PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata...
Transcript of PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER … · Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi
PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1
PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG
DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)
Oleh:
Indra Aditya
K 1504027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Skripsi
PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1
PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG
DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)
Ditulis dan Diajukan Guna Mendapatkan Ijin Penyusunan Skripsi Pada
Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Oleh:
Indra Aditya
K 1504027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si Rima Sri Agustin, ST, MT
NIP. 195670102 19930 1 002 NIP. 19790816 199303 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
INDRA ADITYA PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui : (1) Bentuk dari video pembelajaran sebagai sumber belajar siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu batu (pasangan tembok ikatan setengah bata). (2) Untuk mengetahui pemanfaatan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. (3) Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. Didalam proses belajar mengajar diharapkan siswa nantinya menjadi lulusan yang berkualitas, untuk menjadi generasi-penerus yang mampu menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan Berdasarkan masalah dan tujuan, penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah Siswa kelas 1 prgram studi teknik bangunan gedung di SMK Negeri 2 Surakarta yang mengikuti pelajaran praktek batu khususnya pada sub kopetensi “pemasangan ikatan tembok ½ bata” Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik. Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Setelah penelitian dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : (1) dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. (2) lebih variatif sehingga nanti bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran praktek batu. (3) cara penggunaan sangat mudah dan sederhana dalam pengoperasiannya. (4) dengan adanya Video CD Pembelajaran itu memberi motivasi dan semangat dalam belajar. (5) kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
INDRA ADITYA LEARNING THE USE OF VIDEO AS A SOURCE OF LEARNING FOR STUDENTS GRADE 1 BUILDING CONSTRUCTIONAL PROGRAM IN STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.
This study aimed to find out To find out: (1) The form of video as a source of student learning in grade 1 Constructional program course at State Vocational High School 2 Surakarta on subjects practice Stones (pair bonding and a half brick wall). (2) the use of video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. (3) the result of designing video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. In the learning process is expected students will become qualified graduates, to become the successor generation that is able to face the future full of challenges
Based on the problems and goals, this study used a qualitative research. The research method is descriptive research method. The study population is a prgram graders building engineering studies at State Vocational High 2 Surakarta who follow the practice lesson stone, especially in sub-competencies "½ brick wall mounting ties" Population is the subject of research. The population in this study were Grade 1 Learners Program Technical Skill Building State Vocational High 2 Surakarta 2009/2010 academic year, a TKB class of 35 students. Methods of research and development (Research and Development) is a research method that is used to produce a specific product and test the effectiveness of the product.
Having done research results are obtained as follows: (1) where the form of media Video CD Learning enables students to receive course materials with easy and attractive. (2) more varied, so that later can be used as a medium for collaboration in learning the practice of stone. (3) how to use very easy and simple to operate. (4) with the Video CD Lessons that provide motivation and enthusiasm in learning. (5) the quality of learners' learning can be enhanced and the learning process can be done anytime and anywhere.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.
(Matius 21:22)
Senantiasalah memiliki pikiran positif, karena apa yang kita pikirkan tentang diri
kita, itulah diri kita sebenarnya. Dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
merendahkan kita kecuali diri kita sendiri.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Ayah (Alm) dan ibu tercinta(kel)
Mas Hendra, Mbak Ema, Mbak Santi,
dan Adik Tri Aninggar tersayang (kel)
Keluarga Besar Semuanya
Rekan-rekan PTB/S’04
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul :”Pemanfaatan Video Pembelajaran Sebagai
Sumber Belajar Bagi Siswa Kelas 1 Progam Studi Teknik Bangunan Gedung Di
SMK Negeri 2 Surakarta”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan
melengkapi untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk
bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah
memberikan surat keputusan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruaan, yang telah memberikan ijin atas
penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan
ijin atas penyusunan skripsi ini.
4. Pembimbing I Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si, yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Pembimbing II Rima Sri Agustin, ST, MT, yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi
ini
6. Para dosen Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah
memberikan bekal pengetahuan yang sangat berharga bagi peneliti.
