MODAL INTELEKTUAL DAN
Transcript of MODAL INTELEKTUAL DAN
MODAL
INTELEKTUAL DAN
MANAJEMEN
PENGETAHUAN Pendahuluan untuk Manajemen Pengetahuan dalam Teori Dan
Praktek Serta Siklus Manajemen Pengetahuan
Arman Maulana, S.Sy., M.M.
Siti Rosmayati, SST., M.M.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
2
MODAL INTELEKTUAL DAN
MANAJEMEN PENGETAHUAN
Penulis: 1. Arman Maulana, S.Sy., M.M.
2. Siti Rosmayati, SST., M.M.
Editor: Arman Maulana
Tata Letak: Arman Maulana
Sampul: Guepedia
Diterbitkan Oleh:
Guepedia
The First On-Publisher in Indonesia
E-mail: [email protected]
Fb. Guepedia
Twitter. @guepedia
Website: www.guepedia.com
ISBN : 978-623-270-344-5
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All right reserved
Maulana * Rosmayati
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada suara-suara hati
yang bersifat mulia. Sumber ilmu pengetahuan, Sumber
segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, Penabur cahaya
ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang
terindah, Sang Kekasih tercinta yang tak terbatas
pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah Subhanahu wa
Ta‘ala. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan serta menyampaikan
kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan Rukun Islam
yang telah terbukti kebenarannya, serta makin terus
terbukti kebenarannya.
Alhamdulillah penulistelah menyelesaikan buku
dengan judul Modal Intelektual dan Manajemen
Pengetahuan Pendahuluan untuk Manajemen
Pengetahuan dalam Teori Dan Praktek Serta Siklus
Manajemen Pengetahuan. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan teman
mahasiswa, dan pihak-pihak lainnya yang membantu
secara moral dan material bagi tersusunnya buku Modal
Intelektual Dan Manajemen Pengetahuan. Buku ini tentu
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini
bisa lebih baik nantinya untuk memberikan dukungan
pengetahuan di kalangan perguruan tinggi.
Bandung, 29 April 2020
Penulis
(Penulis)
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
4
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................ 3
Daftar Isi ................................................................. 4
Bab 1 Pendahuluan Manajemen Pengetahuan
Dalam Teori Dan Praktek ........................................ 3
Bab 2 Pengantar Manajemen Pengetahuan .............. 5
Bab 3 Multidisciplinary Nature Of
Knowledge Management (Sifat Multidisiplin
Manajemen Pengetahuan) ........................................ 13
Bab 4 Konsep Analisis Teknik .................................. 49
Bab 5 Sejarah Manajemen Pengetahuan .................. 55
Bab 6 Perspektif Organisasi Tentang
Manajemen Pengetahuan ......................................... 68
Bab 7 Model Manajemen Pengetahuan .................... 78
Daftar Pustaka ........................................................ 128
Sinopsis ................................................................... 131
Tentang Penulis ....................................................... 132
Maulana * Rosmayati
5
BAB 1
PENDAHULUAN MANAJEMEN
PENGETAHUAN DALAM TEORI DAN
PRAKTEK
Bab ini memberikan pengantar untuk studi
Knowledge Management (KM). Sejarah singkat konsep
manajemen pengetahuan diuraikan, mencatat bahwa
banyak KM ada sebelum istilah yang sebenarnya mulai
populer digunakan. Kurangnya konsensus tentang apa
yang merupakan definisi yang baik dari KM dibahas, dan
teknik analisis konsep digambarkan sebagai sarana
untuk mengklarifikasi kebingungan konseptual yang
bertahan tentang apa itu KM. Akar multidisiplin dari KM
disebutkan, bersama dengan kontribusi mereka untuk
disiplin. Dua bentuk utama pengetahuan, diam-diam
dan eksplisit, dibandingkan dan dikontraskan.
Pentingnya KM saat ini untuk individu, untuk komunitas
praktik, dan untuk organisasi dijelaskan, bersama
dengan peran dan tanggung jawab KM yang muncul yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
6
diperlukan untuk memastikan implementasi KM yang
sukses.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Gunakan kerangka kerja dan bahasa yang jelas
untuk konsep manajemen pengetahuan.
2. Tetapkan konsep manajemen pengetahuan utama
seperti modal intelektual, pembelajaran dan
memori organisasi, taksonomi pengetahuan, dan
komunitas praktik menggunakan analisis konsep.
3. Berikan tinjauan umum tentang sejarah
manajemen pengetahuan dan identifikasi tonggak
penting.
4. Jelaskan peran dan tanggung jawab utama yang
diperlukan untuk aplikasi manajemen
pengetahuan.
B. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini perkembangan kemajuan
tehnologi dan pengetahuan sangatlah bermanfaat bagi
kepentingan suatu organisasi. Maka dari itu kita harus
mengetahui bagaimana menguasai atau mengatasi
banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari
segala penjuru dunia. Suatu organisasi pasti akan
berhubungan langsung dengan masyarakat, sebagai
pihak yang di jadikan sasaran. Untuk itu suatu
organisasi seharusnya membutuhkan informasi yang
menyangkut perilaku masyarakat atau respon
masyarakat terhadap kinerja organisasinya.maka dari itu
suatu organisasi memerlukan suatu manajemen
pengetahuan untuk membantu organisasi tersebut
mencapai tujuannya.
Maulana * Rosmayati
7
Manajemen merupakan suatu cara untuk
merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir,
memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk
suatu tujuan. Sedangkan pengetahuan adalah data dan
informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi,
pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang
kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak
bentuk, contoh, koran, majalah, email, e-artikel, mailing
list, e-book, kartu nama, iklan, dan manusia. Serta
proses atau kegiatan merencanakan, mengumpulkan
dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data
dan informasi yang telah digabung dengan berbagai
bentuk pemikiran dan analisa dari macam-macam
sumber yang kompeten. Manajemen Pengetahuan suatu
disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan
performa seseorang atau organisasi, dengan cara
mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat
ini dan yang akan datang. Jadi manajemen pengetahuan
bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu
cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan
sumber pengetahuan yang kompeten.Dengan adanya
manajemen pengetahuan maka akan terjamin kinerja
yang baik dalam suatu organisasi.
Kemampuan untuk mengelola pengetahuan
(knowledge) menjadi semakin penting dalam ekonomi
pengetahuan saat ini. Penciptaan dan difusi
pengetahuan telah menjadi faktor yang semakin penting
dalam daya saing. Semakin banyak, pengetahuan
dianggap sebagai komoditas berharga yang tertanam
dalam produk terutama produk teknologi tinggi
(especially high-tech products) dan dalam pengetahuan
tacit karyawan yang sangat mobile selalu berpindah dan
bergerak dengan aktifnya. Meskipun pengetahuan
semakin dipandang sebagai komoditas atau aset
intelektual, ia memiliki beberapa karakter paradoks yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
8
secara radikal berbeda dari komoditas berharga lainnya.
Karakteristik pengetahuan ini meliputi:
1. Penggunaan pengetahuan tidak mengkonsumsinya.
2. Transfer pengetahuan tidak menyebabkan
kehilangannya. Pengetahuan berlimpah, tetapi
kemampuan untuk menggunakannya langka.
3. Banyak pengetahuan organisasi yang berharga
keluar dari pintu pada penghujung hari.
Munculnya Internet dan World Wide Web telah
membuat sumber pengetahuan yang tidak terbatas
tersedia bagi kita semua. Para pakar sedang
mengumumkan fajar Era Pengetahuan menggantikan
Era Industri. Empat puluh tahun yang lalu, hampir
setengah dari semua pekerja di negara-negara industri
membuat atau membantu membuat untuk merancang
sesuatu, proporsi yang menjadi bisnis manufaktur pada
saat itu turun sekitar 20%. Manufaktur padat karya
dengan kumpulan besar tenaga kerja yang relatif murah,
relatif homogen dan manajemen hierarkis telah
memberikan jalan bagi organisasi berbasis pengetahuan.
Ada lebih sedikit orang yang melakukan lebih banyak
pekerjaan. Hirarki organisasi dikesampingkan karena
pekerjaan pengetahuan menuntut kolaborasi yang lebih
besar. Satu-satunya kemajuan berkelanjutan
perusahaan berasal dari apa yang secara kolektif
diketahui, seberapa efisien menggunakan apa yang
diketahui, dan seberapa cepat ia memperoleh dan
menggunakan pengetahuan baru (Davenport dan Prusak,
1998). Organisasi di Zaman Pengetahuan adalah
organisasi yang belajar, mengingat, dan bertindak
berdasarkan informasi, pengetahuan, dan pengetahuan
terbaik yang tersedia.
Maulana * Rosmayati
9
Semua perkembangan ini telah menciptakan
kebutuhan yang kuat untuk pendekatan yang disengaja
dan sistematis untuk menumbuhkan dan berbagi basis
pengetahuan perusahaan yang dipenuhi dengan
pelajaran yang berharga dan berharga yang dipelajari
dan praktik terbaik. Dengan kata lain, untuk menjadi
sukses di lingkungan organisasi yang menantang saat
ini, perusahaan perlu belajar dari kesalahan masa lalu
mereka dan tidak menemukan kembali roda waktu akan
berputar. Pengetahuan organisasi tidak dimaksudkan
untuk menggantikan pengetahuan individu tetapi untuk
melengkapinya dengan membuatnya lebih kuat, lebih
koheren, dan lebih luas aplikatif. Manajemen
pengetahuan merupakan pendekatan yang jelas dan
sistematis untuk memastikan pemanfaatan penuh basis
pengetahuan organisasi, ditambah dengan potensi
keterampilan individu, kompetensi, pemikiran, inovasi,
dan gagasan untuk menciptakan organisasi yang lebih
efisien dan efektif. Iaccoca Institute dari negara
Pennsylvania Amerika Serikat menemukan bahwa ―CEO,
ketika ditanya berapa banyak pengetahuan yang tersedia
untuk organisasi yang benar-benar digunakan, lalu
merespons 'hanya sekitar 20%.' Namun jika angka ini
mewakili pemanfaatan kapasitas produksi rata-rata, itu
hanya akan menjadi diterima oleh CEO level bawah‖.
Manajemen Pengetahuan (KM) pada awalnya
didefinisikan sebagai proses menerapkan pendekatan
sistematis untuk menangkap, struktur, manajemen, dan
penyebaran pengetahuan di seluruh organisasi untuk
bekerja lebih cepat, menggunakan kembali praktik
terbaik, dan mengurangi pengerjaan ulang yang mahal
dari proyek ke proyek. KM sering dicirikan oleh
pendekatan "pack rat" untuk konten: "simpan, mungkin
berguna di masa depan." Banyak dokumen cenderung
disimpan, mesin pencari canggih kemudian digunakan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
10
untuk mencoba mengambil beberapa konten, dan sistem
KM yang berskala besar dan mahal untuk dibangun.
Solusi manajemen pengetahuan telah terbukti paling
berhasil dalam menangkap, menyimpan, dan penyebaran
pengetahuan berikutnya yang telah diberikan secara
eksplisit khususnya pelajaran yang dipetik dan praktik
terbaik.
Fokus dari manajemen modal intelektual
(intellectual capital management, ICM), di sisi lain adalah
pada potongan-potongan pengetahuan yang bernilai
bisnis bagi organisasi - disebut sebagai modal intelektual
atau aset (Bontis dan Nikitopoulos, 2001). Meskipun
beberapa di antaranya lebih terlihat (misalnya, paten,
kekayaan intelektual), mayoritas terdiri dari
pengetahuan, pengalaman, pengalaman, dan keahlian
yang cenderung berada dalam kepala satu atau beberapa
karyawan (Klein, 1998; Stewart, 1997). ICM dicirikan
oleh lebih sedikit konten karena konten difilter dan
dinilai, dan hanya yang terbaik yang diinventarisasi
("sepuluh teratas," misalnya). Konten ICM cenderung
lebih mewakili pemikiran nyata seseorang (informasi
kontekstual, pendapat, cerita) karena penekanannya
pada pengetahuan dan pengetahuan yang dapat
ditindaklanjuti. Akibatnya, upaya lebih murah dan fokus
bergeser ke pembelajaran (pada tingkat individu,
komunitas, dan organisasi) daripada membangun sistem.
Definisi manajemen pengetahuan yang baik
mencakup penangkapan dan penyimpanan perspektif
pengetahuan, bersama dengan penilaian aset intelektual.
Sebagai contoh:
Manajemen pengetahuan adalah koordinasi yang
disengaja dan sistematis dari orang-orang, teknologi,
proses, dan struktur organisasi organisasi untuk
menambah nilai melalui penggunaan kembali dan
Maulana * Rosmayati
11
inovasi. Koordinasi ini dicapai melalui penciptaan,
berbagi, dan penerapan pengetahuan serta melalui
pemberian pelajaran berharga yang diperoleh dan
praktik terbaik ke dalam memori perusahaan untuk
mendorong pembelajaran organisasi yang berkelanjutan.
Ketika ditanya, sebagian besar eksekutif sering
menyatakan bahwa aset terbesar mereka adalah
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan mereka.
Mereka juga selalu menambahkan bahwa mereka tidak
tahu bagaimana mengelola pengetahuan ini! Adalah
penting untuk mengidentifikasi pengetahuan yang
bernilai dan juga berisiko hilang bagi organisasi, melalui
pensiun, pergantian, dan persaingan menggunakan
modal intelektual atau pendekatan aset. Selain itu,
pendekatan manajemen pengetahuan selektif atau
berbasis nilai harus bertingkat tiga. Artinya, itu juga
harus diterapkan pada tiga tingkat organisasi: individu,
kelompok atau komunitas, dan organisasi itu sendiri.
Cara terbaik untuk mempertahankan pengetahuan yang
berharga adalah mengidentifikasi
aset intelektual dan kemudian memastikan bahwa
bahan warisan diproduksi dan kemudian disimpan
sedemikian rupa untuk membuat pengambilan di masa
depan dan digunakan kembali semudah mungkin
(Stewart, 2000). Produk sampingan yang nyata ini perlu
mengalir dari individu ke individu, antara anggota
komunitas praktik, dan, tentu saja, kembali ke
organisasi itu sendiri, dalam bentuk pembelajaran,
praktik terbaik, dan memori perusahaan.
Banyak upaya manajemen pengetahuan (KM)
sebagian besar berkaitan dengan menangkap,
menyusun, dan berbagi pengetahuan yang dimiliki oleh
orang-orang dalam organisasi. Meskipun masih ada
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
12
kurangnya konsensus tentang apa yang merupakan
definisi KM yang baik (lihat bagian selanjutnya), ada
kesepakatan luas mengenai tujuan organisasi yang
melakukan KM. Nickols (2000) merangkum tujuan-
tujuan ini sebagai berikut: "tujuan dasar manajemen
pengetahuan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
untuk keuntungan organisasi." Beberapa motif
manajemen jelas: hilangnya orang-orang terampil melalui
pergantian, tekanan untuk menghindari reinventing the
wheel, tekanan untuk inovasi di seluruh organisasi
dalam proses serta produk, manajemen risiko, dan
tingkat percepatan di mana pengetahuan baru
diciptakan . Beberapa tujuan manajemen pengetahuan
umum adalah untuk:
Fasilitasi transisi yang lancar dari mereka yang
pensiun ke penerus mereka yang direkrut untuk mengisi
posisi mereka.
Minimalkan kehilangan memori perusahaan karena
gesekan dan pensiun. Identifikasi sumber daya kritis dan
bidang pengetahuan kritis sehingga perusahaan
―mengetahui apa yang diketahui dan melakukannya
dengan baik dan mengapa.‖
Bangun perangkat metode yang dapat digunakan
bersama individu, kelompok, dan organisasi untuk
membendung potensi hilangnya modal intelektual.
Maulana * Rosmayati
13
BAB 2
PENGANTAR MANAJEMEN PENGETAHUAN
A. Manajemen Pengetahuan
Sebuah survei informal yang dilakukan oleh
penulis mengidentifikasi lebih dari 100 definisi yang
diterbitkan tentang manajemen pengetahuan, dan di
antaranya, setidaknya 72 bisa dianggap sangat baik! KM
adalah bidang studi multidisiplin yang mencakup banyak
bidang. Temuan ini seharusnya tidak mengejutkan,
karena menerapkan pengetahuan untuk bekerja
merupakan bagian integral dari sebagian besar kegiatan
bisnis. Namun, bidang KM terdapat sindrom "Three Blind
Men and an Elephant ". Bahkan, kemungkinan ada lebih
dari tiga perspektif berbeda tentang KM, dan masing-
masing mengarah pada ekstrapolasi yang berbeda dan
definisi yang berbeda.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
14
Manajemen pengetahuan didefinisikan oleh mereka
sebagai keseluruhan proses membangkitkan nilai
organisasi dari modal intelektual organisasi dan aset
berbasis pengetahuan. Kebanyakan, usaha
pembangkitan nilai dari asset tersebut melibatkan
seluruh karyawan, departemen-departemen, divisi-divisi
dan bahkan perusahaan lain dalam berbagi untuk
menemukan praktik yang terbaik. Mereka juga
mengungkapkan bahwa penting dicatat bahwa definisi
tersebut sama sekali bukanlah teknologi. Ketika
manajemen pengetahuan sering difasilitasi oleh teknologi
informasi, tidak berarti teknologi adalah manajemen
pengetahuan.
Sebagai seorang ahli manajemen pengetahuan,
Karl Eric Sveiby menyatakan tidak menyukai istilah
―manajemen pengetahuan‖ . Menurutnya, pengetahuan
adalah kecakapan manusia, tidak ada yang bisa
mengelola kecuali oleh individunya sendiri . Menurutnya
manajemen pengetahuan adalah seni menciptakan nilai
dari aset tak berbentuk (intangible asset). “Knowledge
management is a process to embrace knowledge as a
strategic asset to drive sustainable business advantage
and promote a “one firm” approach to identify, capture,
evaluate, enhance and share a firm’s intellectual capital.”
Manajemen Pengetahuan adalah suatu proses untuk
merangkul pengetahuan sebagai aset strategis untuk
mendorong keuntungan bisnis yang berkelanjutan dan
mempromosikan‗satu perusahaan‘pendekatan untuk
mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi,
meningkatkan dan berbagi modal intelektual
perusahaan. Suatu proses merangkul pengetahuan
sebagai aset strategis agar dapat terus menerus memacu
keuntungan bisnis dan mempertimbangkan pendekatan
―sebuah perusahaan‖ untuk mengidentifikasi,
menangkap, mengevaluasi, meningkatkan dan membagi
Maulana * Rosmayati
15
modal intelektual perusahaan adalah Manajemen
Pengetahuan.
Pengertian mana yang termasuk menjadi
manajemen pengetahuan dan yang bukan merupakan
manajemen pengetahuan dibedakan oleh James Boomer.
Menurutnya yang termasuk manajemen pengetahuan
adalah sebagai berikut:
Sistem berorientasi pada orang, proses, dan
prosedur.
Fokus pada meningkatkan pencapaian bisnis.
Jangka panjang, inisiatif yang berkelanjutan.
Dan yang bukan termasuk manajemen
pengetahuan adalah sebagai berikut:
Sistem berorientasi pada teknologi.
Teknologi tunggal atau teknik yang dapat
memecahkan permasalahan Manajemen.
B. Definisi Manajemen Pengetahuan
Definisi manajemen pengetahuan yang ditulis oleh
Rebecca O. Barelay dan Philip C. Murray karena
pemahamannya yang dekat dengan kegiatan organisasi
bisnis. Mereka mendefinisikan manajemen pengetahuan
sebagai aktifitas bisnis yang meliputi dua aspek:
1. Treating the knowledge component of business
activities as an explicit concern of business reflected in
strategy, policy, and practice at all levels of the
organization. Memperlakukan komponen pengetahuan
dalam aktivitas bisnis sebagai suatu perhatian bisnis
secara jelas yang dicerminkan dalam strategi,
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
16
kebijakan, dan praktk pada semua level (tingkatan)
organisasi .
2. Making a direct connection between an organization’s
intellectual assets both explicit[recorded] and tacit
[personal know-how] and positive business results.
Membuat koneksi langsung antara aset intelektual
organisasi baik eksplisit (terekam) dan tacit
(pengetahuan pribadi) dan hasil bisnis positif.
Pemahaman tersebut memberi pemahaman yang
jelas tentang manajemen pengetahuan dan posisi
teknologi informasi dalam manajemen pengetahuan.
Dengan demikian, diketahui bahwa teknologi hanyalah
sebuah alat dan manajemen pengetahuan membutuhkan
teknologi untuk efektivitas praktiknya.
Pengertian Knowledge Management atau
Manajemen Pengetahuan Pemahaman konsep
pengetahuan dan informasi menimbulkan berbagai
penafsiran berbeda-beda . Para ahli dibidang informasi
menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang
disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat
dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata
untuk menyajikan fakta yang mengandung arti .
Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang
relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran
seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan
apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang.
Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan
adalah informasi yang diinterpretasikan dan
diintegrasikan.
Maulana * Rosmayati
17
C. Definisi Knowledge Management menurut para ahli
Menurut Bassi, Knowledge Management is the
process of creating, capturing and using knowledge to
enhance organizational performance. Artinya, Manajemen
Pengetahuan adalah proses menciptakan, menangkap,
dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan
kinerja organisasi.
Menurut Blake, Knowledge Management is the
process of capturing a company’s collective expertise
wherever it resides- in databases, on papers, or in
people’s head- and distributing it to wherever it can help
produce the biggest payoffs. Artinya, Manajemen
Pengetahuan adalah proses menangkap keahlian kolektif
perusahaan di mana pun ia berada di basis data, di atas
kertas, atau di kepala orang dan mendistribusikannya ke
mana pun ia dapat membantu menghasilkan hasil
terbesar.
Menurut Koina dalam Siregar (2005) Knowledge
Management adalah suatu disiplin yang mempromosikan
suatu pendekatan terintegrasi terhadap
pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian
semua asset informasi suatu organisasi, sedangkan
Laudon (2002) Knowledge Management berfungsi
meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari
lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan dalam
suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan,
memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan
organisasi tersebut. Teknologi informasi memainkan
peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai
pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan
untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan
mendiseminasikan pengetahuan.
Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa
pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
18
terstruktur, tidak terstruktur, eksplisit atau implicit .
Jika pengetahuan diorganisasikan dan mudah
didiseminasikan disebut pengetahuan terstruktur.
Pengetahuan yang tidak terstruktur dan dipahami, tetapi
tidak dengan jelas dinyatakan adalah pengetahuan
implicit. Pengetahuan implisit juga disebut tacit
(dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan
pengalaman pekerja yang belum didokumentasikan
secara formal Untuk mengkonversi pengetahuan implisit
ke dalam pengetahuan eksplisit, pengetahuan tersebut
harus diekstraksi dan diformat.
Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode
mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui
kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation,
consequences, connections dan conversation. Pengertian
pengetahuan menurut Davenport dan Prusak is
knowledge is a fluid mix of framed experience, values,
contextual information, and expert insight that provides a
framework for evaluating and incorporating new
experiences and information. It originates and is applied in
the minds of knowers. In organizations, it often becomes
embedded not only in documents or repositories but also in
organizational routines, processes, practices and norms.
,Artinya bahwa pengetahuan adalah campuran fluida
dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan
wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk
mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-
pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan
diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi,
sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam
dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi
rutinitas, proses, praktik dan norma-norma.
