PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata...

100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Skripsi PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA (PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU) Oleh: Indra Aditya K 1504027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata...

Page 1: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)

Oleh:

Indra Aditya

K 1504027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Skripsi

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)

Ditulis dan Diajukan Guna Mendapatkan Ijin Penyusunan Skripsi Pada

Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

Oleh:

Indra Aditya

K 1504027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si Rima Sri Agustin, ST, MT

NIP. 195670102 19930 1 002 NIP. 19790816 199303 1 002

Page 4: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

INDRA ADITYA PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui : (1) Bentuk dari video pembelajaran sebagai sumber belajar siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu batu (pasangan tembok ikatan setengah bata). (2) Untuk mengetahui pemanfaatan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. (3) Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. Didalam proses belajar mengajar diharapkan siswa nantinya menjadi lulusan yang berkualitas, untuk menjadi generasi-penerus yang mampu menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan Berdasarkan masalah dan tujuan, penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah Siswa kelas 1 prgram studi teknik bangunan gedung di SMK Negeri 2 Surakarta yang mengikuti pelajaran praktek batu khususnya pada sub kopetensi “pemasangan ikatan tembok ½ bata” Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik. Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Setelah penelitian dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : (1) dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. (2) lebih variatif sehingga nanti bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran praktek batu. (3) cara penggunaan sangat mudah dan sederhana dalam pengoperasiannya. (4) dengan adanya Video CD Pembelajaran itu memberi motivasi dan semangat dalam belajar. (5) kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja

Page 5: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

INDRA ADITYA LEARNING THE USE OF VIDEO AS A SOURCE OF LEARNING FOR STUDENTS GRADE 1 BUILDING CONSTRUCTIONAL PROGRAM IN STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.

This study aimed to find out To find out: (1) The form of video as a source of student learning in grade 1 Constructional program course at State Vocational High School 2 Surakarta on subjects practice Stones (pair bonding and a half brick wall). (2) the use of video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. (3) the result of designing video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. In the learning process is expected students will become qualified graduates, to become the successor generation that is able to face the future full of challenges

Based on the problems and goals, this study used a qualitative research. The research method is descriptive research method. The study population is a prgram graders building engineering studies at State Vocational High 2 Surakarta who follow the practice lesson stone, especially in sub-competencies "½ brick wall mounting ties" Population is the subject of research. The population in this study were Grade 1 Learners Program Technical Skill Building State Vocational High 2 Surakarta 2009/2010 academic year, a TKB class of 35 students. Methods of research and development (Research and Development) is a research method that is used to produce a specific product and test the effectiveness of the product.

Having done research results are obtained as follows: (1) where the form of media Video CD Learning enables students to receive course materials with easy and attractive. (2) more varied, so that later can be used as a medium for collaboration in learning the practice of stone. (3) how to use very easy and simple to operate. (4) with the Video CD Lessons that provide motivation and enthusiasm in learning. (5) the quality of learners' learning can be enhanced and the learning process can be done anytime and anywhere.

Page 7: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya.

(Matius 21:22)

Senantiasalah memiliki pikiran positif, karena apa yang kita pikirkan tentang diri

kita, itulah diri kita sebenarnya. Dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat

merendahkan kita kecuali diri kita sendiri.

(Penulis)

Page 8: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ayah (Alm) dan ibu tercinta(kel)

Mas Hendra, Mbak Ema, Mbak Santi,

dan Adik Tri Aninggar tersayang (kel)

Keluarga Besar Semuanya

Rekan-rekan PTB/S’04

Almamater

Page 9: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul :”Pemanfaatan Video Pembelajaran Sebagai

Sumber Belajar Bagi Siswa Kelas 1 Progam Studi Teknik Bangunan Gedung Di

SMK Negeri 2 Surakarta”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan

melengkapi untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana

Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah

memberikan surat keputusan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruaan, yang telah memberikan ijin atas

penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan

ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing I Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si, yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Pembimbing II Rima Sri Agustin, ST, MT, yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan kepada peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi

ini

6. Para dosen Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah

memberikan bekal pengetahuan yang sangat berharga bagi peneliti.

7. Teman-teman PTB/S’04 yang selama ini telah memberikan dorongan dan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Semoga amal baik tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha

kuasa.

Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak” yang artinya segala

sesuatu tak ada yang sempurna. Demikianlah pula dengan skripsi ini, sehingga

segala kritik dan saran demi lebih baiknya skripsi ini sangat diharapkan.

Surakarta, Desember

2010

Peneliti

Page 11: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i.

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I .PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 3

D. Perumusan Masalah ................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6

1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar ....... 6

a. Pengertian Belajar .......................................................... 6

b. Proses Belajar Mengajar ............................................... 7

2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran................................. 8

3. Tinjauan Tentang Video Pembelajaran ................................. 11

a. Pengertian Video ............................................................. 11

b. Membuat Produksi Video .............................................. 13

4 Tinjauan Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran ........... 23

5. Pendidikan Kejuruan (SMK) ................................................ 26

6. SMK Negeri 2 Surakarta ....................................................... 27

Page 12: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Mata Pelajaran Praktek Batu ................................................. 28

B. Kerangka Berpikir..................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32

B. Metode Penelitian ...................................................................... 33

C. Populasi, Sampel dan Sumber Data ........................................... 32

1. Populasi ................................................................................. 32

2. Sampel ................................................................................... 32

3. Sumber Data .......................................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 34

E. Insrumen Penelitian .................................................................... 35

F. Analisis Data .............................................................................. 35

G. Perencanaan Desain Produk ....................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 40

1. Bentuk Video Pembelajaran ................................................. 40

2. Pemanfaatan Video Pembelajaran ........................................ 57

3. Hasil Uji Coba Produk........................................................... 59

B. Pembahasan ............................................................................... 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 76

A. Kesimpulan ................................................................................ 76

B. Implikasi .................................................................................... 76

C. Saran .......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 78

LAMPIRAN . ............................................................................................... 80

Page 13: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video .................................................. 19

Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran ............................................. 25

Gambar 3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31

Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan.............................................. 36

Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD ........................................... 43

Gambar 6. Bars and Tone ……………………………………………………. 43

Gambar 7. Universal Counting Leader ………………………………………. 44

Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A,

Pabelan, Surakarta. ……………………..………………………… 44

Gambar 9. Judul video pembelajaran ………………………………………… 45

Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test ……………………….... 45

Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan ………………………………... 46

Gambar 12. Batu bata dan Pasir ....................................................................... 46

Gambar 13. Semen dan Kapur ……………………………………………….. 47

Gambar 14. Sekop dan Cangkul ....................................................................... 47

Gambar 15. Penyaring Pasir …………………………………………………. 47

Gambar 16. Sendok Spesi ……………………………………………………. 48

Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata ………………………………….. 48

Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi……………………………….…. 49

Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi ………………………………………. 49

Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk Bentangan ........................................................................ 50

Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan ……...…. 50

Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok

Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan .................................................. 51

Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk

Bentangan ...................................................................................... 51

Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan ………………..… 52

Page 14: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk L atau Bentuk Sik............................................................. 52

Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk L atau

Bentuk Siku …………………………………………………….. 53

Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok

Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ................................... 53

Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk L

atau Bentuk Siku ........................................................................... 54

Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ..... 54

Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T ...... 54

Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T .................. 55

Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga ……………………….….... 55

Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ........ 55

Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .................................. 56

Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk Silang (X) .......................................................................... 56

Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang …....... 56

Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½

Bata Bentuk Silang (X) ................................................................. 57

Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua

Bentuk Silang (X) ........................................................................... 57

Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ..................... 57

Page 15: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto ruang praktek batu ………………....................................................... 81

2. Silabus .......................................................................................................... 83

3. Surat pengajuan judul skripsi ....................................................................... 86

Page 16: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aneka ragam perubahan telah merasuk hampir di seluruh kehidupan

manusia sebagai bangsa, kelompok maupun masyarakat dan individu. Untuk

dapat bertahan dalam suasana kehidupan yang selalu berubah, suatu persepsi baru

akan senantiasa diperlukan oleh manusia. Persepsi baru tersebut hanya dapat

ditimbulkan lewat upaya mengembangkan sains dan teknologi, mempersiapkan

pengalaman belajar dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin

maju. Untuk menumbuhkan persepsi baru tersebut diantaranya melalui jalur

pendidikan.

Di lembaga pendidikan khususnya SMK di Indonesia, permasalahan

yang sering timbul dapat diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa

dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa

yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam

mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau

bahkan tidak memahami materi yang diberikan oleh guru.

Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal

wajar yang dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut

baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Mata pelajaran

Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah

bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang

interaktif dan komunikatif dalam mentransfer pengetahuan akibatnya menurunkan

motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar

untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi

peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis kovensional. Pembelajaran yang

baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan

komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik

Page 17: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Berangkat dari hal tersebut video pembelajaran dalam kelas

dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran

akan lebih menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami

materi karena penyajiannya yang interaktif, sehingga semua materi pelajaran

dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabi dan alokasi waktu yang diberikan

jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan

pembelajaran.

Sementara itu, dalam era globalisasi dunia persaingan semakin tampak dan

tajam. Pemanfaatan teknologi multimedia yang dikhususkan pada teknologi

multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan.

Multimedia merupakan sarana media informasi yang tediri dari beberapa elemen

yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Video merupakan salah

satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan

ide dan gagasan.

Berdasarkan latar belakang Permasalahan tersebut di atas, menimbulkan

keinginan peneliti untuk meneliti pengaruh tentang Pemanfaatan Video

Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 di SMK Negeri 2

Surakarta program Teknik Konstruksi Bangunan khususnya pada mata pelajaran

praktek batu.

B. Indentifikasi Masalah

Bertumpu dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan

tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung

membosankan, kurang interaktif dan komunikatif.

2. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada

pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan

perangkat bantu dalam proses pembelajaran.

Page 18: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Pembatasan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan

komunikatif, sehingga perlu menciptakan model pembelajaran yang baru.

b. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada

pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan

perangkat bantu dalam proses pembelajaran.

Denifisi operasional dari pembatasan masalah diatas perlu disajikan

sebagai berikut :

i. Video Pembelajaran adalah media yang dirancang secara sistematis yang

memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih

mudah dan menarik. yang dikemas dalam bentuk kaset video atau DVD/

VCD dan disajikan.

ii. Perancangan video pembelajaran yang akan dibuat hanya menyangkut

mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan

tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses

pembelajaran.

iii. Hasil dari perancangan media yang dikembangkan hanya dalam bentuk

video pembelajaran mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok

pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata.

iv. Pemanfaatan video pembelajaran sebagai perangkat bantu dalam proses

pembelajaran siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di

SMK Negeri 2 Surakarta.

Page 19: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Perumusan masalah

Dalam penelitian perumusan masalah sangat diperlukan agare suatu

penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang video pembelajaran untuk mata pelajaran

praktek batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok setengah

bata berdasarkan kriteria kualitas video pembelajaran yang baik?

2. Bagaimana hasil dari perancangan video pembelajaran mata pelajaran

Praktek Batu apakah layak digunakan sebagai media pembelajaran?

3. Bagaimana pemanfaatan video pembelajaran praktek batu sebagai sumber

belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK

Negeri 2 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan bentuk metode ilmiah dalam rangka memecahkan

masalah. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara merancang video pembelajaran pada mata

pelajaran praktek batu (pasangan tembok ikatan setengah bata).

2. Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran pada mata

pelajaran praktek batu

3. Untuk mengetahui pemanfaatan dengan menggunakan video pembelajaran

sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu.

Page 20: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya

tentang proses belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

1. Sebagai masukan bagi guru dalam pembinaan proses belajar mengajar,

sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam mencapai tujuan

belajar yang diinginkan.

2. Menanam dan menumbuhkembangkan rasa kesadaran siswa, akan arti

pentingnya manfaat teknologi informasi terhadap proses belajar siswa dan

prestasi belajar siswa.

3. Dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran Praktek Batu,

khususnya pada pokok bahasan pemasangan ikatan tembok ½ bata.

4. Menjadi perangkat bantu alternatif dalam pembelajaran pada mata

pelajaran Praktek Batu.

5. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan video

pembelajaran interaktif guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan

dalam pembelajaran konvensional di kelas yang mengakibatkan motivasi

belajar siswa menjadi berkurang untuk memahami materi yang diberikan

oleh guru.

Page 21: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian ilmiah konsep teori merupakan langkah awal

dalam usaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi karena disinilah akan

diperoleh informasi dan keterangan abstrak yang bersangkutan dengan variabel

yang akan diukur. Biasanya dengan pedoman pada konsep teori yang informatif,

seorang peneliti akan dapat mencari data lapangan yang tepat dan berdaya guna,

sehingga tujuan peneliti dapat tercapai dengan baik.

Menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1998: 749)

mengemukakan “Teori adalah dalil (ilmu pasti); ajaran atau paham (pandangan)

tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio); patokan dasar atau garis-garis

dasar sains dan ilmu pengetahuan”.

Bertitik tolak dari batasan pengertian tersebut maka peneliti telah mencari

bahan teori yang memuat tentang keterangan dan variabel yang relevan dengan

masalah yang sedang peneliti lakukan. Adapun landasan teori berfikir adalah:

1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka belajar merupakan

kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan dan

untuk mengembangkan diri untuk menuju dewasa. Semakin pesatnya kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menimbulkan perubahan yang

melanda segenap aspek kehidupan,maka tanpa belajar manusia akan tertinggal

dan merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri, terutama hidup dan penghidupan

yang selalu berubah. Belajar sendiri dapat terjadi dimana-mana, baik dilingkungan

sekolah, keluarga dan ditengah-tengah masyarakat.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang proses belajar mengajar,

pengertian belajar. Menurut W.J.S Poerwodarminto (1976: 22) belajar adalah

“berusaha memperoleh menghafal”. kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan

Page 22: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 153) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah

proses yang membawa perubahan baik aktual maupun potensial serta didapatkan

percakapan baru dan belajar itu terjadi karena usaha yang disengaja”. Dari

pendapat tersebut jelas bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang

menimbulkan kecakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga

seseorang yang telah melaksanakan kegiatan belajar diharapkan akan lebih

mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya.

b. Proses Belajar Mengajar

Agar dapat mengadakan pembahasan lebih lanjut dn terarah mengenai

masalah proses belajar mengajar, berikut ini peneliti kemukakan batasan dari

beberapa ahli.

Ramsden (2003: 10) dalam modelnya mengartikulasikan 'mengajar yang

baik' bagaimana membantu siswa untuk memahami 'hakikat beasiswa' tersebut.

Hal ini dicapai dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk 'belajar dan

praktik, 'Urutan dalam pembelajaran' dan 'mencerminkan belajar'. Ramsden

mengambil proses keterlibatan langkah lebih lanjut dimana instruktur memiliki

ruang lingkup untuk kreativitas dalam ekspresi individu dan kebebasan untuk

memilih waktu dan metode pembelajaran. 'Keragaman' juga merupakan bagian

penting dari keterlibatan - baik dalam berbagai kegiatan yang ditawarkan dan juga

sebagai pengakuan bahwa kelompok-kelompok siswa yang beragam. Unsur-unsur

yang berdampak pada keterlibatan siswa dalam pendidikan menengah termasuk

relevansi, umpan balik tepat waktu, individu dan konstruksi sosial pengetahuan,

kehadiran sosial, dan masyarakat.

Menurut Bambang Prawiro dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar

(1994: 1) mengatakan bahwa :

Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakandan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Proses mengajar adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan peranannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.

Page 23: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang alami secara langsung dean aktif oleh siswa obyek didik dan guru sebagai subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Setiap proses kegiatan itu pasti mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, atau dalam kata lain dalam proses kegiatan itu tentunya akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Dari pendapat tersebut nampaklah bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan percakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya. Jika seseorang melakukan kegiatan belajar, dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik serta dapat meningkatkan kemampuan seperti yang diharapkan.

2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk

memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk

pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani

kebutuhan belajar siswa. Menurut Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo (2007: 6)

Sedangkan menurut ADPRIMA. ISSN: (0092-1815) dalam jurnalnya

menyebutkan bahwa :

International Journal of Instructional Media (IJIM) adalah sumber cutting edge penelitian dan komentar pada semua bentuk media pembelajaran yang digunakan pada hari ini instruksi dan pelatihan. IJIM menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Pertumbuhan dalam teknologi pendidikan menghadapkan orang, instruktur, dengan bentuk yang luas dari media pembelajaran tanpa panduan yang jelas untuk penggunaan secara optimal. Untuk membantu menjembatani kesenjangan, IJIM berfokus pada kualitas penelitian dan menyajikan artikel tentang program-program yang sedang berlangsung di media pembelajaran dan pendidikan. IJIM menyelidiki dan menjelaskan: Teknologi Komputer(Computer mediated) komunikasi termasuk internet, pendidikan jarak jauh termasuk internet, ITV, konferensi video dan audio; media instruksional dan teknologi; video Interaktif, video cd, dan aplikasi perangkat lunak; telekomunikasi instruksional manajemen media, pengembangan instruksional dan sistem; media penelitian dan evaluasi; media penelitian dan komunikasi. terutama, IJIM berkaitan dengan masalah menerapkan berbagai strategi pembelajaran jarak jauh dan media pembelajaran dalam proses belajar.

Page 24: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran

konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa

kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga

memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan

kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang

konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam

mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif

menyesuaikan materi.

Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu

suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya

informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk

yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era

informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non

elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996: 53) menjelaskan

bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis

lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan

pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita,

meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh

strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang

atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam

menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal

media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada

gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan

Page 25: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media adalah: (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau motivasi,(3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran dan (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen-

komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses

pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama

menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen

pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999: 105) dijabarkan atas pesan,

orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999:

153), komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal,

prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.

Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan

fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi

daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.

Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran

amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian

berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat

kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga

pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick &

Carey dalam Lamudji menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling

penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang

sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

Menurut Miarso (1984: 208) media yang dirancang dengan baik dalam

batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri

Page 26: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

siswa yang belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan

media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru.

Media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan

kualitas dalam diri siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran terkait dengan pembelajaran

Kompetensi melaksanakan praktek batu, praktek kayu, pemasangan pondasi

gedung, telah dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah memiliki beberapa

media pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah (melalui proyek), dibeli

sendiri oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang

terjadi pada SMK. Sebagai sekolah yang telah berstandar nasional, SMK telah

menerima bantuan berupa peralatan pembelajaran dari pemerintah seperti Laptop

dan Liquid Crystal Display (LCD) yang sampai saat ini belum dimanfaatkan

sebagai media Pembelajaran. Sehingga permasalahan yang timbul adalah

mediamedia pembelajaran yang tersedia dirasa kurang informatif untuk

menjelaskan Pelaksanaan Prosedur praktek batu, praktek kayu dan pemasangan

pondasi gedung.

3. Tinjauan tentang Video Pembelajaran

a. Pengertian Video

Pengolahan video sebelum era digital saat ini membutuhkan waktu yang

sangat lama untuk menyelesaikan film dengan durasi yang pendek. Proses

pengambilan gambar hingga editing harus dilakukan oleh orang yang benar-benar

profesional untuk hasil yang maksimal. Era digital membuat pekerjaan seorang

amatir yang sebelumnya mustahil dilakukan menjadi sangat mungkin bahkan

untuk diperbandingkan dengan pekerjaan professional sekalipun. Termasuk dalam

produksi video, software pengolahan video menawarkan berbagai kemudahan dan

keunggulan bagi siapapun yang ingin berkreasi sesuai dengan kebutuhan (Sigit

Prasetyo, 2007: 5).

Kellerman & Meyer (1996: 155) menyatakan bahwa “Experience

indicates that young children can benefit from creating multimedia projects that include texts, graphics, images, audio and video particularly

in the form of animation”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa

Page 27: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

anak-anak bisa mendapat manfaat dari proyek multimedia yang memuat teks, grafik, gambar, audio, dan video khususnya animasi. Sedangkan menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 21) menyatakan bahwa sistem multimedia mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: (1) mengurangi waktu dan ruang yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan dokumen dalam bentuk elektronik dibanding dalam bentuk kertas; (2) meningkatkan produktivitas dengan menghindari hilangnya file; (3) memberi akses dokumen dalam waktu bersamaan dan ditampilkan dalam layar; (4) memberi informasi multidimensi dalam organisasi; (5) mengurangi waktu dan biaya dalam pembuatan foto; dan (6) memberikan fasilitas kecepatan informasi yang diperlukan dengan interaksi visual. Selain itu, manfaat multimedia adalah memungkinkan dialog, meningkatkan kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, memperkaya pengalaman, dan meningkatkan keterampilan.

Data video dapat diperoleh secara aktif ataupun pasif. Pembagian ini

didasarkan pada proses perencanaan hingga data video dimanfaatkan. Bila

skenario, pengambilan gambar hingga proses capturing, editing dan finishing

dilakukan”sendiri” maka video data dikatakan diperleh secara aktif. Tapi jika

hanya salah satu atau sebagian saja, pekerjaan yang dilakukan video diperoleh

secara pasif.

Video yang dibuat sendiri tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama

karena melibatkan proses produksi dengan tahapan yang cukup banyak. Proses

perencanaan dimulai dengan membuat storyboard, menulis skenario dan

merencanakan pengambilan gambar. Pekerjaan utama produksi video adalah

proses pengambilan gambar menggunakan perekam video baik yang analok

maupun yang digital. Proses akhir merupakan kegiatan capturing, editing dan

finishing yang lebih bersifat pengaturan data mentah untuk diolah sesuai

kebutuhan.

Data mentah video bisa juga didapatkan dari berbagai sumber seperti

rekaman siaran televisi, video sharing dari internet atau perangkat komunikasi

serta VCD dan DVD yang beredar dipasaran. Menyesuaikan dengan

kebutuhan,data mentah video ini dapat diolah melalui proses editing dengan

menggunakan pengolah video yang sesuai dengan format data sumbernya. Saat ini

banyak juga beredar software konverter format video agar data dibuat dan

digunakan sesuai kegunaan. (Sigit Prasetyo, 2007: 10).

Page 28: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangkan menurut Baltimore County dalam jurnalnya menyebutkan

bahwa :

Interaktif video dalam e-learning sistem memungkinkan akses proaktif dan acak ke konten video. studi empiris kami meneliti pengaruh video interaktif pada hasil belajar dan kepuasan peserta didik dalam lingkungan pembelajaran. Empat setting yang berbeda dipelajari: tiga adalah lingkungan pembelajaran dengan video interaktif, dengan video non interaktif, dan tanpa video. Yang keempat adalah lingkungan kelas tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai video untuk efektivitas pembelajaran bergantung pada penyediaan interaktivitas. Siswa di lingkungan pembelajaran yang menyediakan video interaktif mencapai kinerja belajar secara signifikan lebih baik dan lebih tinggi tingkat kepuasan peserta didik dibandingkan dengan pengaturan lain. Namun, siswa yang menggunakan lingkungan e-learning yang menyediakan video non-interaktif tidak membaik juga. Temuan menunjukkan bahwa mungkin penting untuk mengintegrasikan video instruksional interaktif ke sistem pembelajaran

b. Membuat Produksi Video

Proses produksi video secara aktif tidak hanya membutuhkan waktu lebih

lama, tapi juga melibatkan perlengkapan pendukung yang tidak sedikit pula.

Perangkat utama yang dibutuhkan dalam proses produksi video tentu saja sebuah

alat perekam video. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, kamera

perekam video juga bergeser dari yang bersifat analog menjadi digital (Digital

Video). Media penyimpan yang berupa kaset juga berubah menjadi perekam

dalam bentuk cakram magnetik (Hard Disk). Bahkan setiap orang dapat

mengabadikan momen penting dalam bentuk video cukup menggunakan kamera

saku atau video handphone. Tentunya kualitas video dari perangkat yang disebut

terakhir jauh dari memuaskan.

Sejalan dengan hal tersebut, Agnew, Kellerman & Meyer (1996: 8) menyatakan bahwa istilah multimedia lebih terfokus pada interaktivitas antara media dengan pemakai media. Constantinescu (2007: 2) menyatakan bahwa “Multimedia refers to computer-based systems that use

various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation,

and interactivity”. Maksudnya adalah bahwa multimedia merujuk kepada sistem berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis isi seperti teks, audio, video, grafik, animasi, dan interaktivitas.

Chapman & Chapman (2004: 8) menyatakan bahwa bentuk multimedia sebagai alat penyampai pesan dibedakan menjadi dua yaitu online delivery dan offline delivery. Online delivery adalah multimedia

Page 29: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang menggunakan suatu jaringan untuk menyampaikan informasi dari satu komputer atau server machine yang menjadi pusat penyimpan data ke jaringan lain baik jaringan lokal dalam suatu organisasi maupun jaringan internet. Offline delivery adalah multimedia yang disimpan dengan menggunakan suatu alat penyimpan atau kemasan yang dapat dipindahkan. Alat penyimpan tersebut harus mampu menyimpan data yang besar sesuai dengan ciri-ciri data multimedia, misalnya DVD dan CD-ROM.