7. Teman-teman PTB/S’04 yang selama ini telah memberikan dorongan dan
semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Segenap pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga amal baik tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha
kuasa.
Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak” yang artinya segala
sesuatu tak ada yang sempurna. Demikianlah pula dengan skripsi ini, sehingga
segala kritik dan saran demi lebih baiknya skripsi ini sangat diharapkan.
Surakarta, Desember
2010
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i.
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 3
D. Perumusan Masalah ................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar ....... 6
a. Pengertian Belajar .......................................................... 6
b. Proses Belajar Mengajar ............................................... 7
2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran................................. 8
3. Tinjauan Tentang Video Pembelajaran ................................. 11
a. Pengertian Video ............................................................. 11
b. Membuat Produksi Video .............................................. 13
4 Tinjauan Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran ........... 23
5. Pendidikan Kejuruan (SMK) ................................................ 26
6. SMK Negeri 2 Surakarta ....................................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Mata Pelajaran Praktek Batu ................................................. 28
B. Kerangka Berpikir..................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32
B. Metode Penelitian ...................................................................... 33
C. Populasi, Sampel dan Sumber Data ........................................... 32
1. Populasi ................................................................................. 32
2. Sampel ................................................................................... 32
3. Sumber Data .......................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 34
E. Insrumen Penelitian .................................................................... 35
F. Analisis Data .............................................................................. 35
G. Perencanaan Desain Produk ....................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 40
1. Bentuk Video Pembelajaran ................................................. 40
2. Pemanfaatan Video Pembelajaran ........................................ 57
3. Hasil Uji Coba Produk........................................................... 59
B. Pembahasan ............................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 76
A. Kesimpulan ................................................................................ 76
B. Implikasi .................................................................................... 76
C. Saran .......................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 78
LAMPIRAN . ............................................................................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video .................................................. 19
Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran ............................................. 25
Gambar 3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan.............................................. 36
Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD ........................................... 43
Gambar 6. Bars and Tone ……………………………………………………. 43
Gambar 7. Universal Counting Leader ………………………………………. 44
Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A,
Pabelan, Surakarta. ……………………..………………………… 44
Gambar 9. Judul video pembelajaran ………………………………………… 45
Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test ……………………….... 45
Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan ………………………………... 46
Gambar 12. Batu bata dan Pasir ....................................................................... 46
Gambar 13. Semen dan Kapur ……………………………………………….. 47
Gambar 14. Sekop dan Cangkul ....................................................................... 47
Gambar 15. Penyaring Pasir …………………………………………………. 47
Gambar 16. Sendok Spesi ……………………………………………………. 48
Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata ………………………………….. 48
Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi……………………………….…. 49
Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi ………………………………………. 49
Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk Bentangan ........................................................................ 50
Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan ……...…. 50
Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok
Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan .................................................. 51
Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk
Bentangan ...................................................................................... 51
Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan ………………..… 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk L atau Bentuk Sik............................................................. 52
Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk L atau
Bentuk Siku …………………………………………………….. 53
Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok
Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ................................... 53
Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk L
atau Bentuk Siku ........................................................................... 54
Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ..... 54
Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T ...... 54
Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T .................. 55
Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga ……………………….….... 55
Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ........ 55
Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T .................................. 56
Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk Silang (X) .......................................................................... 56
Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang …....... 56
Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½
Bata Bentuk Silang (X) ................................................................. 57
Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua
Bentuk Silang (X) ........................................................................... 57
Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ..................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto ruang praktek batu ………………....................................................... 81
2. Silabus .......................................................................................................... 83
3. Surat pengajuan judul skripsi ....................................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aneka ragam perubahan telah merasuk hampir di seluruh kehidupan
manusia sebagai bangsa, kelompok maupun masyarakat dan individu. Untuk
dapat bertahan dalam suasana kehidupan yang selalu berubah, suatu persepsi baru
akan senantiasa diperlukan oleh manusia. Persepsi baru tersebut hanya dapat
ditimbulkan lewat upaya mengembangkan sains dan teknologi, mempersiapkan
pengalaman belajar dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin
maju. Untuk menumbuhkan persepsi baru tersebut diantaranya melalui jalur
pendidikan.