Maulana * Rosmayati
19
D. Pengertian knowledge management dari perspektif proses/teknologi
Knowledge management adalah sebuah konsep
dimana informasi diubah menjadi pengetahuan dan
tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan bagi orang
yang membutuhkan.
Knowledge Management System adalah
penyimpanan virtual terhadap informasi relevan yang
kritis untuk tugas-tugas harian pada organisasi .
Knowledge Management adalah pendekatan
sistematis untuk mengelola penggunaan informasi untuk
meyediakan aliran pengetahuan yang memungkinkan
pengambilan keputusan yang efisien dan efektif .
Knowledge Management merupakan suatu
paradigma pengelolaan informasi yang berasal dari
pemikiran bahwa pengetahuan yang murni sebenarnya
tertanam dalam benak dan pikiran setiap manusia. Maka
dari itu perlu dibangun suatu mekanisme penyebaran
informasi dan pengalaman dari sumber daya manuisa
yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari
masing-masing pelaku kegiatan di dalam suatu
organisasi. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
knowledge management adalah suatu rangkaian kegiatan
yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi,
menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan
pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan
kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi
tersebut. Kegiatan ini terkait langsung dengan
perpustakaan yang ditujukan untuk mencapai suatu
hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan
kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang
lebih tinggi. Sedangkan transfer pengetahuan sebagai
salah satu aspek dari Knowledge Management dalam
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
20
berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan oleh
perpustakaan. Contohnya adalah melalui Knowledge
Sharing dalam kerja, magang, pelatihan profesional,
workshop dan lain-lain .
Makna dari Manajemen Pengetahuan atau
Knowledge Management adalah untuk mewakili
pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin
penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi,
ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan
ide individual potensial untuk menciptakan organisasi
yang lebih efisien, efektif dan terarah. Yang perlu
diperhatikan dari pengertian knowledge management
adalah bahwa knowledge management bukan tentang
memanajemen atau mengorganisasi buku, jurnal, men-
search internet untuk customer atau menyusun material
untuk disirkulasikan . Tetapi hal ini adalah bagian dari
prosesknowledge management. Kemudian inti dari
knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya
manusia, teknologi, budaya pembelajaran/ berbagi
pengetahuan .
E. Memahami Pengetahuan
Untuk memperlihatkan hubungan antara data,
informasi, dan pengetahuan, Tuomi pada tahun 2000
mengumpulkan definisi tersebut adalah sebagai berikut:
Spek, R.v.d and Spijkervet, A. mendefinikan dalam
Knowledge Management : Dealing Intelligently with
knowledge. Utrecht : Kenniscentrum CIBIT, (1997:
21), Data adalah simbol yang belum diinterpretasi,
informasi adalah data yang sudah diberi makna, dan
Maulana * Rosmayati
21
pengetahuan adalah sesuatu yang memungkinkan
orang memahami.
Davenport, T.H. Information Ecology mendefinikan
dalam : Mastering the Information and Knowledge
Environment. New York : Oxford University Press,
(1997: 9). Data adalah hasil observasi terhadap dunia
luar, informasi adalah data yang mengandung
relevansi dan tujuan penggunaan, dan pengetahuan
adalah informasi yang memiliki nilai atau kegunaan.
Sveiby, K.E. mendefinikan dalam The New
Organizational Wealth : Managing and Measuring
Knowledge – based Assets. San Fransisco : Berret-
Koehler, (1997: 42), Informasi tidak bermakna, tetapi
menjadi pengetahuan yang bermakna setelah
diinterpretasikan.
Wig, K.M, Knowledge Management Foundation :
Thingking about Thingking How People and
Organizations Create, Represent and Use Knowledge.
Arlington, TX :Schema Press, (1993: 73), Informasi
terdiri dari fakta dan data yang terorganisasi untuk
menggambarkan situasi dan keadaan tertentu,
sementara pengetahuan terdiri dari kebenaran dan
keyakinan, perspektif dan konsep, penilaian dan
harapan.
Nonaka, I and Takeuchi, H. The knowledge Creating
Company : How Japanese Company Create the
Dynamics of Innovation. Oxford : Oxford University
Press, (1995: 58), Informasi berawal dari suatu aliran
pesan – pesan bermakna, tetapi lalu menjadi
pengetahuan setelah komitmen dan keyakinan
muncul akibat dari pesan – pesan tersebut.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
22
Dapat diambil suatu kesimpulan dari definisi-
definisi yang tersebut diatas mengenai data , informasi
dan pengetahuan sebagai berikut ;
1. Data
Merupakan suatu kumpulan angka atau fakta
objektif mengenai sebuah kejadian atau hal tanpa
konteks dan penafsiran . Data disebut juga sebagai data
mentah, karena bentuk fakta maupun angka tersebut
tidak bermanfaat bagi yang menggunakannya apabila ia
tidak mempunyai nilai dan makna. Data merupakan
bahan baku yang harus diolah dan disusun terlebih
dahulu sedemikian rupa sehingga berubah sifat dan
fungsinya menjadi informasi. Untuk itu, data dapat
diubah menjadi informasi dengan menambah nilainya
melalui konteks, kategorisasi, kalkulasi, koreksi, dan
pengendapan .
2. Informasi
Adalah data yang diorganisasikan atau dikelola
sehingga mempunyai arti . Informasi dikemas sebagai
sebuah pesan, biasanya dalam bentuk dokumen atau
komunikasi yang terdengar atau terlihat (audio visual)
dan bertujuan untuk mengubah cara pandang
penerimanya terhadap sesuatu, yang berpengaruh pada
penilaian dan tingkah laku. Selanjutnya, informasi yang
terdiri dari data yang sudah diolah akan memiliki nilai
dan mulai bermanfaat bagi yang menggunakannya.
Maulana * Rosmayati
23
3. Pengetahuan
Informasi yang telah memiliki nilai dan kegunaan
disebut Pengetahuan. Pengetahuan merupakan
pemahaman seseorang yang didapatkannya dari
informasi. Pengetahuan tidak terletak pada informasi,
akan tetapi terletak pada diri seseorang. Karena dengan
didukung oleh pengalaman yang dimiliki seseorang itu,
maka informasi yang semula telah tersedia selanjutnya
dikembangkan dan terus dilakukan pembaharuan
hingga akhirnya terbentuk menjadi sumber
pengetahuan.
Pengetahuan adalah kebiasaan, keahlian atau
kepakaran, keterampilan, pemahaman, atau pengertian
yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui
proses belajar. Seseorang memperoleh pengetahuan
melalui konteks (pengalaman) dan pemahaman.
Manakala orang mempunyai konteks, seseorang dapat
merangkai berbagai hubungan dari pengalaman.
Semakin besar konteks, semakin besar variasi
pengalaman yang bisa ditarik darinya. Semakin besar
orang memahami pokok perihal, semakin orang bisa
menenunjukkan pengalaman masa lalu (konteks) ke
dalam pengetahuan baru dengan menyerap (absorbing),
melakukan (doing), berinteraksi (interacting), dan
berefleksi (reflecting).
Menurut Cleveland (1982) pemahaman adalah
suatu rangkaian dari data, informasi, pengetahuan, dan
kebijaksanaan (wisdom). Data muncul sepanjang riset
(research), penciptaan (creation), pengumpulan
(gathering), dan penemuan (discovery). Informasi
mempunyai konteks . Data diubah menjadi informasi
dengan mengorganisasikannya sedemikian rupa
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
24
sehingga kita dapat dengan mudah membuat
kesimpulan. Data juga diubah menjadi informasi dengan
―menampilkannya‖, seperti membuatnya dalam bentuk
visual atau audio.
Pengetahuan mempunyai kompleksitas
pengalaman, yang disebabkan oleh cara pandang yang
berbeda. Inilah alasan kenapa pendidikan dan pelatihan
menjadi sulit. Orang tidak bisa mengharapkan
pengetahuan seseorang berpindah ke yang lain.
Pengetahuan dibangun sejak awal mula oleh pembelajar
sepanjang pengalaman. Informasi itu statis, tetapi
pengetahuan adalah dinamis seperti hidup dalam diri
kita. Kebijaksanaan adalah tingkatan pemahaman yang
terakhir. Sama halnya dengan pengetahuan,
kebijaksanaan beroperasi di dalam diri. Kita dapat
berbagi pengalaman yang menciptakan bangunan untuk
kebijaksanaan. Bagaimanapun, kebijaksanaan perlu
dikomukasikan dengan berbagai pemahaman dalam
konteks pribadi pendengar daripada dengan membagi
pengetahuan.
Informasi dan data berhadapan dengan masa lalu.
Mereka didasarkan pada pengumpulan fakta dan
penambahan konteks . Pengetahuan berhadapan dengan
masa kini. Dan kebijaksanaan berhadapan dengan masa
depan untuk memprediksi dan desain apa yang akan
dilakukan. Seringkali, perbedaan antara data, informasi,
pengetahuan, dan kebijaksanaan tidak begitu jelas . Jadi
pembedaan antara masing-masing istilah lebih
menyerupai arsiran abu-abu, ketimbang putih dan hitam
(Shedroff, 2001) .
Maulana * Rosmayati
25
F. Fungsi Pengetahuan
Pengetahuan didefinikasikan sebagai, ―a fluid mix
of framed experience, contextual information, values and
expert insight that provides a framework for evaluating
and incorporating new experiences and information” oleh
Davenport dan Prusak (1998). Dari definisi tersebut
dapat ditarik dua hal yaitu:
1. Adanya isi: ”a fluid mix of framed experience,
contextual information, values and expert insight”. Ini
meliputi sejumlah hal yang kita miliki, seperti
pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai, bagaimana kita
merasakan, motivasi, dan informasi.
2. Menggambarkan fungsi atau tujuan pengetahuan,
”that provides a framework for evaluating and
incorporating new experiences and information”. Hal ini
sejalan dengan definisi pengetahuan yang
diungkapkan John Locke (1689) yaitu ―knowledge is
the perception of the egreement or disagreement of two
ideas‖.
Jadi setiap kita mempunyai suatu kerangka
(gagasan pertama) yang kita gunakan untuk
mengevaluasi pengalaman baru (gagasan kedua ). Fungsi
Pengetahuan oleh Achterbergh dan Vriens (2002)
mempunyai dua komponen utama yaitu ;
1. Pengetahuan menyajikan semacam dasar untuk
isyarat penilaian, yang pada gilirannya,
memungkinkan untuk melakukan tindakan .
2. Peran pengetahuan dalam menghasilkan tindakan
yang tepat adalah bahwa pengetahuan menyajikan
dasar untuk menyampaikan tindakan yang
memungkinkan, mempertimbangkan apakah tindakan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
26
yang sesuai dengan hasil yang diharapkan,
menggunakan pertimbangan tersebut dalam memilih,
untuk memutuskan bagaimana tindakan harus
dimplementasikan dan untuk benar-benar
mengimplementasikan tindakan tersebut.
G. Bentuk-bentuk Pengetahuan
Peter Drucker dalam The New Realities (1966)
menyatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang
mengubah sesuatu atau seseorang, dengan
menjadikannya dasar untuk bertindak atau dengan
membuat individu (atau institusi) mampu dari yang lain
atau lebih efektif bertindak. Untuk menggunakan
pengetahuan sehingga dapat berfungsi seperti yang Peter
Drucker katakan, kita perlu memahami bentuk-bentuk
pengetahuan karena masing-masing pengetahuan
membutuhkan perlakuan yang berbeda pula ketika
memanfaatkannya .
Michel Polanyi (1966) membedakan pengetahuan
dalam dua bentuk yaitu pengetahuan eksplisit dan
pengetahuan tacit. Pengetahuan eksplisit atau terkadang
disebut pengetahuan formal bisa disampaikan dalam
bahasa, juga termasuk nomor dan kata, tanda
matematika, spesifikasi, manual, dal lainnya.
Pengetahuan eksplisit juga siap disebar pada yang
lainnya. Selain itu pengetahuan eksplisit bisa dengan
mudah diproses oleh komputer, alat elektronik, atau
basis data penyimpanan .
Pengetahuan tacit yang tersimpan dalam
pengalaman individu dan faktor-faktor tak berwujud,
seperti kepercayaan pribadi, perspektif, dan sistem nilai .
Pengetahuan tacit susah untuk diartikulasikan dengan
Maulana * Rosmayati
27
bahasa formal. Isinya mencakup pemahaman pribadi,
intuisi, dan firasat . Sebelum dikomunikasikan
pengetahuan tacit harus diubah dalam bentuk kata-
kata, model, atau angka-angka yang dapat dipahami .
Ada dua dimensi dalam pengetahuan tacit, yaitu:
1. Dimensi Teknis (prosedural).
Ini meliputi segala hal informal dan ketrampilan
yang sering diberi istilah know-how.
2. Dimensi Teori:
Terdiri dari model kepercayaan, persepsi, ideal,
nilai-nilai, mental yang mengakar dalam diri kita begitu
saja. Meskipun mereka tidak bisa dilafalkan dengan
mudah, dimensi ini membentuk cara kita merasakan
dunia sekitar.
Menurut Polanyi, selalu ada pengetahuan yang
akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu (knowing)
sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri. Selain
itu, ada pandangan yang menganggap bahwa semua
pembelajaran terjadi di dalam kepala manusia, sebuah
organisasi belajar melalui dua cara saja:
1. Kegiatan belajar anggota - anggotanya.
Dengan menyerap anggota baru yang memiliki
pengetahuan yang tidak dimiliki organisasi itu (Simon,
1991: 126). Pemahaman tradisional menyangkut peran
pengetahuan pada organisasi bisnis, pengetahuan tacit
kerap kali dipandang sebagai kunci nyata untuk
melaksanakan sesuatu dan menciptakan nilai baru,
bukan pengetahuan ekplisit.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
28
Dalam Knowledge Praxis yang buat oleh Rebeca O
Barclay dan Philip C Murray menyatakan membedakan
arti dari pengetahuan tidaklah terlalu penting. Tidak
menjadi soal apakah suatu prosedur tertulis atau tenaga
ahli yang menyediakan solusi terhadap masalah tertentu,
sepanjang hasil dicapai positif.
Di sisi lain, I Made Wiryana dan Ernianti Hasibuan
(2002) memiliki pandangan lain tentang pengetahuan.
Mereka mengelompokkan knowledge (pengetahuan)
menjadi 3 jenis yaitu;
a) Tacit knowledge
Pada dasarnya suatu informasi akan menjadi tacit
knowledge ketika diproses oleh pikiran seseorang.
Knowledge jenis ini biasanya belum dikodifikasikan atau
disusun dalam bentuk tertulis . Dalam knowledge ini
termasuk intuisi, cognitive knowledge. Tacit knowledge
seperti intuisi, dan pandangan biasanya sangat sulit
untuk dikodifikasikan. Biasanya pengetahuan ini
terkumpul melalui pengalaman sehari-hari pada
pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengetahuan jenis ini
akan menjadi explicit knowledge ketika dikomunikasikan
kepada pihak lain dengan format yang tepat (tertulis,
grafik dan lain sebagainya).
b) Explicit Knowledge
Pengetahuan yang telah dikodifikasi atau
dieksplisitkan. Jadi biasanya telah direpresentasikan
dalam suatu bentuk yang tertulis dan terstruktur
pengetahuan jenis ini jelas lebih mudah direkam,
dikelola dan dimanfaatkan serta ditransfer ke pihak lain.
Maulana * Rosmayati
29
c) Shared Knowledge
Explicit knowledge yang digunakan bersama-sama
pada suatu komunitas. Bagaimanapun, mengamati
bagaimana pengetahuan diperoleh dan bagaimana kita
dapat menerapkannya apakah tacit atau eksplisit supaya
mencapai hasil positif yang memenuhi persyaratan bisnis
adalah suatu isu sangat penting dan berbeda .
2. Proses Pembentukan Pengetahuan
Nonaka dan Takeuchi (The Knowledge Creating
Company, (1995; 63-69) lebih lanjut mendiskusikan
empat gaya konversi atau ciptaan pengetahuan yang
diperoleh dari kedua macam pengetahuan:
Gambar 1
Empat mode Penciptaan dan Transfer Pengetahuan
(Nonaka & Takeuchi, 1995)
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
30
a) Sosialisasi
Sosialisasi meliputi kegiatan berbagi pengetahuan
tacit antar individ. Istilah sosialisasi digunakan, karena
pengetahuan tacit disebarkan melalui kegiatan bersama,
seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama
bukan melalui tulisan atau instruksi verbal. Dengan
demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tacit hanya
bisa disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk
menjadi seseorang yang lebih besar yang memiliki
pengetahuan tacit dari orang lain.
Dalam prakteknya, sosialisasi dilakukan melalui
kegiatan penangkapan pengetahuan lewat kedekatan
fisik seperti interaksi antara pimpinan dan pegawai,
pimpinan dengan pimpinan, pegawai dengan pegawai .
b) Ekternalisasi
Eksternalisasi membutuhkan penyajian
pengetahuan tacit ke dalam bentuk yang lebih umum
sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap
eksternalisasi ini, individu memiliki komitmen terhadap
sebuah kelompok dan menjadi satu dengan kelompok
tersebut. Dalam prakteknya, eksternalisasi didukung
oleh dua faktor kunci.
Pertama, artikulasi pengetahuan tacit yaitu
konversi dari tacit ke eksplisit, seperti dalam dialog.
Kedua, menerjemahkan pengetahuan tacit dari
para ahli ke dalam bentuk yang dapat dipahami,
misalnya dokumen, manual, dsb .
Maulana * Rosmayati
31
c) Kombinasi
Kombinasi meliputi konversi pengetahuan eksplisit
ke dalam bentuk himpunan pengetahuan eksplisit yang
lebih kompleks . Dalam prakteknya, fase kombinasi
tergantung pada tiga proses berikut:
Pertama, penangkapan dan integrasi pengetahuan
eksplisit baru, termasuk pengumpulan data eksternal
dari dalam atau luar institusi kemudian
mengkombinasikan data - data tersebut .
Kedua, penyebarluasan pengetahuan eksplisit
tersebut melalui presentasi atau pertemuan langsung .
Ketiga, pengolahan pengetahuan eksplisit
sehingga lebih mudah dimanfaatkan kembali, misal
menjadi dokumen rencana, laporan, data pasar, dsb .
d) Internalisasi
Terakhir, internalisasi pengetahuan baru
merupakan konversi dari pengetahuan eksplisit ke dalam
pengetahuan tacit organisasi. Individu harus
mengidentifikasi pengetahuan yang relevan dengan
kebutuhannya di dalam pengelolaan pengetahuan
tersebut. Dalam prakteknya, internalisasi dapat
dilakukan dalam dua dimensi.
Pertama, penerapan pengetahuan eksplisit dalam
tindakan dan praktek langsung. Contoh melalui program
pelatihan.
Kedua, penguasaan pengetahuan eksplisit melalui
simulasi, eksperimen, atau belajar sambil bekerja.
Pada dasarnya Manajemen Pengetahuan (MP) atau
Knowledge Management (KM) adalah kegiatan yang
mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi.
Secara teknis Manajemen Pengetahuan muncul karena
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
32
dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam
dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. Tapi
akarnya tidak hanya teknologi, Manajemen Pengetahuan
muncul karena orang mau mengaitkan antara inovasi
dikelompok manusia, baik yang komersial dan non
komersial dengan pengetahuan. Bagaimana menyimpan
apa yang sudah kita ketahui merupakan konsep yang
sudah lama ada, sejak manusia mulai bisa
mendokumentasikan sesuatu. Tetapi Manajemen
Pengetahuan saat ini merupakan konsep gabungan dari
teknologi, yang ingin merekam segala hal, ditambah
keinginan untuk menggabungkan perubahan antara
belajar, perubahan dan inovasi.
Ketiga hal itu yaitu belajar, perubahan dan inovasi
merupakan sesuatu ada disegala bidang baik komersial
maupun sosial. Manajemen Pengetahuan dalam arti
mengelola pengetahuan sudah ada sejak dulu. Tetapi
sebagai proses yang mengkaitkan ketiga hal tersebut
mulai muncul sejak tahun 1970-an setelah infrastruktur
jaringan cukup baik untuk digunakan tukar menukar
data.
H. Model Pendekatan Manajemen Pengetahuan
Karena luas dan kompleksnya bidang manajemen
pengetahuan ini para ahli mencoba membangun model
untuk manajemen pengetahuan. Manajemen
Pengetahuan dilaksanakan dalam sistem pengelolaan
pengetahuan, atau Knowledge Management System
Knowledge Management System (KMS). Sebagian besar
organisasi yang menerapkan KMS, menggunakan
pendekatan tigacabang untuk mengelola
pengetahuannya, yaitu Manusia (People), Proses
(Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan
Maulana * Rosmayati
33
terhadap tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian
organisasi.Berdasarkan model pendekatan ini
memberikan batasan dari knowledge management
sebagai berikut :
Gambar 2
Batasan manajemen pengetahuan
mengidentifikasi manajemen pengetahuan dengan
dua aktivitas yaitu:
1. Manajemen Informasi, dimana pengetahuan
dipandang sebagai obyek yang dapatdiidentifikasi dan
ditangani dengan sistem informasi. Aktivitas ini
membutuhkan teknologi informasi dalam
pelaksanaannya.
2. Manajemen Manusia, dimana pengetahuan dipandang
sebagai proses, struktur kompleksketerampilan yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
34
dinamis, pengetahuan tentang bagaimana cara, dan
lainnya yang beru bah secara konstan.
Lebih lanjut Rebbeca O. Barclay dan Philip C.
Murray mengembangkan pendekatan di atas dengan
membagi tiga pendekatan dalam manajemen
pengetahuan:
1. Pendekatan mekanistik
Pendekatan mekanistik dikarakterisasikan dengan
penerapan teknologi dan sumber daya untuk melakukan
yang lebih baik. Asumsi utama pendekatan ini
mencakup:
Akses lebih baik ke informasi adalah kunci, meliputi
pengembangan cara mengakses dan temu balik
dokumen (menghubungkan hypertext, database,
pencarian teks, dan lainnya).
Teknologi networking secara umum (terutama
intranet), dan groupware khususnya, menjadi kunci
pemecahan. Secara umum, teknologi dan
meninggikan volume informasi akan menyelesaikan
pekerjaan.
Pendekatan ini relatif mudah diterapkan oleh
organisasi mengingat teknologi dan teknik sudah dikenal
umum dan mudah dipahami. Namun pendekatan ini
mempunyai kekurangan terutama dalam hal
penanganan volume informasi yang menggunung,
sehingga dampaknya akan sulit terukur ketimbang
model kertas tradisional.
2. Pendekatan budaya atau perilaku
Maulana * Rosmayati
35
Pendekatan Budaya atau perilaku mengartikan
manajemen pengetahuan sebagai isu manajemen,
sehingga merupakan substansi dari proses reengineering
dan manajemen perubahan. Teknologi meskipun penting
untuk pengelolaan pengetahuan eksplisit, namun
bukanlan solusi. Pendekatan ini lebih memusatkan pada
kreativitas dan inovasi (organisasi pembelajaran)
daripada pengungkitan sumber daya pengetahuan
eksplisit atau mempekerjaan pengetahuan eksplisit.
Asumsi pendekatan ini meliputi:
Perilaku organisasi dan kultur perlu diubah secara
dramatis. Dalam lingkungan informasi yang intensif,
organisasi menjadi relatif tidak berfungsi untuk
mencapai sasaran bisnis .
Perilaku keorganisasian dan kultur dapat diubah
sehingga teori perilaku sering dilibatkan dalam
sistem.