Perangkat pendukung proses produksi adalah komputer”multi media”

yang memiliki sertifikasi khusus untuk proses capturing dan editing. Prosesor

dengan kecepatan 800 MHz cukup memadai untuk mencacah sekuen video.

Hardisk ”kecepatan standar” dengan kapasitas ”besar” sangat dibutuhkan dalam

proses capturing. Rekaman digital dalam kaset DV 60 membutuhkan ruang

kosong lebih dari 4 GB untuk menampung ”data mentah” sebelum diolah. Alat

lain yang harus ada adalah capturing card, yang berfungsi sebagai jalur utama

komunikasi input device (perekam video) dengan komputer beserta kabel data

yang sesuai dengan proses transfer data.

Video adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan

berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya

mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut

memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah

dan menarik. Secara fisik Video pembelajaran merupakan program pembelajaran

yang dikemas dalam kaset video atau VCD dan disajikan dengan menggunakan

peralatan VTR atau VCD player serta TV monitor.

Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek

kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat

mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi

multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan

informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia

merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen,

yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah

satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan

ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia,

Page 30: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi

lebih bagus dan bervariasi.

Pembuatan objek multimedia dilakuan dengan menggunakan hardware dan

software berbasis multimedia.

1. Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia

a) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS)

b) DDR Kingstone, min. 2 GB

c) VGA 512 MB

d) Sound Card

e) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel

f) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard

g) Speaker Active

h) HD Camcorder

2. Software yang digunakan:

a. Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi

b. Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3.

c. Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara.

Terdapat berbagai jenis film, antara lain, film dokumenter, video pendek,

company profile, dan yang lainnya. Pada dasarnya, sistematika pembuatan semua

jenis film hampir sama. Dibawah ini dijelaskan gambar prosedur produksi video

diantaranya:

1) Tahap Persiapan (Pra Production)

Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.

Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment,

Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.

a) Identifikasi Program

Dalam Pra-Produksi, sebelum kegiatan penulisan naskah dilakukan dulu

identifikasi program. Identifikasi program juga merupakan kelajutan dari beberapa

analisa yang dilakukan terhadap kegiatan produksi video yaitu identifikasi

Page 31: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan dll. Isi dari identifikasi program

meliputi :

(1) Judul Program : berisikan tentang judul/ tema program yang

dirumuskan dengan kalimat singkat, padat dan menarik.

(2) Tujuan/ Kompetensi : dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan

ini perlu ditulis tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah

mengikuti program ini.

(3) Pokok Bahasan : Penulisan dilakukan terutama program video yang

dibuat berupa video pembelajaran (Intrucstional Video/film) yang

secara langsung mengacu kurikulum yang sudah ada. Jika video yang

dibuat adalah film pendidikan penulisan pokok bahasan dapat ditulis

atau tidak.

(4) Sub pokok Bahasan : Penulisan sub bahasan ini juga dilakukan

terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran

(Intrucstional Video/ film) yang secara langsung mengacu kurikulum

yang sudah ada.

(5) Sasaran : sasaran adalah “Target Audiece” yang menjadi sasaran

utama program ini. Dalam penulisannya mesti ditulis secara jelas

untuk siapa, misalnya untuk mahasiswa.

(6) Tujuan Khusus/ Indikator : apabila program video yang dibat diambil

dari kurikulum maka tujuan atau indikator ditulis secara jelas.

b) Sinopsis

Dalam praktek synopsis diperlukan untuk memberikan gambaran secara

ringkat dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan

utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap konsepnya,

mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan

enentukan persetujuannya.

Dalam istilah yang lebih sederhana synopsis dapat diartikan sebagai

ringkasan cerita. Konsep synopsis yang sering digunakan untuk kegiatan seni

yang lain, misal dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan teater, novel,

media audio, media slide dan sebagainya. Pada dasarnya konsep synopsis untuk

Page 32: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

film/ video hampir sama dengan istilah synopsis untuk yang lainnya. Dalam

penulisannya tidak diuraiakan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa

kalimat saja namun tercakup didalamnya: tema, even, alur yang dikemas dengan

kalimat yang sederhana yang mudah dipahami.

c) Treatment

Agar berbeda dengan synopsis, treatment mencoba memberikan uraian

ringkas secara diskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode ceritera

atau rangkaian peristiwa pembelajaran (Intrucsional Video/film) nantinya akan

digarap. Kalau pada synopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan tetapi

dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan

dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara

diskriptif. Secara sederhana penulisan treatment sama dengan kita menceritakan

kembali pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita

tentang kronologis jalan film tersebut.

d) Storyboard

Rangkaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian

divisualkan dalam perangkat gambar atau sketsa sederhana. Tujuan pembuatan

storyboart ini antara lain adalah ntuk melihat tata urutan peristiwa yang akan

divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot) maupun sekuens belajarnya.

Disamping itu untuk melihat apakah kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya

sudah lancar. Storyboard dapat juga dipergunakan sebagai moment-moment

pengambilan (shots) menggantikan apa yang lazim disebut “shooting breakdown”.

Bagi sebagian pembuatan film terkadang storyboard tidak dilakukan, cukup

diakomodasi dari naskah atau skrip.

Contoh Storyboard

Visualisasi diawali dengan penayangan judul program, kemudian tampak

ruang laboratorium praktek batu yang memperlihatkan berbagai jenis pasangan

batu, setelah itu tayangan berganti pada alat-alat dan bahan-bahan untuk membuat

adukan spesi yang ada dilaboratorium praktek batu, ditata dengan rapi diatas meja

peraga. Berikutnya kata pengantar disampaikan oleh presenter pengetahuan dasar-

dasar memasang pasangan batu dan langkah-langkahnya. Visualisasi berikutnya

Page 33: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sebagai kegiatan ini ditayangkan peraga oleh pemain tentang pemasangan

pasangan batu. Kegiatan diawali dengan kegiatan pengenalan bahan material

meliputi batu bata, semen, pasir, bahan perekat/ kapur.

e) Skrip atau Naskah Program

Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dari

storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah program

menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Dalam pembuatan program film

maupun video, skrip atau naskah program ini merupakan daftar rangkaian

peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi

penuturan menuju perilaku belajar yang dicapai. Tujuan utama suatu skrip atau

naskah program adalah sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam

mengendalikan penggarapan substansi materi dalam bentuk program. Karena itu

skrip yang baik dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinpsis, treatment.

f) Skenario/ Shooting skrip

Bila diatas disebutkan skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan

sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk oprasional dalam

pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Petugas yang membutuhkan

diantaranya : Editor/ penyunting gambar, kameramen, pencatat adegan, sound

men, dan lain-lain.. Bila dalam pendekatan film perpisahan umumnya bersifat

‘cut-to-cut’ dalam pengambilannya boleh meloncat-loncat dengan pengelompokan

menurut keadaan waktu, cuaca, lokasi maupun sifatnya (didalam atau diluar

gedung stadion), perpindahan dalam pendekatan video dapat transisional dan

sifatnya sekuensial.

2) Tahap Perekaman (Production)

Tahap perekaman merupakan hasil transfer materi ke dalam aplikasi

pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari

kamera ke komputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar

yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan

dari kamera ke komputer. Dalam PC, konektor bisa dihubungkan melalui USB.

Page 34: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Tahap Akhir (Post Production)

a) Tahap Penggabungan/ Editing

Tahap penggabungan adalah proses penyatuan materi untuk diedit

sehingga menghasilkan film yang menarik. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam melakukan pengeditan yaitu :

(1) Pemotongan Gambar

(2) Pemberian efek tulisan

(3) Transisi Gambar

(4) Pemberian efek suara

(5) Penggabungan (Rendering)

b) Tahap Keluaran/ Mastering

Tahap keluaran merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa

ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media, seperti video, film,

VCD, DVD atau yang lainnya.

Shoting Skrip

Pra-Production

Identifikasi Program

Sinopsis

Treatment

Storyboard

Naskah/ Skrip

Production Shoting Skrip Rec Audio

Post Production Editing Mastering

Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video

(Sumber : http://yherpansi.wordpress.com/2009/11/06/12/)

Page 35: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Ngadino Y ”Video Pembelajaran adalah rangkaian gambar

elektronik yang memiliki unsur gerakan dan suara yang digunakan sebagai alat

bantu mengajar pada berbagai bidang studi atau matakuliah”.

Video pembelajaran mempunyai 3 karakteristik yaitu:

1. Signal video menyajikan objek gambar (tiga dimensi) yaitu warna,

gerakan dan suara.

2. Tata urutan gambar tetap (tidak bisa dirubah).

3. Cenderung kurang memberi respon ada peserta didik.

Di dalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada 3 fungsi Video

pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses belajar-

mengajar, yaitu:

1. Video sebagai alat bantu guru yang meliputi: animasi peristiwa, alat uji

siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus,

alat peraga visual dan media komunikasi antar guru.

2. Video sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi:

komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok studi dan manajemen

kelas terpadu.

3. Video sebagai alat bantu siswa meliputi: buku interaktif, belajar

mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya

siswa dan media komunikasi antar siswa.

Dalam sistem belajar mengajar di SMK belum semua mendapatkan atau

sudah menggunakan media yang berupa Video. Pemanfaatan media tersebut dapat

menambah ilmu pengetahuan dan dapat mempermudah siswa mencari data-data

mata pelajaran dalam pembelajarannya. Selain buku pelajaran, siswa dapat

memperoleh materi pelajaran dari video melalui pelajaran tertentu yang telah

tersedia.

Sekarang ini sudah banyak sekolah yang menggunakan teknologi

informasi dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Baik dalam mencari materi

pelajaran dan juga pengumpulan tugas lewat media tersebut. Walaupun masih

banyak juga sekolah yang belum bisa menikmati manfaat teknologi informasi.

Banyak sekolah yang belum mampu menggunakan teknologi karena kurangnya

Page 36: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dana operasional sekolah dan ada juga didaerah-daerah pelosok yang belum

terjangkau atau masih tertinggal.

Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek

kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat

mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi

multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan

informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia

merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen,

yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah

satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan

ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia,

manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi

lebih bagus dan bervariasi.

Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas

dan respon yang diharapkan mahasiswa menguasai setelah pembelajaran

berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun

demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran

adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.

Pada kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu masih

menggunakan metode mengajar secara konvensional sehingga berdampak pada

keefektifan pembelajaran didalam kelas, untuk itu diperlukan upaya perbaikan

proses belajar mengajar yang sesuai, dapat mengefektifkan dan mempercepat

proses pembelajaran sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai

dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu yang diberikan melalui suatu media

yang interaktif yang berbasis multimedia khususnya video.

Page 37: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,

baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetapi belajar sering pula bersentuhan

dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas.

Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang

bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa

metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul,

dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan

pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena

pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan

terjadi tanpa adanya perantara, seperti yang telah disebutkan pada bab sebelum-

sebelumnya yaitu “video pembelajaran”. Dalam hal ini terdapat beberapa

penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana

Sudjana (1991: 15) yaitu:

1. Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.

3. Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengaar.

7. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses belajar-mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:

8. Media yang digunakan guru sebagi penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang disampaikan oleh guru.

9. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

10. Media sebagi sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret maupun kelompok. Kekonkretan sifaat media akan banyakn membantu tugas guru dalam kegiatan belajar-mengajar.

Page 38: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Prof. Pupuh

Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, M.Pd (1992: 35) adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian siswa 2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran 3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4. Mengatasi keterbatasan ruang 5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6. Waktu pembelajarn bisa dikondisikan 7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau

menimbulkan gairah belajar. 9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam 10. Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Sedangkan menurut Kemp and Dayton (1985:14) konstribusi video

pembelajaran adalah.

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif.

4. Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran

a. Persiapan

Sebelum memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1). Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan program

belajar yang sudah dibuat.

2). Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan

peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah.

3). Mempelajari bahan penyerta.

Page 39: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4). Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu

atau tidak pertu disajikan dalam kegiatan pembelajaran.

5). Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera.

6). Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan lain

yang diperlukan.

7). Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat dan

mendengar dengan baik.

b. Pelaksanaan

Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1). Sebelum menghidupkan/ memulai program video pembelajaran

mengajak siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari

dengan baik.

2). Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.

3). Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan

dimanfaatkan.

4). Memberikan prasarat/persepsi pengetahuan/pelajaran sebelumnya.

5). Mengoperasikan program sesuai dengan petunjuk

pemanfaatan/petunjuk teknis dan bahan penyerta.

6). Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program.

Selama program diputar, guru tidak perlu maju ke depan menunjuk

gambar di layar atau mondar-mandir berkeliling kelas. Lebih baik guru

mengajarkan

a) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib.

b) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh

seluruh siswa yang ada di ruangan.

c) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat

televisi, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa.

