna kuning

Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau dengan yang

berbuah polong kuning. Semua tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F2

memisah dengan perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan

resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman yang berbuah polong

kuning dan diberikan keopada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.

P : ♀hh >< ♂HH

(kuning) (hijau)

F1 : Hh

(hijau)

Gamet ♂ : H dan h

Gamet ♀ : H dan h

F2 : HH = polong hijau

Hh = polong hijau

Hh = polong hijau

hh = polong kuning

resiproknya

P : ♀HH >< ♂hh

(hijau) (kuning)

Page 10: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

6 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

F1 : Hh

(hijau)

Gamet ♂ : H dan h

Gamet ♀ : H dan h

F2 : HH = polong hijau

Hh = polong hijau

Hh = polong hijau

hh = polong kuning

Perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang sama.

� Backcross

Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya

(induk dominan atau induk resesif). Tujuan beckcross adalah mencari genotipe

tertua. Perhatikan skema berikut :

P1 : ♂Hh >< ♀hh

(hitam) (putih)

G : H h

h

F1 :

Hitam : putih = 1 : 1

Atau

P1 : ♂Hh >< ♀HH

(hitam) (putih)

G : H H

H

F1 :

Hasilnya : Semua hitam

� Tescross

Tescross ialah perkawinan F1 dengan salah satu induk yang resesif.

Tescross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan

mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot atau heterozigot. Jika

hasil tescross menunjukan prbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1:1 ,

dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji heterozigot. Sedangkan jika hasil

H h

H Hh

(hitam)

hh

(putih)

H h

H HH

(hitam)

Hh

(hitam)

Page 11: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

7 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

tescross 100% berfenotipe sama, berarti homozigot. Lihat diagram persilangan

berikut :

P1 : ♂HH >< ♀hh

(hitam) (putih)

G : H h

F1 : Hh

(hitam)

P2 : ♀Hh >< ♂hh

(hitam) (putih)

G : H h

H

F1 :

H h

h Hh

(hitam)

hh

(putih)

Hh = hitam 50%

hh = putih 50%

B. Pola-pola hereditas

Penurunan sifat dari induk kepada turunannya mempunyai pola-pola tertentu.

Beberapa pola hereditas yang akan dipelajari Beberapa kasus peyimpangan semu adalah

interaksi gen, kriptomeri, epistasis–hipostasis, polimeri, gen-gen komplementer, gen

dominan rangkap, dan gen penghambat.

Penyimpangan terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam

menunjukan fenotipe. Perbandingan fenotipe dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara

pewarisan, tetap sesuai dengan prinsip-prinsip mendel.

1. Penyimpangan semu hukum mendel

Menuru hukum mendel, rasio perbandingan fenotop F2 pada persilangan dihirid

adalah 9 : 3 : 3 : 1. Namun, pada beberapa kejadian hasil perbandingan fenotip F2 tidak

sesuai (menyimpang) dari hukum mendel. Meskipun demikian angka perbandingan

yang muncul masih berkisar pada angka perbandingkan 9 : 3 : 3 : 1. Contohnya, 15 : 1

atau (9+3+3) :1 dan 12 : 3 :1 atau (9+3) : 3 :1. Kejadian tersebut dikenal dengan istilah

penyimpangan semu hukum mendel. Penyimpangan semu hukum mendel adalah

sebagai berikut :

a) Interaksi Gen

Interaksi gen adalah peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja sama atau

menghalang- halangi dalam memperlihatkan fenotipe. Interaksi gen ditemukan

Page 12: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

8 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

oleh William Bateson dan R.C. Punnet. Pada bentuk jengger ayam. Ada empat

macam bentuk jengger ayam yaitu :

a. Bentuk biji (pea), dengan genotipe rrP-

b. Bentuk gerigi (rose), dengan genotipe R-pp

c. Bentuk walnut, dengan genotipe R-P-

d. Bentuk bilah (single), dengan genotipe rrpp

Contoh : jika ayam gerigi(rose) yang mempunyai gen (RRpp) disilangkan dengan

ayam pea (rrPP), maka individu yang muncul adalah

P1 : ♀RRpp >< ♂rrPP

(gerigi) (biji)

Gamet : Rp rP

F1 : RrPp

(walnut)

P2 : (betina) RrPp >< RrPp (jantan)

Gamet : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp

F2

Perbandingan F2 adalah : Walnut : gerigi : biji : belah = 9 : 3 : 3 : 1

♀ RP Rp rP rp

RP RRPP

(walnut)

RRPp

(walnut)

RrPP

(walnut)

RrPp

(walnut)

Rp RRPp

(walnut)

RRpp

(gerigi)

RrPp

(walnut)

Rrpp

(gerigi)

rP RrPP

(walnut)

RrPp

(walnut)

rrPP

(biji)

rrPp

(biji)

rp RrPp

(walnut)

Rrpp

(gerigi)

rrPp

(biji)

rrpp

(bilah)

Gambar : 1.3 bentuk jengger ayam

Sumber : http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/11/pola-pola-hereditas.html&usg

Page 13: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

9 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

b) Epistasis-hipostasis

Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen

dominan lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut

epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut hipostasis.

Peristiwa epistasis-hipostasis dapat kita jumpai pada pembentukan warna

sekam gandum. Ada 3 warna sekam gandum,

Warna hitam : ditentukan oleh alel H dan dominan terhadap h

Warna kuning : ditentukan oleh alal K dan dominan terhadap k

Warna putih : ditentukan oleh alel k dan h (resesif)

Alel H bersifat epistasi terhadap K, alel K bersifat hipostasi terhadap H.

Artinya jika alel H muncul bersamaan dengan alel K maka warna yang terbentuk

adalah hitam. Warna kuning terbentuk jika alel K muncul tidak bersamaan dengan

alel H. Warna putih terbentuk jika yang muncul alel resesif semua. Persilangannya

adalah sebagai berikut :

P1 : ♂HHKK >< ♀hhkk

(hitam) (putih)

Gamet : HK hk

F1 : HhKk (hitam)

P2 : HhKk >< HhKk

(hitam) (hitam)

Gamet : HK HK

Hk Hk

hK hK

hk hk

F2 :

HK Hk hK hk

HK HHKK

(hitam)

HHKk

(hitam)

HhKK

(hitam)

HhKk

(hitam)

Hk HHKk

(hitam)

HHkk

(hitam)

HhKk

(hitam)

Hhkk

(hitam)

hK HhKK

(hitam)

HhKk

(hitam)

hhKK

(kuning)

hhKk

(kuning)

Hk HhKk

(hitam)

Hhkk

((hitam)

hhKk

(kuning)

hhkk

(putih)

Perbandingan fenotipe F2 = hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1

Page 14: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

10 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

c) Polimeri

Polimeri merupakan pola hereditas yang ditandai dengan satu sifat yang

ditentukan oleh banyak alel. Contoh polimeri pada manusia adalah pembentukian

karakter tinggi tubuh, berat tubuh, warna kulit, warna mata, kecerdasan, dan bentuk

tubuh.

Warna kulit Genotipe Jumlah gen dominan

Hitam AABb, AaBB 4

Cokelat tua AABb, AaBB 3

Mulat AAbb, aaBB, AaBb 2

Cokelat muda Aabb, aaBb 1

putih Aabb 0

P1 : AABB (hitam) >< aabb (putih)

Gamet : AB ab

F1 : AaBb (mulat)

P1 : AaBb (mulat) >< AaBb (mulat)

Gamet : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab

F2 :

AB Ab aB ab

AB AABB

( hitam)

AABb

(coklat tua)

AaBB

(coklat tua)

AaBb

(Mulat)

Ab AABb

(coklat tua)

AAbb

(Mulat)

AaBb

(Mulat)

Aabb

(coklat muda)

aB AaBB

(coklat tua)

AaBb

(Mulat)

aaBB

(Mulat)

aaBb

(coklat muda)

ab AaBb

(Mulat)

Aabb

(coklat muda)

aaBb

(coklat muda)

aabb

(putih)

Perbandingan fenotipe F2 = Hitam : putih = 15 : 1

d) Kriptomeri

Kriptomeri merupakan gen-gen dominan non alel yang seolah-olah

tersembunyi jika berdiri sendiri dan pengaruhnya akan tampak setelah gen-gen

gen-gen dominan muncul secara bersamaan. Peristiwa kriptomeri ditemukan pada

pembentukan warna bunga linaria. Pada persilangan antara tanaman bunga linaria

merah dengan linaria putih diperoleh keturunan F1 berupa tamanman linaria

berbunga ungu. Jika keturunan F1 disilangkan dengan sesamanya maka rasio

fenotipe F2 yang dihasilkan adalah 9 ungu : 3 merah : 4 putih. Faktor penentu

bunga linaria merah yaitu ada tidaknya pigmen antosianin dan kondisi pH dalam

pasma sel nya. Gen pembentuk antosianin bersifat dominan, sedangkan gen

penentu lingkungan asam bersifat resesif.

Page 15: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

11 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

Bunga merah : A = ada antosianin, b = asam

Bunga putih : a, tidak da antosianin, B = basa

Contoh: apabila bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga putih (aaBB), maka:

P1 : ♂ Aabb >< ♀aaBB

(merah) (putih)

Gamet : Ab aB

F1 : AaBb (ungu)

P2 : AaBb (ungu) >< AaBb (ungu)

Gamet : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab

F2 :

♀ AB Ab aB ab

AB AABB

(ungu)

AABb

(ungu)

AaBB

(ungu)

AaBb

(ungu)

Ab AABb

(ungu)

AAbb

(merah)

AaBb

(ungu)

Aabb

(merah)

aB AaBB

(ungu)

AaBb

(ungu)

aaBB

(putih)

aaBb

(putih)

ab AaBb

(ungu)

Aabb

(merah)

aaBb

(putih)

aabb

(putih)

Perbandingan fenotipe F2 = ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

Warna ungu merupakan warna yang tersembunyi dan baru tampak jika

ada dua gen dominan muncul secara bersamaan.

e) Gen-gen komplementer

Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat

bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya. Jika

salah satu gen tidak ada maka pemunculan sifat terhalang.