Proses menjadi yang utama, bukan teknologi.
Tidak ada apapun yang berubah kecuali jika seorang
manajer merubahnya .
Namun hasil yang dicapai oleh pendekatan budaya
atau perilaku ini tidak mungkin bisa menopang, terukur,
kumulatif, atau direplika oleh karyawan secara
menyeluruh. Selain itu hubungan antara manfaat bisnis
dan strategi budaya seringkali tidak jelas.
3. Pendekatan sistematik
Pendekatan sistematis mempunyai asumsi-asumsi
sebagi berikut:
a) Hasil menjadi lebih utama, bukan teknologi atau
proses atau definisi pengetahuan.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
36
b) Sumber daya tidak bisa dikelola kecuali jika diberi
model, dan banyak aspek pengetahuan organisasi
yang dapat diberi model sebagai sumber daya
eksplisit.
c) Solusi dapat ditemukan dalam berbagai teknologi dan
disiplin, dan metode analisa tradisional dapat
digunakan untuk mengujui ulang kealamian
pekerjaan pengetahuan dan memecahkan masalah
pengetahuan.
d) Isu Budaya penting, tetapi juga harus dievaluasi
sistematis. Karyawan mungkin perlu atau tidak perlu
diubah, tetapi kebijakan dan praktek kerja harus
diubah, dan teknologi dapat diterapkan dengan
sukses untuk permasalahan pengetahuan bisnis.
e) Manajemen pengetahuan adalah komponen
manajemen yang penting, tetapi bukan merupakan
disiplin dan aktivitas milik eksklusif para manajer
saja.
Pengetahuan adalah sumber daya mendasar yang
memungkinkan dalam bisnis dari perspektif bisnis,
perspektif ilmu kognitif atau ilmu pengetahuan dan
perspektif proses yaitu:
a) Dari perspektif bisnis (business perspective):
Manajemen pengetahuan adalah aktivitas bisnis dengan
dua aspek utama:
1) Menyatakan komponen pengetahuan dari aktivitas
bisnis sebagai perhatian eksplisit bisnis yang
tercermin dalam strategi, kebijakan, praktik di
semua tingkat organisasi dan membuat koneksi
langsung antara aset intelektual organisasi baik
eksplisit (direkam) dan tacit /pengetahuan pribadi
(personal know-how) dan hasil bisnis yang positif,
(Barclay dan Murray, 1997).
Maulana * Rosmayati
37
2) Manajemen pengetahuan adalah pendekatan
kolaboratif dan terpadu untuk penciptaan,
penangkapan, pengorganisasian, akses, dan
penggunaan aset intelektual perusahaan, (Gray,
1996).
b) Dari perspektif ilmu kognitif atau ilmu pengetahuan:
Pengetahuan wawasan, pemahaman, dan
pengetahuan praktis yang kita miliki adalah sumber
daya mendasar yang memungkinkan kita berfungsi
secara cerdas. Seiring waktu, pengetahuan yang cukup
juga ditransformasikan menjadi manifestasi lain seperti
buku, teknologi, praktik, dan tradisi dalam organisasi
dari semua jenis dan dalam masyarakat pada umumnya.
Transformasi ini menghasilkan pengalaman
terakumulasi dan ketika digunakan dengan tepat,
meningkatkan efektivitas. Pengetahuan adalah faktor
utama, faktor utama yang memungkinkan perilaku
cerdas pribadi, organisasi, dan masyarakat.
c) Dari perspektif proses / teknologi (process/ technology
perspective) :
Manajemen pengetahuan adalah konsep di mana
informasi diubah menjadi pengetahuan yang dapat
ditindaklanjuti dan disediakan dengan mudah dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh orang-orang yang
dapat menerapkannya.
Memanfaatkan kebijaksanaan kolektif untuk
meningkatkan daya tanggap dan inovasi.
Pendekatan sistematis untuk mengelola penggunaan
informasi untuk memberikan aliran Pengetahuan
yang berkelanjutan kepada orang yang tepat pada
waktu yang tepat memungkinkan pengambilan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
38
keputusan yang efisien dan efektif dalam bisnis
mereka sehari-hari.
Sistem manajemen pengetahuan adalah gudang
virtual untuk informasi yang relevan yang sangat
penting untuk tugas-tugas yang dilakukan setiap hari
oleh pekerja pengetahuan organisasi.
Mengingat pentingnya pengetahuan dalam hampir
semua bidang kehidupan sehari-hari dan komersial, dua
aspek yang berhubungan dengan pengetahuan sangat
penting untuk kelangsungan hidup dan kesuksesan di
tingkat mana pun. Ini adalah aset pengetahuan yang
harus diterapkan, dipelihara, dilestarikan, dan
digunakan semaksimal mungkin oleh individu dan
organisasi dan proses yang berhubungan dengan
pengetahuan untuk menciptakan, membangun,
menyusun, mengatur, mengubah, mentransfer,
menyatukan, menerapkan, dan melindungi pengetahuan
yang harus dikelola secara hati-hati dan eksplisit di
semua area yang terkena dampak.
Maulana * Rosmayati
39
BAB 3
MULTIDISCIPLINARY NATURE OF
KNOWLEDGE MANAGEMENT
(SIFAT MULTIDISIPLIN
MANAJEMENPENGETAHUAN)
A. Sifat Multidisiplin Manajemen Pengetahuan
Secara historis, pengetahuan selalu dikelola,
setidaknya secara implisit. Namun, manajemen
pengetahuan yang efektif dan aktif membutuhkan
perspektif dan teknik baru dan menyentuh hampir
semua aspek organisasi. Kita perlu mengembangkan
disiplin baru dan menyiapkan kader profesional
pengetahuan dengan campuran keahlian yang belum
pernah kita lihat sebelumnya.
Manajemen pengetahuan merupakan campuran
mengejutkan dari strategi, alat, dan teknik beberapa di
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
40
antaranya bukanlah hal baru di bawah matahari.
Mendongeng, pendampingan sebaya, dan belajar dari
kesalahan, misalnya, semua memiliki preseden dalam
pendidikan, pelatihan, dan praktik kecerdasan buatan.
Manajemen pengetahuan memanfaatkan campuran
teknik dari desain sistem berbasis pengetahuan, seperti
strategi akuisisi pengetahuan terstruktur dari para ahli
materi pelajaran dan teknologi pendidikan (misalnya,
analisis tugas dan pekerjaan untuk merancang dan
mengembangkan sistem pendukung tugas. Manajemen
Pengetahuan mencakup segala sesuatu yang berkaitan
dengan pengetahuan. Pada saat mendesak, ia
didefinisikan secara sempit sebagai sistem teknologi
informasi yang memberikan pengetahuan organisasi.
Salah satu dari beberapa bidang konsensus di lapangan
adalah bahwa Manajemen Pengetahuan adalah bidang
yang sangat multidisiplin.
Manajemen pengetahuan mengacu pada sejumlah
besar bidang yang beragam seperti:
1. Ilmu organisasi. Ilmu kognitif.
2. Linguistik dan linguistik komputasi.
3. Teknologi informasi seperti sistem berbasis
pengetahuan, manajemen dokumen dan informasi,
sistem pendukung kinerja elektronik, dan teknologi
basis data.
4. Informasi dan ilmu perpustakaan. Penulisan teknis
dan jurnalisme. Antropologi dan sosiologi.
5. Pendidikan dan Pelatihan.
6. Studi mendongeng dan komunikasi.
7. Teknologi kolaboratif seperti Komputer yang
Mendukung Pekerjaan Kolaboratif dan groupware,
serta intranet, ekstranet, portal, dan teknologi web
lainnya.
Maulana * Rosmayati
41
Dari bidang di atas berfungsi untuk menunjukkan
akar prilaku yang sangat bervariasi yang memberi
kehidupan kepada KM dan terus menjadi basisnya hari
ini. Gambar di bawah ini mengilustrasikan beberapa dari
beragam disiplin ilmu yang berkontribusi pada KM.
Gambar 3 Sifat Interdisipliner Manajemen Pengetahuan
Sifat multidisiplin KM mewakili pedang bermata
dua. Di satu sisi, ini merupakan keuntungan karena
hampir semua orang dapat menemukan fondasi yang
akrab di mana menjadi dasar pemahaman dan bahkan
praktik KM. Seseorang dengan latar belakang jurnalisme,
misalnya, dapat dengan cepat menyesuaikan
keahliannya untuk menangkap pengetahuan dari para
ahli dan merumuskannya kembali sebagai kisah
organisasi untuk disimpan dalam memori perusahaan.
Seseorang yang berasal dari latar belakang database
yang lebih teknis dapat dengan mudah memperkirakan
keahliannya untuk merancang dan
mengimplementasikan repositori pengetahuan yang akan
berfungsi sebagai memori perusahaan untuk organisasi
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
42
itu. Namun, keragaman KM juga menghadirkan beberapa
tantangan sehubungan dengan batas-batas. Skeptis
berpendapat Bahwa KM tidak dan tidak bisa dikatakan
sebagai disiplin yang terpisah dengan tubuh
pengetahuan yang unik. Sikap ini biasanya diwakili oleh
frasa seperti "KM hanya Manajemen Informasi" atau "KM
tidak masuk akal itu hanya praktik bisnis untuk menjadi
baik. "Menjadi sangat penting untuk dapat membuat
daftar dan menggambarkan set atribut apa yang
diperlukan dan dalam dirinya sendiri cukup untuk
merupakan manajemen pengetahuan baik sebagai suatu
disiplin ilmu dan sebagai bidang praktik yang dapat
dibedakan dari yang lain.
Salah satu atribut utama KM berkaitan dengan
fakta bahwa KM berhubungan dengan pengetahuan serta
informasi. Pengetahuan adalah cara yang lebih subyektif
untuk mengetahui dan biasanya didasarkan pada nilai-
nilai, persepsi, dan pengalaman pengalaman atau
individu. Contoh populer untuk membedakan data dari
informasi dan dari pengetahuan meliputi:
Data: Konten yang dapat diamati atau diverifikasi
secara langsung, fakta misalnya, daftar waktu dan
lokasi semua film yang ditampilkan hari ini saya
mengunduh daftar.
Informasi: Konten yang mewakili data yang
dianalisis misalnya, ―Saya tidak bisa pergi sebelum
jam 5 jadi saya akan pergi ke 19:00 WIB di bioskop
dekat kantor saya. "
Pengetahuan: Pada saat itu, tidak mungkin
menemukan tempat tujuan apabila tidak ingat
terakhir kali mengambil jalan arah tersebut, dan
pada era ini dengan bantuan Grab Car dengan
memanfaatkan lokasi GPS memudahkan dalam
Maulana * Rosmayati
43
mendapatkan tujuan dan pelayanan yang nyaman
untuk sampai ke tempat tujuan.
Karakteristik lain yang membedakan dari KM yang
bertentangan dengan bidang manajemen informasi
lainnya adalah kemampuan KM untuk mengatasi
pengetahuan dalam semua bentuknya, khususnya,
pengetahuan eksplisit.
1. Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya,
terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan
klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang
lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah
terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika,
antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik,
mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang
menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak
memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai
beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan
sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik,
maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau
menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus
disiplin ilmu tertentu.
2. Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan
yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari
satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan
IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang
dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu
pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
44
interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang
dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak
dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan
tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan
kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu
yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi
karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga
pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.
B. Dua Jenis Utama Pengetahuan
1. Tacit knowledge (know-how)
pengetahuan yang tertanam dalam pikiran
manusia melalui pengalaman dan pekerjaan.
Pengetahuan dan pembelajaran tertanam dalam benak
orang. Kearifan dan pengalaman pribadi, spesifik
konteks, lebih sulit untuk digali dan dikodifikasikan.
Pengetahuan Tacit Termasuk wawasan, intuisi.
2. Pengetahuan eksplisit (mengetahui-itu):
pengetahuan dikodifikasi dan didigitalkan dalam
buku, dokumen, laporan, memo, dll. Informasi
terdokumentasi yang dapat memfasilitasi tindakan.
Pengetahuan tentang apa yang mudah diidentifikasi,
diartikulasikan, dibagikan, dan digunakan.
Dengan demikian, eksplisit (sudah dikodifikasikan)
dan tacit (tertanam dalam pikiran).
Maulana * Rosmayati
45
Tabel 1
Tertanam Dalam Pikiran
Explicit knowledge Tacit (implicit) knowledge
Objective, rational,
technical
Subjective, cognitive,
experiential learning
Structured Personal
Fixed content Context sensitive/specific
Context independent Dynamically created
Externalized Internalized
Easily documented Difficult to capture and codify
Easy to codify Difficult to share
Easy to share Has high value
Easily transferred/
taught/learned Hard to document
Exists in high volumes Hard to transfer/teach/learn
Involves a lot of human
interpretation
Namun, Dalkir (2005, p.8) mencatat bahwa
pengetahuan diam-diam adalah konsep yang relatif: -
apa yang mudah diartikulasikan oleh satu orang
mungkin sangat sulit untuk dieksternalisasi oleh orang
lain. Dengan demikian, konten yang sama mungkin
eksplisit untuk satu orang dan diam-diam untuk orang
lain.
Pengetahuan Tacit sulit untuk diartikulasikan dan
juga sulit untuk dimasukkan ke dalam kata-kata, teks,
atau gambar. Sebaliknya, pengetahuan eksplisit
mewakili konten yang telah ditangkap dalam beberapa
bentuk nyata seperti kata-kata, rekaman audio, atau
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
46
gambar. Selain itu, pengetahuan tacit cenderung berada
"in the head of someone who knows", sedangkan
pengetahuan eksplisit biasanya terkandung dalam media
nyata atau konkret. Sebenarnya, ―saksi‖ adalah milik
orang yang tahu, apa yang mudah diartikulasikan oleh
satu orang mungkin sangat sulit untuk dieksternalisasi
oleh orang lain. Artinya, konten yang sama mungkin
eksplisit untuk satu orang dan diam-diam untuk orang
lain. Entah bagaimana paradoks berperan di sini. Di satu
sisi, individu yang sangat terampil, berpengalaman, dan
ahli mungkin merasa lebih sulit untuk
mengartikulasikan pengetahuan mereka. Di sisi lain,
lebih cenderung untuk dengan mudah mengungkapkan
apa yang mereka coba lakukan karena mereka biasanya
mengikuti sebagaimana proses. Tabel dibawah
merangkum beberapa sifat utama dari pengetahuan tacit
dan eksplisit.
Biasanya, semakin banyak pengetahuan tacit,
semakin berharga nilainya. Paradoksnya terletak pada
fakta bahwa semakin sulit untuk mengartikulasikan
konsep seperti "cerita," semakin berharga pengetahuan
itu. Ini sering dibuktikan ketika orang membuat referensi
ke pengetahuan versus pengetahuan, atau pengetahuan
tentang sesuatu versus pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu. Pengetahuan diam-diam yang
berharga sering kali menghasilkan beberapa tindakan
yang dapat diamati ketika individu memahami dan
kemudian menggunakan pengetahuan. Perspektif lain
adalah bahwa pengetahuan eksplisit cenderung mewakili
produk akhir, sedangkan pengetahuan tacit adalah
pengetahuan atau semua proses yang diperlukan untuk
menghasilkan produk akhir.
Maulana * Rosmayati
47
Tabel 2 Perbandingan Properti Tacit Vs.
Pengetahuan Eksplisit
Properties of Tacit Knowledge
Ability to adapt, to deal with new and exceptional situations
Expertise, know-how, know-why, and care-why
Ability to collaborate, to share a vision, to transmit a culture
Properties of Explicit Knowledge
Ability to disseminate, to reproduce, to access, and to reapply throughout the organization
Ability to teach, to train
Coaching and mentoring to transfer experiential knowledge on a one-to-one, face-to-face basis
Ability to organize, to systematize; to translate a vision into a mission statement, into operational guidelines
Transfer of knowledge via products, services, and documented processes
Kesalahpahaman yang populer adalah bahwa KM
berfokus pada render apa pun yang taxit menjadi bentuk
yang lebih eksplisit atau nyata, dan kemudian
menyimpan atau mengarsipkan formulir ini di suatu
tempat, biasanya dalam beberapa bentuk intranet atau
portal pengetahuan. Pendekatan ini dicirikan oleh
ekspektasi “make and they will come” di mana organisasi
mengambil inventaris lengkap dari pengetahuan nyata
(misal. Dokumen, catatan digital) dan membuatnya
dapat diakses oleh semua karyawan. Manajemen senior
kemudian bingung mengapa karyawan tidak
menggunakan sumber daya baru yang indah ini.
Bahkan, manajemen pengetahuan lebih luas dan
mencakup peningkatan nilai pengetahuan organisasi dan
keterampilan yang terakumulasi dari waktu ke waktu.
Pendekatan ini jauh lebih holistik dan berpusat pada
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
48
pengguna dan dimulai bukan dengan audit dokumen
yang ada tetapi dengan analisis kebutuhan untuk lebih
memahami bagaimana peningkatan berbagi pengetahuan
dapat menguntungkan individu, kelompok, dan
organisasi tertentu secara keseluruhan. Contoh-contoh
berbagi pengetahuan yang berhasil dikumpulkan dan
didokumentasikan dalam bentuk pelajaran yang dipetik
dan praktik terbaik, dan ini kemudian membentuk inti
cerita organisasi.
Sejumlah atribut lainnya bergabung untuk
membuat satu set tentang apa yang seharusnya KM.
Menggunakan teknik analisis konsep adalah cara yang
baik untuk mengidentifikasi atribut-atribut ini.
Maulana * Rosmayati
49
BAB 4
KONSEP ANALISIS TEKNIK
A. Analisis Teknik
Analisis konsep adalah teknik mapan yang
digunakan dalam ilmu sosial, seperti filsafat dan
pendidikan, untuk memperoleh "formula" yang pada
gilirannya dapat digunakan untuk menghasilkan definisi
dan frase deskriptif untuk istilah yang sangat kompleks.
Kami masih kurang memiliki konsensus tentang istilah
yang terkait dengan manajemen pengetahuan, meskipun
istilah ini tampaknya cukup kompleks untuk
mendapatkan pendekatan analisis konsep. Banyak
alasan dari kurangnya konsensus ini terletak pada fakta
bahwa kata seperti "pengetahuan" harus bersifat
subjektif, belum lagi sarat dengan nilai dalam
interpretasi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
50
Pendekatan analisis konsep bertumpu pada
memperoleh konsensus pada tiga dimensi utama dari
konsep yang diberikan seperti di bawah ini
Tabel 3
Ilustrasi Teknik Analisa Konsep
1. Daftar atribut kunci yang harus ada dalam definisi,
visi, atau pernyataan misi.
2. Daftar contoh ilustratif.
3. Daftar contoh ilustrasi.
Pendekatan ini sangat berguna dalam menangani
multidisiplin seperti modal intelektual, karena kriteria
yang jelas dapat dikembangkan untuk memungkinkan
pemilahan ke dalam kategori seperti pengetahuan versus
informasi, manajemen dokumen versus manajemen
pengetahuan, dan aset berwujud versus aset tidak
berwujud. Selain itu, kontribusi berharga untuk modal
intelektual organisasi diperoleh melalui produksi ontologi
(peta semantik konsep-konsep kunci), identifikasi
kompetensi inti, dan identifikasi pengetahuan,
Concept Name
Key Attributes Examples Nonexamples
1.___________
1. ___________
1. ___________ 2.___________ 2. ___________ 2. ___________ 3.___________ 3. ___________ 3. ___________ 4.___________ 4. ___________ 4. ___________ 5.___________ 5. ___________ 5. ___________ 6.___________ 6. ___________ 6. ___________
7.___________ 7. ___________ 7. ___________
Maulana * Rosmayati
51
keterampilan, dan pengetahuan mengapa berisiko hilang
melalui gesekan modal manusia.
Analisis konsep dapat digunakan untuk
memetakan informasi konseptual secara visual dalam
proses mendefinisikan kata (Novak, 1991). Teknik ini
berasal dari bidang filsafat dan pendidikan sains
(Lawson, 1994) dan biasanya digunakan dalam istilah-
istilah rumit yang sarat dengan nilai, seperti demokrasi
atau agama. Ini adalah pendekatan grafis untuk
membantu mengembangkan pemahaman konsep yang
kaya dan mendalam. Gambar 1.2 menguraikan
komponen utama dari pendekatan ini.
Davenport dan Prusak (1998:5) melarang
ketidakmampuan untuk memberikan penjelasan yang
pasti tentang manajemen pengetahuan karena ―para
epistemologis telah menghabiskan hidup mereka dengan
mencoba memahami apa artinya mengetahui sesuatu.‖
Karena kurangnya kejelasan dan kurangnya konsensus
tentang definisi, manajemen pengetahuan menampilkan
dirinya sebagai kandidat yang baik untuk pendekatan
ini. Dalam lokakarya visi, ini adalah kegiatan pertama
yang diminta untuk dilakukan oleh para peserta.
Tujuannya adalah untuk menyetujui daftar atribut kunci
yang diperlukan dan memadai agar definisi manajemen
pengetahuan dapat diterima. Tugas ini dilengkapi dengan
daftar contoh dan non-contoh, dengan alasan mengapa
item tertentu dimasukkan pada contoh atau daftar non-
sampel. Pemetaan semantik adalah teknik visual yang
digunakan untuk memperluas definisi dengan
menampilkan kata-kata yang berkaitan dengannya.
Istilah populer untuk membedakan dengan jelas dari
manajemen pengetahuan termasuk manajemen
dokumen, manajemen konten, portal, dan penyimpanan
pengetahuan. Bersama-sama, konsep dan peta semantik
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
52
secara visual menggambarkan definisi model berbasis
manajemen pengetahuan dan istilah-istilah yang terkait
erat.
Dalam beberapa kasus, peserta diberikan daftar
definisi manajemen pengetahuan dari berbagai sumber
sehingga mereka dapat "mencoba" peta konsep
manajemen pengetahuan mereka dengan menganalisis
definisi yang ada ini. Definisi biasanya diambil baik dari
literatur manajemen pengetahuan dan, secara internal,
dari organisasi mereka sendiri. Penggunaan definisi
konsep melalui konsep dan teknik pemetaan semantik
dapat membantu peserta dengan cepat mencapai
konsensus tentang definisi "formulaik" dari manajemen
pengetahuan yaitu, yang kurang berfokus pada teks atau
kata-kata aktual yang digunakan dan lebih pada konsep-
konsep kunci yang perlu hadir, apa yang terdiri dari
seperangkat konsep yang diperlukan dan cukup
(lengkap), dan aturan praktis untuk digunakan dalam
membedakan apa yang merupakan contoh ilustrasi
manajemen pengetahuan.
B. kunci dari manajemen pengetahuan
Ruggles and Holtshouse (1999) mengidentifikasi
atribut kunci dari manajemen pengetahuan berikut ini:
1. Menghasilkan pengetahuan baru.
2. Mengakses pengetahuan berharga dari sumber
luar.
3. Menggunakan pengetahuan yang dapat diakses
dalam pengambilan keputusan.
4. Menanamkan pengetahuan dalam proses, produk,
dan / atau layanan.
Maulana * Rosmayati
53
5. Mewakili pengetahuan dalam dokumen, database,
dan perangkat lunak.
6. Memfasilitasi pertumbuhan pengetahuan melalui
budaya dan insentif.
7. Mentransfer pengetahuan yang ada ke bagian lain
dari organisasi.
8. Mengukur nilai aset pengetahuan dan / atau
dampak manajemen pengetahuan.