Di lembaga pendidikan khususnya SMK di Indonesia, permasalahan
yang sering timbul dapat diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa
dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa
yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau
bahkan tidak memahami materi yang diberikan oleh guru.
Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal
wajar yang dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut
baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Mata pelajaran
Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah
bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang
interaktif dan komunikatif dalam mentransfer pengetahuan akibatnya menurunkan
motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar
untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi
peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis kovensional. Pembelajaran yang
baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan
komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Berangkat dari hal tersebut video pembelajaran dalam kelas
dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran
akan lebih menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami
materi karena penyajiannya yang interaktif, sehingga semua materi pelajaran
dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabi dan alokasi waktu yang diberikan
jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan
pembelajaran.
Sementara itu, dalam era globalisasi dunia persaingan semakin tampak dan
tajam. Pemanfaatan teknologi multimedia yang dikhususkan pada teknologi
multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan.
Multimedia merupakan sarana media informasi yang tediri dari beberapa elemen
yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Video merupakan salah
satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan
ide dan gagasan.
Berdasarkan latar belakang Permasalahan tersebut di atas, menimbulkan
keinginan peneliti untuk meneliti pengaruh tentang Pemanfaatan Video
Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 di SMK Negeri 2
Surakarta program Teknik Konstruksi Bangunan khususnya pada mata pelajaran
praktek batu.
B. Indentifikasi Masalah
Bertumpu dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan
tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung
membosankan, kurang interaktif dan komunikatif.
2. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada
pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan
perangkat bantu dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
C. Pembatasan Masalah
Adapun masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan
komunikatif, sehingga perlu menciptakan model pembelajaran yang baru.
b. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada
pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan
perangkat bantu dalam proses pembelajaran.
Denifisi operasional dari pembatasan masalah diatas perlu disajikan
sebagai berikut :
i. Video Pembelajaran adalah media yang dirancang secara sistematis yang
memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih
mudah dan menarik. yang dikemas dalam bentuk kaset video atau DVD/
VCD dan disajikan.
ii. Perancangan video pembelajaran yang akan dibuat hanya menyangkut
mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan
tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses
pembelajaran.
iii. Hasil dari perancangan media yang dikembangkan hanya dalam bentuk
video pembelajaran mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok
pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata.
iv. Pemanfaatan video pembelajaran sebagai perangkat bantu dalam proses
pembelajaran siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di
SMK Negeri 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Perumusan masalah
Dalam penelitian perumusan masalah sangat diperlukan agare suatu
penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara merancang video pembelajaran untuk mata pelajaran
praktek batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok setengah
bata berdasarkan kriteria kualitas video pembelajaran yang baik?
2. Bagaimana hasil dari perancangan video pembelajaran mata pelajaran
Praktek Batu apakah layak digunakan sebagai media pembelajaran?
3. Bagaimana pemanfaatan video pembelajaran praktek batu sebagai sumber
belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK
Negeri 2 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan bentuk metode ilmiah dalam rangka memecahkan
masalah. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara merancang video pembelajaran pada mata
pelajaran praktek batu (pasangan tembok ikatan setengah bata).
2. Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran pada mata
pelajaran praktek batu
3. Untuk mengetahui pemanfaatan dengan menggunakan video pembelajaran
sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi
Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya
tentang proses belajar mengajar.
2. Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan bagi guru dalam pembinaan proses belajar mengajar,
sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.
2. Menanam dan menumbuhkembangkan rasa kesadaran siswa, akan arti
pentingnya manfaat teknologi informasi terhadap proses belajar siswa dan
prestasi belajar siswa.
3. Dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran Praktek Batu,
khususnya pada pokok bahasan pemasangan ikatan tembok ½ bata.
4. Menjadi perangkat bantu alternatif dalam pembelajaran pada mata
pelajaran Praktek Batu.
5. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan video
pembelajaran interaktif guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan
dalam pembelajaran konvensional di kelas yang mengakibatkan motivasi
belajar siswa menjadi berkurang untuk memahami materi yang diberikan
oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian ilmiah konsep teori merupakan langkah awal
dalam usaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi karena disinilah akan
diperoleh informasi dan keterangan abstrak yang bersangkutan dengan variabel
yang akan diukur. Biasanya dengan pedoman pada konsep teori yang informatif,
seorang peneliti akan dapat mencari data lapangan yang tepat dan berdaya guna,
sehingga tujuan peneliti dapat tercapai dengan baik.
Menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1998: 749)
mengemukakan “Teori adalah dalil (ilmu pasti); ajaran atau paham (pandangan)
tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio); patokan dasar atau garis-garis
dasar sains dan ilmu pengetahuan”.
Bertitik tolak dari batasan pengertian tersebut maka peneliti telah mencari
bahan teori yang memuat tentang keterangan dan variabel yang relevan dengan
masalah yang sedang peneliti lakukan. Adapun landasan teori berfikir adalah:
1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka belajar merupakan
kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan dan
untuk mengembangkan diri untuk menuju dewasa. Semakin pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menimbulkan perubahan yang
melanda segenap aspek kehidupan,maka tanpa belajar manusia akan tertinggal
dan merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri, terutama hidup dan penghidupan
yang selalu berubah. Belajar sendiri dapat terjadi dimana-mana, baik dilingkungan
sekolah, keluarga dan ditengah-tengah masyarakat.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang proses belajar mengajar,
pengertian belajar. Menurut W.J.S Poerwodarminto (1976: 22) belajar adalah
“berusaha memperoleh menghafal”. kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 153) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah
proses yang membawa perubahan baik aktual maupun potensial serta didapatkan
percakapan baru dan belajar itu terjadi karena usaha yang disengaja”. Dari
pendapat tersebut jelas bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang
menimbulkan kecakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga
seseorang yang telah melaksanakan kegiatan belajar diharapkan akan lebih
mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya.
b. Proses Belajar Mengajar
Agar dapat mengadakan pembahasan lebih lanjut dn terarah mengenai
masalah proses belajar mengajar, berikut ini peneliti kemukakan batasan dari
beberapa ahli.
Ramsden (2003: 10) dalam modelnya mengartikulasikan 'mengajar yang
baik' bagaimana membantu siswa untuk memahami 'hakikat beasiswa' tersebut.
Hal ini dicapai dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk 'belajar dan
praktik, 'Urutan dalam pembelajaran' dan 'mencerminkan belajar'. Ramsden
mengambil proses keterlibatan langkah lebih lanjut dimana instruktur memiliki
ruang lingkup untuk kreativitas dalam ekspresi individu dan kebebasan untuk
memilih waktu dan metode pembelajaran. 'Keragaman' juga merupakan bagian
penting dari keterlibatan - baik dalam berbagai kegiatan yang ditawarkan dan juga
sebagai pengakuan bahwa kelompok-kelompok siswa yang beragam. Unsur-unsur
yang berdampak pada keterlibatan siswa dalam pendidikan menengah termasuk
relevansi, umpan balik tepat waktu, individu dan konstruksi sosial pengetahuan,
kehadiran sosial, dan masyarakat.
Menurut Bambang Prawiro dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
(1994: 1) mengatakan bahwa :
Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakandan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Proses mengajar adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan peranannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang alami secara langsung dean aktif oleh siswa obyek didik dan guru sebagai subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Setiap proses kegiatan itu pasti mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, atau dalam kata lain dalam proses kegiatan itu tentunya akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Dari pendapat tersebut nampaklah bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan percakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya. Jika seseorang melakukan kegiatan belajar, dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik serta dapat meningkatkan kemampuan seperti yang diharapkan.