Contoh : perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli

P1 : ♂RRbb >< ♀rrBB

(bisu tuli) (bisu tuli)

Gamet : Rb rB

F1 : RrBb

(normal)

P2 : RrBb >< RrBb

(normal) (normal)

Gamet : RB RB

Rb Rb

rB rB

rb rb

Page 16: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

12 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

F2 :

♀ RB Rb rB rb

RB RRBB

(normal)

RRBb

(normal)

RrBB

(normal)

RrBb

(normal)

Rb RRBb

(normal)

RRbb

(bisu tuli)

RrBb

(normal)

Rrbb

(bisu tuli)

rB RrBB

(normal)

RrBb

(normal)

rrBB

(bisu tuli)

rrBb

(bisu tuli)

rb RrBb

(normal)

Rrbb

(bisu tuli)

rrBb

(bisu tuli)

rrbb

(bisu tuli)

Rasio fenotipe = normal : bisu tuli = 9 : 7

Kunci pemahaman gen-gen komplementer adalah :

rr epistasis (menutupi) B dan b

bb epistasis (menutupi) R dan r

f) Gen dominan rangkap

Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen dominan yang

mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Jika berada bersama-sama,

fenotipe nya merupakan gabungan dari kedua sifat-sifat gen tersebut. Sehingga

perbandingan fenotipe nya menjadi 9 : 6 : 1.

Keterangan :

R_B_ : oval

R_bb : lonjong

rrB_ : lonjong

rrbb : bulat

Contoh persilangan tanaman buahnya oval dengan tanaman buahnya bulat, maka

P1 : ♂ RRBB >< ♀rrbb

(oval) (bulat)

Gamet : RB rb

F1 : RrBb

(oval)

P2 : RrBb >< RrBb

(oval) (oval)

Gamet : RB RB

Rb Rb

rB rB

rb rb

Page 17: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

13 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

F2 :

♀ RB Rb rB rb

RB RRBB

(oval)

RRBb

(oval)

RrBB

(oval)

RrBb

(oval)

Rb RRBb

(oval)

RRbb

(lonjong)

RrBb

(oval)

Rrbb

(lonjong)

rB RrBB

(oval)

RrBb

(oval)

rrBB

(lonjong)

rrBb

(lonjong)

rb RrBb

(oval)

Rrbb

(lonjong)

rrBb

(lonjong)

rrbb

(bulat)

Perbandingan fenotipe oval : lonjong : bulat = 9 : 6 : 1

g) Gen penghambat

Gen penghambat adalah penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua

gen dominan yang jika sama-sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah

satu gen dominan tersebut sehingga perbandingan fenotipe 13 :

C_I_ : putih

C_ii : berwarna

CcI_ : putih

ccii : putih

Contoh : persilangan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu putih, maka :

P1 : CCII >< ccii

(putih) (putih)

Gamet : CI ci

F1 : CcIi

(putih)

P2 : CcIi >< CcIi

(putih) (putih)

F2 :

♀ CI Ci cI ci

CI CCII CCIi CcII CcIi

Ci CCIi Ccii

(berwarna) CcIi

Ccii

(berwarna)

cI CcII CcIi ccII ccIi

ci CcIi Ccii

(berwarna) ccIi ccii

Perbandingan fenotipe = putih : berwarna = 13 : 3

Kuncinya : C hipostasis terhadap I dan i,

cc epistasis terhadap C dan c

Page 18: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

14 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

2. Pautan gen

- Tautan

Tautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak pada kromosom yang

sama dapat memisahkan diri secara bebas waktu pembelahan meiosis. Peristiwa

tautan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli genetika dan embriologi dari

Amerika, yaitu Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910. Berkat penemuannya, pada

tahun 1933 Morgan menerima hadiah Nobel dalam bidang Biologi dan

Kedokteran. Objek penelitian Morgan adalah lalat buah (Drosophila

melanogaster).

Alasan digunakan lalat buah adalah sebagai berikut.

1) Siklus hidupnya pendek (sekitar 10 hari untuk setiap generasi).

2) Sepasang parental dapat menghasilkan beberapa ratus keturunan (seekor betina

bertelur 50-70 butir per hari, dengan kemampuan bertelur maksimum 10 hari).

3) Jumlah variannya banyak.

4) Mudah dipelihara dalam medium yang sederhana (tape singkong dan pisang

matang dengan perbandingan 1 : 6 yang dicampurkan sampai homogen).

Morgan melakukan percobaan untuk membuktikan adanya tautan pada

kromosom dengan mengawinkan berbagai macam varietas yang terdapat pada lalat

Drosophila melanogaster. Morgan mengawinkan lalat buah betina normal, yaitu

tubuhnya berwarna kelabu (K) dan sayapnya panjang (P) dengan lalat buah jantan

yang abnormal, yaitu tubuhnya berwarna hitam (k), sayapnya pendek (p).

Diperoleh F1 lalat buah berwarna kelabu sayapnya panjang semua. Selanjutnya F1

di-testcross-kan dengan induk yang bergenotipe homozigot resesif. Pada F2

diperoleh lalat buah yang tubuhnya berwarna kelabu sayap panjang dan lalat buah

tubuhnya berwarna hitam sayap pendek. Jadi, perbandingan fenotipe F2 adalah 1 :

1 Perbandingan itu menyimpang dari Hukum Mendel II.

Penyilangan menurut Mendel

P1 : KKPP >< kkpp

(kelabu sayap panjang) (hitam sayap pendek)

G : KP kp

F1 : KkPp

(kelabu sayap panjang)

P2 : KkPp >< kkpp

G : KP kp

Kp

kP

kp

F2 : KkPp = kelabu sayap panjang

Kkpp = kelabu sayap pendek

kkPp = hitam sayap panjang

kkpp = hitam sayap pendek

Page 19: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

15 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

Penyilangan menurut Morgan

P1 : KK PP >< kkpp

K K k k

P P p p

kelabu sayap panjang hitam sayap pendek

Gamet P1 : KP. kp.

K k

P p

KkPp

K k

P p

kelabu sayap panjang

P2 : Test cross

Kk Pp >< kk pp

K k k k

P p p p

kelabu sayap panjang hitam sayap pendek

Gamet P2 : KP dan kp kp.

K k k

Dan

P p p

F2 : Kk Pp dan kk pp

K k k k

P p p p

kelabu sayap panjang hitam sayap pendek

Menurut Mendel, persilangan lalat buah diperoleh dengan perbandingan

fenotipe 1 : 1 : 1 : 1 karena gamet yang terbentuk ada 4 macam dari salah satu

induknya. Hal ini disebabkan kromosom yang mengandung gen K atau k, gen P

atau p pada waktu meiosis bergerak ke kutub masing-masing yang sama besarnya.

Keempat alel tersebut terdapat pada kromosom yang berlainan (berbeda). Pada

Page 20: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

16 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

waktu itu Mendel sama sekali belum mengetahui tentang kromosom dan secara

kebetulan kedua pasang gen yang dipakai dalam percobaan, masing-masing

terletak pada kromosom yang berlainan. Dengan demikian, pada waktu

pembentukan gamet akan terjadi pemisahan secara bebas (Hukum Mendel II).

Akan tetapi, pada persilangan lalat buah. Menurut Morgan, bahwa gen K-k dan P-p

terletak pada kromosom yang sama yang dikenal dengan berangkai tautan. Karena

gen-gen tersebut terletak pada kromosom yang sama pada waktu pembentukan

gamet, kedua gen tersebut tidak memisah secara bebas dan cenderung untuk

diturunkan bersama.

Tautan (linkage) adalah peristiwa terjadinya dua gen atau lebih terletak pada

satu kromosom yang sama dan tidak dapat memisahkan diri secara bebas pada

waktu meiosis. Terjadinya tautan karena gen-gen yang mengendalikan dua sifat

beda atau lebih terletak pada kromosom yang sama dan lokusnya berdekatan.

Hasil persilangan lalat buah menurut Mendel antara F1 dan salah satu

induknya yang homozigot resesif (test cross) adalah KkPp, Kkpp, kkPp dan kkpp.

Genotipe yang sama dengan induknya adalah KkPp dan kkpp disebut kombinasi

parental (KP) sebanyak 50%, sedangkan genotipe Kkpp dan kkPp merupakan

kombinasi baru atau rekombinasi (RK) sebanyak 50%.

Menurut Morgan hasil persilangan antara F1 dan salah satu induknya yang

homozigot resesif (test cross), yaitu KkPp dan kkpp merupakan kombinasi parental

(KP) sebanyak 100%, pada persilangan ini tidak dihasilkan rekombinasi (RK). Dari

kedua peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa apabila KP > 50% dan

RK < 50% berarti terjadi tautan dan apabila KP = RK = 50% berarti gen terletak

pada kromosom yang berlainan. Persentase rekombinasi menunjukkan kuat

lemahnya tautan antara gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama sehingga

dapat menunjukkan jarak antara kedua gen tersebut.

3. Pindah Silang

Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan

kromosom lainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda

(bukan homolognya). Peristiwanya kerap terjadi pada gen-gen yang tertaut, tetapi

mempunyai jarak lokus yang berjauhan dan terjadi pada waktu meiosis.

- Jika tidak terjadi pindah silang

Pada pembentukan gamet, ketika terjadi peristiwa meiosis, kromosom akan

menduplikasi diri (membuat duplikatnya) kemudian saling memisahkan diri

sehingga dari satu sel induk terbentuk 4 gamet, tetapi macamnya hanya 2, yaitu AB

dan ab.