Beberapa atribut manajemen pengetahuan utama
yang terus berulang termasuk yang berikut ini:
1. Kedua bentuk pengetahuan tacit dan eksplisit
adalah pengetahuan yang sering berada hanya di
dalam individu dan pengetahuan yang sulit
diartikulasikan seperti keahlian, keterampilan, dan
trik perdagangan.
2. Ada gagasan tentang nilai tambah ("jadi apa?" KM).
3. Ada gagasan tentang penerapan atau penggunaan
pengetahuan yang telah ditangkap, dikodifikasi,
dan disebarluaskan (dampak dari KM).
Sebuah definisi "cukup baik" atau memuaskan
pengetahuan telah terbukti efektif (yaitu, puas dengan
"cukup baik" sebagai lawan mengoptimalkan ketika 80%
dilakukan karena biaya tambahan untuk menyelesaikan
sisa 20% secara tidak proporsional mahal dan / atau
memakan waktu dalam kaitannya dengan manfaat
tambahan yang diharapkan). Norman (1988:50-74)
mencatat bahwa pengetahuan dapat berada di dua
tempat: di kepala orang dan di dunia. Mudah untuk
menunjukkan sifat yang salah dari pengetahuan dan
ingatan manusia. Sebagai contoh, ketika juru ketik diberi
kap untuk kunci mesin tik, mereka tidak dapat
mengaturnya dalam konfigurasi yang tepat namun
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
54
mereka semua dapat mengetik dengan cepat dan akurat.
Mengapa perbedaan jelas antara ketepatan perilaku dan
ketidaktepatan pengetahuan? Jawabannya adalah bahwa
tidak semua pengetahuan yang diperlukan untuk
perilaku yang tepat harus ada di kepala. Itu dapat
didistribusikan sebagian di kepala, sebagian di dunia,
dan sebagian lagi di kendala dunia. Perilaku yang tepat
bisa muncul dari pengetahuan yang tidak tepat (Ambur,
1999). Untuk alasan ini begitu definisi kerja atau
operasional manajemen pengetahuan yang memuaskan
telah dirumuskan, maka strategi manajemen
pengetahuan dapat ditangani dengan penuh percaya diri.
Sangat disarankan agar setiap organisasi
melakukan latihan analisis konsep untuk
mengklarifikasi pemahamannya tentang apa arti KM
dalam konteks organisasinya sendiri. Cara terbaik untuk
melakukannya adalah bekerja sebagai sebuah kelompok,
memungkinkan mereka untuk mencapai pemahaman
bersama pada saat yang sama ketika mereka
mengembangkan konseptualisasi konsep KM yang lebih
jelas. Setiap peserta dapat mengambil satu kontribusi
contoh yang baik tentang apa itu KM dan contoh lain apa
yang bukan KM. Seluruh grup kemudian dapat
mendiskusikan contoh pasangan non-sampel untuk
mengidentifikasi satu (atau beberapa) atribut KM kunci.
Setelah anggota kelompok merasa mereka telah
mencakup tanah sebanyak mungkin, atribut utama
dapat diringkas dalam bentuk "formula" konsep KM
seperti: "Dalam organisasi kami, manajemen
pengetahuan harus mencakup yang berikut: keduanya
tacit dan pengetahuan eksplisit kerangka kerja untuk
mengukur nilai aset pengetahuan sebuah proses untuk
mengelola aset pengetahuan. ‖
Maulana * Rosmayati
55
BAB 5
PERSPEKTIF ORGANISASI TENTANG
MANAJEMEN PENGETAHUAN
A. Sejarah mengenai Manajemen Pengetahuan berkembang
Pemikiran mengenai manajemen pengetahuan
berkembang dan digunakan sejak tahun 90 an. Para
peneliti dan pakar mengenai manajemen pengetahuan
yang mulai meneliti dan mengkaji secara akademis pada
tahun 70-an diantaranya Peter Ducker, kemudian di
akhir 80-an Karl-Erik Sveiby, serta Nonaka dan Takeuchi
pada 1990. Manajemen Pengetahuan dalam
perkembangannya banyak dipengaruhi oleh perubahan
waktu, ekonomi, sosial, dan teknologi. Di era
perdagangan bebas dunia sekarang ini membuat
kesempatan baru dan meningkatan kompetisi yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
56
merupakan tantangan bagi organisasi-organisasi,
terutama organisasi bisnis. Untuk meningkatkan
produktifitas dan keuntunganorganisasi bisnis
memanfaatkan perkembangan teknologi dan teknologi
jaringan. Manajemen pengetahuan pun sempat
diidentikan dengan teknologi informasi.
Menurut Gupta dan Govidrajat (2000) dalam
penelitiannya menyangkal pernyataan tersebut. Gupta
dan Govidrajat berpendapat bahwa yang paling
menentukan dalam keefektifan manajemen pengetahuan
yaitu kondisi ekologi sosial organisasi yang meliputi
budaya, struktur, sistem informasi, sistem penghargaan,
proses, manusia, dan kepemimpinan. Saat ini
manajemen pengetahuan sangat diminati oleh organisasi
bisnis. Menurut sebuah studi di tahun 1997, walaupun
baru 28 % perusahaan terbesar di Amerika Serikat dan
Eropa mengaku sudah menerapkan manajemen
pengetahuan, 50 % lainnya sedang bersiap-siap
melaksanakannya, dan 93 % mengatakan sudah
membuat rencana. Tiga tahun setelah itu sebuah studi
lain menunjukkan bahwa 50 % dari perusahaan-
perusahaan besar di dunia telah menerapkan
manajemen pengetahuan. (Smith dan Farquar dalam
Putu Pendit, 2000)
Dalam perkembangannya manajemen pengetahuan
tidak lepas dari perkembangan pengetahuan. Donald
Clark membagi sejarah pengetahuan ke dalam empat
kategori, yaitu:
1. Tehnologi.
2. Era.
3. Paradigma.
4. Struktur Pengetahuan.
Maulana * Rosmayati
57
Konsep pemahaman pengetahuan memunculkan 5
kerangka dasar. Masing-masing pokok tidak
menggantikan yang lainnya, tetapi saling membangun
dalam membentuk sejarah manajemen pengetahuan.
Untuk itu perlu dipahami lima kerangka dasar dalam
sejarah manajemen pengetahuan, yaitu: Lahirnya
Industri Pengetahuan 1960, Era Informasi 1973,
Gelombang Ke-tiga-1980, Masyarakat Informasi 1982,
Dua Belas Pokok Ekonomi Baru.
B. Kelahiran Industri Pengetahuan-1960
Peningkatan pekerja yang berpendidikan juga
memacu revolusi industri yang memunculkan prosedur
yang lebih rumit pada pekerjaannya. Sebagian dari
prosedur ini memerlukan lebih dari sekedar menyerap
informasi secara sederhana agar mampu melaksanakan,
namun mereka memerlukan keterampilan. Dan sebagian
dari keterampilan ini, tidak mudah diajarkan ke yang
lainnya karena mereka memerlukan pengetahuan tacit.
Dengan prosedur yang lebih rumit dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan, jumlah pekerjaan tulis menulis
meningkat, sehingga manajemen dokumen semakin
dibutuhkan. Kemudian, dengan banyaknya ketentuan-
ketentuan baru dalam proses yang berlaku bagi
pekerjaan dan penyiangan arsip untuk menjejaki proses
tersebut mengakibatkan ditemukannya teknik
manajemen ilmiah (scientific management) yang
diciptakan untuk membantu mengorganisir dan
membuat pekerjaan semakin efisien.
Meskipun frase "manajemen pengetahuan" mulai
digunakan pada akhir 1980-an (misalnya, konferensi di
KM mulai muncul, buku-buku tentang KM diterbitkan,
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
58
dan istilah itu mulai terlihat dalam jurnal berorientasi
bisnis), KM telah ada selama beberapa dekade.
Pustakawan, filsuf, guru, dan penulis telah lama
menggunakan banyak teknik yang sama. Namun, bisa
juga dikatakan bahwa manajemen pengetahuan telah
ada jauh lebih lama daripada istilah yang sebenarnya
telah digunakan. Denning (2000) menceritakan
bagaimana dari ―zaman dahulu, penatua, tabib
tradisional dan bidan di desa telah menjadi repositori
hidup dari pengalaman suling dalam kehidupan
masyarakat‖. Beberapa bentuk repositori naratif telah
ada sejak lama, dan orang-orang telah menemukan
berbagai cara berbagi pengetahuan untuk membangun
pengalaman sebelumnya, menghilangkan redudansi yang
mahal, dan menghindari membuat setidaknya kesalahan
yang sama lagi. Misalnya, berbagi pengetahuan sering
berbentuk pertemuan kota, lokakarya, seminar, dan sesi
pendampingan. ―Teknologi‖ primer digunakan untuk
mentransfer pengetahuan yang terdiri dari orang-orang
itu sendiri. Memang, banyak warisan budaya kita berasal
dari migrasi orang-orang yang berbeda di seluruh benua.
H.G. Wells (1938), meskipun tidak pernah
menggunakan istilah manajemen pengetahuan yang
sebenarnya, menggambarkan visinya tentang "Otak
Dunia," yang akan memungkinkan organisasi intelektual
dari jumlah total pengetahuan kolektif kita. Otak Dunia
akan mewakili "organisasi universal dan klarifikasi
pengetahuan dan ide". Wells mengantisipasi World Wide
Web, meskipun secara ideal ketika dia berbicara tentang
―kesenjangan yang lebar antara keduanya saat ini
pemikiran dan pengetahuan terbaik yang belum dirakit
dan dieksploitasi di dunia. Kita hidup di dunia yang
tidak terpakai dan salah menerapkan pengetahuan dan
keterampilan ‖
Maulana * Rosmayati
59
Otak Dunia merangkum banyak fitur yang
diinginkan dari pendekatan modal intelektual untuk KM:
konten yang dipilih, dikelola dengan baik, dan secara
luas diperiksa yang dipertahankan, diperbarui, dan, di
atas semua itu, digunakan untuk menghasilkan nilai
bagi pengguna, komunitas pengguna, dan organisasi
mereka. Apa yang dibayangkan Wells untuk seluruh
dunia dapat dengan mudah diterapkan dalam suatu
organisasi dalam bentuk intranet. Apa yang baru dan
disebut manajemen pengetahuan adalah bahwa kita
sekarang dapat mensimulasikan pertemuan
pengetahuan yang kaya, interaktif, tatap muka secara
virtual melalui penggunaan teknologi komunikasi baru.
Teknologi informasi seperti intranet dan Internet
memungkinkan kita untuk menyatukan aset intelektual
organisasi dan mengatur serta mengelola konten ini
melalui lensa minat bersama, bahasa yang sama dan
kerja sama yang sadar. Dapat memperluas kedalaman
dan luasnya atau jangkauan penangkapan pengetahuan,
berbagi dan kegiatan diseminasi, karena belum mampu
melakukannya sebelumnya (intestive digest) dan sistem
publikasi dan distribusi untuk penyatuan intelektual
ingatan manusia. Pada awal 1960-an, Drucker adalah
orang pertama yang membuat koin istilah pekerja
pengetahuan (Drucker, 1964). Senge (1990) berfokus
pada "organisasi pembelajaran" sebagai organisasi yang
dapat belajar dari pengalaman masa lalu yang disimpan
dalam sistem memori perusahaan. Barton-Leonard
(1995) mendokumentasikan kasus Chapparal Steel
sebagai kisah sukses manajemen pengetahuan. Nonaka
dan Takeuchi (1995) mempelajari bagaimana
pengetahuan diproduksi, digunakan, dan disebarkan
dalam organisasi dan bagaimana pengetahuan itu
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
60
dihasilkan pengetahuan berkontribusi pada difusi
inovasi.
Sejumlah orang, merasakan nilai pengukuran aset
intelektual, mengakui semakin pentingnya pengetahuan
organisasi sebagai aset kompetitif. Sebuah studi
benchmark industri lintas dipimpin oleh presiden APQC
Carla O'Dell dan selesai pada tahun 1996. Studi ini
berfokus pada kebutuhan KM berikut:
1. Manajemen pengetahuan sebagai strategi bisnis.
2. Transfer pengetahuan dan praktik terbaik.
3. Pengetahuan yang berfokus pada pelanggan.
4. Tanggung jawab pribadi untuk pengetahuan.
5. Manajemen aset intelektual.
6. Inovasi dan penciptaan pengetahuan.
Timeline Entovation mengidentifikasi berbagai
disiplin ilmu dan domain yang telah dicampur bersama
untuk muncul sebagai manajemen pengetahuan. Teori
manajemen yang telah memberikan kontribusi signifikan
terhadap evolusi KM termasuk Peter Drucker, Peter
Senge, Ikujiro Nonaka, Hirotaka Takeuchi, dan Thomas
Stewart. Ekstrak dari garis waktu ini diberikan lihat
gambar di bawah.
Tonggak dalam pengembangan teknologi modern
menawarkan perspektif lain tentang sejarah KM:
industralization dimulai pada 1800, teknologi
transportasi pada 1850, komunikasi pada 1900,
komputerisasi pada 1950-an, virtualisasi pada awal
1980-an, dan upaya awal pada pribadi- teknologi isasi
dan profil pada tahun 2000 (Deloitte, Touche, dan
Tohmatsu, 1999). Gambar di bawah ini merangkum fase
perkembangan ini.
Maulana * Rosmayati
61
Gambar 4
Ringkasan Waktu Pengelolaan Pengetahuan
Gambar 5
Fase Pengembangan di Sejarah Km
Dengan munculnya era informasi atau komputer,
KM berarti pengungkit aset pengetahuan secara
sistematis dan disengaja. Teknologi memungkinkan
pengetahuan berharga untuk "diingat" melalui
pembelajaran organisasi dan memori perusahaan, dan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
62
mereka juga memungkinkan pengetahuan berharga
untuk "dipublikasikan" yaitu, untuk disebarluaskan
secara luas kepada semua pemangku kepentingan.
Evolusi manajemen pengetahuan telah terjadi bersamaan
dengan pergeseran dari model ritel berdasarkan katalog
(di sini orang harus ingat kutipan terkenal Ford bahwa
Anda dapat memiliki mobil dalam warna apa pun yang
Anda suka asalkan berwarna hitam) ke pelelangan model
(seperti yang dicontohkan oleh eBay) ke model
personalisasi di mana pencocokan waktu-nyata
kebutuhan dan layanan pengguna terjadi dalam model
pertukaran win-win.
Pada tahun 1969, peluncuran ARPANET
memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk
berkomunikasi lebih mudah satu sama lain selain dapat
bertukar set data besar mereka. Mereka datang dengan
protokol jaringan atau bahasa yang akan memungkinkan
komputer yang berbeda dan sistem operasi untuk
jaringan bersama di seluruh jalur komunikasi.
Selanjutnya, sistem pesan ditambahkan ke jaringan
transfer file data ini. Pada tahun 1991, node-node
tersebut dipindahkan ke Internet dan World Wide Web.
Pada akhir 1969, hanya empat komputer dan sekitar
selusin pekerja yang terhubung.
Bersamaan dengan itu, banyak perkembangan
utama terjadi dalam teknologi informasi yang
dikhususkan untuk sistem berbasis pengetahuan: sistem
pakar yang berusaha untuk menangkap "para ahli pada
disket, "sistem pengajaran cerdas yang bertujuan
menangkap "guru pada disket," dan pendekatan
kecerdasan buatan yang memunculkan rekayasa
pengetahuan di mana seseorang ditugaskan untuk
memperoleh pengetahuan dari para ahli materi
pelajaran, secara konseptual memodelkan konten ini,
dan kemudian menerjemahkannya ke dalam kode yang
Maulana * Rosmayati
63
dapat dieksekusi mesin (McGraw dan Harrison-Briggs,
1989). McGraw dan Harrison-Briggs menggambarkan
rekayasa pengetahuan sebagai ―melibatkan
pengumpulan informasi, pengenalan domain, upaya
analisis dan desain. Selain itu, akumulasi pengetahuan
harus diterjemahkan ke dalam kode, diuji dan
disempurnakan‖. Insinyur pengetahuan adalah "individu
yang bertanggung jawab untuk menyusun dan
membangun sistem pakar". Desain dan pengembangan
sistem berbasis pengetahuan seperti itu memiliki banyak
hal untuk ditawarkan manajemen pengetahuan, yang
juga bertujuan untuk menangkap, validasi, dan
diseminasi teknologi selanjutnya yang dimediasi
pengetahuan berharga dari para ahli.
Buku-buku tentang manajemen pengetahuan
mulai muncul pada awal 1990-an, dan bidang ini
mengambil momentum pada pertengahan 1990-an
dengan perkembangan sejumlah konferensi dan
konsorsium KM internasional yang besar. Pada tahun
1999, Boisot merangkum beberapa tonggak sejarah ini
(lihat Tabel dibawah untuk ringkasan yang diperbarui).
Pada Kongres Dunia ke-24 tentang Manajemen Modal
Intelektual pada Januari 2003, sejumlah guru KM
bersatu dalam mengirimkan permintaan ke akademisi
untuk "Take the KM torch." Di antara mereka yang
menghadiri konferensi adalah Karl Sveiby, Leif
Edvinsson, Debra Amidon, Hubert Saint-Onge, dan
Verna Allee. Mereka membuat alasan kuat bahwa KM
sampai sekarang telah dipimpin oleh praktisi
"penyelesaian masalah dengan kursi celana mereka" dan
bahwa sekarang saatnya untuk fokus pada mengubah
KM menjadi disiplin akademik, mempromosikan
penelitian doktoral dalam disiplin, dan menyediakan
pelatihan yang lebih formal untuk praktisi masa depan
kita. Saat ini, lebih dari 100 universitas di seluruh dunia
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
64
menawarkan kursus di KM, dan banyak sekolah bisnis
dan perpustakaan menawarkan program gelar di KM
(Petrides dan Nodine, 2003).
Tabel 4
Milestone Pengelolaan Pengetahuan
Year Entity Event
1980 DEC, CMU XCON Expert System
1986 Dr. K. Wiig Coined KM concept at UN
1989 Consulting firms Start internal KM projects
1991 HBR article Nonaka & Takeuchi
1993 Dr. K. Wiig First KM book published
1994 KM Network First KM conference
Mid-1990s Consulting firms Start offering KM services
Late 1990s Key vertical industries Implement KM and start seeing benefits
2000–2003 Academia KM courses/programs in universities
C. Dari Aset Fisik Ke Aset Pengetahuan
Pengetahuan telah menjadi semakin berharga
daripada aset fisik atau aset berwujud yang lebih
tradisional. Misalnya, secara tradisional, aset organisasi
maskapai penerbangan mencakup inventaris fisik
pesawat terbang. Saat ini, aset terbesar maskapai adalah
sistem reservasi SABER, perangkat lunak yang
memungkinkan maskapai tidak hanya mengelola logistik
pemesanan penumpang, tetapi juga menerapkan "sistem
manajemen hasil" kursi. Sistem manajemen hasil
mengacu pada program optimalisasi yang digunakan
untuk memastikan bahwa pendapatan maksimum
dihasilkan dari setiap kursi yang dijual bahkan jika
masing-masing dan setiap kursi memiliki harga yang
berbeda. Demikian pula, di sektor manufaktur, nilai aset
nonfisik seperti sistem persediaan just-in-time (JIT)
dengan cepat memberikan nilai lebih. Ini adalah contoh
Maulana * Rosmayati
65
aset intelektual, yang umumnya merujuk pada informasi
yang dicatat organisasi, dan talenta manusia di mana
informasi seperti itu biasanya tidak disimpan secara
efisien atau hanya hilang, terutama di organisasi besar
yang cacat fisik (Stewart, 1991).
Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada masa
manfaat sepotong pengetahuan yang berharga. Kapan
pengetahuan tentang tidak berguna? Bagaimana dengan
pengetahuan yang tidak pernah kehilangan nilainya?
Gagasan keusangan pengetahuan dan pengarsipan perlu
didekati dengan mata yang segar. Tidak lagi disarankan
untuk hanya membuang barang-barang yang "sudah
lewat batas waktunya." Sebaliknya, analisis konten dan
analisis biaya-manfaat diperlukan untuk mengelola
setiap bagian dari pengetahuan yang berharga dengan
cara terbaik.
Modal intelektual sering dibuat terlihat oleh
perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar suatu
organisasi (sering disebut sebagai niat baik). Aset
intelektual diwakili oleh jumlah total dari apa yang
diketahui oleh karyawan organisasi dan apa yang harus
mereka lakukan. Nilai aset pengetahuan ini setidaknya
sama dengan biaya menciptakan kembali pengetahuan
ini. Profesi akuntansi masih memiliki kesulitan yang
cukup besar dalam menyesuaikan diri dengan bentuk
aset baru ini. Beberapa kemajuan telah dibuat (mis.,
Skandia adalah organisasi pertama yang melaporkan
modal intelektual sebagai bagian dari laporan keuangan
tahunannya), tetapi masih banyak pekerjaan yang harus
dilakukan di bidang ini. Seperti ditunjukkan pada
Gambar di bawah ini, aset intelektual dapat ditemukan
di tingkat strategis, taktis, dan operasional organisasi.
Beberapa contoh modal intelektual meliputi:
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
66
1. Kompetensi, keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tingkat kinerja (tinggi) tertentu.
2. Kemampuan, keterampilan strategis yang diperlukan
untuk mengintegrasikan dan menerapkan kompetensi.
3. Teknologi, alat dan metode yang diperlukan untuk
menghasilkan hasil fisik tertentu.
Gambar 6
Tiga Tingkat Modal Intellektual
Kompetensi inti, yang ditemukan pada level taktis,
adalah hal-hal yang diketahui oleh organisasi dengan
baik dan menyediakan keunggulan kompetitif. Beberapa
contoh akan berupa proses, jenis pengetahuan khusus,
atau jenis keahlian tertentu yang jarang atau unik bagi
organisasi. Kemampuan, ditemukan pada tingkat yang
lebih strategis, adalah hal-hal yang seorang individu
tahu bagaimana melakukannya dengan baik, yang, di
bawah kondisi yang tepat, dapat dikumpulkan ke
Maulana * Rosmayati
67
kompetensi organisasi. Kemampuan adalah kompetensi
inti potensial, dan praktik KM yang baik diperlukan agar
potensi tersebut dapat direalisasikan. Sejumlah teks
manajemen bisnis mendiskusikan konsep-konsep ini
secara lebih rinci (mis., Hamel dan Prahalad, 1990).
Perlu dicatat bahwa semakin tinggi kemampuannya dan
semakin sedikit itu dibagikan di antara banyak
karyawan, maka semakin rentan organisasi jika
karyawan tersebut pergi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
68
BAB 6
SEJARAH MANAJEMEN PENGETAHUAN
A. Perspektif Organisasi Tentang Manajemen Pengetahuan
Wiig (1993) mempertimbangkan manajemen
pengetahuan dalam organisasi dari tiga perspektif,
masing-masing dengan wawasan dan tujuan yang
berbeda:
1. Perspektif Bisnis, berfokus pada mengapa, di mana,
dan sejauh mana organisasi harus berinvestasi atau
mengeksploitasi pengetahuan. Strategi, produk dan
layanan, aliansi, akuisisi, atau divestasi harus
dipertimbangkan dari sudut pandang terkait
pengetahuan.
Maulana * Rosmayati
69
2. Perspektif Manajemen, berfokus pada penentuan,
pengorganisasian, pengarahan, fasilitasi, dan
pemantauan praktik dan kegiatan terkait
pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai
strategi dan tujuan bisnis yang diinginkan.