7). Memberi penguatan/penegasan/pengayaan terhadap tayangan program.

8). Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan.

Page 40: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

ANALISIS TUJUAN DAN

KARATERISTIK ISI

ANALISIS SUMBER BELAJAR

PENENTUAN TUJUAN

BELAJAR DAN ISI

ANALISIS KARATERISTIK PEMBELAJAR

PENETAPAN STRATEGIPENYAMPAIAN

PENETAPAN STRATEGIPENGORGANISASIAN

PENERAPAN STRATEGIPENGELOLAAN

PENGUKURAN HASIL PEMBELAJARAN

9). Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan evaluasi

kepada siswa.

c. Tindak Lanjut

1). Memberikan tugas kepada siswa.

2). Memberi pertanyaan/umpan balik.

3). Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum, guru kemudian

mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium.

4). Bagi mata pelajaran yang memerlukan tambahan referensi yang lebih

lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan.

5). Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/mendengarKan

program video pembelajaran untuk pemanfaatan program video

pembelajaran berikutnya.

6). Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain

yang relevan dengan materi yang dipelajari.

Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran

(Sumber Kemp and Dayton 1985:14)

Page 41: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)

b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan

Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan

pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan

tertentu.

c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang

diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki

keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan,

otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”.

d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus

(specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang

disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk

mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa

mendatang.”(Suharsimi Arikunto, 1990: 1)

Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk

membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang

keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang

tertentu tersebut.

Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah

adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di

SMK. Pendidikan di SMK bertujuan :

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan

alam sekitarnya.

c. Meninggkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Page 42: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan

sikap professional.

Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan

siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil

dan professional.

Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan menengah

kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini

tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai berikut:

Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang.

6. SMK Negeri 2 Surakarta

a. Visi SMK Negeri 2 Surakarta

Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era

Global.

b. Misi SMK Negeri 2 Surakarta

1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri,

2) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi,

3) Unggul dalam kewirausahaan,

4) Unggul dalam kemandirian

Page 43: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c.Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta

Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di

lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan

olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan

olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan,

sekolah mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan,

Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel

Teknik Listrik Pemakaian, Bengkel Teknik Audio Video, Bengkel Teknik

Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif,Bengkel dan Laboratorium

Teknik Komputer dan Jaringan, MTU (Mobil Training Unit), Laboratorium

Multimedia,Laboratorium Komputer dan Perpustakaan.

7. Mata Pelajaran Praktek Batu

(Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata)

Memasang tembok ikatan ½ batu merupakan salah satu materi pelajaran

yang digunakan pada pelajaran Praktik Batu di Sekolah Menegah Kejuruan

(SMK) khususnya pada program studi Teknik Konstruksi Bangunan. Mata diklat

ini membahas secara sederhana cara memasang berbagai macam pasangan tembok

ikatan ½ bata yaitu :

a. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan,

b. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk siku (L),

c. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentukT dan

d. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang.

Pada umumnya untuk membangun suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan

sebagainya dipakai bahan batu bata , walaupun untuk saat sekarang banyak juga

dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya yang mudah dan

sangat sederhana, sedangkan kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada

pembuatan batu bata.

Dalam pembuatan dinding dari batu bata yang menerus dan cukup panjang,

biasanya untuk menghindari kerusakan akibat gempa, tiap luas dinding 12 meter

persegi harus diberi perkuatan berupa kolom beton praktis. Sebenarnya pada

Page 44: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pasangan tembok selain pasangan setengah bata dapat juga berupa pasangan satu

bata, satu setengah bata, dan dua bata. Hanya saja sekarang jarang dipergunakan

disamping biayanya lebih mahal juga akan banyak memakan tempat. Khusus

untuk bangunan tertentu masih menggunakan pasangan dengan tebal lebih dari

setengah bata misalnya untuk pondasi bata dan septic tank.

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½

bata yaitu ; Water, Pass Benang, Siku rangka, Meteran, Tongkat duga, Sendok

spesi Pensil, Line Bobbins, Pemotong bata, Palu, Bak spesi, Ember,Sekop dan

Cangkul. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu ; Batu Bata dan adonan

spesi. (Diraatmadja E, 1997: 22).

B. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran praktek batu Di SMK Negeri 2 Surakarta pada program

teknik banguna gedung, merupakan mata pelajaran produktif sehingga setiap

siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran ini. Karena itu dalam

pembelajarannya harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk

mewudjudkan pembelajaran yang interaktif maka dibutuhkan media pembelajaran

yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

Untuk mendukung proses belajar mengajar khususnya pada mata

pelajaran praktek batu, pembuatan media yang berbentuk video pembelajaran

mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan adanya media

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Pada

kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu ”Pemasangan Ikatan Tembok

Setengah Bata”masih menggunakan metode mengajar secara konvensional/

sederhana sehingga berdampak pada keefektifan pembelajaran didalam kelas,

untuk itu diperlukan upaya perbaikan proses belajar mengajar yang sesuai, dapat

mengefektifkan dan mempercepat proses pembelajaran sehingga semua materi

pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu

yang diberikan melalui suatu bentuk media yang interaktif yang berbasis

multimedia khususnya video pembelajaran.

Page 45: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dari pemanfaatan video pembelajaran tersebut, diharapkan mampu

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, sebagai motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar dan membawa pengaruh psiklogis bagi siswa. Dalam penelitian

ini, hasil pemanfaatannya media ini harus bisa merubah pola belajar siswa

menjadi lebih baik. Selain itu harus menarik agar merangsang pengguna tertarik

menjelajah seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang

terkandung di dalamnya dapat terserap dengan baik. Jika belum efektif dalam

pembelajaran menggunakan media tersebut, maka perlu adanya evaluasi dalam

proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media

pembelajaran yang berbentuk video pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di

atas dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Page 46: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir

SMK Negeri 2 Surakarta

Siswa Kelas 1 Program Teknik

Bangunan Gedung (mata pelajaran praktek batu)

Pembuatan Video Pembelajaran

Praktek Batu

Pemasangan ikatan tembok

setengah bata

Hasil perancangan video

pembelajaran sebagai

sumber belajar siswa

Pemanfaatan video pembelajaran

(Pengoperasian dan penggunaan perangkat video pembelajaran)

Sesuai Belum Sesuai

Evaluasi

Pembelajaran Ulang

Page 47: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disalikan, tempat

penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya pada

Progam Teknik Bangunan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan

telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian

direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009. adapun

perinciannya adalah sebagai berikut :

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan tahun 2009 Februari Maret April Mei Juli Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Pengajuan judul Pra proposal Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Perijinan penelitian Pelaksanaan Analisi data Penyusunan laporan

Page 48: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif karena

berusaha mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian

deskriptif tunggal terpancang, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan

melihat berbagai permasalahan yang ada secara menyeluruh dan mempelajari

berbagai variabel dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti

melihat berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan yang utuh.

C. Sumber Data

Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan digali dari

beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian

ini antara lain:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber-

sumber terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan

wawancara langsung dengan responden penelitian, antara lain:

a. Guru kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5

Surakarta dan juga nara sumber lain yang dapat mendukung

tersusunnya skripsi ini.

b. Siwa kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5

Surakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, dan

bersifat mendukung data-data primer. Data sekunder diperoleh dengan jalan

mempelajari, membaca dan mencatat buku-buku, serta lampiran-lampiran serta

laporan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

Page 49: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive

Sampling yang merupakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif

dengan menggunakan keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya,

dan lain-lain.

Peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu tentang

permasalahan yang akan diteliti, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam

memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai

“Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa

keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang

muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada

informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa

jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini

adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,

tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang

sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga

informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan

kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan

informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan

pandangan mereka terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi di SMK Negeri 5

pada Program Studi Teknik Bangunan Gedung. Teknik ini akan dilakukan pada

semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh

akan lebih valid.

Page 50: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Untuk melebih mengarahkan jalannya wawancara mendalam terhadap

masing-masing responden, maka daftar pertanyaan yang akan diajukan mengacu

pada indikator sebagai berikut:

a. Penggunaan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa .

b. Cara belajar siswa dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber

belajar.

c. Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai bahan ajar bagi guru.

2. Observasi Langsung

Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan

pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan

yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung

dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan

Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa kelas1 di SMK

Negeri 5 Surakarta khususnya program studi Teknik Bangunan kelas 1.

Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali

dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Menurut Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen

adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk

mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

dengan melihat atau meneliti dokumen”.

F. Validitas Data

Teknik pengembangan validitas data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif yaitu teknik triangulasi, dimana untuk menarik kesimpulan yang relevan

dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam

triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam

penelitian, yaitu:

1 Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa

Page 51: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada Pemanfaatan teknologi

informasi sebagai sumber belajar bagi siswa

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

Gambar 2. Teknik Triangulasi Data (Sumber)

2 Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai

sumber secara mandiri. Selain itu data base akan dikembangkan dan disimpan

agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya

verifikasi.

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)

Gambar 3. Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informan adalah Guru dan

siswa kelas 1 di SMK Negeri 5 Surakarta. Untuk keabsahan (validasi) data

dilakukan dengan mengcross check masing-masing hasil wawancara, sehingga

diperoleh suatu kesimpulan penelitian berdasarkan sumber-sumber yang dianggap

berkompeten dalam penelitian.

Wawancara

Informan 1

Informan 2

Informan 3

Data

Data

Wawancara

Observasi

Content analisis

Aktivitas

Dokumen/ arsip

Informan

Atau :

Tafsir data Peneliti 2

Peneliti 3

Peneliti 1

Data

Page 52: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

P en gum pula n D ata

R eduk si D a ta S aj ia n D ata

K esim pu la n

G. Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar

kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan

dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam

model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk

interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam

melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen

analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih

berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis

tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan

menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan

skema sebagai berikut:

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

Gambar 4. Proses Analisis Interaktif

Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang

masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang

dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau

verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan

antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena

sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian

menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan

pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap

Page 53: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan

kemudian oleh keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi studi

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan akan direncanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas

Sebelas Maret dan SMK Negeri 5 Surakarta.

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data

dan penyusunan jadwal kegiatan secara rinci.

c. Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat

mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara

mendalam, dan mencatat dokumen.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul

dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data

yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan

pemantapan data pada pengumpulan data berikutnya.

c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan

memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka

pikir.

3. Analisis Data

a. Melakukan analisis awal.

b. Mengembangkan bentuk sajian data.

c. Melakukan analisis.

d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data.

e. Melakukan analisis antar kasus.

Page 54: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

f. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

Page 55: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

I. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disajikan, tempat

penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta khususnya kelas 1 pada

Progam Teknik Konstruksi Bangunan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan

telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian

direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2010. adapun

perinciannya adalah sebagai berikut :

a. Pengajuan Judul pada tanggal 10 Agustus 2008

b. Praproposal pada tanggal 24 Februari 2009

c. Proposal pada tanggal 2 November 2009

d. Seminar Proposal pada tanggal 29 Desember 2009

e. Revisi Proposal pada tanggal 30 Desember 2009

f. Perijinan Penelitian pada tanggal 26 Januari 2010

g. Pelaksanaan pada tanggal 27 Januari- 29 April 2010

h. Analisis Data pada tanggal 25 April – 7 Juli 2010

i. Penyusunan Laporan pada tanggal 25 April – 20 November 2010

j. Ujian Skripsi pada tanggal 2 Desember 2010

Page 56: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian

dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut.

C Populasi, Sampel dan Sumber Data

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri

2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. yang terdiri dari tiga kelas dengan perincian

sebagai berikut: kelas 1 TGB sebanyak 35 peserta didik, kelas 1 TKK sebanyak

25 peserta didik, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik, sehingga jumlah

keseluruhan 95 peserta didik.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Karena populasinya

bersifat Homogen, maka dalam penelitian ini sample yang digunakan dengan

koresponden terbanyak yaitu kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari :

a) Wakil Kepala Sekolah I bidang kurikulum (WKS 1) SMKN 2

Surakarta..

b) Ketua Program Keahlian Teknik bangunan SMKN 2 Surakarta..

c) Guru pengampu mata pelajaran/diklat Praktek Batu Program Keahlian

Teknik bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.

d) Peserta didik kelas 1 TKB Program Keahlian Teknik bangunan tahun

ajaran 2009/2010 SMKN 2 Surakarta.

e) Pakar (ahli) Multimedia yang ahli dibidang Video CD Pembelajaran.