2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk
memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk
pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani
kebutuhan belajar siswa. Menurut Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo (2007: 6)
Sedangkan menurut ADPRIMA. ISSN: (0092-1815) dalam jurnalnya
menyebutkan bahwa :
International Journal of Instructional Media (IJIM) adalah sumber cutting edge penelitian dan komentar pada semua bentuk media pembelajaran yang digunakan pada hari ini instruksi dan pelatihan. IJIM menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Pertumbuhan dalam teknologi pendidikan menghadapkan orang, instruktur, dengan bentuk yang luas dari media pembelajaran tanpa panduan yang jelas untuk penggunaan secara optimal. Untuk membantu menjembatani kesenjangan, IJIM berfokus pada kualitas penelitian dan menyajikan artikel tentang program-program yang sedang berlangsung di media pembelajaran dan pendidikan. IJIM menyelidiki dan menjelaskan: Teknologi Komputer(Computer mediated) komunikasi termasuk internet, pendidikan jarak jauh termasuk internet, ITV, konferensi video dan audio; media instruksional dan teknologi; video Interaktif, video cd, dan aplikasi perangkat lunak; telekomunikasi instruksional manajemen media, pengembangan instruksional dan sistem; media penelitian dan evaluasi; media penelitian dan komunikasi. terutama, IJIM berkaitan dengan masalah menerapkan berbagai strategi pembelajaran jarak jauh dan media pembelajaran dalam proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran
konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa
kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga
memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan
kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang
konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam
mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif
menyesuaikan materi.
Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu
suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk
yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era
informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non
elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996: 53) menjelaskan
bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis
lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan
pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita,
meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.
Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh
strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang
atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam
menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal
media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada
gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media adalah: (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau motivasi,(3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran dan (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen-
komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses
pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama
menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen
pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999: 105) dijabarkan atas pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999:
153), komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal,
prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.
Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan
fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi
daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.
Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran
amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian
berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat
kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga
pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick &
Carey dalam Lamudji menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling
penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang
sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.
Menurut Miarso (1984: 208) media yang dirancang dengan baik dalam
batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
siswa yang belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan
media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru.
Media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan
kualitas dalam diri siswa.
Pemanfaatan media pembelajaran terkait dengan pembelajaran
Kompetensi melaksanakan praktek batu, praktek kayu, pemasangan pondasi
gedung, telah dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah memiliki beberapa
media pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah (melalui proyek), dibeli
sendiri oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang
terjadi pada SMK. Sebagai sekolah yang telah berstandar nasional, SMK telah
menerima bantuan berupa peralatan pembelajaran dari pemerintah seperti Laptop
dan Liquid Crystal Display (LCD) yang sampai saat ini belum dimanfaatkan
sebagai media Pembelajaran. Sehingga permasalahan yang timbul adalah
mediamedia pembelajaran yang tersedia dirasa kurang informatif untuk
menjelaskan Pelaksanaan Prosedur praktek batu, praktek kayu dan pemasangan
pondasi gedung.
3. Tinjauan tentang Video Pembelajaran
a. Pengertian Video
Pengolahan video sebelum era digital saat ini membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk menyelesaikan film dengan durasi yang pendek. Proses
pengambilan gambar hingga editing harus dilakukan oleh orang yang benar-benar
profesional untuk hasil yang maksimal. Era digital membuat pekerjaan seorang
amatir yang sebelumnya mustahil dilakukan menjadi sangat mungkin bahkan
untuk diperbandingkan dengan pekerjaan professional sekalipun. Termasuk dalam
produksi video, software pengolahan video menawarkan berbagai kemudahan dan
keunggulan bagi siapapun yang ingin berkreasi sesuai dengan kebutuhan (Sigit
Prasetyo, 2007: 5).