3. Perspektif Praktek, berfokus pada penerapan keahlian
untuk melakukan pekerjaan dan tugas terkait
pengetahuan yang eksplisit.
Perspektif bisnis dengan mudah memetakan ke
sifat strategis manajemen pengetahuan, perspektif
manajemen sejajar dengan lapisan taktis, dan perspektif
praktis dapat disamakan dengan tingkat operasional.
Mengapa KM Penting?
Penggerak bisnis utama di balik meningkatnya
minat dan penerapan KM saat ini di empat bidang
utama:
1. Globalisasi bisnis. Organisasi dewasa ini lebih bersifat
global multisite, multibahasa, dan multikultural.
2. Organisasi lean. Kami melakukan lebih banyak dan
kami melakukannya lebih cepat, tetapi kami juga
harus bekerja lebih pintar sebagai pekerja
pengetahuan, mengadopsi peningkatan kecepatan dan
beban kerja.
3. "Amnesia perusahaan." Kami lebih mobile sebagai
tenaga kerja, yang menciptakan masalah kontinuitas
pengetahuan untuk organisasi dan menempatkan
tuntutan pembelajaran berkelanjutan pada pekerja
pengetahuan. Kami tidak lagi berharap untuk
menghabiskan seluruh kehidupan kerja kami dengan
organisasi yang sama.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
70
4. Kemajuan teknologi. Kami lebih terhubung. Kemajuan
teknologi informasi tidak hanya membuat konektivitas
ada di mana-mana tetapi juga secara radikal
mengubah harapan. Kita diharapkan "hidup" setiap
saat, dan waktu penyelesaian dalam merespons
sekarang diukur dalam hitungan menit, bukan
minggu.
Lingkungan kerja saat ini lebih kompleks karena
kita sekarang perlu menghadiri setiap hari untuk
peningkatan jumlah item pengetahuan subjektif.
Memfilter lebih dari 200 email, faks, dan pesan suara
setiap hari harus dilakukan sesuai dengan praktik
manajemen waktu yang baik dan aturan pemfilteran,
tetapi lebih sering daripada tidak, pekerja cenderung
menunjukkan "refleks Pavlovian" ketika mereka
memperhatikan bunyi bip yang diumumkan. kedatangan
surat baru atau dering telepon yang menuntut perhatian
segera. Pekerja pengetahuan semakin diminta untuk
"berpikir pada kaki mereka," dengan sedikit waktu untuk
menggali dan menganalisis data dan informasi yang
masuk, apalagi mengambil, mengakses, dan menerapkan
pengetahuan pengalaman yang relevan. Ini karena
volume tugas yang harus diatasi dan waktu penyelesaian
yang sangat berkurang. Harapan hari ini adalah bahwa
setiap orang "hidup" setiap saat sebagaimana dibuktikan
oleh berbagai pesan yang menyatakan jengkel ketika
pesan suara tidak ditanggapi dengan segera atau email
tidak diakui.
Manajemen pengetahuan merupakan satu
tanggapan terhadap tantangan dalam mencoba
mengelola lingkungan kerja yang kompleks dan penuh
informasi ini. Dengan demikian, KM mungkin
dikategorikan sebagai ilmu kompleksitas. Salah satu
kontributor terbesar untuk kompleksitas adalah bahwa
Maulana * Rosmayati
71
informasi yang berlebihan hanya merupakan puncak
gunung es hanya informasi yang telah diberikan secara
eksplisit. KM juga harus berurusan dengan pengetahuan
yang belum diartikulasikan atau diam-diam. Untuk
semakin memperumit masalah, kita bahkan mungkin
tidak menyadari semua pengetahuan diam-diam yang
ada; kita mungkin tidak ―tahu bahwa kita tidak tahu.‖
Maynard Keynes (dalam Wells, 1938, hlm. 6)
menemukan kebenaran ketika dia menyatakan bahwa
―ini... orang-orang yang memiliki arahan atas kita,
hampir tidak tahu apa-apa tentang bisnis yang mereka
miliki. Tidak ada yang tahu banyak, tetapi hal penting
untuk disadari adalah bahwa mereka bahkan tidak tahu
apa yang harus diketahui." Sementara Keynes
membahas politik dan konsekuensi ekonomi dari
perdamaian, para pemimpin organisasi saat ini telah
menggemakan kata-katanya berkali-kali.
Bahkan, kita sekarang, menurut Snowden (2002),
memasuki generasi ketiga manajemen pengetahuan,
yang dikhususkan untuk konteks, narasi, dan
manajemen konten. Pada generasi pertama, penekanan
diberikan pada para penghuni pengetahuan atau
teknologi informasi untuk membantu kami dengan
dilema yang dicontohkan oleh frasa yang banyak dikutip
―andai saja kami tahu apa yang kami ketahui‖ (O'Dell
and Grayson, 1998). Pengadopsi awal KM, perusahaan
konsultan besar yang menyadari bahwa produk utama
mereka adalah pengetahuan dan bahwa mereka perlu
menginventarisir stok pengetahuan mereka secara lebih
efektif, menjelaskan fase ini. Banyak sekali intranet dan
sistem manajemen pengetahuan internal
diimplementasikan selama generasi KM pertama. Ini
adalah generasi yang dikhususkan untuk menemukan
semua informasi yang sampai saat itu telah terkubur
dalam organisasi dengan produk sampingan yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
72
diproduksi secara umum yang dikemas sebagai praktik
terbaik dan pelajaran yang dapat digunakan kembali.
Terguncang oleh kelebihan informasi, generasi
kedua berayun ke ujung spektrum yang berlawanan
untuk fokus pada orang-orang, yang dapat diartikan
sebagai "seandainya kita tahu siapa yang tahu." Ada
kesadaran yang tumbuh tentang pentingnya dimensi
manusia dan budaya manajemen pengetahuan ketika
organisasi merenungkan mengapa perpustakaan digital
yang baru sepenuhnya tanpa konten (―tempat barang
rongsokan informasi‖) dan mengapa tingkat
penggunaannya sangat rendah. Bahkan, pendekatan
teknologi informasi dari generasi KM pertama condong ke
arah sistem KM monolitik, top-down organisasi-lebar.
Pada generasi kedua, menjadi sangat jelas bahwa adopsi
KM dari bawah ke atas atau akar rumput membawa
pada kesuksesan yang jauh lebih besar dan bahwa ada
banyak gerakan akar rumput — yang kemudian menjadi
komunitas praktik. Komunitas praktik adalah kendaraan
yang baik untuk mempelajari berbagi pengetahuan atau
pergerakan pengetahuan di seluruh organisasi untuk
memicu tidak hanya digunakan kembali untuk efisiensi
yang lebih besar tetapi juga penciptaan pengetahuan
untuk inovasi yang lebih besar.
Tahap ketiga dari KM menghasilkan kesadaran
akan pentingnya konteks bersama: bagaimana
mendeskripsikan dan mengatur konten sehingga
pengguna akhir yang disadari menyadari keberadaannya
dan dapat dengan mudah mengakses dan menerapkan
konten ini. Konteks bersama menciptakan makna
bersama. Konten perlu disarikan dari konteks. Fase ini
ditandai dengan munculnya metadata untuk
mendeskripsikan konten di samping format konten,
manajemen konten, dan pajak pengetahuan.
Maulana * Rosmayati
73
Bagaimanapun, jika pengetahuan tidak digunakan untuk
memberi manfaat bagi individu, komunitas praktik, dan
/ atau organisasi, maka manajemen pengetahuan telah
gagal. Ide-ide cemerlang dalam bentuk bola lampu di
saku tidak cukup; mereka harus "dicolokkan," dan ini
hanya dapat dimungkinkan jika orang tahu apa yang
perlu diketahui, dapat menemukannya ketika mereka
perlu, dapat memahaminya, dan - mungkin yang paling
penting - yakin bahwa pengetahuan ini harus diletakkan
bekerja. Slogan untuk fase ini mungkin seperti:
"taksonomi sebelum teknologi" (Koenig, 2002: 3).
B. KM UNTUK INDIVIDU, KOMUNITAS, DAN
ORGANISASI
Manajemen pengetahuan memberikan manfaat
bagi karyawan secara perorangan, komunitas praktik,
dan bagi organisasi itu sendiri. Pandangan tiga tingkat
KM ini membantu menekankan mengapa KM penting
saat ini (lihat Gambar 1-6).
Untuk individu, KM:
Membantu orang melakukan pekerjaan mereka
dan menghemat waktu melalui pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang lebih
baik.
Membangun rasa ikatan komunitas dalam
organisasi. Membantu orang untuk tetap
mendapatkan informasi terbaru.
Memberikan tantangan dan peluang untuk
berkontribusi. Untuk komunitas praktik, KM:
Mengembangkan keterampilan profesional.
Mempromosikan pendampingan peer-to-peer.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
74
Memfasilitasi jaringan dan kolaborasi yang lebih
efektif. Mengembangkan kode etik profesional
yang dapat diikuti oleh anggota.
Mengembangkan bahasa yang sama.
Untuk organisasi, KM:
Membantu strategi berkendara. Memecahkan
masalah dengan cepat. Menyebarkan praktik
terbaik.
Meningkatkan pengetahuan yang tertanam
dalam produk dan layanan.
Menyuburkan gagasan dan meningkatkan
peluang untuk inovasi. Memungkinkan
organisasi untuk tetap unggul dalam
persaingan.
Membangun memori organisasi.
Beberapa tantangan KM kritis adalah untuk
mengelola konten secara efektif, memfasilitasi kerja
sama, membantu pekerja pengetahuan terhubung dan
menemukan ahli, dan membantu organisasi untuk
belajar dan mengambil keputusan berdasarkan data,
informasi, dan pengetahuan yang lengkap, valid, dan
ditafsirkan dengan baik.
Gambar 7 Ikhtisar Tiga Komponen Utama KM
Maulana * Rosmayati
75
Agar manajemen pengetahuan berhasil, ia harus
memanfaatkan apa yang penting bagi pekerja
pengetahuan apa yang bernilai bagi mereka dan bagi
praktik profesional mereka serta apa yang akan diperoleh
organisasi. Penting untuk mendapatkan keseimbangan
yang tepat. Jika inisiatif KM terlalu besar, risikonya
terlalu umum, terlalu abstrak, terlalu top-down, dan
terlalu jauh untuk mengkatalisasi tingkat permintaan
pembelian dari individu. Namun, jika inisiatif KM terlalu
kecil, maka itu mungkin tidak cukup untuk
menyediakan interaksi yang cukup antara pekerja
pengetahuan untuk menghasilkan sinergi. Teknologi KM
harus mendukung, dan manajemen harus berkomitmen
untuk menempatkan imbalan dan insentif yang sesuai
untuk kegiatan manajemen pengetahuan. Terakhir tetapi
tidak kalah pentingnya, peserta perlu mengembangkan
keterampilan KM agar dapat berpartisipasi secara efektif.
Keterampilan dan kompetensi KM ini cukup beragam
dan beragam, mengingat sifat multidisiplin lapangan,
tetapi satu tautan khusus sering diabaikan, dan itu
adalah keterkaitan antara keterampilan KM dan
keterampilan para profesional informasi. KM telah
menghasilkan munculnya peran dan tanggung jawab
baru, dan banyak dari ini dapat mengambil manfaat dari
fondasi yang sehat yang tidak hanya didasarkan pada
teknologi informasi (TI) tetapi juga dalam ilmu informasi.
Profesional KM memiliki peran penting untuk dimainkan
dalam semua proses siklus KM, yang dijelaskan secara
lebih rinci dalam Bab 2.
POIN PENTING
KM belum tentu "benar-benar baru" tetapi telah
dipraktikkan dalam berbagai pengaturan untuk
beberapa waktu sekarang - meskipun di bawah
monikers berbeda.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
76
Pengetahuan lebih kompleks daripada data atau
informasi; itu subyektif, seringkali berdasarkan
pengalaman, dan sangat kontekstual.
Tidak ada definisi KM yang diterima secara umum,
tetapi sebagian besar praktisi dan profesional
sependapat bahwa KM memperlakukan pengetahuan
diam-diam dan eksplisit dengan tujuan menambah
nilai bagi organisasi.
Setiap organisasi harus mendefinisikan KM dalam hal
tujuan bisnisnya sendiri; analisis konsep adalah salah
satu cara untuk mencapai ini.
KM adalah tentang menerapkan pengetahuan dalam
situasi baru, yang sebelumnya tidak terbebani atau
baru.
KM berakar pada berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
Generasi KM sampai saat ini telah berfokus pertama
pada wadah, selanjutnya pada komunitas, dan
akhirnya pada konten itu sendiri.
POIN PEMBAHASAN
1. Gunakan analisis konsep untuk mengklarifikasi istilah
berikut:
Sebuah. Modal intelektual versus aset fisik.
b. Tacit knowledge versus knowledge eksplisit.
c. Komunitas praktik versus komunitas yang diminati.
2. "Manajemen pengetahuan bukanlah hal yang baru."
Apakah Anda berpendapat bahwa pernyataan ini
sebagian besar benar atau salah? Mengapa atau
mengapa tidak? Gunakan anteseden historis untuk
membenarkan argumen Anda.
3. Sampai sejauh mana tiga generasi manajemen
pengetahuan? Apa fokus utama masing-masing?
Maulana * Rosmayati
77
4. Apa saja jenis peran yang berbeda yang diperlukan
untuk masing-masing dari tiga generasi di atas?
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
78
BAB 7
MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN
Bab ini menjelaskan fase-fase utama yang terlibat
dalam siklus manajemen pengetahuan, meliputi
penangkapan, pembuatan, kodifikasi, berbagi,
mengakses, aplikasi, dan penggunaan kembali
pengetahuan di dalam dan di antara organisasi. Empat
pendekatan utama untuk siklus KM disajikan dari Meyer
dan Zack (1996), Bukowitz dan Williams (2000), McElroy
(2003), dan Wiig (1993). Sintesis dari pendekatan ini
kemudian dikembangkan sebagai kerangka kerja untuk
mengikuti jalan yang dibutuhkan informasi untuk
menjadi aset pengetahuan yang berharga bagi organisasi
tertentu. Bab ini diakhiri dengan diskusi tentang
implikasi strategi dan praktis dari pengelolaan
pengetahuan di seluruh siklus KM.
Maulana * Rosmayati
79
A. Tujuan Pembelajaran
1. Jelaskan bagaimana pengetahuan individu,
kelompok, dan organisasi yang berharga ditangkap,
dibuat, dikodifikasi, dibagikan, diakses,
diterapkan, dan digunakan kembali sepanjang
siklus manajemen pengetahuan.
2. Bandingkan dan kontras model siklus hidup KM
utama, termasuk Zack, Bukowitz dan Williams,
McElroy, dan model siklus hidup Wiig.
3. Tetapkan langkah-langkah utama dalam setiap
proses siklus KM dan berikan contoh konkret dari
masing-masing.
4. Identifikasi tantangan dan manfaat utama dari
setiap fase dari siklus KM.
5. Jelaskan bagaimana siklus KM terintegrasi
menggabungkan keunggulan model siklus hidup
KM lainnya.
B. Pengantar KM Efektif
Prinsip-prinsip didalam Manajemen Pengetahuan
disebut tacit dan eksplisit. Pengetahuan Tacit / Tacit
Knowledge: adalah pengetahuan yang bersifat tak
terlihat, tak bisa diraba kecuali disampaikan (eksplisit) .
1. Jenis pengetahuan tacit :
Tacit yang ada di dalam masing-masing orang,
pribadi-pribadi, bersifat unik, tidak tertulis, tapi
diketahui .
Tacit yang ada di dalam sekelompok orang.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
80
Yaitu pengetahuan yang dimiliki bersama oleh
sekelompok orang namun sifatnya masih tidak terlihat
dan ada di dalam pikiran kelompok itu . Contoh yang
kerap digunakan adalah orang bermain bola, mereka
saling mengoper secara refleks tanpa komunikasi yang
bisa dilihat bentuknya . Ini terjadi karena diantara
mereka ada pengetahuan yang sifatnya tidak tertulis .
Pengetahuan tacit semacam ini sebanarnya banyak
dimiliki oleh masyarakat, yang disebut pengetahuan
yang tertanam di dalam hubungan antar manusia.
Dan pengetahuan semacam ini biasanya disebut
trust atau kepercayaan. Saling percaya dan solider
menjadi bagian dari pengetahuan . Paradigma lama
berpikir bahwa pengetahuan tidak ada hubungannya
dengan solidaritas dan norma-norma . Tapi sekarang
makin terbukti bahwa hubungan itu ada .
2. Pengetahuan Eksplisit.
Jika pengetahuan yang sifatnya tacit ini kemudian
dikeluarkan, ditulis atau direkam, maka sifatnya lantas
menjadi eksplisit . Bentuk pengetahuan eksplicit ini
berupa :
Bentuk eksplisit yang dimiliki secara pribadi.
Biasanya dalam bentuk catatan, buku harian, alamat
teman, fotokopi dan segala bentuk eksplisit yang
disimpan perorangan secara pribadi .
Bentuk eksplisit yang dipakai bersama-sama oleh
sekelompok orang dalam bentuk tulisan tangan
sampai internet. Dengan kata lain pengetahuan
eksplisit yang di-share atau dibagikan agar dapat
dikses oleh banyak pihak.
Maulana * Rosmayati
81
Gambar 8
Explicit and Tacit Knowledge
Kegiatan Manajemen Pengetahuan atau MP adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
perubahan dari tacit pribadi menjadi tacit milik bersama,
dari tacit milik bersama jadi eksplisit, dari eksplisit jadi
tersimpan. Semua proses-proses ini berlaku dalam
proses kerja, kehidupan, sosial, politik dan lain-lain. MP
mengurus dalam konteks inovasi, perubahan dan
dokumentasi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
82
Gambar 9
Pola Pendekatan Explicit and Tacit Knowledge
Dengan memahami 4 pola penciptaan dari
Manajemen Pengetahuan, maka organisasi perlu
menyadari bahwa pengetahuan awalnya eksis di masing-
masing individu dan agar menjadi milik organisasi, maka
organisasi harus memfasilitasi, mendukung, dan
menstimulasi pengetahuan individu menjadi
pengetahuan organisasi melalui dialog, diskusi, berbagi
pengalaman, dan observasi .
Dalam penelitian-penelitian mengenai manajemen
pengetahuan mengungkapkan pentingnya organisasi
mengembangkan pengetahuan sebagai aset agar mampu
menghadapi persaingan. (Caniero, 2000; Lee, 2001;
Rowley, 1999). Penelitian mengenai Manajemen
Pengetahuan yang dilakukan oleh Caniero (2000)
Maulana * Rosmayati
83
memberikan pemahaman bahwa Manajemen
Pengetahuan dibentuk dari berbagai karakteristik
personal dan pengembangan personal. Manajemen
Pengetahuan membentuk keputusan-keputusan
stratejik, dan dari keputusan-keputusan stratejik
terbentuklah market knowledge dancompetitors
knowledge. Market knowledge membentuk usaha-usaha
inovatif dan menghasilkan inovasi sedangkan competitors
knowledge membentuk usaha-usaha kompetitif dan
menghasilkan daya saing.
Lee pada tahun 2001 melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengidentifikasi dan memahami peran
knowledge sharing pada kesuksesan outsourcing proyek
sistem informasi (SI) .
Ada empat variabel yang digunakan dalam
pengujian ini yaitu ;
knowledge sharing (tacit and explicit knowledge),
organizational capability,
partnership quality,
outsourcing success.
Semua variabel independen (knowledge sharing,
organizational capability, partnership quality) memberikan
pengaruh yang kuat pada variabel dependent
(outsourcing success) . Penelitian ini memberikan
gambaran bahwa knowledge sharing mampu menjadi
salah satu faktor anteseden dalam kerjasama lintas
fungsi. Knowledge sharing antara organisasi dengan
service providers bisa dianalogikan sebagai knowledge
sharing antar anggota tim karena organisasi dengan
service providers bekerja sama dalam tim untuk
mengembangkan sistem informasi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
84
Mengacu dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan
oleh berbagai akademisi menunjukkan bahwa MP
memegang peranan penting dalam kehidupan organisasi.
Kemampuan organisasi untuk mengeksplorasi kekayaan
pengetahuan yang eksis di setiap anggota organisasi,
kemudian mengumpulkannya menjadi knowledge-base,
dan memanfaatkannya secara efektif akan membantu
mempercepat akselerasi organisasi. Kemampuan
perusahaan untuk mengumpulkan, memanfaatkan, dan
mendaya gunakan pengetahuan secara efektif akan
menjadi sumber utama keunggulan kompetitif
organisasi.
Manajemen Pengetahuan Sebagai Keungulan
Kompetitif.
Sumber kekuatan internal organisasi yang tidak
mungkin diadaptasi oleh pesaing manajemen
pengetahuan . Pengetahuan eksis disetiap individu dan
masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang
berbeda satu sama lainnya. Para pesaing tidak mungkin
meniru pengetahuan yang dipunyai oleh perusahaan .
Sebagai sumber daya bagi suatu organisasi ,
sebaiknya organisasi mengelola manajemen pengetahuan
dengan baik. Studi yang dilakukan oleh Davenport at. el.
(1998) mengindentifikasikan empat tahapan yang perlu
dilakukan suatu organisasi agar Manajemen
Pengetahuan dapat menjadi sumberdaya stratejik ;
1. Pengetahuan dapat disimpan.
Data, informasi, maupun pengetahuan dapat
disimpan dalam bentuk dokumentasi agar mudah
Maulana * Rosmayati
85
ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang
sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi codifield
explicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan
memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan
memanfaatkan di setiap kesempatan.
2. Pengetahuan mudah diakses.
Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang
sama terhadap knowledge base organisasi. Agar proses
aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar
anggota, organisasi perlu memfasilitasi dengan
memanfaatkan teknologi misalnya video conference,
jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili.
Banyak organisasi mempunyai ruang perpustakaan
sehingga anggotanya mudah mengakses pengetahuan-
pengetahuan terbaru melalui buku-buku, jurnal-jumal,
dan media cetak.
Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan
prosedur yang memudahkan setiap orang dapat
mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang
mempunyai pengetahuan.
3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi
Lingkungan eksternal berubah dengan cepat
akibatnya organisasi harus senantiasa berdaptasi.
Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu
dukungan pengingkatan pengetahuan. Organisasi perlu
menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat
peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al.
(1998) mengungkapkan perlunya sentralisasi struktur
organisasi, dan perubahan budaya kerja yang
mendukung kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
86
yang bisa dilakukan perusahaan yaitu dengan
memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang
menyumbangkan pengetahuan kepada knowledge base
organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat berupa
peningkatan kompensasi maupun promosi
pangkat/jabatan.
4. Mengelola pengetahuan sebagai asset
Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang
berwujud maupun barang berwujud. Organisasi berfokus
kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset
tidak berwujud, haru diperlakukan sebagai aset
berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme dan Amidon (1998)
mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat
diukur dengan menggunakan balanced scorecard.
Dimensi innovation dan learning dalam balanced
scorecard merupakan proses aktivitas manajemen
pengetahuan. Meskipun ada debat dalam
pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini
bahwa dimensi innovation dan learning mempunyai
potensi untuk mengukur pengetahuan sebagai aset.