A a A A a a A A a a

Duplikasi pemisahan

B b B B b b B B b b

A A a a

B B b b

Page 21: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

17 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

- Jika terjadi pindah silang

Pada pembentukan gamet, kromosom akan menduplikasi diri sehingga AB

akan membentuk AB, dan AB akan membentuk ab. Namun, sebelum pemisahan

kromosom, terjadi pindah silang. Satu kromosom dengan kromosom homolognya

saling menyimpang dan terjadi pertukaran, berarti pula pertukaran gen-nya. Maka,

untuk genotipe AaBb (AB tertaut) terbentuk 4 macam gamet, yaitu AB, Ab, aB, ab.

A a A A a a A A a a A A a a

Duplikasi pemisahan

B b B B b b B B b b B b B b

A A a a

B b B b

4. Tautan seks

Tautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada kromosom kelamin,

umumnya pada kromosom X (kromosom seks X). Seperti halnya autosom, kromosom-

kromosom pun (kromosom seks) mengandung gen-gen yang disebut gen tertaut seks.

Pada umumnya gen yang tertaut seks ini terdapat pada kromosom seks X. Gen ini tidak

mempunyai alel pada kromosom seks Y. Jadi, hanya mempunyai alel pada kromosom

seks X lagi. Karena tidak ada alel pada kromosom seks Y, gen tertaut seks dapat

menunjukkan ekspresinya sekalipun dalam keadaan tunggal (tanpa pasangan) resesif

maupun dominan. Percobaan pertama tentang tautan seks ini dilakukan juga oleh

Thomas Hunt Morgan (1866-1945) pada tahun 1910 beriringan dengan penemuan

peristiwa tautan biasa dengan objek penelitian yang sama, yaitu pada Drosophila

melanogaster.

Morgan mengawinkan Drosophila bermata merah dengan Drosophila bermata

putih, sifat merah (W) dominan terhadap sifat putih (w). F1-nya semua Drosophila

bermata merah. Selanjutnya dari F1 dikawinkan dengan F1, F2-nya terdiri atas 2

macam fenotipe, yaitu Drosophila bermata merah dan Drosophila bermata putih

dengan perbandingan 3 : 1 sesuai dengan perbandingan Mendel. Namun, setelah

diteliti ternyata Drosophila bermata putih semuanya jantan dan yang bermata merah

terdiri atas jantan dan betina. Inilah penyimpangannya karena menurut perbandingan

Mendel sifat merah atau putih memiliki kemungkinan yang sama untuk jantan maupun

betina. Pada persilangan ini tidak dihasilkan betina bermata putih.

Tautan seks selain pada lalat buah, juga terdapat pada manusia. Menurut V.A.

Mc. Kusick (1966) gen yang tertaut pada kromosom X dan bersifat resesif pada

manusia, yaitu:

a. hemofili (darah sukar membeku);

b. buta warna;

c. anodontia (tidak bergigi/ompong);

d. amolar (tidak bergeraham);

e. anenamel (gigi tidak beremail).

Gen yang tertaut pada kromosom Y, karakter-karakter yang ditimbulkannya

disebut Holandrik, antara lain sebagai berikut :

Page 22: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

18 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

a. Hyserix gravior = Hg

Pertumbuhan rambut normal, alelnya hg = pertumbuhan rambut sangat kasar dan

panjang sehingga mirip duri landak.

b. Webbedtoes = Wt

Pertumbuhan kulit pada jari normal, alelnya wt = menyebabkan pertumbuhan

kulit pada jari tidak normal, terdapat selaput kulit di antara jari-jari, mirip jari-jari

katak.

c. Hypertichosis = Ht

Pertumbuhan rambut normal, alelnya ht = menyebabkan pertumbuhan rambut yang

panjang di sekitar telinga.

5. Penentuan jenis kelamin

Anda tentunya telah mengetahui bahwa mahluk hidup ada yang berjenis kelamin

jantan dan betina. Tahukah anda, apa yang dapat menyebabkan penentuan jenis

kelamin pada masing-masing-masming mahluk hidup? Jawaban pertanyaan di atas

dapat anda peroleh pada bab ini. Pada bab ini anda akan diajak mempelajari berbagai

pola penentuan jenis kelamin atau determinasi seks pada mahluk hidup.

Penentuan jenis kelamin (determinasi seks) terutama ditentukan oleh komposisi

kromosom seks:

1) Sistem X –Y

Pada manusia mengandung 23 pasang kromosom. Kariotipenya adalah:

Wanita : 44A + XX ( 22AA + XX ) sel telur (ovum) = 22A + X

Pria : 44A + XY ( 22AA + XY ) sperma = 22A +_ X dan 22A + Y

2) Sistem Z – W

Pada aves, pisces, dan beberapa jenis insect. Misalnya pada ayam

Betina : 38A + ZW atau 19AA + ZW, sel telur = 19A + Z dan 19A + W

Jantan : 38A + ZZ atau 19AA + ZZ, Sperma = 19A + Z

3) Sistem X – O

Pada serangga, misalnya belalang

Contoh pada belalang betina mengandung 23 kromosom, maka fenotipenya 22A +

XX atau 11AA + X, sel telur = 11AA + X, belalang jantan mengandung 23

kromosom, maka kariotipenya adalah 22A + XO atau 11AA + X dan 11AA + O

6. Golongan Darah

Mengetahui golongan darah seseorang mempunyai arti penting, tidak hanya pada

waktu tranfusi, lebih dari itu juga karena golongan darah bersifat herediter (keturunan).

Dewasa ini telah ditemukan beberapa sistem golongan darah.

• Sistem A-B-O

Pada tahun 1901, Dr. Karl Landsteiner menemukan 4 golongan darah pada

manusia, yaitu A, B, AB, dan O, yang didasarkan atas macam antigen yang

dibentuk dalam eritrosit.

Menurut Bernstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang) bahwa golongan darah

pada setiap individu dikendalikan oleh alel ganda. Alel tersebut diberi nama I

(baca: i) berasal dari kata isoaglutinogen yang berarti menggumpalkan sesamanya.

Page 23: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

19 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

- Orang yang bergolongan darah A, membentuk antigen A memiliki gen (alel) IA

- Orang yang bergolongan darah B, membentuk antigen B memiliki gen (alel) IB

- Orang yang bergolongan darah AB, membentuk antigen A dan B memiliki gen

(alel) IA dan I

B.

Adapun yang tidak mampu membentuk antigen sama sekali memiliki alel

atau gen resesif i.

Interaksi antara gen I A, I

B, dan i menyebabkan terjadinya 4 fenotipe

golongan darah, seperti tertulis dalam tabel berikut :

Golongan

darah Antigen dalam eritrosit Gen dalam kromosom genotipe

O - i ii

A A IA

I AI

A , I

AI i

B B I B

I B I

B , I

B I

i

AB A dan B I A dan I

B I

A I

B

Pewarisan alel ganda tersebut serta kemungkinan golongan darah anak-anak

yang dilahirkan, dapat dipelajari dari contoh-contoh perkawinan berikut:

a) Apabila golongan darah pasangan suami istri sama-sama bergolongan darah O,

maka kemungkinan anak-anaknya adalah :

P : Golongan darah O >< Golongan darah O

G : Ii ii

F1 :

i i

i ii Ii

i ii ii

Anak-anak yang lahir 100% bergolongan darah O.

b) Apabila seorang laki-laki bergolongan darah A menikah dengan seorang

perempuan bergolongan darah O. Golongan darah anak-anaknya mempunyai

beberapa kemungkinan, yaitu sebagai beikut :

- Kemungkinan 1 (ayah homozigot)

P : Golongan darah A >< Golongan darah O

I AI

A ii

F1 :

IA I

A

i IA i I

A i

i IA i I

A i

Anak-anak lahir 100% bergolongan darah A (heterozigot)

Page 24: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

20 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

- Kemungkinan 2 (ayah heterozigot)

P : Golongan darah A >< Golongan darah O

IA i ii

F1 :

♀ IA i

i IA i ii

i IA i ii

Anak-anak yang lahir 50% bergolongan darah A (heterozigot), 50%

bergolongan darah O.

- Apabila Laki-laki bergolongan darah A menikah dengan pasangannya yang

bergolongan darah B. (Jika kedua ayah dan ibu homozigot) Maka,

kemungkinan golongan darah anak-anaknya adalah

P : Golongan darah A >< Golongan darah B

I AI

A I

B I

B

F1 :

♀ IA I

A

I B I

A I

B I

A I

B

I B I

A I

B I

A I

B

Anak-anak yang lahir bergolongan darah AB 100%.

C. Hereditas pada Manusia

Pada kejadian sehari-hari dapat dijumpai seorang anak kerap kali memiliki sifat

seperti orangtuanya, baik rupa maupun tingkah lakunya. Sebaliknya, sering pula tampak

seorang anak memiliki sifat menyimpang dari ibu dan ayahnya. Keadaan tersebut

berhubungan erat dengan genetika manusia.

Genetika manusia mulai dipelajari sejak ditemukannya golongan darah A, B, dan O

oleh Landsteiner. Pemanfaatan manusia sebagai objek penelitian kerap kali mengalami

berbagai kesulitan, antara lain sebagai berikut:

a. Umur manusia dan daur hidupnya relatif panjang sehingga dalam penelitian terdapat

kesulitan jika umur peneliti pendek.

b. Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai keturunan relatif sedikit sehingga

data yang didapat dari perbandingan karakter tertentu sangat kecil dan mewakili.

c. Jarang sekali orang bersedia untuk dijadikan objek penelitian terutama jika yang diteliti

tersebut menderita kecacatan atau kelainan pada tubuhnya. Oleh karena itu, sukar untuk

mendapatkan data.

d. Dibandingkan hewan dan tumbuhan, manusia hampir tidak dapat dikontrol suasana

lingkungannya yang sesuai dengan harapan peneliti.

e. Sulit mengamati perkembangan karakter sesuai dengan harapan peneliti karena

statusnya berubah-ubah.