Selain dari hasil wawancara sumber data lainnya juga diambil dari

pengamatan/observasi peneliti dilokasi penelitian saat proses pembelajaran

Page 57: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggunakan media pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Penelitian

dilaksanakan dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara pada setiap

sumber utamanya.

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yang kemudian dianalisis. Adapun teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara :

1. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau atau lebih

secara langsung. Jenis wawancara ada dua yaitu tak terpimpin (tak berstruktur, tak

sistematis) dan terpimpin (berstruktur, sistematis). Sehingga dalam penelitian ini

peneliti lebih cenderung mengunakan wawancara terpimpin karena peneliti

nantinya akan menggunakan pertanyaan yang sistematis sehingga mudah diolah

kembali dan pemecahan masalahnya lebih mudah.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang komplek, yang

tesusun dari proses biologik dan psikologik. Dalam menggunakan teknik

observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Menurut H.B Sutopo (2007),

observasi dibagi menjadi dua yaitu “Observasi secara langsung maupun tidak

langsung”. observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara

langsung. Dimana peneliti secara langsung melakukan observasi terhadap

aktivitas subjek dan kondisi lingkungan penelitian selama penelitian berlangsung

baik secara formal maupun informal.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Digunakan untuk melengkapi data yang

diperoleh dari hasil wawancara dan observasi agar data yang diperoleh menjadi

Page 58: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

benar-benar valid, karena sumber data yang berupa dokumen merupakan sumber

data yang stabil, kaya dan bersifat alamiah karena sesuai dengan konteks lahiriah.

E Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pedoman wawancara dan pedoman observasi yang disesuaikan dengan

karakteristik data yang akan dikumpulkan.

F Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif. Deskriptif

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau

menggambarkan data dengan kata-kata dengan sejelas-jelasnya yang mana data

telah terkumpul sebagaimana adanya atau bisa juga diartikan untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

G Perencanaan Desain Produk

Dalam penelitian ini diperlukan prosedur kerja yang sistematis dan terarah

sehingga diharapkan Perencanaan Desain Produk dapat terencana dengan baik.

Prosedur kerja yang sistematis tersebut dapat digambarkan dalam alur

pengembangan seperti berikut :

Page 59: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan

Rev

isi

Rev

isi

Pengkajian Penggunaan Media

Pengkajian Bentuk Media Video Pembelajaran

Pengkajian Perangkat Pembuat Media

Pembuatan Story Board

Pengumpulan Objek Pendukung Media

Perancangan Video Pembelajaran

Pembuatan Video Pembelajaran

Uji coba

Pengumpulan Data

Analisis Data

Rev

isi

Start

End

Review Ahli instruksional

pembelajaran

Review Ahli media

pembelajaran

Konsultasi Dosen Pembimbing

Page 60: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Bentuk Media, Perangkat Media dan Pengkajian Penggunaan Media

Ketiga kegiatan merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa

dilakukan secara terpisah. Pemilihan materi merupakan kegiatan menentukan

topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Pemilihan

materi meliputi kegiatan mengetahui kurikulum yang berlaku, membuat peta

materi berdasarkan kurikulum, dan membuat garis–garis besar isi program

pembelajaran (GBIPP). GBIPP sekurang–kurangnya berisi kompetensi dasar,

materi pokok, indikator pencapaian hasil, latihan dan tes, judul file, nomor kode,

teks materi, audio/suara, gambar/foto, animasi, video, dan daftar pustaka.. Untuk

itu perlu ditetapkan siapa penggunanya (user). Dan juga menentukan perangkat

pembuat media. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran

tersebut baik atau tidak. Pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah

peserta didik Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang

menempuh Pelajaran Praktek batu.

c. Membuat Story Board

Tahapan ini menentukan konsep dari video pembelajaran yang akan

dibuat. Tampilan awal sampai akhir dirancang dengan rapi, sehingga

memudahkan pengguna dalam mencerna materi yang dibahas. Selain itu, pada

tahapan ini dianalisis tujuan dari pembuatan video pembelajaran ini. Tujuan

ditentukan berdasarkan materi ajar beserta SAP materi yang akan diajarkan,

selanjutnya menentukan objek multimedia yang akan digunakan, serta

menentukan bentuk atau hasil video pembelajaran yang diinginkan.

d. Pengumpulan Objek Pendukung Media

Tahapan pengumpulan objek yang akan digunakan berdasarkan konsep

dan rancangan. Pada tahapan ini pengumpulan objek dapat dilakukan berupa:

1) Pembuatan Teks

2) Pengumpulan/Koleksi Teks Materi yang akan disampaikan

3) Pengambilan gambar

4) Pengumpulan suara dan Penganimasian

Page 61: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

e. Perancangan Video Pembelajaran

Dalam perancangan video pembelajaran ini, ada 3 tahapan yang dilalui

yakni :

a. Membuat Rekaman

b. Mengedit Rekaman

c. Produksi hasil Rekaman.

f. Uji Coba

a. Desain Uji Coba

Ada 8 tahapan dalam uji coba produk :

1) Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli

perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk

mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses

validasi ini disebut dengan Expert Judgement.

2) Analisis konseptual

3) Revisi I

4) Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap

kelompok kecil sebagai pengguna produk.

5) Revisi II

6) Uji Coba Lapangan (field testing)

7) Telaah Uji Lapangan

8) Produk Akhir dan Diseminasi

b. Subyek Uji Coba.

Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara

memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih sample, yaitu :

1) Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan

ruang lingkup dan tahapan penelitian pengembangan.

2) Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan

dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli

perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.

Page 62: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3) Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal

(preliminary field test).

c. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan

data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan

dikumpulkan dan responden penelitian.

1) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada.

Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup

validitas, kehandalan (reliabilitas).

3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti, oleh karena itu

perlu kejelasan prosedur pengembangannya.

d. Revisi Produk

1) Simpulan yang ditarik dari hasil analisis data uji coba menjelaskan

produk yang diuji cobakan sebagai dasar pengambilan keputusan

apakah model atau produk yang dihasilkan perlu direvisi atau tidak.

2) Pengambilan keputusan untuk mengadakan revisi model atau produk

perlu disertai dengan dukungan/ pembenaran bahwa setelah direvisi

model atau produk itu akan lebih baik, lebih efektif, efisien, lebih

menarik, dan lebih mudah bagi pemakai.

3) Komponen-komponen yang perlu dan akan direvisi hendaknya

dikemukakan secara jelas dan rinci.

e. Expert Judgement

Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: 1) Diskusi

Kelompok (group discussion), dan 2) Teknik Delphi.

1) Group discussion, adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para

pakar (ahli) untuk mengidentifikasi masalah analisis penyebab

masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah, dan

mengusulkan berbagai alternative pemecahan masalah dengan

mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi

Page 63: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kelompok terjadi curah pendapat (brain storming) diantara para ahli

dalam perancangan model atau produk. Mereka mengutarakan

pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

2) Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus

diantara para pakar melalui pendekatan intuitif.

g. Evaluasi atau Revisi

Setelah aplikasi diujicoba (testing), maka akan terlihat adanya

kekurangan dan kesalahan dalam program aplikasi tersebut. Oleh karena itu, pada

tahap evaluasi ini maka program mengalami penyempurnaan dan perbaikan.

Setelah sesuai dengan yang diinginkan, maka program dikemas dalam suatu

media penyimpanan yang memadai, karena program yang dibuat terdiri dari

banyak file dan mempunyai ukuran yang sangat besar.

7. Validitas Desain

Uji ahli/ validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan

terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur

ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Maka dalam

vailiditas desain media pembelajaran harus memenuhi 3 aspek penting yaitu :

a. Aspek Media

b. Aspek Substansi

c. Aspek Instruksional

Page 64: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bentuk Video Pembelajaran

Bentuk dari media yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa

Video CD pembelajaran. Sarana Video CD Pembelajaran ini terdiri dari beberapa

elemen yang berupa teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Produk

dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan

sederhana dalam pengoperasiannya. Video CD Pembelajaran adalah suatu media

yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang

berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip

pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik dapat

menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik

Sesuai dengan bagan alur prosedur pengembangan maka hal pertama yang

dilakukan sebelum perancangan video pembelajaran adalah pengkajian atau

pemilihan materi atau mata pelajaran yang nantinya akan disampaikan kepada

pengguna yaitu peserta didik. Pemilihan materi ini meliputi kegiatan sesuai

SK/KD/kurikulum yang berlaku disekolah. Penelitian ini mengambil kompentensi

pemasangan tembok ikatan ½ bata, hal ini disesuaikan dengan jadwal materi yang

akan diberikan.

a. Pembuatan Storyboard

Storyboard adalah sebuah penggambaran jalan cerita sesuai dengan isi

cerita dan berisi tentang pengambilan sudut gambar, pengisian suara, serta efek-

efek khusus, dimana penggambaran jalan cerita berbentuk potongan gambar yang

disertai penjelasan alur cerita. Fungsi dari storyboard adalah menterjemahkan isi

skenario secara visual atau penggambaran video secara singkat. Sedangkan tujuan

pembuatan storyboard ini antara lain adalah untuk melihat tata urutan peristiwa

yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot). Disamping itu

untuk melihat kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya sudah lancar. Sesuai

dengan storyboar yang telah direncanakan secara garis besar isi dari media video

pembelajaran ini data dibagi kedalam 2 (dua) bagian, yakni :

Page 65: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1) Sesi I adalah Sesi pembukaan (opening) dan persiapan alat, dalam

bagian ini akan dijelaskan tentang semua peralatan dan bahan yang

dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu.

2) Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat

(4) sesi yaitu:

a) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan.

b) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk L atau bentuk siku.

c) Pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk T dan

d) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang.

b. Pengumpulan Objek Rancangan

Tahapan pengumpulan objek yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam tahapan

pengumpulan objek ini, dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

1) Pembuatan Teks.

Pembuatan teks dalam perancangan video pembelajaran ini digunakan

untuk pembuatan materi pembelajaran dan pemberian petunjuk penjelas gambar.

Proses pembuatan teks ini menggunakan title pada program Ulied Video

Studio.dan Adobe Premiere Pro 2.0.

2) Pengumpulan/ Koleksi Teks Materi

Pengumpulan teks dari materi pokok yaitu pada mata pelajaran praktek

batu (pemasangan ikatan tembok ½ bata) kelas 1 Teknik Konstruksi Bangunan

dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni :

a) Sesi pebukaan/opening berisi penjelasan persiapan alat dan bahan yang

dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu

b) Kopetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk bentangan, bentuk L atau

siku, bentuk T dan bentuk silang.

Materi yang ada pada video ini diambil dari sumber buku Memasang

konstruksi batu bata yang disusun oleh tim fakultas teknik Unifersitas Negeri

Yokyakarta.

Page 66: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3) Pembuatan Grafis.

Dalam pembuatan title yang berupa teks dan diberikan beberapa efek

animasi yang sederhana dengan menggunakan corel drow X3.

4) Pengambilan Gambar.

Dalam proses perancangan video pembelajaran ini, pengambilan gambar

berupa rekaman yang diambil dari aktivitas yang berlangsung didalam layar

monitor. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi Ulied Video Studio

.dan Adobe Premiere Pro 2.0.untuk menggambar pasangan bata.

5) Pengumpulan Suara.

Proses perekaman suara dalam video ini menggunakan software Ulied

Video Studio. Suara pengarah dalam video ini berasal dari peneliti sendiri.

6) Penganimasian.

Seluruh pengeditan video pembelajaran ini menggunakan software Ulied

Video Studio, Adobe Premiere 2.0 dan Corel Draw X3.

c. Hasil Rancangan Produk

Sesuai dengan storyboard yang telah direncanakan, secara garis besar,

isi dari video pembelajaran ini dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tahapan, yaitu :

1) Membuat Rekaman.

Merupakan proses perekaman dari aktifitas yang berlangsung praktek

pembuatan pasangan ikatan tembok ½ bata yang diperankan oleh peneliti. Dari

perekaman video ini diperoleh data mentah yang masih bersifat pasif, artinya data

mentah sehingga masih perlu diolah.

2) Mengedit Rekaman

Video hasil rekaman yang mentah dan berdurasi panjang perlu adanya

proses pengeditan. Kegiatan editing ini meliputi mengimpor file video atau

memasukkan animasi lain ke dalam library, membuang beberapa klip yang tidak

dipakai, membagi video dalam beberapa klip, dan sebagainya. Semuanya

dilakukan dalam fitur pengeditan dan penambahan efek yang tersedia pada

software Ulied Video Studio10.

Page 67: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3) Produksi Rekaman

Meruakan langkah akhir dalam proses editing telah selesai dengan

seurna.Proses produksi ini bertujuan untuk menghasilkan video yang bias

dinikmati dalam berbagai media dan kebutuhan pada penelitian ini hanya akan

dibahas proses produksi rekaman kedalam format AVI.

Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD

Untuk memperjelas isi dari video pembelajaran Pemasangan Ikatan

Tembok Setengah Bata (Cone Penetration Test), berikut saya sajikan gambar

tampilan (screen picture) dari awal sampai dengan akhir dari video ini.

a) Opening

Dalam bagian opening ini ditampilkan beberapa animasi yang terdiri dari :

(1) Klip special yakni Bars and Tone dan Universal Counting Leader.

Gambar 6. Bars and Tone

Page 68: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 7. Universal Counting Leader

(2) Sekilas gambaran kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A.

Yani 200A, Pabelan, Surakarta.

Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A,

Pabelan, Surakarta.

Page 69: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(3) Gambaran awal tentang proses pemasangan ikatan tembok setengah

bata (Cone Penetration Test) yang menjelaskan tentang proses

pembuatan spesi, pemasangan tembok ikatan setengah bata.

Gambar 9. Judul video pembelajaran

Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test

b) Persiapan Alat.

Dalam tahap persiapan alat ini dijelaskan tentang semua alat serta bahan-

bahan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½ bata. Peralatan yang

digunakan adalah : ember, sekop dan cangkul, penyaring pasir, bendrat, paku dan

bak spesi, sendok spesi, benang, meteran, pensil, selang, water pass, pemadat

Page 70: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

spesi, line bobbins, palu, unting-untingan. Bahan yang digunakan antara lain :

batu bata, pasir, semen, kapur, air.

Berikut adalah tampilan gambar dari bahan pemasangan tembok setengah

bata :

Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan

Gambar 12. Batu bata dan Pasir

Gambar 13. Semen dan Kapur

Page 71: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berikut ini adalah tampilan gambar dari alat pemasangan tembok setengah

bata :

Gambar 14. Sekop dan Cangkul

Gambar 15. Penyaring Pasir

Gambar 16. Sendok Spesi

Page 72: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c) Langkah Kerja Pengujian

Pada umumnya untuk membuat suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan

sebagainya dipakai bahan batu bata, walaupun untuk saat sekarang banyak juga

dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya sederhana, sedangkan

kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada pembuatan batubata, sehingga

untuk ukuran saja mempunyai variasi yang cukup besar, bukan saja karena dari

daerah asal yang berbeda bahkan untuk pembuatan dalam satu tempat pemrosesan

saja bisa mempunyai ukuran yang berbeda-beda pula.

Sebelum proses pemasangan batu bata kita perlu siapkan adonan spesi

terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah pembuatan adonan spesi

(1) Menentukan Standar Pasangan

Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata

(2) Menentukan perbandingan campuran Spesi

Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi

Page 73: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi

Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat (4)

sesi yaitu :

(1) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan.

Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk Bentangan

Page 74: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan

Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan

½ Bata Bentuk Bentangan

Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk Bentangan

Page 75: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan

(2) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku.

Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk L atau Bentuk Siku

Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata

Bentuk L atau Bentuk Siku

Page 76: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan

½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku

Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua

Bentuk L atau Bentuk Siku

Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk L atau Bentuk Siku

Page 77: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(3) Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T

Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T

Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T

Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga

Page 78: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T

Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T

Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T

(4) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)

Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk Silang (X)

Page 79: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang

Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½

Bata Bentuk Silang (X)

Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua

Bentuk Silang (X)

Page 80: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)

2. Pemanfaatan Video Pembelajaran

a. Cara pengorerasian Media Video Pembelajaran

Produk dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah

digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. Perangkat lunak (software)

yang biasa digunakan untuk memutar/ menjalankan video ini adalah CyberLink

PowerDVD atau dengan DVD Player. Perangkat lunak ini mudah didapatkan dan

sudah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Selain CyberLink PowerDVD

masih ada banyak perangkat lunak lain yang bisa digunakan untuk memutar /

menjalankan video pembelajaran ini, diantaranya yaitu Windows Media Player

GOM Player, Winamp, Jet Audio, dan masih banyak program lainnya yang ada

pada (software) pada komputer.

Pertama, cara pengoperasian dari menggunakan DVD Player, yang

pertama siapkan Televisi dan Player DVD kemudian masukkan kaset DVD.

Kedua Sesudah terlihat tampilan menu pada layar televisi, tekan play atau pilih

menu yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tekan Pause untuk menghetikan

tampilan sesaat yang berupa gambar diam atau tekan stop untuk mengakhiri video

tersebut.

Kedua, cara pengoperasian dengan menggunakan PC atau komputerdan

monitor, yang pertama klik desktop lalu klik CyberLink PowerDVD atau program

windows media player yang lainnya untuk digunakan. Kemudian klik play atau

Page 81: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pilih menu yang tersaji dalam layar monitor lalu klik salah satu tamilan yang

diinginkan pengguna atau klik play yang ada menu tampilan.

Menu yang digunakan dalam CyberLink PowerDVD6 yaitu :

1) Play untuk memulai video

2) Stop untuk mematikan video

3) Pause untuk menghentikan tampilan

4) Next untuk melihat tampilan selanjutnya

5) Previous untuk melihat tampilan sebelumnya

6) Step forward untuk mempercepat tampilan

7) Stepbackward untuk memperlambat tampilan dan lainnya.

b. Perangkat Media Video Pembelajaran

Dalam penelitian ini perangkat-perangkat yang digunakan berbentuk

hardware dan software berbasis multimedia.

1) Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia

i) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS)

j) DDR Kingstone, min. 2 GB

k) VGA 512 MB

l) Sound Card

m) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel

n) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard

o) Speaker Active

p) HD Camcorder

2) Software yang digunakan:

a) Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi

b) Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3.

c) Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara

Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik

kelas 1 Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh

Pelajaran Praktek Batu pada kompetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata.

Page 82: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

c. Pengkajian Penggunaan Media

Kegiatan diatas yakni Pengkajian Materi, Perangkat Media dan Pengkajian

Penggunaan Media merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan

secara terpisah, maka harus dilakukan secara beruntun se-belum merancang

sebuah video pembelajaran. Dalam menentukan perangkat pembuat media ini

sangat penting mengingat kalau nanti sudah masuk kedalam software Ulied Video

Studi 10 kalau minimum tidak memenuhi standar diatas terutama untuk

hardwarenya maka pada waktu perekaman software Adobe Premiere Pro 2.0 dan

Corel Draw X3 akan menjadi sangat lambat prosesnya sehingga akan berdampak

pada proses pembuatan video.

Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik

kelas X Program Konstruksi Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh

Pelajaran Praktek batu pada kompetensi Memasang pasangan ikatan tembok ½

bata.

Ketiga kegiatan diatas yakni, Perangkat Media, Pengkajian

Pengerasian/penggunaan dan Pengkajian Materi Media merupakan hal yang saling

berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah, maka harus dilakukan secara

beruntun sebelum merancang sebuah video pembelajaran.

3. Hasil Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba produk

bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau

tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat

mencapai sasaran dan tujuan. (H B Sutopo 2007)

Produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran

(instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba

dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil

sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing). Dengan uji coba,

kualitas Produk yang dikembangkan betul- teruji secara empiris.

Page 83: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a. Uji Ahli /Validasi

Uji ahli/validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan

terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur

ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Jadi setelah hasil

perancangan video pembelajaran sudah selesai sebelum hasil itu diujicobakan

pada peserta didik, maka peneliti menunjuk responden para ahli perancangan

model atau produk. Para ahli perancangan model atau produk dalam penelitian ini

melibatkan 3 (tiga) ahli pembelajaran yakni, ahli Media, ahli Subtansi dan ahli

Instruksional. kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan

masukan untuk perbaikan produk yang dihasilkan peneliti. Proses ini disebut

dengan Expert Judgement. (H B Sutopo 2007)

Namun sebelumnya peneliti memberikan butir-butir instrumen (berupa

indikator-indikator untuk setiap 3 aspek diatas) kepada para ahli berdasarkan

variabel yang akan diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Peneliti

mengirimkan hasil perancangan video dan butir-butir instrumen itu pada putaran

pertama kepada para ahli dan membuat janji untuk mengadakan wawancara,

selanjutnya pada pertemuan yang telah disepakati peneliti mengadakan

wawancara dengan cara Diskusi Kelompok (group discussion) yaitu suatu proses

diskusi yang melibatkan para ahli untuk mengidentifikasi masalah, analisis

penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah dan mengusulkan

berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya

yang tersedia. dengan para ahli untuk mememinta pendapat para ahli mengenai

hasil perancangan video yang telah dibuat sesuai dengan bidang keahlian masing-

masing. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai consensus

dalam memberikan jawaban tentang rancangan suatu produk. Dengan face-to-face

contact, peneliti dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah

diberikan.

Setelah pertemuan tersebut peneliti menganalisis dan mereview hasil

diskusi para ahli yang telah mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang

keahlian mereka masing-masing. Berikutnya hasil review pada putaran pertama

dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Jumlah

Page 84: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

putaran tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan

tercapainya produk yang layak digunakan.

1) Review Ahli Media Pembelajaran

Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli

media pembelajaran. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media

pembelajaran dari guru SMK Negeri 2 Surakarta, yakni Bapak Suhardi, S.Pd.

Pada review yang pertama, aspek yang diamati adalah pada aspek media. Pada

aspek media, indikator program yang dinilai meliputi:

a) Aspek rekayasa perangkat lunak

(1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media

pembelajaran.

(2) Reliabel (handal).

(3) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah).

(4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya).

(5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan.

(6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di

berbagai hardware dan software yang ada).

(7) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam

eksekusi.

(8) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi:

petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas,

terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan

alur kerja program).

(9) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat

dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran

lain).

b) Aspek Komunikasi Visual

(1) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan

keinginan sasaran.

(2) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan.

(3) Sederhana dan memikat.

Page 85: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(4) Audio (narasi, sound effect, backsound, musik).

(5) Visual (layout design, typography, warna).

(6) Media bergerak (animasi, movie).

(7) Layout Interactive (ikon navigasi).

Dari hasil pengujian yang pertama, yakni Bapak Drs. Wahyu Purwadi.

yang selaku ahli media setelah melihat dan mengamati hasil produk atau video

yang telah saya buat, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut:

Pertama, Bentuk dari media pembelajaran tersebut mudah dipahami karena berbentuk video CD dimana peralatan yang digunakan mudah didapatkan dan cara penggunaannya mudah. Kedua, Cara pengoperasian video juga sederhana sehingga guru atau siswa bisa mengaplikasikan/ mengorasikan media tersebut. Ketiga,. materi video ini kurang efektif karena materinya ada yang kurang atau tidak ada dalam tamilan video, sehingga perlu diperbaiki lagi dalam materinya. Keempat, Volume suara musik terlalu keras seharusnya saat ada suara orang yang menjelaskan volume suara videonya dikecilkan agar apa yang ingin disampaikan bisa ditangkap oleh orang yang melihatnya atau pengguna produk. Sehingga kesimpulannya: yang jelas kalau dari saya melihat video itu

belum memenuhi sebagai video pembelajaran.tambahnya

Untuk masukannya, Pertama jadi yang namanya video itu proses

pembuatnya yang pertama harus urut silabus dan RPP, kemudian dari RPP

itu dikembangkan menjadi skenario dari video atau skrip video kemudian

dari skrip ada storyboard, dimana didalam storyboard ada sinopsis dan

ada treatmen sehingga orang atau audien yang akan mendengarkan melihat

suatu video pembelajaran bisa mengetahui maksud dari video tersebut.

Kedua perlu disertakan rencana pelaksanaan pembelajarannya untuk

mengetahui dimana dalam skenario RPP itu membutuhkan media video ini

kalau itu djadikan sebagai kolaborasi.

(Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/ 15 Februari 2010/09.45-10.13 Wib.)

Sedangkan pada pengujian kedua, beliau mengutarakan pendapatnya

sebagai berikut:

Bapak Drs. Wahyu Purwadi. setelah melihat hasil revisi hanya

mengomentari : Bahwa media Video pembelajaran ini sudah cukup baik, hanya

Page 86: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

saja agar pengguna bisa lebih mudah menggunakan produk ini maka perlu

mengkopi dalam bentuk kaset DVD agar siswa juga dapat menontonnya dirumah

sebagai media pendukung belajarnya. Di SMK Negeri 2 Surakarta sudah

menggunakan video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dalam

menggunakan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan laptop

beserta LCD dalam mengajar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam

penggunaan video sebagai media pembelajaran adalah terbatasnya sarana dan

prasarana tersebut.

(Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/20 Februari 2010/09.45-10.30 Wib.)