Organisasi yang mempunyai pengetahuan superior
mampu mengkoordinasi dan mengkombinasikan
sumberdaya-sumberdaya tradisional dan kapabilitas
dalam bentuk dan cara barn sehingga dapat memberikan
nilai lebih bagi pelanggan. Dengan memiliki sumberdaya
intelektual yang superior, organisasi dapat mengetahui
bagaimana mengembangkan dan mengeksploitasi
sumberdaya tradisonal lebih baik daripada pesaing
meskipun sumberdaya tersebut tidak unik dan mudah
ditiru. Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai
sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat
Maulana * Rosmayati
87
digunakan untuk keunggulan kompetitf yang tahan lama
.
Pengetahuan, terutama tacit knowledge, berpotensi
menjadi sumberdaya yang unik dan sukar ditiru . Tidak
seperti sumberdaya tradisional lainnya, tacit knowledge
tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk siap pakai .
Untuk meniru tacit knowledge organisasi, pesaing
setidaknya memiliki pengalaman yang serupa dan untuk
mendapatkannya memerlukan waktu yang lama. Untuk
mempertahankan keberlangsung keunggulan kompetitif,
organisasi dapat melakukan dengan menambah
pengetahuan baru. Gabungan pengetahuan lama dan
baru menciptakan keunikan baru yang akhirnya
menciptakan kesempatan untuk melakukan sinergi
pengetahuan.
Pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif
yang tahan lama bila organisasi mengetahui lebih
banyak akan sesuatu dibandingkan pesaing. Tidak
seperti sumberdaya tradisional lainnya yang dapat
berkurang saat digunakan, pengetahuan justru akan
meningkat pada saat digunakan. Pengetahuan yang
semakin sering digunakan akan semakin bernilai bagi
organisasi.
Dengan menjadikan manajemen pengetahuan
menjadi keunggulan kompetitif organisasi sebaiknya
Manajemen Pengetahuan dimanfaatkan dan diterapkan
secara nyata oleh perusahaan. Bentuk konkrit
penerapan adalah mengembangkan strategi organisasi
berbasis pengetahuan. Strategi yang berbasis
pengetahuan diharapkan mampu lebih mengeksplorasi
keunikan yang dimiliki organisasi.
4. Strategi Organisasi berbasis pengetahuan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
88
Konsep SWOT (streghts, weakness, oppurtunities,
dan threats) sudah lama dikenal oleh praktisi maupun
akademisi. Rerangka SWOT menjelaskan dan
menganalisis kapabilitas internal perusahaan, tercermin
dalam kekuatan dan kelemahan, yang berhubungan
dengan kesempatan dan ancaman lingkungan
organisasi. Organisasi disarankan untuk melakukan
tindakan-tindakan strategis untuk mendayagunakan
kesempatan, mengurangi kelemahan, meminimalkan
ancaman, dan mengkapitalisasi peluang. Strategi
organisasi dapat dilihat sebagai tindakan untuk
menyeimbangkan keadaan doernal organisasi dengan
kapabilitas internal organisasi .
Dominasi analisis SWOT ditandai dengan
penggunaan model five forces milik Porter. Model yang
dikembangkan Porter (1980) lebih terfokus pada
kemampuan perusahaan menganalisis kekuatan
lingkungan eksternal perusahaan yang dapat
memunculkan kesempatan dan ancaman. Mangacu pada
five forces Porter, industri sangat terstruktur sehingga
memudahkan perusahaan melakukan penetrasi ke
suplier dan pelanggan, dan mencegah masuknya pesaing
barn dan produk substitusi. Strategi menjadi sekedar
memilih industri yang tepat dan melakukan positioning
dalam industry tersebut strategi generik yang dipilih
yaitu biaya rendah (low cost) atau diferensiasi produk
(product differentiation).
Menurut Zack (1999), model five forces Porter lebih
menekankan keunggulan industri daripada keunggulan
perusahaan sehingga keunikan dan keunggulan
perusahaan tidak tergali. Mengacu pada keadaan
tersebut perusahaan sebaiknya kembali fokus kepada
Maulana * Rosmayati
89
kapabilitas dan sumberdaya perusahaan. Perspektif ini
dikenal dengan resource-based view.
Pendekatan resource-based view berpendapat
bahwa perusahaan sebaiknya memposisikan dirinya
secara strategis berdasarkan keunikan, nilai-nilai
perusahaan, serta sumberdaya dan kapabilitas yang
sukar ditiru. Strategi organisasi bukan didasarkan pada
produk dan jasa yang dihasilkan dari keunikan, nilai-
nilai perusahaan, serta sumberdaya dan kapabilitas yang
sukar ditiru.
Strategi berdasarkan pendekatan resource-based
memungkinkan perusahaan bertahan dalam jangka
waktu yang lama dibandingkan pendekatan tradisional
misalnya analisis SWOT (Zack, 1999) . Keunggulan
kompetitif organisasi akan bertahan lama bila
berdasarkan kekuatan yang berasal dari organisasi.
Kritikan terhadap analisis SWOT bukan berarti
menunjukkan bahwa analisis tersebut kurang
bermanfaat. Analisis SWOT dapat dipergunakan dalam
perspektif lain. Analisis SWOT dapat digunakan untuk
memetakan kapabilitas dan sumberdaya pengetahuan
yang dimiliki organisasi. Dengan pemetaan yang balk,
organisasi dapat mengetahui keunggulan Berta
mengurangi kelemahan manajemen pengetahuannya
sehingga strategi berbasis pengetahuan dapat dibuat
berdasarkan manajemen pengetahuan yang dipunyai.
Strategi berbasis pengetahuan, sebenarnya
merupakan bentuk pararel dengan analisis SWOT,
menjelaskan keseluruhan pendekatan yang dilakukan
organisasi untuk mengkaitkan sumberdaya pengetahuan
dan kapabilitas yang dipunyai dengan strategi yang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
90
dilakukan. Hubungan manajemen pengetahuan dan
strategi merupakan hubungan timbal balik artinya
strategi mempengaruhi manajemen pengetahuan
sebaliknya manajemen pengetahuan mempengaruhi
strategi. Hubungan antara manajemen pengetahuan dan
strategi perusahaan seringkali tidaklah sejalan sehingga
terdapat perbedaan antara keduanya.
Perbedaan dalam strategi terjadi antara apa yang
harus dilakukan organisasi dan apa yang dapat
dilakukan organisasi. Perbedaan dalam manajemen
pengetahuan terjadi antara apa yang perusahaan harus
ketahui dan apa yang perusahaan ketahui.
Untuk memperkecil perbedaan antara manajemen
pengetahuan dan strategi, organisasi perlu mencari
sumber pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan
dapat dicari dan dalam organisasi maupun luar
organisasi. Pengetahuan internal organisasi dapat
ditemukan dari dokumen, prosedur dan aturan
organisasi, perilaku, iklim dan budaya organisasi.
Pengetahuan eksternal dapat ditemukan di publikasi-
publikasi iltniah, majalah-majalah populer, dan di
sekolah-sekolah bisnis.
Pengetahuan yang berasal dari luar organisasi,
biasanya lebih abstrak dan dapat diakses pesaing,
memberikan pemikiran-pemikiran barn dan segar bagi
organisasi serta dapat menjadi pembanding. Beberapa
perusahaan telah melakukan penyegaran bagi
karyawannya dengan bekerja sama dengan beberapa
sekolah bisnis (Program Magister Manajemen) di
Indonesia untuk membuka kelas khusus dengan nama
perusahaan tersebut.
Maulana * Rosmayati
91
Kombinasi pengetahuan yang didapat dari luar
organisasi dengan pengetahuan dari dalam akan
memberikan perspektif barn dalam membuat strategi
organisasi atau melakukan eksekusi strategi organisasi
yang telah dibuat. Bentuk konkrit yang dilakukan
organisasi melalui program-programreward untuk
pelanggan, customer care yang merupakan umpan balik
pelanggan kepada organisasi sehingga organisasi
memperbaiki kektuangan-kekurangan produk/jasa yang
dihasilkan.
Strategi organisasi berbasis pengetahuan
mensyaratkan keinginan kuat organisasi untuk
menambah basis pengetahuan yang dipunyai.
Implementasi dan eksekusi strategi organisasi
memerlukan kemampuan pengetahuan yang cukup
dalam mengoptimalkan pilihan-pilihan strategi yang ada
sesuai dengan perkembangan industri, pesaing, dan
kapabilitas organisasi.
Manajemen pengetahuan yang efektif
membutuhkan organisasi untuk mengidentifikasi,
menghasilkan, memperoleh, menyebar, dan menangkap
manfaat pengetahuan yang memberikan keuntungan
strategis bagi organisasi itu. Pembedaan yang jelas harus
dibuat antara informasi yang dapat digitasi dan aset
pengetahuan sejati yang hanya bisa ada dalam konteks
sistem cerdas. Karena kita masih jauh dari penciptaan
sistem kecerdasan buatan, ini berarti bahwa aset
pengetahuan berada di dalam pengetahuan manusia,
dan bukan organisasi itu sendiri. Siklus informasi
pengetahuan dapat dipertimbangkan ketika informasi
rute mengikuti untuk diubah menjadi aset strategis yang
berharga bagi organisasi melalui siklus manajemen
pengetahuan.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
92
Salah satu proses KM utama bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menemukan sumber pengetahuan
dan pengetahuan dalam organisasi. Pengetahuan yang
berharga kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk
eksplisit, sering disebut sebagai kodifikasi pengetahuan,
untuk memfasilitasi penyebaran yang lebih luas.
Jaringan, praktik, dan insentif dilembagakan untuk
memfasilitasi transfer pengetahuan orang-ke-orang serta
koneksi konten orang-pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah, membuat keputusan, atau bertindak
berdasarkan fondasi pengetahuan terbaik. Setelah
pengetahuan dan pengetahuan yang bernilai di lapangan
ini ditransfer ke repositori pengetahuan organisasi,
dikatakan menjadi bagian dari "memori perusahaan". Ini
kadang-kadang juga disebut sebagai "kebenaran dasar."
Seperti halnya dengan definisi KM yang diterima secara
umum, kurangnya konsensus yang sama ada
sehubungan dengan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan langkah-langkah utama dalam siklus
KM. Tabel di bawah merangkum istilah-istilah utama
yang ditemukan dalam literatur KM.
Namun, setelah diperiksa lebih dekat,
perbedaannya tidak terlalu bagus. Istilah yang
digunakan berbeda, tetapi tampaknya ada beberapa
tumpang tindih dalam berbagai jenis langkah yang
terlibat dalam siklus KM. Untuk tujuan ini, empat model
dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka diimplementasikan dan divalidasi dalam
pengaturan dunia nyata.
2. Mereka komprehensif sehubungan dengan berbagai
jenis langkah yang ditemukan dalam literatur KM.
3. Mereka termasuk deskripsi terperinci dari proses KM
yang terlibat dalam setiap langkah.
Maulana * Rosmayati
93
C. Pendekatan Utama ke Siklus Km (Zack KM Cycle)
Siklus Zack KM berasal dari pekerjaan pada desain
dan pengembangan produk informasi (Meyer dan Zack,
1996). Sejumlah pelajaran dari siklus yang diikuti
produk fisik dalam suatu organisasi.
Tabel 5
Perbandingan Proses Siklus Kunci KM
Nickols (1999) Wiig (1993) McElroy (1999)
Acquisition Creation Individual and group learning
Organization Sourcing Knowledge claim validation
Specialization Compilation Information acquisition
Store/access Transformation Knowledge validation
Retrieve Dissemination Knowledge integration
Distribution Application
Conservation Value realization
Disposal
Rollet (2003) Bukowitz & Williams (2003)
Zack (1996)
Planning Get Acquisition
Creating Use Refinement
Integrating Learn Store/retrieve
Organizing Contribute Distribution
Transferring Assess Presentation
Maintaining Build/sustain
Assessing Divest
diterapkan pada manajemen aset pengetahuan.
Produk informasi secara luas didefinisikan sebagai
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
94
informasi yang "dijual" kepada pelanggan internal atau
eksternal seperti database, sinopsis berita, dan profil
pelanggan. Meyer dan Zack (1996) mengusulkan bahwa
penelitian dan pengetahuan tentang desain produk fisik
dapat diperluas ke ranah intelektual untuk dijadikan
sebagai dasar untuk siklus KM.
Pendekatan ini menyediakan sejumlah analogi yang
bermanfaat, seperti gagasan platform produk (repositori
pengetahuan) dan platform proses informasi (kilang
pengetahuan) untuk menekankan gagasan tentang
proses nilai tambah yang diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan. dari suatu organisasi.
Siklus KM terutama terdiri dari menciptakan "produk
pengetahuan" nilai tambah yang lebih tinggi pada setiap
tahap pemrosesan pengetahuan. Misalnya, basis data
dasar dapat mewakili contoh pengetahuan yang telah
dibuat. Nilai kemudian dapat ditambahkan dengan
mengekstraksi tren dari data ini. Informasi asli telah
dikemas ulang untuk memberikan analisis tren yang
dapat berfungsi sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Demikian pula, intelijen
kompetitif dapat dikumpulkan dan disintesis untuk
mengemas kembali data "mentah" menjadi pengetahuan
yang bermakna, ditafsirkan, dan divalidasi yang bernilai
langsung bagi pengguna. Dengan kata lain, itu dapat
diterapkan secara langsung. Contoh lain adalah layanan
pengumpulan-berita yang merangkum atau mengemas
ulang informasi untuk memenuhi kebutuhan individu
yang berbeda dan berbeda melalui pembuatan profil dan
personalisasi kegiatan yang bernilai tambah.
Meyer dan Zack menggemakan penulis lain dalam
menekankan ―pentingnya mengelola evolusi dan
pembaruan arsitektur produk untuk kesuksesan
kompetitif yang berkelanjutan. arsitektur yang berbeda
menghasilkan fungsi produk yang berbeda
Maulana * Rosmayati
95
nasionalitas, biaya, kualitas dan kinerja.
Arsitekturnya adalah dasar untuk inovasi produk.
Penelitian dan pengetahuan tentang desain produk
informasi fisik dapat menginformasikan desain siklus
KM. Dalam pendekatan Meyer dan Zack, antarmuka
antara setiap tahap dirancang agar mulus dan
terstandarisasi. Pengalaman menunjukkan pentingnya
menentukan antarmuka pengguna internal dan eksternal
untuk melakukannya.
Proses siklus Meyer dan Zack KM terdiri dari
teknologi, fasilitas, dan proses untuk pembuatan produk
dan layanan. Para penulis menyarankan bahwa produk
informasi paling baik dilihat sebagai repositori yang
terdiri dari konten dan struktur informasi. Konten
informasi adalah data yang disimpan dalam repositori
yang menyediakan blok bangunan untuk produk
informasi yang dihasilkan. Konten tersebut unik untuk
setiap jenis bisnis atau organisasi. Misalnya, bank
memiliki konten yang berkaitan dengan akun pribadi dan
komersial; perusahaan asuransi menyimpan informasi
tentang kebijakan dan klaim; dan perusahaan farmasi
mengumpulkan banyak pengetahuan ilmiah dan
pemasaran di sekitar setiap produk yang dirancang atau
saat ini dijual.
Selain konten yang sebenarnya, elemen penting
lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah keseluruhan
struktur dan pendekatan untuk bagaimana konten
disimpan, dimanipulasi, dan diambil. Unit informasi
dipilih sebagai atom informasi yang didefinisikan secara
formal untuk disimpan, diambil, dan dimanipulasi.
Gagasan unit informasi ini adalah konsep penting yang
harus diterapkan pada item pengetahuan juga. Fokus
pada tingkat objek pengetahuan membedakan KM dari
manajemen dokumen. Meskipun document management
system (DMS) menyimpan, memanipulasi, dan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
96
mengambil dokumen sebagai keutuhan integral, KM
dapat dengan mudah mengidentifikasi, mengekstrak,
dan mengelola sejumlah item pengetahuan yang berbeda
(kadang-kadang disebut sebagai objek pengetahuan)
dalam dokumen yang sama. Unit yang diteliti dengan
demikian sangat berbeda, baik secara alami maupun
dalam skala. Ini lagi menghubungkan kita kembali ke
gagasan bahwa KM bukan tentang koleksi lengkap dari
konten yang banyak tetapi lebih tentang penyaringan
yang lebih selektif dan modifikasi dari konten yang
diambil yang ada. Istilah yang sering digunakan saat ini
adalah sistem manajemen konten (content management
systems).
Bisnis yang berbeda sekali lagi menggunakan unit
informasi yang bermakna dan unik. Misalnya, repositori
laporan keuangan diadakan di Mead's System Data
Nexis, dan catatan kaki dapat didefinisikan sebagai unit
informasi. Seorang pengguna dapat memilih laporan
keuangan tertentu untuk dianalisis berdasarkan pada
perhatian utama catatan kaki. Sistem lokasi keahlian
mungkin memiliki, sebagai objek pengetahuan, berbagai
kategori keahlian yang ada dalam organisasi itu (mis.,
Analisis keuangan). Atribut ini digunakan untuk
mencari, memilih, dan mengambil individu
berpengetahuan tertentu dalam perusahaan.
Struktur untuk repositori selanjutnya mencakup
skema untuk pelabelan, pengindeksan, penautan, dan
referensi silang unit informasi yang bersama-sama terdiri
dari konten KM. Meskipun siklus kunci Meyer dan Zack
membahas produk informasi, pendekatan ini dapat
dengan mudah diperluas ke produk pengetahuan.
Pengetahuan memang memiliki atribut yang unik, tetapi
ini tidak berarti kita harus mengadopsi pendekatan
tabula rasa dan menciptakan kembali metode,
pendekatan, dan nilai yang benar selama satu dekade
Maulana * Rosmayati
97
untuk manajemen konten. Hal ini khususnya berlaku
untuk pengetahuan eksplisit, formal, dan terkodifikasi di
mana jenis pengetahuan ini mengikuti sebagian besar
proses yang serupa dengan produk informasi pada
umumnya. Dalam hal pengetahuan diam-diam,
pendekatan manajemen konten perlu diadaptasi lebih
lanjut, tetapi sekali lagi, manajemen konten yang solid
harus berfungsi sebagai titik tolak.
Repositori menjadi fondasi tempat perusahaan
menciptakan keluarga produk informasi dan
pengetahuannya. Ini berarti bahwa semakin besar ruang
lingkup, kedalaman, dan kompleksitas, semakin besar
fleksibilitas untuk memperoleh produk dan dengan
demikian semakin besar variasi potensial dalam
kelompok produk. Repositori seperti itu sering
membentuk kernel pertama dari memori organisasi atau
memori perusahaan untuk perusahaan. Tempat
penyimpanan sampel untuk organisasi railway
administration ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah.
Meyer dan Zack menganalisis tahapan
perkembangan utama dari repositori pengetahuan dan
memetakan tahapan ini ke siklus KM. Tahapannya
adalah akuisisi, penyempurnaan, penyimpanan /
pengambilan, distribusi, dan presentasi / penggunaan
(acquisition, refinement, storage/retrieval, distribution,
and presentation/use). Mereka menyebut siklus ini
sebagai kilang "refinery." Pada gambar dibawah
merangkum tahapan utama dalam siklus Meyer dan
Zack.
Akuisisi data (Acquisition of data) atau informasi
membahas masalah-masalah yang berkenaan dengan
sumber-sumber bahan "mentah" seperti ruang lingkup,
luasnya, kedalaman, kredibilitas, akurasi, ketepatan
waktu, relevansi, biaya, kontrol, dan eksklusivitas.
Prinsip panduan adalah pepatah terkenal tentang
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
98
"sampah masuk, sampah keluar." Artinya, sumber data
harus berkualitas tinggi; jika tidak, produk intelektual
yang diproduksi di hilir akan lebih rendah.
Gambar 10
Sampel dari Pengetahuan Pengetahuan
Maulana * Rosmayati
99
Gambar 11
Tingkat Tingkat Tinggi Dari Siklus Meyer Dan Zack Km
Perbaikan (Refinement) adalah sumber utama nilai
tambah; mungkin fisik (misal bermigrasi dari satu media
ke media lain) atau logis (merestrukturisasi, melabel
ulang, Masih logis dari Pengindeksan, dan
pengintegrasian) Pemurnian (Refining) juga mengacu
pada pembersihan 'cleaning up’ (misalnya,
"membersihkan" konten untuk memastikan anonimitas
lengkap dari sumber dan pemain kunci yang terlibat)
atau standarisasi (misalnya, menyesuaikan dengan
templat praktik terbaik atau pelajaran yang dipelajari
sebagai yang digunakan dalam organisasi tertentu).
Analisis statistik dapat dilakukan pada konten pada
tahap ini untuk melakukan meta-analisis (ringkasan
tingkat tinggi tema dan pola utama yang ditemukan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
100
dalam kumpulan objek pengetahuan). Tahap siklus
Meyer dan Zack ini menambah nilai dengan menciptakan
objek pengetahuan yang lebih mudah digunakan dan
dengan menyimpan konten lebih fleksibel untuk
penggunaan di masa depan.
Gambar 12
Tingkat Tingkat Tinggi Dari Siklus Meyer dan Zack
KM(Lanjutan)
Penyimpanan / pengambilan (Storage / retrieval)
membentuk jembatan antara tahap akuisisi dan
penyempurnaan hulu yang memberi makan repositori
dan tahap hilir dari generasi produk. Penyimpanan dapat
berupa fisik (folder file, informasi cetak) atau digital
(database, perangkat lunak manajemen pengetahuan).
Distribusi (Distribution) menjelaskan bagaimana
produk dikirim ke pengguna akhir (mis., Faks, cetak,
email) dan mencakup tidak hanya media pengiriman
Maulana * Rosmayati
101
tetapi juga waktu, frekuensi, bentuk, bahasa, dan
sebagainya.
Langkah terakhir adalah presentasi atau
penggunaan (presentation or use). Pada tahap inilah
konteks memainkan peran penting. Efektivitas dari
masing-masing langkah nilai tambah sebelumnya
dievaluasi di sini: apakah pengguna memiliki cukup
konteks untuk dapat menggunakan konten ini? Jika
tidak, siklus KM gagal memberikan nilai kepada individu
dan akhirnya ke organisasi.
Agar siklus berfungsi sebagaimana dimaksud,
pengetahuan front-end perlu disediakan. Ini biasanya
dalam bentuk aturan dalam cara mengidentifikasi
informasi sumber, memperolehnya, memperbaikinya,
dan kemudian menambahkannya ke repositori informasi
perusahaan. Mungkin juga ada kebutuhan yang serupa
pada tahap akhir aturan tentang bagaimana konten
dapat didistribusikan dan digunakan seperti hak cipta,
atribusi, kerahasiaan, dan pembatasan lain yang
mungkin berlaku.
Repositori dan "kilang" bersama-sama
memungkinkan pengelolaan pengetahuan yang berharga
dari suatu perusahaan. Mereka pada gilirannya perlu
didukung oleh kemampuan inti perusahaan dalam
teknologi informasi, pengetahuan internal tentang
bisnisnya, pengetahuan eksternal tentang lingkungan
saat ini dan yang muncul, serta bagaimana mengatur
dan mengelola sendiri. Fleksibilitas yang digunakan
perusahaan untuk membuat produk berbasis konten
membentuk dasar dari kemampuan perusahaan untuk
mewujudkan leverage pasar dari aset informasinya.