Page 25: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

21 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

f. Manusia tidak dapat dipaksa untuk menuruti anjuran atau harapan peneliti untuk kawin

dengan seseorang yang akan diselidiki

Agar pewarisan sifat keturunan yang terdapat dalam suatu keluarga dapat dirunut dan

dipelajari untuk beberapa generasi, kita harus melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Membuat peta silsilah (pedigree chart), yaitu catatan asal-usul suatu sifat dari nenek

moyang hingga anak cucu beberapa generasi berturut-turut.

2) Mempelajari peristiwa penurunan sifat pada anak kembar.

3) Membandingkan dengan pewarisan sifat keturunan pada hewan dan tumbuhan.

D. Penerapan genetika

Penerapan genetika ada masyarakat dapat dimanfaatkan untuk peningkatan mutu

genetika manusia. Melalui pengetahuan genetika manusia dapat mencegah terjadinya

berbagai kemungkinan penyakit keturunan. Selain itu, pengetahuan genetika juga

dimanfaatkan untuk memperoleh galur unggul.

Banyak fenomena dilingkungan sekitar kita tentang kelainan fisik pada manusia,

seperti tinggi badan seseorang yang tidak seperti orang normal. Apakah kelainan ini,

merupakan cacat bawaan? Penyakit ini bukan disesbkan bukan karena infeksi kuman

penyakit, malainkan penyakit yang diwariskan dari orang tua kepada anak cucunya melalui

gen. biasanya gen-gen ini yang sifatnya resesif. Cacat ini akan muncul jika keadaaan

gennya resesif homozigot.

� Beberapa contoh penyakit bawaan pada manusia pada kesalahan metabolisme yaitu

sebagai berikut:

1) Fenilketonuria

Merupakan suatu penyakit keturuan yang disebabkan karena orang tidak mampu

merubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin. Fenilalanin diambil dari protein

makanan dan penting untuk tubuh, karena fenilalanin menjadi bahan untuk

mensintesis protein, tirosin dan pigmen melanin. Apabila tidak terurainya fenilalanin

menjadi tirosin maka fenilalanin akan tertimbun dalam darah. Kelebihan fenilalanin

dan asam fenil pirufat akan dikeluarkan oleh ginjal bersama-sama dengan air kencing

(urin). Urin orang yang mengidap fenilketonuria mengandung 300-1000 mg

fenilalanin per 100 ml. plasma darah penderita PKU mengandung 15-65 mg

fenilalanin per 100 ml, dengan kandungan fenilalanin yang berlebihan dalam darah

akan mengganggu perkembangan dan pekerjaan otak, karena iti penderita PKU

mengalami kelemahan mental dan pigmentasi rambut biasanya berkurang. Gen yang

menghalangi terbentuknya enzim yang diperlukan untuk mengubah fenilalanin

menjadi tirosin adalah resesif dalam symbol ph. Jadi penderita PKU mempunyai

genotif phph.

Page 26: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

22 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

2) Albinisme

Albino merupakan kelainan herediter pada

tubuh yang tidak terbentuk pigmentasi secara

normal. Hal ini dikarenakan tidak adanya tirosin

yang akan dirubah menjadi beta-3, 4-

dihidroksifenilalanin yang selanjutnya akan

dirubah menjadi fenilalanin. Ciri-ciri penderita

albino yaitu kulit pucat, rambut berwarna putih,

pada mata tampak berwarna merah dan tidak tahan

terhadap cahaya serta matanya selalu berkedip

karena tidak mempunyai pelindung terhadap cahaya yang kuat. Pada orang albino

tidak ada penimbunan tiroksin. Kelainan albino juga disebabkan oleh gen resesif.

3) Alkaptonuria gen

Penyakit ini akibat adanya gangguan metabolisme. Penderita ini memiliki gen

dominan H, sehingga dia homozigot resesip hh dan tidak mampu membentuk enizm

asam homogentisin oksidase yang seharusnya mengubah asam homogentisin (disebut

juga alkapton) menjadi asam maleylasetoasetat sampai menjadi H2O dan CO2.

Alkapton keluar dari tubuh bersama kemih, yang menyebabkan kemih segera

berubah warnanya menjadi coklat tua sampai hitam setelah berhubungan dengan

udara. Alkapton juga masuk dalam darah dan dibawa beredar ke selutuh tubuh.

Timbunan alkapton akan diendapkan dalam badan, tulang rawan dan tendo (urat),

persendian. Timbunan alkapton di tubuh biasanya Nampak sebagai bercak-bercak

hitam, yang kadang-kadang tampak pada bola mata, hidung dan telinga.

4) Fibrosis sistik

Fibrosis sistik merupakan kelainan herediter yang menyebabkan tubuh

menyekresi lender yang lengket dan tebal secara tidak normal. Lender tersebut akan

menyumbat pancreas dan paru-paru sehingga menyebabkan permasalahan pada

saluran respirasi dan pencernaan, infeksi, dan akhirnya kematian.

5) Kretinisme

Tirosin juga bermanfaat untuk

pembentukan hormone tiroksin dan

triodotironin. Orang yang kekurangan

hormone-hormon tersebut akan

menyebabkan pertumbuhanya kerdil dan

gemuk. Penyakit ini juga disebakan oleh gen

resesif. Pemberian hormone secara dini

mungkin dapat mengurangi kelainan

tersebut.

Gambar1.4. penderita albino

http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&bi

w=1280&bih=606&tbm=isch&oq=penderita+Anon

ychia+&aq=f&aqi=&q=penderita%20Anonychia

Gambar 1.5. penderita kretinisme

Sumber:http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&biw=1280&bih=606&

tbm=isch&oq=penderita+Kretinisme+&aq=f&aqi=&q=penderita%20Kretinism

Page 27: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

23 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

Dari hal seperti diatas, merupakan penyakit yang sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh sifat autosomonal adalah sifat keturunan

yang ditentukan oleh gen autosom.

� Pewarisan gen autosomal pada manusia, yaitu sebagai berikut :

1) Polidaktili (jari lebih)

Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P,

sehinggs orang mempunyai tambahan jari pada satu atau dua tangan dan/atau pada

kakinya. Tempatnya jari tambahan itu berbeda-beda, ada yang terdapat di dekat ibu

jari dan ada pula yang terdapat didekat jari kelingking. Kadang-kadang kelainan ini

hanya tampak sebagai sindaktili, misalnya dua ibu jari pada satu kaki saling melekat

menjadi satu.

Gambar 1.6. penderita polidaktili

Sumber:

http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&biw=1280&bih=606&tbm=isch&oq=penderita+Polidaktili+&aq=f&aqi=&q=penderita

%20Polidaktili

2) Kemampuan mengecap phenylthiocarbamide (PTC)

Bagi sementara orang zat ini terasa pahit, sehingga mereka disebut pengecap

(“taster”). Orang lainya tidak merasakan apa-apa, sehingga mereka ini disebut buta

kecap (“nontaster”).

3) Thalassemia

Thalasemia, ialah penyakit darah bawaan (keturunan) yang menyebabkan sel

darah merah (eritrosit) pecah (hemolisa). Thalassemia merupakan kelainan genetik

yang ditandai dengan berkurangnya atau tidak ada sama sekali sintesa rantai

hemoglobin, sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit untuk mengikat

oksigen.

4) Dentinogenesis imperfect (gigi opalesen)

Dentinogenesis imperfect (gigi opalesen), ialah suatu kelainan pada gigi manusia.

Dentin berwarna putih sepertinair susu (opalesen). Apabila di foto Rontgen terdapat

perbedaan antara gigi orang normal dan kepunyaan pasien Dentinogenesis imperfect

(gigi opalesen). Gigi normal memperlihatkan email, dentin dan ruang pulpa serta

Page 28: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

24 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

saluran-saluran akar yang norma. Gigi pasien Dentinogenesis imperfect (gigi

opalesen), email normal tetapi ruang-ruang pulpa dan saluran-saluran akar pada

kebanyakan gigi terhapus dengan dentin abnormal. Terdapat penambahan perbatasan

pada hubungan antara mahkota dan akar-akar gigi molar.

5) Anonychia

Anonychia, suatu kelainan bahwa kuku dari beberapa jari tangan dan/atau kaki

tidak ada atau tidak baik tumbuhnya. Kuku biasanya sama sekali absen pada jari

telunjuk dan jari tengah, juga kadang-kadang dari ibu jari.

6) Retinal aplasia

Retinal aplasia, suatu kelainan pada mata yang mengakibatkan orang lahir dalam

keadaan buta

7) Katarak

Suatu penyakit mata yang menyebabkan orang menjadi buta. Penyebab gen

dominan K.

8) Lekuk pipit, lekuk di dagu, tumbuhnya rambut yang tebal di tangan, lengan dan dada,

serta berkemampuan untuk membengkokkan ibu jari dengan sudut yang tajam

merupakan sifat-sifat keturunan yang ditentukan oleh gen dominan.

9) Daun telinga yang bebas (artinya tidak tumbuh melekat) dan bentuk meruncing dari

pangkal tumbuhnya rambut di dahi juga ditentukan oleh gen dominan pada autosom.

10) Warna rambut hitam

Warna rambut disebabkan oleh adanya pigmen melanin. Jika pigemen melanin

terdapat dalam jhumlah banyak sekali, maka rambut berwarna hitam sampai coklat

tua. Melanin dalam jumlah sedikit menyebabkan rambut berwarna putih misalnya

orang albino (bulai) tidak mampu membuat pigmen melanin karena terjadi suuatu

blok (halangan) metabolism, sehingga zat tirosin tidak dapat diubah menjadi

melanin.