2) Review Ahli Instruksional Pembelajaran

Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli

subtansi sekaligus sebagai ahli Instruksional pembelajaran. Dalam review

penelitian ini kami percayakan kepada ahli dari lingkup guru SMK Negeri 2

Surakarta sendiri, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Beliau selaku guru mata

pelajaran/diklat praktek batu kelas 1 program keahlian bangunan dan sekaligus

sebagai Ketua Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada aspek

subtansi indikator program yang dinilai meliputi :

a) Kebenaran Konsep

(1) Tidak ada aspek yang menyimpang.

(2) Kelogisan dan sistematika uraian.

(3) Kesesuaian Materi dengan Silabi atau Kurikulum.

b) Keterlaksanaan

(1) Dapat digunakan dengan mudah.

(2) Sesuai dengan kompetensi dasar.

(3) Kesesuaian dengan jenis kegiatan yang digunakan.

Sedangkan pada aspek instruksional, indikator program yang dinilai

meliputi :

1. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis).

2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/ KD/ Kurikulum.

3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.

Page 87: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.

5. Interaktivitas.

6. Pemberian motivasi belajar.

7. Kontekstualitas dan aktualitas.

8. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.

9. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.

10. Kedalaman materi.

11. Kemudahan untuk dipahami.

12. Sistematis, runut, alur logika jelas.

13. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan.

14. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.

15. Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi.

16. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.

Dari hasil diskusi, setelah melihat video pembelajaran itu beliau

mengutarakan pendapatnya dalam pengujian pertama sebagai berikut :

Dengan adanya penggunaan media Video ini :Pertama, Diharapkan kedepannya nanti peserta didik akan lebih tertarik dengan media itu. Karena penggunaannya lebih mudah dan praktis baik untuk secara penyampaian dari guru Kedua, Media Video pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Ketiga, Untuk kedepannya dengan adanya video pembelajaran seperti ini, diharapkan guru-guru program keahlian bangunan bisa menggunakan video pembelajaran yang serupa sebagai kolaborasi dalam proses pembelajaran. Keempat, Sedangkan kekurangan dari media Video Pembelajaran ini adalah :Pertama, pada suaranya, dimana tidak semua siswa bisa mendengar dengan jelas. Kedua, Alokasi waktu dalam video ini terlalu singkat. (Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 21 Februari 2010/10.11-10.26 Wib)

Dari hasil revisi, pada pengujian kedua untuk Bapak Suhardi, S.Pd selaku

ahli Subtansi dan Instruksional mengeluarnya pendapatnya sebagai berikut :

Pertama, saat ditanya mengenai aspek subtansi untuk butir A yaitu kebenaran konsep beliau mengatakan “kaitannya dengan media pembelajaran dengan mengunakan Video CD Pembelajaran materinya

Page 88: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sudah sesuai dengan materi memasang pasangan ikatan tembok ½ bata yang ada di SMK khususnya untuk praktek batu, disamping itu materinya juga sudah sistematis sesuai dengan urutan materi sehingga nanti peserta didik mudah untuk menerima penjelasan dari Video CD itu, ditambah lagi kalau dikaitkan dengan silabi atau kurikulum juga sudah mewakili khususnya untuk kurikulum Spektrum.” Tapi untuk butir B yaitu keterlaksanaan, beliau hanya menambahkan

“Saya kira nanti bisa dikombinasikan dalam artian Video CD

Pembelajaran nanti kita gunakan, kalaupun nanti ada yang harus dijelaskan

secara manual, saya kira nanti bisa untuk media Camtasia ini bisa untuk

membantu proses penggambaran kususnya untuk gambar teknik dasar.”

Aspek Kedua, yaitu aspek instruksional dimana untuk media Video CD Pembelajaran ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevansi tujuan pembelajaran dengan standar kompetensi yang ada.

(Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 10 Mei 2010/08.41-09.17 Wib.)

b. Revisi I

1) Uji coba Pertama

a) Ahli Media

(1) Media berbentuk Video CD Pembelajaran ini mudah dimengerti.

(2) Video belum efektif karena materinya ada yang kurang.

(3) Pengoperasian/ penggunaan media video CD pembelajaran sangat

mudah.

(4) Suaranya kurang jelas karena volume musik penghantar terlalu besar

(5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mengetahui

dimana video ini digunakan dalam proses pembelajaran jika video ini

digunakan sebagai kolaborasi.

(6) Membuat Storyboard untuk mengetahui gambaran jalan cerita

berbentuk potongan gambar yang disertai penjelasan alur cerita dan

berisi tentang pengambilan sudut gambar pengisian suara serta efek

khusus dalam sebuah video.

b) Ahli Subtansi dan Instruksional

(1) Suaranya kurang jelas jika didengar dari belakang

(2) Gambar sudah cukup baik agar siswa termotivasi dan semakin tertarik

terhadap video CD Pembelajaran

Page 89: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(3) Pengoperasian/ penggunaan media ini mudah

(4) Untuk setiap materi yang disampaikan/ditayangkan harus dibagi-bagi

menjadi beberapa sesi agar tidak terlalu panjang dan membosankan.

2) Uji coba Kedua

a) Ahli Media

Dalam uji coba kedua ini tinggal Pemaketan program media pembelajaran

terpadu agar mudah dalam eksekusi sehingga pengguna bisa lebih mudah

menggunakan produk Video CD Pembelajaran ini.

b) Ahli Subtansi dan Instruksional

Untuk media pembelajaran dengan Video ini sebagian sudah cukup sesuai

dengan aspek subtansi dan Intruksional, kedepannya hanya tinggal

penyempurnaannya saja.

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para ahli media

pembelajaran dan peneliti mengetahui kelemahan-kelemahan deasain produknya,

tahap selanjutnya peneliti mencoba untuk mengurangi kelemahan-kelemahan

tersebut dengan cara memperbaiki desain.

c. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap

kelompok kecil sebagai pengguna produk.

Setelah desain produk divalidasi dan direvisi, selanjutnya desain produk

tersebut diuji cobakan kepada beberapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2

Surakarta dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kecendrungan

peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan

masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

dibutuhkan peneliti. (H B Sutopo. 2007)

Dari hasil purposive sampling peneliti menetapkan 5 anak dari 35 sampel

untuk uji coba kelompok kecil atau uji coba terbatas ini yaitu Rama Priya Utama,

Prasetyo Anggri W, Aditya Kurniawan, Sudarsono dan Dikey Dewanta. Dari

kelima peserta didik tersebut yang peneliti ambil wawancaranya dan digunakan

dalam penelitian ini adalalah Rama Priya Utama, Prasetyo Anggri W, Aditya

Kurniawan. Pengujian kelompok kecil atau uji coba terbatas ini bertujuan untuk

Page 90: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mendapatkan informasi kelayakan daripada desain produk atau media

pembelajaran yang telah dihasilkan peneliti. Dan pengujian ini dilakukan sebagai

tahap awal sebelum uji coba Lapangan (field testing) dalam hal ini dikelas. Dari

hasil wawancara yang peneliti himpun hasilnya sebagai berikut :

1) Menurut siswa yang bernama Rama Priya Utama Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :

Pertama, Praktek batu adalah mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan, biasanya kalau untuk tugas-tugas menggambar pasangan bata bapak guru menggambar didepan, setelah itu diterangkan dan siswa disuruh meyalinnya dibuku tulis masing-masing. Kedua,

dengan adanya video pelajaran Praktek batu semakin menarik, menambah minat siswa untuk belajar karena semakin mudah untuk dipahami, tapi kelemahannya adalah kurang jelas suaranya.

(Rama Priya Utama /Wawancara/ 25 Februari 2010/09.15-09.20 Wib.)

2) Menurut siswa yang bernama Prasetyo Anggri W Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :

Untuk pertama kalinya mata pelajaran Praktek batu menggunakan video pembelajarannya. Dimana video pembelajarannya ini cukup jelas dan mudah diserap materinya serta meningkat waktu sehingga bisa menambah minat belajar. Dengan adanya perkembangan teknologi maka media perlu digunakan. Prasetyo menambahkan, Untuk kekurangannya sendiri videonya kalau didengar kurang begitu jelas suaranya, prosesnya terlalu cepat serta saat menyeting alat-alatnya (kabel, laptop, sound, lcd) terlalu ribet.

(Prasetyo Anggri W /Wawancara/ / 25 Februari 2010/10.15-10.20 Wib.)

3) Menurut siswa yang bernama Aditya Kurniawan. Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :

Dengan adanya video cd pembelajaran pemasangan ikatan tembok ½ bata lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru tidak harus menggambar didepan papan tulis, selain itu materinya lebih mudah dipahami. (Aditya Kurniawan./Wawancara/ 25 Februari 2010/11.30-11.35 Wib.)

Dari hasil wawancara dengan 3 (tiga) peserta didik diatas jelas bahwa

selama ini untuk mata pelajaran Praktek batu belum pernah menggunakan sebuah

media pembelajaran berupa video. Dalam proses pembelajaran selama ini untuk

Page 91: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

penyampaian materi hanya diberikan secukupnya sedangkan untuk setiap tugas-

tugas yang diberikan bapak/ibu guru harus menulis dan menggambar didepan

papan tulis dengan peralatan manual (spidol, sepasang penggaris segitiga, jangka

dan penghapus). Sehingga adanya video pembelajaran ini materi pembelajaran

lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru

tidak harus menggambar didepan papan tulis untuk memberikan tugas-tugas

menggambarnya. Walaupun ada bebepara bagian video yang harus direvisi.

d. Revisi II

Dari hasil wawancara dengan uji coba kelompok kecil atau uji terbatas

ternyata masih ada sebagian kecil dari hasil produk / video yang harus direvisi

yaitu masalah suara yang belum begitu jelas jika didengar, karena volume musik

penghantar terlalu besar dari pada suara pengarah. Selanjutnya peneliti

mengadakan revisi, untuk berikutnya baru diberlakukan pada Uji Coba Lapangan.

e. Uji Coba Lapangan (field testing)

Setelah pengujian pada uji coba kelompok kecil atau uji terbatas terhadap

produk berhasil, maka selanjutnya produk media pembelajaran dengan Video CD

Pembelajaran tersebut diterapkan dalam kondisi nyata yaitu didalam kelas sesuai

dengan sampel yang telah diambil yaitu peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2

Surakarta yang berjumlah 35 orang. Tetapi yang peneliti wawancarai berjumlah 5

orang dengan cara purposive sampling.

Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berukut :

1) Menurut siswa yang bernama Ares Munandar Kelas 1 TKB SMK Negeri 2

Surakarta menyatakan bahwa :

Kelebihan dari video itu bisa di Pause sehingga kalau belum paham bisa diulang lagi/diputar lagi, keterangan dari detail gambar jelas sehingga membuat video itu mudah dipahami. Ares juga menambahkan dalam video itu juga diterangkan dan diberi gambar bagaimana caranya memasang pasangan bata. Saat ditanya untuk keadannya kelas dia mengatakan “ Saat diputar video itu sebagian ada yang ramai dan sebagian ada yang memperhatikan, tetapi saat melihatnya ada antusias dan jika dilihat dari waktunya lebih cepat dari pada yang sebelumnya. Kalau digunakan dalam proses pembelajaran sudah bisa mewakili. (Ares Munandar /Wawancara/27 Februari 2010/09.30-09.35Wib.)

Page 92: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2) Menurut siswa yang bernama Dikey Dewanta Kelas 1 TKB SMK Negeri 2

Surakarta menyatakan bahwa :

Video seperti ini sebelunmya belum ada karena biasanya setiap pelajaran

praktek batu digambar bapak guru dipapan tulis sehingga prosesnya

kadang-kadang tidak kelihatan dan membutuhkan waktu yang lama,

tetapi dengan adanya video ini proses menggambar pasangan ikatan bata

mudah dipahami dalam pembelajaran karena kita bisa melihat langsung

cara-cara memasang pasangan ikatan tembok ½ bata.

Videonya lebih menarik dan cara menyampaikan lebih jelas tetapi kalau prosesnya/waktunya terlalu singkat dan suaranya kurang keras.

(Dikey Dewanta /Wawancara/27 Februari 2010/09.37-09.40Wib.)

3) Menurut siswa yang bernama Dwi Kasih R.W Kelas 1 TKb SMK Negeri 2

Surakarta menyatakan bahwa :

Tanggapanya tentang video itu bagus karena biasanya hanya melihat bapak guru menerangkan didepan papan tulis dan diberi fotokopian tugas. Masukkannya harusnya siswa diberi tahu juga diberi kopian videonya jadi tidak hanya disuruh memperhatikan saja, kekurangan lainnya untuk suaranya kurang jelas. (Dwi Kasih R.W./Wawancara/ 27 Februari 2010/09.40-09.45Wib.)