Meskipun tidak secara eksplisit dijelaskan dalam
siklus Meyer dan Zack, ada juga gagasan harus terus
memperbarui repositori dan kilang untuk menghindari
keusangan. Pembaruan harus ditambahkan ke diagram
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
102
siklus dalam bentuk loop umpan balik yang melibatkan
memikirkan kembali konten dasar dan struktur
repositori untuk memutuskan apakah berbeda, produk
yang lebih baru atau pengemasan ulang diperlukan. Ini
dapat berarti meningkatkan kedalaman analisis,
memperbarui laporan, memberikan integrasi yang lebih
besar, memungkinkan hubungan silang yang lebih
canggih, atau mencapai standardisasi konten yang lebih
besar.
D. Bukowitz dan Williams KM Cycle
Bukowitz dan Williams (2000) menggambarkan
kerangka kerja proses manajemen pengetahuan yang
menguraikan ―bagaimana organisasi menghasilkan,
memelihara, dan menggunakan stok pengetahuan yang
benar secara strategis untuk menciptakan nilai‖.
Kerangka kerja ini ditunjukkan pada Gambar 1.4.
Dalam kerangka kerja ini, pengetahuan terdiri dari
repositori pengetahuan, hubungan, teknologi informasi,
infrastruktur komunikasi, keterampilan fungsional,
pengetahuan proses, responsif lingkungan, kecerdasan
organisasi, dan sumber eksternal. Fase mendapatkan,
belajar, dan berkontribusi bersifat taktis. Mereka dipicu
oleh peluang atau tuntutan yang didorong oleh pasar,
dan mereka biasanya menghasilkan penggunaan
pengetahuan sehari-hari untuk menanggapi permintaan
ini. Tahap penilaian, bangun / pertahankan, atau
divestasi lebih strategis, dipicu oleh perubahan dalam
lingkungan makro. Tahap-tahap ini fokus pada proses
pencocokan modal intelektual jangka panjang dengan
persyaratan strategis.
Tahap pertama, dapatkan, terdiri dari mencari
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan,
Maulana * Rosmayati
103
memecahkan masalah, atau berinovasi. Tantangan hari
ini tidak begitu banyak dalam menemukan informasi
tetapi dalam menangani secara efektif dengan volume
besar informasi yang dapat diperoleh.
Gambar 13 The Bukowitz And Williams KM Cycle
Teknologi telah membuat langkah besar dalam
menyediakan akses ke kumpulan informasi yang
semakin meningkat. "information overload" yang
dihasilkan telah menciptakan kebutuhan kritis untuk
menyaring volume konten yang luas, mengidentifikasi
pengetahuan nilai, dan kemudian mengelola
pengetahuan ini secara efektif dan efisien. Para
profesional informasi secara tradisional telah memenuhi
peran ini, dan mereka tentu dibutuhkan, sekarang lebih
dari sebelumnya. Kebutuhan pengguna harus dipahami
dengan baik untuk mencocokkan pencari informasi
dengan konten terbaik. Ini melibatkan mengetahui di
mana sumber daya pengetahuan ada dan dapat diakses.
Di mana manajemen pengetahuan menyimpang
dari manajemen informasi adalah bahwa ―mendapatkan‖
konten tidak hanya mencakup konten eksplisit
tradisional (misal, Dokumen fisik atau elektronik) tetapi
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
104
juga pengetahuan diam-diam. Ini berarti pengguna
informasi perlu terkoneksi tidak hanya dengan konten
tetapi juga dengan para ahli konten orang-orang di mana
sebagian besar pengetahuan diam-diam berada. Istilah
cybrarian kadang-kadang digunakan untuk
menggambarkan peran profesional pengetahuan baru.
Tugas utamanya adalah mengatur konten pengetahuan,
menjaga ketepatan waktu, kelengkapan, dan akurasi,
kebutuhan informasi pengguna profil, mengakses /
menavigasi / memfilter konten yang banyak untuk
menanggapi kebutuhan pengguna, dan membantu
melatih pengguna dengan teknologi repositori
pengetahuan baru (literasi informasi). Tahap selanjutnya,
gunakan, berkaitan dengan bagaimana menggabungkan
informasi dengan cara baru dan menarik untuk
mendorong inovasi organisasi. Fokusnya terutama pada
individu dan kemudian pada kelompok. Fokus sempit
pada inovasi sebagai alasan untuk menggunakan aset
intelektual agak terbatas dalam siklus KM ini. Para
penulis mendiskusikan sejumlah teknik untuk
mempromosikan teknik berpikir kebetulan dan out-of-
the-box atau meningkatkan kreativitas. Meskipun
mempromosikan aliran pengetahuan yang paling besar
dan paling mengalir adalah upaya yang bermanfaat,
penggunaan pengetahuan jauh lebih luas cakupannya
daripada inovasi.
Tahap belajar mengacu pada proses formal belajar
dari pengalaman sebagai sarana untuk menciptakan
keunggulan kompetitif. Memori organisasi dibuat
sehingga pembelajaran organisasi menjadi mungkin baik
dari keberhasilan (praktik terbaik) dan kegagalan
(pelajaran yang didapat). Kaitan antara belajar dan
menciptakan nilai lebih sulit dibangun daripada
hubungan untuk mendapatkan dan menggunakan
informasi. Belajar dalam organisasi adalah penting
Maulana * Rosmayati
105
karena itu mewakili langkah transisi antara penerapan
ide dan generasi yang baru. Waktu harus diambil untuk
merenungkan pengalaman dan mempertimbangkan
kemungkinan nilainya di tempat lain. Harus ada
hubungan yang kuat antara strategi organisasi dan
kegiatan pembelajaran organisasi. Belajar sangat penting
setelah "mendapatkan" dan "menggunakan" konten; jika
tidak, konten hanya disimpan di suatu tempat dan tidak
membuat perbedaan dalam bagaimana hal-hal dilakukan
dalam organisasi.
Tahap kontribusi dari siklus KM berkaitan dengan
membuat karyawan memposting apa yang telah mereka
pelajari ke basis pengetahuan komunal (misal,
Repositori). Hanya dengan cara ini pengetahuan
individual dapat dibuat terlihat dan tersedia di seluruh
organisasi, jika sesuai. Peringatan terakhir ditambahkan,
karena kecenderungannya adalah untuk menyimpan
semua pengetahuan, yang seharusnya tidak menjadi
fokus KM. Urutan langkah-langkah ini digunakan oleh
banyak penulis, dan mereka memiliki efek langsung
menciptakan kesalahpahaman bahwa KM adalah tentang
mempublikasikan semua yang berada di dalam kepala
individu. Tak perlu dikatakan, dampak pada motivasi
karyawan menurun drastis! Maksud dari latihan ini
bukanlah untuk memposting segala sesuatu di intranet
perusahaan tetapi untuk memilah pengalaman-
pengalaman yang darinya orang lain dalam organisasi
juga dapat memperoleh manfaat. Ini menyiratkan bahwa
pengalaman memiliki potensi untuk digeneralisasi.
Bahkan, banyak konten yang akan dibagikan di seluruh
organisasi harus dikemas ulang terlebih dahulu dalam
format "generik" agar dapat digunakan oleh khalayak
yang lebih luas.
Contoh konten yang harus didorong oleh karyawan
untuk berkontribusi termasuk berbagi praktik terbaik
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
106
dan pelajaran yang dipetik sehingga orang lain tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Para penulis
menggambarkan sejumlah wortel dan tongkat yang dapat
digunakan untuk mempromosikan berbagi pengetahuan.
Akibatnya, praktik telah membuktikan bahwa berbagi
pengetahuan terjadi dengan cukup baik tanpa skema
pembayaran per kontribusi langsung yang berat, atau
dengan ancaman hukuman yang sama beratnya dengan
yang ditahan. Agar pertukaran pengetahuan yang
berhasil terjadi, itu harus "masuk akal." Artinya, manfaat
bagi organisasi dan individu harus ada dan harus
dipahami dengan jelas. Faktor keberhasilan kritis
lainnya tampaknya melibatkan keberhasilan penyebaran
perantara pengetahuan para profesional yang memikul
tanggung jawab mengumpulkan, mengemas ulang, dan
mempromosikan nugget pengetahuan di seluruh
organisasi. Sistem yang baik harus ada untuk
mempertahankan hasil pembelajaran organisasi sistem
manajemen memori organisasi yang baik, seringkali
dalam bentuk semacam intranet. Bagian dari praktik
manajemen memori organisasi yang baik harus selalu
menjaga atribusi, memerlukan otorisasi untuk
diseminasi, menyediakan mekanisme umpan balik, dan
melacak penggunaan kembali pengetahuan. Salah satu
penghargaan terbaik untuk kontribusi adalah untuk
diberitahu tentang seberapa "populer" kontribusi Anda
(yang analog dengan indeks kutipan untuk publikasi
ilmiah).
Selanjutnya, tahap penilaian lebih berkaitan
dengan tingkat kelompok dan organisasi. Penilaian
mengacu pada evaluasi modal intelektual dan
mengharuskan organisasi mendefinisikan pengetahuan
kritis-misi dan memetakan modal intelektual saat ini
terhadap kebutuhan pengetahuan di masa depan.
Organisasi juga harus mengembangkan metrik untuk
Maulana * Rosmayati
107
menunjukkan bahwa ia mengembangkan basis
pengetahuannya dan mengambil untung dari
investasinya dalam modal intelektual. Teori organisasi
perlu diperluas untuk mencakup menangkap dampak
pengetahuan pada kinerja organisasi. Ini termasuk
mengidentifikasi bentuk modal baru seperti modal
manusia (kompetensi), modal pelanggan (hubungan
pelanggan), modal organisasi (basis pengetahuan, proses
bisnis, infrastruktur teknologi, nilai-nilai, norma, dan
budaya), dan modal intelektual (hubungan antara
manusia, pelanggan, dan modal organisasi). Penilaian
harus memperhitungkan jenis-jenis aset baru ini dan
fokus pada seberapa mudah dan fleksibel organisasi
dapat mengubah pengetahuannya menjadi produk dan
layanan bernilai bagi pelanggan. Serangkaian kerangka
kerja, proses, dan metrik baru yang mengevaluasi basis
pengetahuan harus dimasukkan ke dalam proses
manajemen secara keseluruhan.
Langkah membangun dan mempertahankan dalam
siklus KM memastikan bahwa modal intelektual masa
depan organisasi akan membuat organisasi tetap hidup
dan kompetitif. Sumber daya harus dialokasikan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan pengetahuan, dan
sumber daya tersebut harus disalurkan sedemikian rupa
untuk menciptakan pengetahuan baru dan memperkuat
pengetahuan yang ada. Pada tingkat taktis,
ketidakmampuan untuk menemukan dan menerapkan
pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan yang ada
menghasilkan peluang yang hilang. Pada tingkat
strategis, keluar dari pengetahuan "benar" memberikan
pukulan yang jauh lebih serius hilangnya daya saing dan
pada akhirnya kelayakan organisasi juga.
Langkah terakhir dalam siklus Bukowitz dan
Williams KM adalah langkah divestasi. Organisasi
hendaknya tidak berpegang pada aset fisik atau
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
108
intelektual jika aset tidak lagi menciptakan nilai.
Bahkan, beberapa pengetahuan mungkin lebih berharga
jika ditransfer ke luar organisasi. Dalam langkah siklus
KM ini, organisasi perlu memeriksa modal intelektual
mereka dalam hal sumber daya yang diperlukan untuk
mempertahankannya dan apakah sumber daya ini akan
dihabiskan dengan lebih baik di tempat lain. Ini
melibatkan memahami mengapa, kapan, di mana, dan
bagaimana secara resmi melepaskan bagian dari basis
pengetahuan. Analisis biaya peluang untuk
mempertahankan pengetahuan harus dimasukkan ke
dalam praktik manajemen standar. Penting untuk dapat
memahami bagian mana dari basis pengetahuan yang
tidak perlu untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif dan kelangsungan industri.
Keputusan divestasi tradisional tentang
pengetahuan termasuk mendapatkan paten,
memisahkan perusahaan, pekerjaan outsourcing,
mengakhiri program pelatihan dan / atau karyawan,
mengganti / meningkatkan teknologi, dan mengakhiri
kemitraan, aliansi, atau kontrak. Namun, KM
membutuhkan bentuk divestasi terencana yang
terencana, yang berarti bahwa keputusan yang akan
diambil adalah yang strategis, bukan tugas operasional.
Idealnya, pengetahuan yang tidak perlu seharusnya
tidak diperoleh sejak awal; organisasi harus menerapkan
proses untuk membedakan secara jelas antara bentuk-
bentuk pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dan yang
penggunaannya terbatas. Pengetahuan yang menguras
sumber daya harus dikonversi menjadi nilai. Ini sering
melibatkan konversi daripada membuang pengetahuan
— misalnya, dengan menggunakan kembali pengetahuan
di tempat lain di dalam atau di luar organisasi.
Siklus Bukowitz dan Williams KM memperkenalkan dua
fase kritis baru: pembelajaran konten pengetahuan dan
Maulana * Rosmayati
109
keputusan apakah akan mempertahankan pengetahuan
ini atau melepaskan organisasi dari konten pengetahuan
ini. Siklus KM ini lebih komprehensif daripada siklus
Meyer dan Zack karena gagasan diam-diam serta
manajemen pengetahuan eksplisit telah dimasukkan.
E. Siklus KM McElroy
McElroy (1999) menjelaskan siklus hidup
pengetahuan yang terdiri dari proses produksi
pengetahuan dan integrasi pengetahuan, dengan
serangkaian umpan balik ke memori organisasi,
kepercayaan, dan klaim serta lingkungan pemrosesan
bisnis. Proses tingkat tinggi ditunjukkan pada Gambar di
bawah.
McElroy menekankan bahwa pengetahuan
organisasi dimiliki baik secara subyektif dalam pikiran
individu dan kelompok dan secara objektif dalam bentuk
eksplisit. Bersama-sama, mereka terdiri dari basis
pengetahuan organisasi yang didistribusikan dari
perusahaan. Penggunaan pengetahuan dalam
lingkungan pemrosesan bisnis menghasilkan hasil yang
sesuai dengan harapan atau gagal melakukannya.
Kecocokan memperkuat pengetahuan yang ada, yang
mengarah ke penggunaannya kembali, sedangkan
ketidakcocokan menyebabkan penyesuaian dalam
perilaku pemrosesan bisnis melalui pembelajaran satu
putaran (Argyris dan Schon, 1978). Kegagalan yang
berurutan dari ketidakcocokan akan menyebabkan
keraguan dan pada akhirnya penolakan terhadap
pengetahuan yang ada, yang pada gilirannya akan
memicu proses pengetahuan untuk menghasilkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru, kali ini melalui
pembelajaran dua putaran (Argyris dan Schon, 1978).
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
110
Perumusan klaim masalah merupakan upaya
untuk mempelajari dan menyatakan sifat spesifik dari
kesenjangan pengetahuan yang terdeteksi. Perumusan
klaim pengetahuan berikut sebagai tanggapan terhadap
klaim masalah yang divalidasi melalui perolehan
informasi dan pembelajaran individu dan kelompok.
Klaim pengetahuan baru diuji dan dievaluasi melalui
proses evaluasi klaim pengetahuan. Evaluasi klaim
pengetahuan mengarah pada klaim pengetahuan yang
bertahan yang akan diintegrasikan sebagai pengetahuan
organisasi baru atau klaim pengetahuan yang
dipalsukan / tidak diputuskan. Catatan semua hasil
tersebut menjadi bagian dari basis pengetahuan
organisasi yang didistribusikan melalui integrasi
pengetahuan. Setelah terintegrasi, mereka digunakan
dalam proses bisnis. Pengalaman yang diperoleh dari
penggunaan pengetahuan dalam basis pengetahuan
organisasi memunculkan klaim baru dan keyakinan yang
dihasilkan, memicu siklus untuk memulai dari awal lagi.
Gambar 13 Proses Tingkat Tinggi Dalam Siklus Km Mcelroy
Maulana * Rosmayati
111
Dalam produksi pengetahuan, proses kuncinya
adalah pembelajaran individu dan kelompok; perumusan
klaim pengetahuan, perolehan informasi, klaim
pengetahuan terkodifikasi; dan evaluasi klaim
pengetahuan. Gambar di bawah ini menggambarkan
proses produksi pengetahuan ini.
Gambar 14
Proses Produksi Pengetahuan di Pt
Mcelroy KM Cycle
Pembelajaran individu dan kelompok merupakan
langkah pertama dalam pembelajaran organisasi.
Pengetahuan adalah informasi sampai divalidasi. Validasi
klaim pengetahuan melibatkan kodifikasi di tingkat
organisasi. Diperlukan prosedur formal untuk
penerimaan dan kodifikasi inovasi individu dan
kelompok. Pengambilan informasi adalah proses di mana
suatu organisasi dengan sengaja atau kebetulan
memperoleh klaim pengetahuan atau informasi yang
dihasilkan oleh orang lain, biasanya di luar organisasi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
112
Tahap ini memainkan peran mendasar dalam
merumuskan klaim pengetahuan baru di tingkat
organisasi. Ujian ples termasuk intelijen kompetitif,
layanan berlangganan, layanan perpustakaan, inisiatif
penelitian, think tank, konsorsium, dan layanan
informasi yang dipersonalisasi. Evaluasi klaim
pengetahuan adalah proses di mana klaim pengetahuan
dievaluasi untuk menentukan kebenaran dan nilainya.
Ini menyiratkan bahwa mereka memiliki nilai lebih besar
dari pengetahuan yang ada di basis pengetahuan
organisasi. Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa
komponen dari tahap siklus pengetahuan ini.
Gambar 15 Proses Evaluasi Klaim Pengetahuan Dalam Siklus Km
Mcelroy
Integrasi pengetahuan adalah proses di mana
organisasi memperkenalkan klaim pengetahuan baru ke
lingkungan operasinya dan pensiun yang lama. Ini
termasuk semua transmisi pengetahuan seperti
pengajaran, berbagi pengetahuan, dan kegiatan sosial
Maulana * Rosmayati
113
lainnya yang mengkomunikasikan pemahaman tentang
pengetahuan organisasi yang diproduksi sebelumnya
kepada pekerja pengetahuan atau mengintegrasikan
pengetahuan yang baru dicetak. Gambar di bawah
menjelaskan tahap siklus KM ini.
Salah satu kekuatan besar siklus McElroy adalah
deskripsi yang jelas tentang bagaimana pengetahuan
dievaluasi dan keputusan sadar dibuat, apakah itu akan
diintegrasikan ke dalam memori organisasi. Validasi
pengetahuan adalah langkah yang dengan jelas
membedakan manajemen pengetahuan dari manajemen
dokumen. Siklus KM melakukan lebih dari sekedar
menangani penyimpanan dan pengelolaan dokumen atau
pengetahuan selanjutnya yang telah disimpan
"sebagaimana adanya." Siklus KM berfokus pada proses
untuk mengidentifikasi konten pengetahuan yang
bernilai bagi organisasi dan karyawannya.
Gambar 16 Proses Integrasi Pengetahuan Dalam Siklus Mcelroy KM
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
114
F. Wiig KM Cycle
Wiig (1993) berfokus pada tiga kondisi yang perlu
ada agar organisasi dapat menjalankan bisnisnya dengan
sukses: ia harus memiliki bisnis (produk / layanan) dan
pelanggan; harus memiliki sumber daya (orang, modal,
dan fasilitas); dan harus memiliki kemampuan untuk
bertindak. Poin ketiga ditekankan dalam siklus Wiig KM.
Pengetahuan adalah kekuatan utama yang
menentukan dan mendorong kemampuan untuk
bertindak secara cerdas. Dengan peningkatan
pengetahuan, kami lebih tahu apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Wiig mengidentifikasi
tujuan utama KM sebagai upaya "untuk membuat
perusahaan bertindak cerdas dengan memfasilitasi
penciptaan, penumpukan, penyebaran dan penggunaan
pengetahuan berkualitas". Berarti bekerja lebih cerdas
bahwa kita harus mendekati tugas kita dengan keahlian
yang lebih besar bahwa kita harus memperoleh sebanyak
mungkin pengetahuan yang relevan dan berkualitas
tinggi dan menerapkannya dengan lebih baik dalam
sejumlah cara berbeda. Bekerja lebih cerdas "melibatkan
penggunaan semua pengetahuan terbaik yang kami
miliki".
Siklus KM Wiig membahas bagaimana
pengetahuan dibangun dan digunakan sebagai individu
atau sebagai organisasi. Ada empat langkah utama
dalam siklus ini, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
di bawah:
1. Membangun pengetahuan.
2. Memegang pengetahuan.
3. Pengetahuan pooling.
4. Menerapkan pengetahuan.
Maulana * Rosmayati
115
Meskipun langkah-langkahnya terbukti independen
dan berurutan, ini adalah penyederhanaan karena kami
dapat melakukan beberapa fungsi dan aktivitas secara
paralel. Dimungkinkan juga untuk melakukan daur
ulang untuk mengulangi fungsi dan kegiatan yang
dilakukan sebelumnya tetapi dengan penekanan dan /
atau tingkat perincian yang berbeda. Siklus tersebut
membahas berbagai pembelajaran dari semua jenis
sumber: pengalaman pribadi, pendidikan atau pelatihan
formal, teman sebaya, dan kecerdasan dari semua
sumber. Kita kemudian dapat menyimpan pengetahuan
baik di dalam kepala kita atau dalam bentuk nyata
seperti buku atau database. Pengetahuan dapat
dikumpulkan dan digunakan dalam berbagai cara
berbeda tergantung pada konteks dan tujuannya.
Siklus ini berfokus pada mengidentifikasi dan
menghubungkan fungsi dan kegiatan yang kami lakukan
untuk menjadikan produk dan layanan sebagai pekerja
berpengetahuan.
Build Knowledge
Hold Knowledge
Pool Knowledge
Use Knowledge
Gambar 17
Langkah-Langkah Utama Dalam Siklus Km Wiig
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
116
Membangun pengetahuan mengacu pada kegiatan
mulai dari riset pasar hingga kelompok fokus, survei, intelijen kompetitif, dan aplikasi penambangan data. Membangun pengetahuan terdiri dari lima kegiatan utama:
1. Dapatkan pengetahuan. 2. Analisis pengetahuan. 3. Merekonstruksi / mensintesis pengetahuan. 4. Mengkodifikasi dan memodelkan pengetahuan. 5. Atur pengetahuan. Penciptaan pengetahuan dapat terjadi melalui
proyek-proyek R&D, inovasi oleh individu untuk meningkatkan cara mereka melakukan tugas-tugas mereka, bereksperimen, mengingat dengan pengetahuan yang ada, dan mempekerjakan orang baru. Pengetahuan juga dapat dibuat melalui pengimporan pengetahuan (mis., Dapatkan pengetahuan dari para ahli dan dari manual prosedur, terlibat dalam usaha patungan untuk mendapatkan teknologi, atau mentransfer orang antar departemen). Akhirnya, pengetahuan dapat diciptakan melalui mengamati dunia nyata (mis., Melakukan kunjungan ke lokasi, mengamati proses setelah pengenalan perubahan).
Analisis pengetahuan terdiri dari: Mengekstraksi apa yang tampak sebagai
pengetahuan dari materi yang diperoleh (mis., Menganalisis transkrip dan mengidentifikasi tema, mendengarkan penjelasan, dan memilih konsep untuk dipertimbangkan lebih lanjut).
Mengabstraksi bahan yang diekstraksi (mis., Membentuk model atau teori). Mengidentifikasi pola yang diekstraksi (mis., Analisis tren).
Menjelaskan hubungan antara fragmen pengetahuan (mis., Membandingkan dan kontras, hubungan sebab akibat).