� Pewarisan gen gonosom, yaitu sebagai berikut :

1. Hemofili

Hemofili merupakan penyakit bawaan yang menyebabkan darah seseorang

sukar membeku jika terjadi luka. Hal ini terjadi karena tubuh orang tersebut tidak

mampu membentuk tromboplastin, yaitu suatu substansi yang diperlukan untuk

pembekuan darah. Keadaan ini terjadi karena seseorang tidak memiliki zat

antihemofili globulin atau komponen plasma tromboplastin. Hemofili merupakan

sifat resesif yang tertaut pada kromosom seks X. Berdasarkan hal tersebut, genotipe

perempuan dan laki-laki normal atau hemofili adalah sebagai berikut:

Page 29: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

25 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

1) XHX

H = perempuan normal.

2) XHX

h = perempuan normal heterozigot (pembawa).

3) XhX

h = perempuan hemofili letal.

4) XHY = laki-laki normal.

5) XhY = laki-laki hemofili.

Perempuan hemofili hanya ada secara teori karena perempuan hemofili mati

sebelum dilahirkan (letal). Agar lebih memahami hal tersebut, pelajari contoh-

contoh berikut:

- Bagaimanakah kemungkinan anak-anak yang lahir dari berbagai tipe perkawinan?

1) Ibu normal (XHX

H ) dengan bapak normal X

HY

XH Y

XH X

HX

H X

HY

XH X

HX

H X

HY

Kemungkinan hasil perkawinannya adalah =100% anak-anaknya normal.

(Karena tidak ada yang membawa sifat hemofili).

2) Ibu pembawa (carier) XHXh dengan bapak normal XHY

Kemungkinan anak-anaknya adalah:

XHX

H = perempuan normal 25% X

HY = laki-laki normal 25%

XHX

h = perempuan carier 25% X

hY = laki-laki hemofili 25%

3) Ibu normal XHX

H dengan bapak penderita X

hY.

Xh Y

XH X

HX

h X

HY

XH X

HX

h X

HY

Kemungkinan anak-anaknya adalah:

XHX

h = perempuan carier 50% X

HY = laki-laki normal 50%

2. Buta warna

Buta Warna merupakan penyakit atau kelainan pada penglihatan seseorang dalam

membedakan warna. Penderita buta warna dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Buta warna partial. Penderita buta warna partial tidak dapat mengenal warna

tertentu, misalnya warna hijau atau warna merah.

2. Buta warna total. Penderita buta warna sehingga dalam penglihatannya alam

ini tampak seperti film hitam putih.

Buta warna dikendalikan oleh gen resesif cb (colour blind) yang tertaut pada

kromosom seks X. Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan genotipe yang ada

sebagai berikut.

XH Y

XH X

HX

H X

HY

Xh X

HX

h X

hY

Page 30: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

26 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

XX = perempuan normal.

XXcb

= perempuan carier.

Xcb

Xcb

= perempuan buta warna.

XY = laki-laki normal.

Xcb

Y = laki-laki buta warna.

Dari berbagai genotipe tersebut dapat dijumpai

berbagai tipe perkawinan.

1) Ibu normal menikah dengan bapak normal.

Kemungkinan anak-anaknya yang lahir 100%

normal karena keduanya tidak membawa gen buta

warna.

2) Ibu carier (pembawa) menikah dengan bapak normal

X Y

X XX XY

Xcb

Xcb

X Xcb

Y

Kemungkinan anak-anak yang lahir.

XX = perempuan normal 25% XY = laki-laki normal 25%

XXcb

= perempuan carier 25% Xcb

Y = laki-laki buta warna 25%

Catatan:

Perempuan carier memiliki penglihatan normal, tetapi dia dapat menurunkan sifat

buta warna.

3) Ibu normal menikah dengan bapak buta warna.

Xcb

Y

X Xcb

X XY

X Xcb

X XY

Kemungkinan anak-anak yang lahir.

XXcb

= perempuan carier 50%

XY = laki-laki normal 50%

Apakah penyakit bawaan dapat disembuhkan? Mungkin hal ini sangat sulit

diperkirakan, tetapi hal ini dapat dihindari dengan memperbaiki mutu genetik. Ada 2 cara

untuk menghindari penyakit menurun, yaitu sebagai berikut:

1. Eugenetika

Merupakan usaha untuk menghindari penyakit menurun melalui penggunaan

hukum-hukum genetika, dalam hal ini dengan pengembangan sifat baik sehingga orang

yang mempunyai karakteristik unggul mempunyai keturunan yang banyak.

2. Eunetika

Usaha menghindari penyakit menurun dapat dilakukan malalui perbaikan kualitas

hidup, misalnya peningkatan gizi, kebersihan lingkungan dan olahraga. Atau dengan

menhindari perkawinan sedarah, maupun memeriksakan riwayat kesehatan bagi calon

pengantin.

Gambar : 1.7 Mata buta warna

Sumber :

http://images.detik.com/content/2009/08/13

/763/buta-dalam.jpg&imgrefurl

Page 31: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

27 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

RANGKUMAN

Hereditas mendapat perhatian banyak peneliti seperti Mendel. Penelitian-penelitian

Mendel menghasilkan hukum mendel I dan hukum mendel II. Hukum mendel I yaitu sebagai

berikut:

• Hukum Mendel I menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet terjadi pemisahan

pasangan faktor dengan masing-masing gamet menerima salah stu faktor. Hukum

Mendel disebut juga sebagai hukum segregasi atau pemisahan secara bebas.

• Hukum Mendel II menjelakan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel

mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip

pengelompokan secara bebas (asortasi)

Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat individu pada keturunannya melalui gamet

dengan mengikuti aturan tertentu, prinsip-prinsip pewariasan sifat tersebut telah dikemukakan

oleh mendel. Perbandingan fenotip pada F2 perkawinan dihibrid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Dan

Persilangan monohybrid memiliki perbandingan fenotip pada F2 adalah 3:1.

Penyimpangan semu hukum mendel pada interaksi beberapa gen (atavisme) dikenal pada

empat macam bentuk pial (jengger), yaitu pial gerigi (ros), pial biji (pea), pial bilah (single) da

pial sumpel (walmut). Penyimpangan yang tampak adalah F2 tidak menyerupai salah satu induk.

Muncul dua pilah sebagai hasil interaksi dua faktor resesif. Pada F2 diperoleh rasio fenotip 9 : 3

: 3 : 1.

Kriptomeri merupakan gen-gen dominan non alel yang seolah-olah tersembunyi jika

berdiri sendiri dan pengaruhnya akan tampak setelah gen-gen gen-gen dominan muncul secara

bersamaan. Peristiwa kriptomeri ditemukan pada pembentukan warna bunga linaria.

Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain

yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis, sedangkan sifat

yang tertutup disebut hipostasis.

Polimeri merupakan pola hereditas yang ditandai dengan satu sifat yang ditentukan oleh

banyak alel. Contoh polimeri pada manusia adalah pembentukian karakter tinggi tubuh, berat

tubuh, warna kulit, warna mata, kecerdasan, dan bentuk tubuh.

Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama

akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya

Gen dominan resesif Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen dominan

yang mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama

Page 32: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

28 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

Gen penghambat adalah penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen

dominan yang jika sama-sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan

tersebut sehingga perbandingan fenotipe 13 : 3

Tautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama dapat

memisahkan diri secara bebas waktu pembelahan meiosis

Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom

lainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda (bukan homolognyadan

Tautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada kromosom kelamin, umumnya pada

kromosom X (kromosom seks X),

Penentuan jenis kelamin (determinasi seks) terutama ditentukan oleh komposisi

kromosom seks. Pada manusia mengandung 23 pasang kromosom. Kariotipenya adalah Wanita

: 44A + XX ( 22AA + XX ) sel telur (ovum) = 22A + X dan Pria : 44A + XY ( 22AA

+ XY ) sperma = 22A +_ X dan 22A + Y.

Ada beberapa penyakit bawaaan yang biasanya diwariskan pada anak cucunya.

Umumnya kelainan yang menurun bersifat resesif. Seperti Albinisme dan pewarisan gen

autosomal pada manusia, seperti contoh Polidaktili (jari lebih), PTC, Thalassemia,

Dentinogenesis imperfect, Anonychia, Retinal aplasia, Katarak dll.

Tetapi ada beberapa cara untuk menghindari penyakit menurun tersebut. Yaitu dengan

cara perbaikan mutu genetik dengan Eugenetika yaitu Merupakan usaha untuk menghindari

penyakit menurun melalui penggunaan hukum-hukum genetika dan Eunetika yaitu Usaha

menghindari penyakit menurun dapat dilakukan malalui perbaikan kualitas hidup, misalnya

peningkatan gizi, kebersihan lingkungan dan olahraga. Atau dengan menhindari perkawinan

sedarah, maupun memeriksakan riwayat kesehatan bagi calon pengantin.

Page 33: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

29 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

GLOSARIUM

o Gen merupakan DNA berbentuk benang-benang halus halus yang meyusun

kromosom

o Parental merupakan induk baik jantan maupun betina

o Gamet merupakan gen yang terkandung dalam suatu individu.

o Fillial merupakan hasil persilangan yang berupa keturunan (anak)

o Homozigot gen-gen yang sama susunannya, ada dua macam yaitu homozigot

dominan misalnya HH, dan homozigot resessif, misalnya hh

o Heterozigot gen-gen yang susunanya tidak sama. Misalnya Hh

o Monohibrid gen-gen dengan sifat beda satu macam, misalnya Hh

o Dihibrid gen-gen dengan dua sifat beda, misalnya HhNn

o Trihibrid gen-gen dengan tiga sifat beda, misalnya HhNnEe

o Resiprok persilangan antara induk yang sama gennya, misalnya AaBb

o Back cross persilangan antara filiial dengan salah satu induknya, baiak yang

dominan atau yang resesif, misalnya AaBb disilangkan dengan AABB atau AaBb

disilangkan

o Test cross persilangan antar filial dengan induk yang resesif, misalnya AaBa

disilangkan dengan aabb.

o Tautan (linkage) adalah peristiwa terjadinya dua gen atau lebih terletak pada

satu kromosom yang sama dan tidak dapat memisahkan diri secara bebas pada

waktu meiosis.