4) Menurut siswa yang bernama Erwin Dwi Prasetyo Kelas 1 TKB SMK

Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :

Dengan adanya video pembelajaran itu dapat memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya menggambar bisa langsung bisa dilihat dan diketahui prosesnya. Siswa lainnya saat melihat video itu juga lebih aktif dan memperhatikan walaupun ada sebagian yang pasif. Tambahnya “Supaya kualitas videonya ditingkatkan dan tidak hanya praktek pemasangan ikatan bata saja yang dibuat video tapi lainnya juga dibuat seperti itu. (Erwin Dwi Prasetyo /Wawancara/27 Februari 2010/11.30-11.35Wib .)

5) Menurut siswa yang bernama Muhammad Sekti Widi Kelas 1 TKB

SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :

Page 93: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dengan adanya video itu lebih menambah pengetahuan dan lebih jelas lagi dari sebelumnya. Selain itu juga menambah antusias, Karena di video itu menjelaskan tentang proses pembuatan Pamasangan ikatanBata, dimana teman-temannya juga aktif memperhatikan video itu dengan benar. Untuk masukkannya agar video itu kedepannya lebih lama dan lebih baik lagi. (Muhammad Sekti Widi /Wawancara/ 27 Februari 2010/11.35-11.40Wib.)

f. Telaah Uji Lapangan

Dari Uji Coba Lapangan (field testing) diatas menunjukkan bahwa dengan

adanya video pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini ternyata dapat

memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan

lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya praktek bisa

langsung bisa dilihat dan diketahui prosesnya step by step (langkah-demi

langkah). Ditambahkan pula dengan adanya video pembelajaran ini waktunya

juga lebih singkat. Sedangkan untuk hasil observasi, jika dilihat dari videonya

apabila durasi video terlalu panjang dan peneliti tidak bisa mengkolaborasikan

dengan cara yang manual maka peserta didik mulai terasa bosan ini ditunjukkan

dengan sikap atau perilaku mereka seperti, sudah tidak mau memperhatikan,

mulai mengantuk, berbincang-bincang, minta izin kebelakang, minta cepat pulang

dan berbagai alasan lainnya yang menunjukan mereka mulai bosan. Sedangkan

untuk Keadaan dan kondisi ruang kelas juga belum memenuhi persyaratan teknis

karena tiap kelas yang ada sebagian berada ditepi jalan besar atau dekat dengan

jalan sehingga keadaannya selalu bising itu yang membuat konsentrasi peserta

didik tidak terfokus saat mendengarkan suara video selain itu juga keadaan

kelasnya yang selalu mendapatkan pencahayaan yang ekstra sehingga saat

dinyalakan videonya tidak teralu jelas dilihat. Selain itu guru pengampu juga

dituntut optimal dalam proses pembelajaran.

Maka disinilah bagaimana peran guru dalam pengkondisian kelas sangat

dibutuhkan dalam proses kolaborasi media pembelajaran untuk bisa menjaga

ketenangan kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

kolaborasi media Video CD Pembelajaran tersebut. Sehingga media Video CD

Page 94: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran

Praktek Batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Disisi lain sebelum Uji Lapangan, peneliti sempat mengadakan wawancara

dengan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum mengenai hasil daripada produk/ video

yang peneliti buat yang isinya sebagai berikut :

Tanggapan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum.

Menurut bapak Sigit selaku WAKASEK 1 Bagian Kurikulum SMK Negeri 2 Surakarta mengatakan.

Di SMK Negeri 2 Surakarta ini kedepannya akan merealisasikan penggunanan berbagai media dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran dengan didukung adanya pelatihan-pelatihan cara menggunakan media (cara menggunakan Laptop, Internet dan cara membuat Powerpoint) yang ditangani langsung oleh WAKASEK Ketenagaan melalui bagian kurikulum ini. Selain itu setiap guru dianjurkan punya Laptop dan minimal bisa membuat Powerpoint untuk proses pembelajarannya. Hal ini juga didukung dengan adanya target bahwa setiap kelas akan ada 1 buah LCD, tapi masih berupa rencana karena ruang teori yang ada saat ini masih kurang, hal ini disebabkan kaitannya dengan keamanannya. Beliau juga menambahkan : Nanti kalau sudah selesai saya mohon software ini bisa digunakan di SMK Negeri 2 Surakarta ini.

((Sigit Susilo, S.Pd., M.T/Wawancara/1 Maret 2010. 09.15-09.45 Wib.)

Dari hasil wawancara diatas sangat jelas bahwa di SMK Negeri 2

Surakarta ini sudah mempunyai target akan mempergunakan berbagai media

dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran

Sehingga tepat jika kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah

satu alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi

penyampaian materi selain menggunakan powerpoint, dengan syarat jika guru itu

mempunyai waktu yang cukup, punya Laptop/komputer, biaya yang cukup,

konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows seperti microsoft word,

Powerpoint, dan tentunya media Video CD Pembelajaran.

Jika dilihat dari uji coba lapangan diatas dari hasil obsevasi menunjukan

untuk media pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini sudah bisa

diterapkan didalam kelas dengan kondisi atau keadaan yang ada saat ini.Tetapi

Page 95: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

penyediaan sarana dan prasarana seperti alat media (Laptop), Televisi ataupun

Player DVD masih kurang, walaupun dari manajemen sekolah yaitu dari bagian

kurikulum sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung masih minim.

Tapi keadaan ruang kelasnya yang tidak mendukung dari segi pencahayaan jika

diguakan untuk memutar video. Sehingga kedepannya dibutuhkan alternatif-

alternatif yang bisa menunjang penggunaan berbagai media terutama yang

berkaitan dengan pengunaan video yang membutuhkan sisi pencahayaan yang

dapat diatur.

Walaupun begitu, disisi lain seharusnya dengan adanya target-target yang

diberikan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum menjadi pemicu bagi semua guru

mata pelajaran/diklat untuk bisa menguasai berbagai media dan bisa menggali

karakter guru dengan teknik-teknik ketrampilan yang dimilikinya.

Perlu diketahui juga dalam penelitian ini hanya sampai pada uji coba yang

kedua dikarenakan adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dari

peneliti.

g. Produk Akhir

Dalam penyempunaan produk ini dimana untuk produk Video CD

Pembelajaran yang peneliti hasilkan adalah video cd, sehingga nantinya pengguna

produk ini yakni bapak/ibu guru atau bahkan peserta didik itu sendiri akan lebih

mudah lagi dalam penggunaannya.

Page 96: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara

kepada beberapa guru dan beberapa murid kelas 1 SMK Negeri 2 Surakarta,

dimana Bentuk, Cara Pengoperasian dan Perangkat yang digunakan serta

Pemanfaatan video pembelajaran mempunyai pengaruh dalam kegiatan belajar

mengajar. Adapun dari penggunaan Video CD Pembelajaran ini ada kelebihan dan

kekurangan dari produk tersebut yakni :

1. Kelebihan penggunaan Video CD Pembelajaran :

a. Bentuk dari media Video CD mudah dipahami.

b. Cara Pengoprasian/ penggunaannya mudah.

c. Peralatan yang digunakan mudah didapat dengan menggunakan DVD

Player atauun software yang ada pada computer missal : power DVD,

Windws media layer, GOM Player dan lainnya.

d. Manfaatnya dapat menarik perhatian siswa.

e. Membantu untuk mempercepat dalam proses pemahaman siswa.

f. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.

g. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat variable.

h. Menghilangkan kebosenan siswa dalam belajar.

i. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses belajar.

2. Kekurangan penggunaan video pembelajaran :

a. Kurang terperinci.

b. Dari materi yang disampaikan kurang detail.

c. Terlalu cepat dalam penyampaiannya.

Sehingga kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah satu

alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi

penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual (gambar) dan Audio

(suara) yang biasa disebut sebagai video pembelajaran. Dimana media Video CD

itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu,

dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya Video CD

Pembelajaran sebagai media pembelajaran praktek memasang ikatan tembok ½

Page 97: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bata, menurut responden yang peneliti wawancarai (bapak Sigit Susilo S.Pd., M.T

selaku Wakasek I bagian kurikulum, Bapak Suhardi, S.Pd selaku guru pengampu

sekaligus sebagai ketua program keahlian teknik kontruksi bangunan dan

bebarapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta) adalah: Pertama,

dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik

dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. Kedua, lebih

variatif sehingga bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses

pembelajaran praktek batu. Ketiga, cara penggunaan sangat mudah dan sederhana

dalam pengoperasiannya.Keempat, dengan adanya Video CD Pembelajaran itu

memberi motivasi dan semangat dalam belajar. Kelima, kualitas belajar peserta

didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan

kapan saja.

Selain itu Keunggulan Video CD Pembelajaran yang lain bila dijadikan

sebagai kolaborasi pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran antara lain :

1. Memilki lebih dari satu media yang konvergen, yaitu adanya gabungan

unsur audio dan visual.

2. Dapat digunakan berkali-kali sesuai kebutuhan.

3. Bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan sederhana dalam

pengoperasiannya.

4. Dapat menyajikan obyek secara detail.

5. Dapat digunakan untuk belajar secara klasikal, kelompok, individu atau

mandiri.

6. Proses/alur videonya dapat diperlambat atau dipercepat sehingga peserta

didik sebagai pengguna produk bisa mengontrol laju kecepatan belajarnya

sendiri.

7. Dapat menyajikan gambar yang berwarna, bersuara, dan bergerak.

8. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk

mengakomodasi respon pengguna.

Untuk menunjang dan melengkapi data hasil wawancara tersebut, penulis

juga melakukan observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil observasi

Page 98: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dimana dengan adanya media Video CD Pembelajaran yang digunakan dalam

mata pelajaran/diklat pemasangan ikatan tembok ½ bata, ternyata bisa juga

memperbaiki kaitannya dengan perilaku atau tindakan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Akan tetapi jika sarana dan prasarana untuk mendukung media ini dapat

dipenuhi dan dengan adanya berbagai kelebihan yang ada pada media Video CD

Pembelajaran tersebut, maka kedepannya media Video CD Pembelajaran ini bisa

menjadi alat atau media pembelajaran alternatif masa depan sebagai media

kolaborasi dalam inovasi pembelajaran.

Page 99: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bentuk dari media yang dihasilkan adalah Video CD Pembelajaran sebagai

salah satu alternatif media kolaborasi masa depan.

2. Dengan adanya penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan/

pengoperasian media Video CD Pembelajaran (Pemasangan ikatan tembok ½

bata) dengan menggunakan Player DVD atau Komputer sangat mudah dan

peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware untuk

pengalikasiannya.

3. Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi maka produk yang dihasilkan

Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan sebagai media kolaborasi

dalam proses pembelajaran mata pelajaran/diklat Praktek Batu pada sub

kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata.

B. Implikasi

1. Bentuk dari media ini berupa Video CD Pembelajaran dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif media kolaborasi masa depan dengan syarat jika

guru itu mempunyai laptop/ komputer, waktu yang cukup, biaya yang cukup,

konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows terutama microsoft

word, Powerpoint dan tentunya media Video CD Pembelajaran.

2. Cara penggunaan atau pengoperasian media Video CD Pembelajaran sangat

mudah dan peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware

untuk pengalikasian video cd tersebut. Video CD Pembelajaran merupakan

sarana yang efektif sebagai media kolaborasi dalam inovasi pembelajaran

dikelas, untuk saat ini Video CD Pembelajaran sudah bisa dilaksanakan dalam

pembelajaran didalam kelas walaupun adanya beberapa faktor yang sangat

berpengaruh, seperti: kurangnya peralatan penunjang dalam menggunakan

media tersebut, walaupun dari manajemen sekolah yakni bagian kurikulum

sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung berbagai penggunaan

Page 100: PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ..... 55 Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .....

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

media dalam proses pembelajaran dan keadaan ruang kelasnya tetapi sarana

dan prasarananya masih terjangkau.

3. Produk yang dihasilkan Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan

sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran Praktek Batu pada sub

kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata, akan tetapi membutuhkan

waktu, biaya/ dana, dan konsentrasi/ pikiran yang cukup.

C. Saran

1. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam

bidang pendidikan sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik

(guru) dengan cara mengembangkan model pembelajaran yang baru dengan

menggunakan berbagai media termasuk menggunakan bentuk media Video

CD Pembelajaran

2. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam

bidang pendidikan, sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik

(guru/dosen) dengan cara menciptakan model pembelajaran yang baru.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat mendesain media dengan

menggunakan Video CD Pembelajaran ini dengan baik lagi pada materi yang

berbeda karena Video CD Pembelajaran ini masih memiliki kelebihan-

kelebihan yang belum dipahami oleh peneliti.