Memverifikasi bahwa materi yang diekstraksi sesuai dengan makna sumber asli (mis., Makna
Maulana * Rosmayati
117
belum rusak dengan meringkas, mengumpulkan, dan sebagainya).
Sintesis atau rekonstruksi pengetahuan terdiri dari
generalisasi bahan yang dianalisis untuk mendapatkan prinsip yang lebih luas, menghasilkan hipotesis untuk menjelaskan pengamatan, membangun kesesuaian antara pengetahuan baru dan yang sudah ada (misalnya, menguatkan validitas berdasarkan apa yang sudah diketahui), dan memperbarui kumpulan pengetahuan total dengan menggabungkan pengetahuan baru.
Mengodifikasi dan memodelkan pengetahuan melibatkan bagaimana kita merepresentasikan pengetahuan dalam pikiran kita (model mental, misalnya), bagaimana kita kemudian mengumpulkan pengetahuan menjadi model yang koheren, bagaimana kita mendokumentasikan pengetahuan dalam buku dan manual, dan bagaimana kita menyandikannya dalam rangka untuk mempostingnya ke repositori pengetahuan.
Akhirnya, pengetahuan diorganisasikan untuk penggunaan khusus dan sesuai dengan kerangka kerja organisasi yang sudah mapan (seperti standar dan kategori). Contohnya termasuk layanan help desk atau daftar pertanyaan umum (FAQ) pada intranet perusahaan. Organisasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk ontologi pengetahuan (model konseptual) dan taksonomi (aturan klasifikasi). Contohnya termasuk daftar resmi kata-kata kunci atau kategori, spesifikasi atribut objek pengetahuan, dan pedoman untuk terjemahan.
Memegang pengetahuan terdiri dari mengingat,
mengumpulkan pengetahuan dalam repositori, menanamkan pengetahuan dalam repositori, dan mengarsipkan pengetahuan. Mengingat pengetahuan berarti bahwa individu tersebut telah mempertahankan atau mengingat item pengetahuan tersebut (yaitu, pengetahuan telah diinternalisasi atau dipahami oleh individu yang diberikan). Akumulasi pengetahuan dalam repositori berarti bahwa basis pengetahuan penduduk komputer telah dibuat dan pengetahuan itu telah
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
118
disandikan, memungkinkannya untuk disimpan dalam memori organisasi. Pengetahuan yang tertanam terdiri dari memastikan bahwa itu adalah bagian dari prosedur bisnis (mis., Ditambahkan ke manual prosedur atau kursus pelatihan). Akhirnya, pengarsipan pengetahuan melibatkan pembuatan perpustakaan ilmiah dan secara sistematis pensiun dari ketinggalan zaman, salah, atau tidak lagi pengetahuan yang relevan dari repositori aktif. Pengarsipan biasanya melibatkan penyimpanan konten di media lain, lebih murah, atau kurang besar untuk pengambilan di masa mendatang yang lebih jarang.
Contoh-contoh pengetahuan yang dipegang oleh
perusahaan termasuk kekayaan intelektual, paten,
pengetahuan yang didokumentasikan dalam bentuk
laporan penelitian, makalah teknis, atau pengetahuan
diam-diam, yang tetap ada dalam pikiran individu tetapi
yang dapat diperoleh dan tertanam dalam basis
pengetahuan atau repositori (misalnya , kiat, trik
perdagangan, studi kasus, rekaman video demonstrasi
oleh para ahli, dan sistem pendukung tugas). Dengan
cara ini, kepemilikan pengetahuan berharga oleh
organisasi didokumentasikan dalam repositori atau
dalam orang dan oleh karena itu tersedia untuk referensi
dan penggunaan di masa depan.
Kumpulan pengetahuan terdiri dari
mengoordinasikan, mengumpulkan, dan mengakses
serta mengambil pengetahuan. Koordinasi pengetahuan
biasanya membutuhkan pembentukan tim kolaboratif
untuk bekerja dengan konten tertentu untuk
menciptakan jaringan "siapa yang tahu apa". Setelah
sumber pengetahuan diidentifikasi, mereka kemudian
dikumpulkan menjadi referensi latar belakang untuk
perpustakaan atau repositori untuk memfasilitasi akses
dan pengambilan berikutnya. Kelompok fokus sering
digunakan untuk mencapai konsensus tentang
bagaimana hal ini dapat dicapai. Akses dan pengambilan
Maulana * Rosmayati
119
kemudian membahas untuk dapat berkonsultasi dengan
orang-orang yang berpengetahuan tentang masalah-
masalah yang sulit, mendapatkan pendapat kedua dari
seorang ahli, atau membahas kasus yang sulit dengan
seorang rekan. Pengetahuan dapat diakses dan diambil
langsung dari repositori juga (mis., Menggunakan sistem
basis pengetahuan untuk mendapatkan saran tentang
cara melakukan sesuatu atau membaca dokumen
pengetahuan untuk sampai pada suatu keputusan).
Organisasi dapat mengumpulkan pengetahuan
dalam berbagai cara. Karyawan yang tidak memiliki
pengetahuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tertentu dapat menghubungi
orang lain dalam organisasi yang telah memecahkan
masalah serupa dengan mendapatkan informasi dari
repositori pengetahuan organisasi atau dengan mencari
seorang ahli melalui pencari lokasi keahlian jaringan dan
menghubungi orang itu secara langsung. Individu
kemudian dapat mengatur semua informasi ini dan
meminta agar pekerja yang lebih berpengalaman
memvalidasi konten.
Akhirnya, ada banyak cara untuk menerapkan
pengetahuan, termasuk yang berikut:
Gunakan pengetahuan mapan untuk melakukan
tugas rutin misalnya, membuat produk standar,
menyediakan layanan standar, atau menggunakan
jaringan pakar untuk mencari tahu siapa yang
memiliki pengetahuan tentang bidang tertentu.
Gunakan pengetahuan umum untuk mensurvei
situasi luar biasa yang ada - misalnya,
menentukan apa masalahnya dan memperkirakan
konsekuensi yang mungkin timbul.
Gunakan pengetahuan untuk menggambarkan
situasi dan ruang lingkup masalah misalnya,
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
120
identifikasi masalah dan perlihatkan secara umum
cara menanganinya.
Pilih pengetahuan khusus yang relevan untuk
menangani situasi misalnya, identifikasi dengan
siapa Anda perlu berkonsultasi atau ingin
mengatasi masalah tersebut.
Amati dan gambarkan situasi dengan pengetahuan
khusus misalnya, membuat perbandingan dengan
pola yang diketahui, mengambil sejarah, dan
mengumpulkan serta mengatur informasi yang
diperlukan untuk bertindak.
Analisis situasi dengan pengetahuan misalnya,
putuskan apakah itu dapat ditangani secara
internal atau apakah bantuan dari luar akan
diperlukan.
Mensintesis solusi alternatif dengan pengetahuan
misalnya, mengidentifikasi opsi dan menguraikan
pendekatan yang mungkin.
Mengevaluasi kemungkinan alternatif
menggunakan pengetahuan khusus misalnya,
menentukan risiko dan manfaat dari setiap
pendekatan yang memungkinkan.
Gunakan pengetahuan untuk memutuskan apa
yang harus dilakukan misalnya, merangking
alternatif, pilih satu, dan lakukan pengecekan
realitas.
Terapkan alternatif yang dipilih misalnya, jalankan
tugas dan beri wewenang kepada tim untuk
melanjutkan.
Ketika pengetahuan diterapkan pada objek kerja, tugas rutin
dan standar didekati dengan cara yang berbeda dari tugas yang
sulit atau tidak biasa. Tugas rutin atau standar biasanya dilakukan
dengan menggunakan pengetahuan "dikompilasi" yang dapat
dengan mudah kita akses dan gunakan hampir secara tidak sadar
Maulana * Rosmayati
121
atau otomatis. Tugas yang sulit biasanya dilakukan dengan cara
yang lebih disengaja dan sadar, karena pekerja berpengetahuan
tidak dapat menggunakan pengetahuan otomatis dalam situasi
yang tidak terduga.
Gambar 18
Ringkasan Kegiatan Siklus Utama Wiig KM
Gambar di atas merangkum kegiatan utama dalam siklus
Wiig KM. Keuntungan utama dari pendekatan Wiig pada siklus
KM adalah deskripsi yang jelas dan terperinci tentang bagaimana
memori organisasi digunakan untuk menghasilkan nilai bagi
individu, kelompok, dan organisasi itu sendiri. Segudang cara di
mana pengetahuan dapat diterapkan dan digunakan terkait dengan
urutan pengambilan keputusan dan karakteristik individu. Wiig
juga menekankan peran pengetahuan dan keterampilan,
penggunaan bisnis dari pengetahuan itu, kendala yang dapat
mencegah agar pengetahuan itu tidak digunakan sepenuhnya,
peluang dan alternatif untuk mengelola pengetahuan itu, dan nilai
tambah yang diharapkan untuk organisasi.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
122
G. Siklus Km Terintegrasi
Atas dasar studi kami sebelumnya tentang
beberapa pendekatan utama untuk siklus KM, kita dapat
menyaring siklus KM terintegrasi. Tiga tahap utama
adalah:
1. Pengambilan dan / atau penciptaan pengetahuan.
2. Berbagi pengetahuan dan diseminasi.
3. Akuisisi dan aplikasi pengetahuan.
Dalam transisi dari penangkapan / penciptaan
pengetahuan ke berbagi dan diseminasi pengetahuan,
konten pengetahuan dinilai. Pengetahuan kemudian
dikontekstualisasikan agar dapat dipahami ("akuisisi")
dan digunakan ("aplikasi"). Tahap ini kemudian
diumpankan kembali ke yang pertama untuk
memperbarui konten pengetahuan. Siklus KM
terintegrasi diuraikan pada Gambar di bawah ini.
Gambar 19
Siklus KM Terintegrasi
Maulana * Rosmayati
123
Pengambilan pengetahuan mengacu pada
identifikasi dan kodifikasi berikutnya dari pengetahuan
dan pengetahuan internal yang ada (biasanya
sebelumnya tidak diketahui) di dalam organisasi dan /
atau pengetahuan eksternal dari lingkungan. Penciptaan
pengetahuan adalah pengembangan pengetahuan dan
pengetahuan baru inovasi yang tidak memiliki
keberadaan sebelumnya dalam perusahaan. Ketika
pengetahuan diinventarisasi dengan cara ini, langkah
kritis berikutnya adalah menyajikan penilaian terhadap
kriteria seleksi yang akan mengikuti dengan seksama
tujuan organisasi. Apakah konten ini valid? Apakah ini
baru atau lebih baik? Artinya, apakah nilai itu cukup
untuk organisasi sehingga harus ditambahkan ke
penyimpanan modal intelektual?
Setelah diputuskan bahwa konten yang baru atau
yang baru diidentifikasi bernilai cukup, langkah
selanjutnya adalah mengontekstualisasikan konten ini.
Ini melibatkan menjaga hubungan antara pengetahuan
dan orang-orang yang mengetahui tentang konten itu:
penulis atau pencetus ide dan ahli materi pelajaran,
serta mereka yang telah mengumpulkan pengalaman
signifikan dalam memanfaatkan konten ini.
Kontekstualisasi juga menyiratkan pengidentifikasian
atribut-atribut kunci dari konten agar lebih cocok
dengan beragam pengguna misalnya, personalisasi
untuk menerjemahkan konten menjadi sesuatu yang
disukai oleh pengguna akhir atau pembuatan ringkasan
eksekutif singkat untuk mengakomodasi waktu dengan
lebih baik kendala seorang manajer senior. Akhirnya,
kontekstualisasi akan sering berhasil ketika konten baru
tertanam dengan kuat, namun mulus, dalam proses
bisnis organisasi. Siklus terintegrasi merangkum
sebagian besar langkah yang terlibat dalam siklus KM
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
124
yang dibahas dalam bab ini. Tabel di bawah
menunjukkan pemetaan ini secara lebih rinci.
Tabel 6
Langkah-Langkah Siklus Km Terintegrasi
Siklus manajemen pengetahuan kemudian
ditegaskan kembali saat pengguna memahami dan
memutuskan untuk menggunakan konten. Para
pengguna akan memvalidasi kegunaan, dan mereka
akan memberi sinyal ketika sudah ketinggalan zaman
atau ketika pengetahuan ini tidak berlaku. Pengguna
akan membantu memvalidasi ruang lingkup konten atau
seberapa umum praktik terbaik dan pelajaran yang
dapat diambil. Mereka juga akan, cukup sering,
menghasilkan konten baru, yang kemudian dapat
mereka kontribusikan pada iterasi siklus berikutnya.
Maulana * Rosmayati
125
Contoh
Sebuah organisasi konsultan internasional besar
ingin menangkap pelajaran dari proyek-proyek
utamanya. Ini merupakan langkah pertama menuju
menjadi organisasi pembelajaran. Dari pemindaian apa
yang dilakukan perusahaan serupa, intelijen kompetitif
mereka mengarahkan mereka untuk memilih penerapan
tinjauan setelah tindakan (After-Action Review, AAR)
dalam bentuk postmortem proyek. AAR adalah prosedur
baru, dan pada awalnya diujicobakan dengan
sekelompok konsultan berpengalaman. Manajer proyek
yang menjadi berpengalaman dengan postmortem
kemudian diminta untuk menjadi nara sumber bagi
mereka yang mau belajar dan mencobanya. Peran baru
jurnalis pengetahuan telah dibuat; idenya adalah untuk
menunjuk orang yang netral dan objektif yang belum
menjadi anggota tim proyek asli untuk memfasilitasi
proses postmortem dan menangkap pembelajaran utama
dari proyek. Akhirnya, post-mortem ditambahkan
sebagai langkah terakhir untuk semua manajer proyek
sebelum mereka dapat secara resmi dan resmi
menganggap proyek untuk diselesaikan.
Implikasi Strategis Siklus KM
Pengetahuan merupakan dasar yang menentukan
untuk perilaku cerdas, kompeten di tingkat individu,
kelompok, dan organisasi. Hanya refleksi yang sadar dan
terorganisir dari pelajaran yang dipetik dan praktik
terbaik yang ditemukan yang akan memungkinkan
perusahaan untuk meningkatkan aset pengetahuan
mereka yang sulit didapat. Arsitektur pengetahuan perlu
dirancang dan diimplementasikan untuk memungkinkan
proses bertahap dan transformasi pengetahuan, seperti
halnya produk informasi diproses, dan untuk
memastikan bahwa objek pengetahuan mencapai
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
126
pengguna akhir yang dimaksudkan dan dimanfaatkan
dengan baik. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
dan berbagi pengetahuan dengan audiens yang lebih
luas. Teknologi informasi dan komunikasi seperti
perangkat grup, intranet, dan basis pengetahuan atau
repositori menyediakan infrastruktur yang diperlukan
untuk melakukannya. Proses bisnis dan pemungkin
budaya menawarkan insentif dan peluang yang
diperlukan bagi semua pekerja pengetahuan untuk
menjadi peserta aktif di seluruh siklus manajemen
pengetahuan.
Pertimbangan Praktis Untuk Mengelola Pengetahuan
Memahami berbagai tahapan mengelola
pengetahuan di seluruh siklus KM adalah penting,
meskipun tidak cukup. Dari perspektif praktis,
pengelolaan pengetahuan membutuhkan prinsip
pengorganisasian — kerangka kerja — yang akan
membantu kita mengklasifikasikan berbagai jenis
kegiatan dan fungsi yang diperlukan untuk menangani
semua pekerjaan terkait pengetahuan di dalam dan di
antara organisasi. Kerangka kerja ini sering diringkas
dalam bentuk teori atau model KM. Beberapa model KM
utama disajikan pada bab berikutnya.
Poin Penting
Ada sejumlah pendekatan berbeda pada siklus
manajemen pengetahuan seperti yang dilakukan oleh
McElroy, Wiig, Bukowitz dan Willams, dan Meyer dan
Zack.
Dengan membandingkan dan membedakan
pendekatan-pendekatan ini dan dengan memvalidasinya
melalui pengalaman yang diperoleh sampai saat ini
dengan praktik KM, tahapan-tahapan utama
diidentifikasi sebagai pengumpulan dan penciptaan
Maulana * Rosmayati
127
pengetahuan, berbagi dan diseminasi pengetahuan, serta
akuisisi dan penerapan pengetahuan.
Proses kritis sepanjang siklus KM menilai nilai
konten berdasarkan pada tujuan organisasi,
mengontekstualisasikan konten agar lebih cocok dengan
berbagai pengguna, dan terus memperbarui dengan
fokus pada pembaruan, pengarsipan sesuai kebutuhan,
dan memodifikasi ruang lingkup setiap pengetahuan
obyek.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
128
REFERENSI
Barton-Leonard, D. (1995). Wellsprings of
knowledgebuilding and sustaining sources of
innovation. Boston: Harvard Business Scho ol
Press.
Boisot, M. (1999). Knowledge assets. New York: Oxford
University Press.
Bontis, N., and Nikitopoulos, D. (2001). Thought
leadership on intellectual capital.
Journal of Intellectual Capital, 12(3): 183–191.
Davenport, T., and Prusak, L. (1998). Working
knowledge. Boston: Harvard Business School
Press.
Edvinsson, L., and Malone, M. (1997). Intellectual capital:
realizing your company‘s true value by finding its
hidden brain power. New York: HarperCollins.
Fisher, K. M. (1990). Semantic networking: the new kid
on the block. Journal of Research in Science
Teaching, 27(10): V1001–1018.
Gery, G. (1991). Electronic performance support systems.
Cambridge, MA: Ziff Institute.
Hamel, G., and Prahalad, C. (1990, May–June). The core
competence of the corpo- ration. Harvard
Business Review.
Jonassen, D. H., Beissner, K., and Yacci, M. A. (1993).
Structural knowledge: tech- niques for conveying,
assessing and acquiring structural knowledge.
Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Klein, D. (1998). The strategic management of intellectual
capital, pp. 1–3. Oxford, UK: Butterworth-
Heinemann, Oxford.
Lawson, M. J. (1994). Concept mapping. In T. Husen and
T. N. Postlewaite (Eds.), The international
Maulana * Rosmayati
129
encyclopedia of education, 2nd ed., Vol. 2, pp.
1026–1031, Oxford: Elsevier Science.
McGraw, K., and Harrison-Briggs, K. (1989). Knowledge
acquisition: Principles and guidelines. Englewood
Cliffs, N.J.: Prentice Hall.
Nawawi, Ismail, ―Manajemen Pengetahuan (knowledge
management)‖, Ghalia Indonesia - Jakarta, 2012
Nonaka, I., and Takeuchi, H. (1995). The knowledge-
creating company: how Japa- nese companies
create the dynamics of innovation. New York:
Oxford University Press.
Norman, D. A. (1988). The design of everyday things. New
York: Doubleday.
Norton, N., and Kaplan, D. (1996). The balanced
scorecard: translating strategy into action.
Boston: Harvard Business School Press.
Novak, J. (1991). Clarify with concept maps: a tool for
students and teachers alike. The Science Teacher,
58(7): 45–49.
Novak, J. (1990). Concept mapping: a useful tool for
science education. Journal of Research in Science
Teaching, 60(3): 937–940.
O‘Dell, C., and Grayson, C. (1998). If only we knew what
we know: the transfer of internal knowledge and
best practice. New York: Simon & Schuster.
Pasternack, B., and Viscio, A. (1998). The centerless
corporation. New York: Simon & Schuster.
Petrides, L., and Nodine, T. (2003, March). Knowledge
management in education: defining the landscape.
The Institute for the Study of Knowledge
Management in Education.
Pfeiffer, J., and Sutton, R. (1999). The knowing-doing
gap: How smart companies turn knowledge into
action. Boston: Harvard Business School Press.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
130
Polanyi, M. (1966). The tacit dimension. Gloucester, MA:
Peter Smith.
Ruggles, R., and Holtshouse, D. (1999). The knowledge
advantage. Dover, N.H.: Capstone Publishers.
Senge, P. (1990). The fifth discipline: the art and practice
of the learning organization. New York:
Doubleday.
Sangkala.2007 ―Knowledge Management‖, PT Raja
Grafindo Persada - Jakarta.
Snowden, D. (2002). Complex acts of knowing: paradox
and descriptive self- awareness. Journal of
Knowledge Management, 6(2): 100–111.
Stewart, T. (2000, September 4). Software preserves
knowledge, people pass it on. Fortune.
Stewart, T. (1997). Intellectual capital. New York:
Doubleday.
Stewart, T. (1991, June). Intellectual capital: your
company‘s most valuable asset. Fortune
Magazine, 44–60.
Tobing, Paul L. ―Knowledge Management Konsep,
Arsitektur, dan Implementasi‖, Graha Ilmu -
Yogyakarta, 2007
Wells, H. G. (1938). World brain. Garden City, NY:
Doubleday, Doran & Co.
Wiig, K. (1993). Knowledge management foundations.
Arlington, TX: Schema Press.
Maulana * Rosmayati
131
SINOPSIS
Manajemen pengetahuan (knowledge
management) merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan
untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan,
dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di
dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait
dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan
kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan
menjadi makin menonjol, karena hanya dengan
pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi
dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan
memainkan peran penting dalam mempersiapkan
SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya
kompetisi secara global khususnya dalam bidang
ekonomi telah menjadikan organisasi usaha
memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya,
dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan
pengetahuannya menjadi pilihan penting yang
harus dilakukan dalam konteks tersebut.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
132
Tentang Penulis
PROFIL SINGKAT PENULIS 1
Arman Maulana, S.Sy., M.M. dilahirkan di
Bandung, Lahir pada tahun 1991. Pendidikan dasar yang
ditempuhnya lulus pada tahun 2009. Gelar sarjana
(S,Sy) bidang Hukum Ekonomi Syariah diperolehnya di
STAI Sabili Bandung lulus pada Tahun tahun 2016.
Gelar Magister Manajemen (M.M.) bidang ilmu
Manajemen diperolehnya di STIE Ekuitas Bandung pada
tahun 2019.
Di sela sela kesibukan dalam pekerjaan
Struktural nya, sejak tahun 2018 sampai sekarang
menjadi sembari mengajar sebagai dosen di Sekolah
Tinggi Ekonomi Islam Bina Muda Bandung. Matakuliah
yang pernah dibinanya melainkan di Bidang Ekonomi
dan Manajemen.
Arman Maulana, S.Sy., M.M. Lulus S1 dari
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di Sekolah Tinggi
Agama Islam Sabili Bandung (2016), gelar Magister
Manajemen bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
(2019), dan sedang melanjutkan Program Pascasarjana
Doktor di Universitas Islam Nusantara Bandung.
Maulana * Rosmayati
133
PROFIL SINGKAT PENULIS 2
Siti Rosmayati, SST., M.M. dilahirkan di
Cimahi, Lahir pada tahun 1991. Pendidikan dasar yang
ditempuhnya lulus pada tahun 2009. Gelar sarjana (SST)
bidang ilmu Kesejahteraan Sosial diperolehnya di
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung 2013.
Gelar Magister Manajemen (M.M.) bidang ilmu
Manajemen diperolehnya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pasundan Bandung.
Pengalaman mengajar sebagai Dosen Tetap di
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Bina Muda Bandung
(2017), Matakuliah yang pernah dibinanya di Bidang
Ekonomi dan Manajemen. Lulus S1 dari Bidang Sosial
Jurusan Kesejahteraan Sosial di Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial Bandung, gelar Magister
Manajemen bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
(2017), dan sedang melanjutkan Program Pascasarjana
Doktor di Universitas Islam Nusantara Bandung.