Page 34: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

30 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

INDEKS

A

Albinisme 22

Anonychia 24

Alkaptonuria gen 22

B

Backcross 6

C

Carrier 25

D

Dihibrid 3,4

Drosopila melanogaster 14

Dentinogenesis imperfect 23

E

Epistasis-hipostasis 9

Eugenetika 26

Eunetika 26

F

Filial 3

Fenotipe 7

Fenilketonuria 21

Fibrosis kitik 22

G

Gamet 3

Gen 3,5,7,11,16

Gen komplementer 11

Gen dominan rangkap 12

Gen penghambat 13

H

Hereditas 3

Hemofili 24,25

Homozigot 3

Heterozigot 3

I

Interaksi gen 7

K

Katarak 24

Kriptomeri 10

Kretinisme 22

Kromosom 15,16,17

L

Lekuk pipit 24

M

Monohibrid 3,4

N

Non taster 23

P

Parental 3,16

Pautan gen 14

Pindah silang 16

Polidaktili 23

Polimeri 10

PTC 23

R

Retina aplasia 24

Resiprok 5

T

Taster 23

Tautan seks 17

Testcross 6,14

Thalasemia 23

Page 35: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

31 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

UJI KOMPETENSI

I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !

1. Menurut hukum mendel I, pada saat pembentukan gamet akan terjadi peristiwa. . . .

a. pemisahan pasangan alel

b. pengelompokan pasangan alel

c. pemisahan pasangan kromosom

d. pengelompokan pasangan kromosom

e. pemisahan dan pengelompokan alel

2. Dibawah ini merupakan alasan mendel memilih kacang ercis ( pisum sativum ), kecuali.

. . .

a. mudah disilangkan d. melakukan autogami

b. Ssfat pasangan yang kontras e. daur hidup panjang

c. keturunan yang banyak

3. Pernyataan di bawah ini memberikan pengertian tentang alela dan alela ganda:

1) Gen-gen berada pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog

2) Gen-gen berada pada lokus yang tidak bersesuaian pada kromosom homolog

3) Beberapa alela menemapti seri lokus sama dan mempengaruhi bagian yang sama

4) Suatu seri alela menempati lokus sama dan mempengaruhi bagian yang tidak sama

Perbedaan pasangan alela dan alela ganda adalah. . . .

a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4

4. Hukum mendel pada persilangan dihibrid mempunyai perbandingan fenotipnya adalah. .

. .

a. 9 : 3 : 3 : 1 d. 9 : 3 : 2 : 1

b. 9 : 3 : 3 : 2 e. 9 : 4 : 3 : 2

c. 9 : 4 : 3 : 1

5. Dari peristiwa penyimpangan semu hukum mendel dimana F2 didapatkan perbandingan

9 : 6 : 1 adalah. . . .

a. epistatis c. trimeri e. metameri

b. polimeri d. interaksi

6. Gen dominan yang dapat ditutupi gen dominan lain yang bukan alelnya disebut. . . .

a. kriptomeri d. intermediet

b. epitasis e. dominan penuh

c. hipostatis

7. peristiwa polimeri untuk pertama kali diselidiki oleh. . . .

a. Waston c. nelson – ehle e. Francis Crick

b. August weisman d. Morgan

8. Kromosom tubuh manusia (autosom) berjumlah. . . .

a. 22A c. 24A e. 46A

b. 23A d. 44A

Page 36: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

32 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

9. Sapi unggul dalam fertilitas tetapi produksi susu rendah (AAbb) dikawainkan dengan

sapi rendah daya fertilitasnya tetapi produksi susu tinggi (aaBB), kedua sifat unggulnya

dominan, maka keturunan F2 yang mempnyai sifat unggul dan galur murni adalah. . . .

a. 100% c. 12,5% e. 6,25%

b. 56,25% d. 18,75%

10. Letal resessif dapat ditemukan pada. . . .

a. brachydaktili d. creeper

b. Polydaktili e. hemofili

c. imbisil

11. Aneuploidi adalah contoh peristiwa. . . .

a. pindah silang d. kriptomeri

b. pautan e. polimeri

c. gagal berpisah

12. Anak yang berkromosom XO dilahirkan karena terjadi peristiwa. . . .

a. pindah silang d. gen letal

b. pautan seks e. pautan

c. gagal berpisah

13. Sifat pial ayam yang muncul dari 2 gen yang berinteraksi adalah. . . .

a. pea b. rose c. biji d. bilah e. walnut

14. Berikut ini beberapa penyakit keturunan

1) Albino

2) Buta warna

3) Hemophilia

4) Fistori otot Duchene

5) PKU

Jenis penyakit yang disebutkan gen resesif terpaut kromosom seks adalah. . . .

a. 1, 2, dan 3 d. 2, 3 dan 5

b. 1, 3 dan 4 e. 3, 4 dan 5

c. 2, 3 dan 4

15. Penyakit keturunan dimana gen ayah selalu diturunkan pada semua anak laki-lakinya

adalah. . . .

a. albino d. hemofilii

b. hipertrikosis e. polidaktil

c. buta warna

16. Seseorang akan bergolongan darah O dapat dilahirkan dari pasangan dibawah ini,

kecuali. . . .

a. suami bergolongan darah A dan istri bergolongan darah B

b. suami bergolongan darah AB dan istri bergolongan darah O

c. suami bergolongan darah A dan istri bergolongan darah O

d. suami bergolongan darah B dan istri bergolongan darah A

e. suami bergolongan darah O dan istri bergolongan darah B

17. Diantara penyakit dibawah ini yang tidak bersifat autosimal adalah. . . .

Page 37: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

33 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

a. albino d. thalasemia

b. phenylketonuria e. buta warna

c. alkaptonuria

18. Cacat hemophilia hanya terdapat pada pria, sebab bila faktor hemophilia dalam genotype

yang homozigot akan bersifat. . . .

a. dominan d. intermediat

b. resesif e. letal

c. carrier

19. Penyakit menurun yang terpaut pada autosom adalah. . . .

a. hemofilli dan albino

b. gangguan mental dan buta warna

c. diabetes mellitus dan hemofili

d. sicle cell dan gangguan mental

e. albino dan buta warna

20. Penyakit menurun yang ditandai dengan jari-jari pendek atau pada kakinya adalah. . . .

a. dentinogenesis imperfect d. PTC

b. thalassemia e. retinal aplasia

c. polidaktili

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam penyimpangan hukum mendel !

Jawab:……………………………………………………………………………………

.

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pindah silang ?

Jawab:……………………………………………………………………………………

.

3. Apabila seorang ibu bergolongan darah A, dan bapak bergolongna darah O.

kemungkinan anaknya yang pertama mempunyai golongan darah apa ?

Jawab:……………………………………………………………………………………

.

4. Sebutkan dan jelaskan penyakit bawaan yang terpaut kromosom seks !

Jawab:

……………………………………………………………………………………

5. Mengapa penyakit albino dan hemophilia tidak dapat menular ke orang lain tetapi

dapat diturunkan dari kedua orangtuanya? Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………………........

......

Page 38: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

34 Biologi SMA dan MA | Pola-pola Hereditas

DAFTAR PUSTAKA

• Suryo. 2008. GENETIKA STRATA 1 . Yogyakarta: Gadjah Mada University

• Suryo. 2003. GENETIKA MANUSIA . Yogyakarta: Gadjah Mada University

• Kimbal, W. John. 1992. Biology. Jakarta : Erlangga

• Campbell. Reece dan Mitchell. Biologi jilid 1. 2002. Jakarta : Erlangga.

Page 39: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

1

LEMBAR KERJA SISWA POLA-POLA HEREDITAS

BIOLOGI

SMA dan MA

Page 40: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

2

Mendelisme

A. Landasan teori

Gregor melakukan percobaan dengan menggunakan kacang ercis, kemudian

beliau mengemukakan 2 hukum, yaitu sebagai berikut :

1. Hukum segregasi secara bebas yaitu gen-gen yang sealel akan memisah pada

waktu gametogenesis

2. Hukum asortasi secara bebas, dimana pada saat fertilisaai gen akan berpasangan

secar acak pula.

B. Tujuan

1. Membuktikan hukum segregasi secara bebas

2. Membuktikan hukum asortasi secara bebas

3. Membuktikan perbandingan fenotip untuk perkawinan monohibrid adalah 3 : 1

dan untuk perkawinan dihibrid 9 : 3 : 3: 1

4. Membuktikan perbandingan genotip. Perkawinan monohibrid adalah 1 : 2: 1

C. Metode : praktikum

D. Alat dan bahan

1. Perkawinan monohibrid

Kancing genetika dua warna, masing-masing berjumlah 50 buah kancing

2. Perkawinan dihibrid

Kancing genetika 4 macam warna, masing-masing berjumlah 50 kancing

E. Cara kerja

1. Perkawinan monohibrid

1) Pisahkan kancing warna hijau masing-masing sejumlah 50 (gamet betina)

masukkan dalam kotak I. dan pisahkan masing-masing sejumlah 50 (gamet

jantan) bagian yang lainnya Dimasukkan dalam kotak II.

2) Perlakukan hal yang sama untuk kancing warna putih. Masukan gamet betina

pada kotak I dan gamet jantan pada kotak II

3) Setelah kedua kancing tercampur tersebut didalam kotak, kemudian ambilah

secara acak. Yang masing-masing 1 kancing dari kotak I dan I kancing dari

kotak II

4) Perlakuan tersebut dilakukan berulang-ulang sampai kancing habis terambil

5) Hitunglah ratio fenotip dan rasio genotip yang diperoleh

6) Mencatat hasil percobaan pada table berikut ini :

Lembar kerja siswa

Page 41: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

3

Pasangan gen Tabulasi Frekuensi

Hijau – hijau (HH)

Hijau – Putih (Hh)

Purih- Putih (hh)

2. Perkawinan dihibrid

1) Pisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian, masing-masing bagian

bentuknya sama. Satu bagian kancing sebagai gamet betina dan bagian lainnya

sebagai gamet jantan.

2) Tentukan lambang genotipnya, contoh :

- Merah ( M )

- Putih ( m )

- Biru ( B )

- Kuning ( b )

3) Gamet jantan dan gamet betina ditempatkan pada kotak yang berbeda.

4) Ambillah secara acak kancing dari kotak pertama dan kancing pada kotak

kedua kemudian pasangkan

5) Catatlah hasilnya dalam table

Kombinasi gen gen fenotip tabulasi Frekuensi

Merah biru + merah

biru

Merah biru + merah

kuning

Putih biru + merah

kuning

F. Pertanyaan

1. Berapa rasio fenotip dan genotip di kelompokmu ?

2. Bagaimana jika dibandingkan dengan kelompok lain ?

Page 42: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

4

Jenis kelamin

A. Landasan teori

Pada manusia jenis kelamin ditentukan oleh sepasang kromosom seks, yaitu

kromosom XX untuk perempuan. Dan kromosom XY untuk laki-laki. Kromosom

perempuan bersifat homogametik. Sedangkan kromosom seks laki-laki bersifat

heterogametik.

B. Tujuan : memahami penentuan jenis kelamin pada manusia

C. Metode: diskusi

D. Cara kerja :

1. Perhatikan gambar dibawah ini !

2. Silangkan ayah yang mempunyai kromosom seks XY dengan ibu yang memiliki

kromoseks XX.

3. Coba analisis bagaimana terjadinya pembentukan jenis kelamin

Jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Carilah kemungkinan jenis kelamin anak-anaknya !

Jawab :…………………………………………………………………………..

2. Bagaimana kemungkinan perbandingan anak-anak yang lahir pria dan wanita ?

Jawab : ………………………………………………………………………….

Lembar kerja siswa

IBU AYAH

? ? ? ?

Page 43: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

5

Hemofilia

A. Landasan teori

Hemophilia merupakan salah satu penyakit menurun yang terpaut pada

kromosom X. hemophilia merupakan kelainan pada darah, yaitu darah yang keuar dari

pembuluh sukar membeku.

B. Tujuan : Memahami penyakit menurun hemophilia

C. Metode : Diskusi

D. Cara kerja

1. Amatilah gambar dibawah ini!

2. Silangkan seorang ibu carrier(X XH) yang merupakan penderita hemofilia, menikah

dengan ayah normal (X Y)

3. Analisis bagaimana kemungkinan anak yang dihasilkan

E. Pertanyaan

1. Apabila seorang ibu carrier(X XH) yang merupakan penderita hemofilia, menikah

dengan ayah normal (X Y) , bagaimanakah kemungkinan anak yang akan

dihasilkan?

2. Bagaimanakah genotip individu yang muncul!

Lembar kerja siswa

Page 44: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

6

Lembar kerja siswa

Interaksi Gen

A. Dasar Teori

Interaksi gen adalah peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja sama atau menghalang-

halangi dalam memperlihatkan fenotipe. Interaksi gen ditemukan oleh William Bateson

dan R.C. Punnet. Pada bentuk jengger ayam. Ada empat macam bentuk jengger ayam

yaitu :

e. Bentuk biji (pea), dengan genotipe rrP-

f. Bentuk gerigi (rose), dengan genotipe R-pp

g. Bentuk walnut, dengan genotipe R-P-

h. Bentuk bilah, dengan genotipe rrpp

B. Tujuan : Untuk memahami pengertian interaksi gen

C. Metode : Diskusi

D. Alat dan Bahan

1. Gambar macam-macam jengger ayam

2. Dua buah baling-baling genetika

Cara Membuat Baling-baling Genetika

Buatlah dua baling-baling genetika yang masing-masing memilikin4 tangan. Setiap

tangan menggamarkan gamet dengn gen-gennya. Lihat gamabar berikut.

Keterangan :

R : simbol gen dominan pembawa faktor jengger gerigi (ros)

P : simbol gen dominan pembawa faktor untuk jengger biji (pea)

Gamet-gamet ayam tersebut adalah : RP, Rp, rP, dan rp

E. Cara kerja

Lembar kerja siswa

rp Rp

RP

rP

RP

rP

rp Rp

Page 45: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

7

1. Untuk melihat perbandingan fenotip ketrunan ayam berjengger sumpel yang

disilangkan dengan ayam berjengger sumpel, putarlah kedua baling-baling bersama-

sama.

2. Hentikan secara acak dan amatilah tangan baling-baling yang beretemu. Kemudian

catatlah dalam table (tangan yang berhadapan menunjukkan 2 gamet yang bersatu).

3. Putarlah terus hingga menghasilkan paling sedikit 96 kombinasi.

4. Tulislah fenotipe dan genotype yang muncul dalam table dengan ketentuan yang

tertera pada catatan dibawah ini.

5. Hitung jumlah maing-masing fenotipe yang muncul.

Catatan :

Pasangan gen yang mempengaruhi jengger ayam :

R-P = sumpel (walnut) rrP- = biji (pea)

R-pp = gerigi (ros) rrpp = belah (single)

F. Tabel Hasil Pengamatan

No. Genotipe Fenotipe Turus Jumlah

1 RRPP

2 RRPp

3 RrPP

4 RrPp

5 RRpp

6 Rrpp

7 RrPP

8 RrPp

9 rrpp

Page 46: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

8

G. Pertanyaan

1. Jika ayam berjengger belah disilangkan dengan ayam berjengger gerigi, menghasilkan

F1 yang semuanya berjengger gerigi. Dari persilangan selanjutnya, diperoleh F2

dengan perbandingan fenotipe 3 : `1 untuk gerigi dan belah. Jika dilihat dari

perbandingan fenotipe F2-nya, termasuk persilangan apaikah peristiwa diatas ?

2. Jika ayam berjengger belah disislangkan dengan ayam berjengger biji, menghasilkan

F1 yang semuanya berjengger biji dan F2-nya menunjukkan perbandingan fenotipe,

biji : belah = 3 : 1. Berdasarkan perbandingan fenotip F2-nya, termasuk persilangan

apakah peristiwa diatas ?

Page 47: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2011/2011

Page 48: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

2

RENCANA PELALSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2011/2012

Nama sekolah : SMA NEGRI SEMARANG

Mata pelajaran :BIOLOGI

Kelas / semester :XII /2

Alokasi waktu :2 x 45 menit

Standar kompetensi : 1. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prisip hereditas

serta implikasinya pada saling temas.

Kompetensi dasar :1. 1 menerapkan prinsip pola hereditas dalam mekanisme

pewarisan sifat

I. Indikator : 1. Menerapkan prinsip pewarisan sifat menurut hokum mendel

2. menjelaskan pola-pola hereditas

3. mendiskripsikan contoh penyakit bawaan dan cara mencegahnya

II. Tujuan pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan siswa dapat:

Pertemuan ke-1 :

1. Memahami prinsip pewarisan sifat menurut hokum mendel

2. Menerapkan prinsip pewarisan sifat menurut hokum mendel

3. Menjelaskan pola-pola hereditas (penyimpangan semu pautan, pindah silang, system

ABO dan terpaut seks kromosom

4. Menerapkan pola-pola hereditas pada manusia

5. Menanamkan karakter Kritis,Logis,Teliti,Tanggung jawab,Kerjasama mandiri.

Pertemuan ke-2

1. Mendata macam-macam kelainan atau penyakit menurun pada lingkungan sekitar

2. Mengidentifikasi cara menghindari penyakit menurun

3. Menanamkan karakter Kritis,Logis,Teliti,Tanggung jawab, kerjasama.

Page 49: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

3

III. Materi belajar

Hereditas mendapat perhatian banyak peneliti seperti Mendel. Penelitian-penelitian

Mendel menghasilkan hokum mendel I dan hokum mendel II. Hokum mendel I yaitu sebagai

berikut:

• Hukum Mendel I menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet terjadi pemisahan

pasangan factor dengan masing-masing gamet menerima salah stu factor. Hukum

Mendel disebut juga sebagai hokum segregasi atau pemisahan secara bebas.

• Hukum Mendel II menjelakan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel

mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip

pengelompokan secara bebas (asortasi)

Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat individu pada keturunannya melalui

gamet dengan mengikuti aturan tertentu, prinsip-prinsip pewariasan sifat tersebut telah

dikemukakan oleh mendel. Perbandingan fenotip pada F2 perkawinan dihibrid adalah 9 : 3 : 3

: 1. Dan Persilangan monohybrid memiliki perbandingan fenotip pada F2 adalah 3:1.

Penyimpangan semu hokum mendel pada interaksi beberapa gen (atavisme) dikenal

pada empat macam bentuk pial (jengger), yaitu pial gerigi (ros), pial biji (pea), pial bilah

(single) da pial sumpel (walmut). Penyimpangan yang tampak adalah F2 tidak menyerupai

salah satu induk. Muncul dua pilah sebagai hasil interaksi dua factor resesif. Pada F2

diperoleh rasio fenotip 9 : 3 : 3 : 1.

Ada beberapa penyimpangan hokum semu, yaitu sbeagai berikut:

1. Kriptomeri merupakan gen-gen dominan non alel yang seolah-olah tersembunyi jika

berdiri sendiri dan pengaruhnya akan tampak setelah gen-gen gen-gen dominan muncul

secara bersamaan. Peristiwa kriptomeri ditemukan pada pembentukan warna bunga

linaria

2. Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain

yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis, sedangkan

sifat yang tertutup disebut hipostasis.

3. Polimeri merupakan pola hereditas yang ditandai dengan satu sifat yang ditentukan oleh

banyak alel. Contoh polimeri pada manusia adalah pembentukian karakter tinggi tubuh,

berat tubuh, warna kulit, warna mata, kecerdasan, dan bentuk tubuh.

Page 50: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

4

4. Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama

akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya

5. Gen dominan resesif Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen dominan

yang mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama

6. Gen penghambat adalah penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen

dominan yang jika sama-sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen

dominan tersebut sehingga perbandingan fenotipe 13 : 3

� Tautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama

dapat memisahkan diri secara bebas waktu pembelahan meiosis.

� Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom

lainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda (bukan

homolognyadan Tautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada kromosom

kelamin, umumnya pada kromosom X (kromosom seks X),

� Penentuan jenis kelamin (determinasi seks) terutama ditentukan oleh komposisi

kromosom seks. Pada manusia mengandung 23 pasang kromosom. Kariotipenya adalah

Wanita : 44A + XX ( 22AA + XX ) sel telur (ovum) = 22A + X dan Pria : 44A + XY (

22AA + XY ) sperma = 22A +_ X dan 22A + Y.

Ada beberapa penyakit bawaaan yang biasanya diwariskan pada anak cucunya.

Umumnya kelainan yang menurun bersifat resesif. Seperti:

a. Albinisme

b. Fenilketonuria

c. Alkaptonuria gen

d. Kretinisme

e. Fibrosis sistik

Penyakit bawaan juga dapat disebabkan oleh pewarisan gen autosomal pada manusia,

seperti contoh :

a. Polidaktili (jari lebih),

b. PTC,

c. Thalassemia,

d. Dentinogenesis imperfect,

e. Anonychia,

Page 51: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

5

f. Retinal aplasia,

g. Katarak

Tetapi ada beberapa cara untuk menghindari penyakit menurun tersebut. Yaitu

sebagai berikut :

1. Eugenetika yaitu Merupakan usaha untuk menghindari penyakit menurun melalui

penggunaan hokum-hukum genetika

2. Eunetika yaitu Usaha menghindari penyakit menurun dapat dilakukan malalui perbaikan

kualitas hidup, misalnya peningkatan gizi, kebersihan lingkungan dan olahraga. Atau

dengan menhindari perkawinan sedarah, maupun memeriksakan riwayat kesehatan bagi

calon pengantin.

IV. Metode dan model pembelajran

1. Metode : metode ceramah, Tanya jawab, diskusi

2. Model pembelajaran : cooperative learning dan PBL (Problem Based

Learning)

3. Pendekatan : inkuiri

V. Langkah – langkah pembelajaran

I. Kegiatan pembelajaran

Pertemuan ke-1

� Kegiatan awal

1. Guru membuka pelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Guru mengabsen kehadiran siswa

3. Guru memberikan apersepsi dan motivasi sebelum pelajaran dimulai

a) Apersepsi

Guru memperlihatkan foto suatu keluarga

b) Motivasi

Pernah kita bercermin, dan berkata mirip siapakah saya ?

� Kegiatan inti

a) Eksplorasi

1. Guru menyuruh siswa untuk membaca berbagai literature tentang

hereditas

Page 52: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

6

2. Guru membagi berbagai kelompok dalam kelas. Misal dibentuk 4

kelompok

b) Elaborasi

1. Guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan tentang :

Untuk kelompok 1, tentang : penyimpangan semu pautan,

Untuk kelompok 2, tentang : pindah silang,

Untuk kelompok 3, tentang : system ABO

Untuk kelompok 4, tentang : terpaut seks kromosom

2. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok mendiskusikan

permasalahan yang telah dibagikan.

3. Setiap kelompok mengemukakan hasil dari diskusi yang telah

dilakukan

4. Guru memberikan kesempatan yang luas bagi siswa atau kelompok

lain untuk menanggapi atau memberikan pendapat dalam diskusi

tersebut

c) Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi siswa dari

berbagai literatur.

2. Guru memberikan umpan balik positif terhadap pendapat siswa dalam

forum diskusi.

� Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dipelajari.

2. Guru mengadakan refleksi dan evaluasi hasil pembelajaran melalui post

test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dipelajari.

3. Guru memberikan tugas untuk mencari artikel tentang penyakit-panyakit

bawaan.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam

5. Guru menyampaikan kegiatan pertemuan minggu berikutnya

Page 53: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

7

Pertemuan ke-2

� Kegiatan awal

1. Guru membuka pelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Guru mengabsen kehadiran siswa

3. Guru memberikan apersepsi dan motivasi sebelum pelajaran dimulai

a) Orientasi

Pernahkah anda melihat artis bolywood seperti rhitik roshan ?apakah

kalian memperhatikan tangan kanannnya?

b) Apersepsi

Penyakit yang mempunyai jumlah jari kurang atau lebih dari pada

orang yang normal? Apakah penyakit tersebut turunan?

c) Motivasi

Apakah yang menyebabkan jari tangan seseorang bisa bercabang?

� Kegiatan inti

a) Eksplorasi

1. Guru menyuruh siswa untuk membaca artikel tentang penyakit-

penyakit bawaan yang telah ditugaskan oleh guru

2. Guru menyuruh siswa untuk memberikan contoh-contoh lain penyakit

menurun pada lingkungan sekitar

3. Guru membagi dua kelompok besar dalam kelas.

d) Elaborasi

1. Guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan tentang:

Kelompok A : Mencari contoh-contoh penyakit-penyakit menurun

pada lingkungan sekitar

Kelompok B : Usaha untuk mengindari penyakit menurun

2. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok mendiskusikannya

3. Setiap kelompok mengemukakan hasil dari diskusi yang telah

dilakukan

4. Guru memberikan kesempatan yang luas bagi siswa atau kelompok

lain untuk menanggapi atau memberikan pendapat dalam diskusi

tersebut

Page 54: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

8

e) Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi siswa dari

berbagai literatur.

2. Guru memberikan umpan balik positif terhadap pendapat siswa dalam

forum diskusi.

3. Menanamkan karakteristik : teliti, kerjasama, tanggung jawab, logis

� Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang

telah dipelajari.

2. Guru mengadakan refleksi dan evaluasi hasil pembelajaran melalui post

test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dipelajari.

3. Guru memberikan tugas

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam

VI. Sumber belajar

Buku :

1. Suryo . 2008. “Genetika Strata 1 “. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Hal. 4-37

dan 251-322

2. Suryo . 2003. “Genetika Manusia “. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Hal. 286-

292

3. Kimbal, W. John. 1992. Biology. Jakarta : Erlangga

4. Campbell. Reece dan Mitchell. Biologi jilid 1. 2002. Jakarta : Erlangga. Hal. 257-297

5. LKS: Biologi SMA kelas XII Jakarta selatan : Graha Pustaka. Hal. 50-59

VII. Penilaian

1. Jenis tagihan : Tugas individu dan tugas kelompok

2. Bentuk instrumen : Tes tertulis

Contoh istrumen

a. Sapi unggul dalam fertilitas tetapi produksi susu rendah (AAbb)

dikawinkan dengan sapi rendah daya ferilitasnya tetapi produksi susu

tinggi (aaBB), kedua sifat unggulnya dominan, maka berapa persenkah

keturunan F2 yang mempunyai sifat unggul dan galur murni adalah….

Page 55: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

9

b. Diskusikan dengan teman sekelompok anda, bagaimana cara untuk

menghindari penyakit bawaan selain dengan cara Eugenetika dan

Eunetika!

Mengetahui, Semarang,…………2011

Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

………………. ……………………….

Page 56: 228438036 Bahan Ajar Pola Pola Hereditas

BIOGRAFI PENULIS

Kiki indrawati dilahirkan di Kota Brebes, tanggal 25 desember

1988. Ia mengeyam pendidikan selama 12 tahun. Ia lulusan dari

SDN 01 janegara selama 6 tahun, MTS Asy-Syafiiyah selama 3

tahun, MAN 01 brebes selama 3 tahun, dan sejak tahun 2008

sampai sekarang, ia melanjutkan pendidikannya di Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang. Ia mengambil

jurusan pendidikan biologi karena ia menyukai ilmu yang berkaitan

dengan lingkungan sekitar. Sehingga ia mengetahui lebih dalam

lagi, tentang lingkungan sekitar.

Eko yuwoto lahir di Pati, tanggal 21 november. Saat ini ia duduk

dibangku perkuliahan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI

Semarang jurusan pendidikan biologi jurusan biologi sejak tahun

2008 sampai sekarang. Ia bercita-cita menjadi orang yang sukses,

menjadi guru yang professional yang dinantikan kehadirannya oleh

para murid-muridnya.

Wanita mungil ini, bernama yulita wulandari yang lahir di disa

Asri yang terletak di boyolali, pada tanggal 14 juli 1990. Ia adalah

anak bungsu dari 3 bersaudara. Yang kini sedang menempuh

pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI

Semarang semester 6 jurusan pendidikan biologi. Ia bercita-cita

menjadi guru yang professional dan ia mempunyai impian untuk

membahagiakan keluarganya.

Thoyibah Handayani lahir di kota demak tanggal 6 desember 1986. Ia

sekarang menetap di desa sidorejo kecamatan saying kabupaten demak. Ia

kini terdaftar di perguruan tinggi di semarang, tepatnya di Institut Keguruan

dan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang jurusan pendidikan biologi. Wanita

ini mempunyai cita-cita untuk menjadi guru yang mempunyai 4 kompetensi

yang dimiliki oleh seorang guru, yakni profesionalisme, berjiwa sosial

tinggi, akademik, pedagogik.