Kellerman & Meyer (1996: 155) menyatakan bahwa “Experience
indicates that young children can benefit from creating multimedia projects that include texts, graphics, images, audio and video particularly
in the form of animation”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
anak-anak bisa mendapat manfaat dari proyek multimedia yang memuat teks, grafik, gambar, audio, dan video khususnya animasi. Sedangkan menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 21) menyatakan bahwa sistem multimedia mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: (1) mengurangi waktu dan ruang yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan dokumen dalam bentuk elektronik dibanding dalam bentuk kertas; (2) meningkatkan produktivitas dengan menghindari hilangnya file; (3) memberi akses dokumen dalam waktu bersamaan dan ditampilkan dalam layar; (4) memberi informasi multidimensi dalam organisasi; (5) mengurangi waktu dan biaya dalam pembuatan foto; dan (6) memberikan fasilitas kecepatan informasi yang diperlukan dengan interaksi visual. Selain itu, manfaat multimedia adalah memungkinkan dialog, meningkatkan kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, memperkaya pengalaman, dan meningkatkan keterampilan.
Data video dapat diperoleh secara aktif ataupun pasif. Pembagian ini
didasarkan pada proses perencanaan hingga data video dimanfaatkan. Bila
skenario, pengambilan gambar hingga proses capturing, editing dan finishing
dilakukan”sendiri” maka video data dikatakan diperleh secara aktif. Tapi jika
hanya salah satu atau sebagian saja, pekerjaan yang dilakukan video diperoleh
secara pasif.
Video yang dibuat sendiri tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama
karena melibatkan proses produksi dengan tahapan yang cukup banyak. Proses
perencanaan dimulai dengan membuat storyboard, menulis skenario dan
merencanakan pengambilan gambar. Pekerjaan utama produksi video adalah
proses pengambilan gambar menggunakan perekam video baik yang analok
maupun yang digital. Proses akhir merupakan kegiatan capturing, editing dan
finishing yang lebih bersifat pengaturan data mentah untuk diolah sesuai
kebutuhan.
Data mentah video bisa juga didapatkan dari berbagai sumber seperti
rekaman siaran televisi, video sharing dari internet atau perangkat komunikasi
serta VCD dan DVD yang beredar dipasaran. Menyesuaikan dengan
kebutuhan,data mentah video ini dapat diolah melalui proses editing dengan
menggunakan pengolah video yang sesuai dengan format data sumbernya. Saat ini
banyak juga beredar software konverter format video agar data dibuat dan
digunakan sesuai kegunaan. (Sigit Prasetyo, 2007: 10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sedangkan menurut Baltimore County dalam jurnalnya menyebutkan
bahwa :
Interaktif video dalam e-learning sistem memungkinkan akses proaktif dan acak ke konten video. studi empiris kami meneliti pengaruh video interaktif pada hasil belajar dan kepuasan peserta didik dalam lingkungan pembelajaran. Empat setting yang berbeda dipelajari: tiga adalah lingkungan pembelajaran dengan video interaktif, dengan video non interaktif, dan tanpa video. Yang keempat adalah lingkungan kelas tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai video untuk efektivitas pembelajaran bergantung pada penyediaan interaktivitas. Siswa di lingkungan pembelajaran yang menyediakan video interaktif mencapai kinerja belajar secara signifikan lebih baik dan lebih tinggi tingkat kepuasan peserta didik dibandingkan dengan pengaturan lain. Namun, siswa yang menggunakan lingkungan e-learning yang menyediakan video non-interaktif tidak membaik juga. Temuan menunjukkan bahwa mungkin penting untuk mengintegrasikan video instruksional interaktif ke sistem pembelajaran
b. Membuat Produksi Video
Proses produksi video secara aktif tidak hanya membutuhkan waktu lebih
lama, tapi juga melibatkan perlengkapan pendukung yang tidak sedikit pula.
Perangkat utama yang dibutuhkan dalam proses produksi video tentu saja sebuah
alat perekam video. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, kamera
perekam video juga bergeser dari yang bersifat analog menjadi digital (Digital
Video). Media penyimpan yang berupa kaset juga berubah menjadi perekam
dalam bentuk cakram magnetik (Hard Disk). Bahkan setiap orang dapat
mengabadikan momen penting dalam bentuk video cukup menggunakan kamera
saku atau video handphone. Tentunya kualitas video dari perangkat yang disebut
terakhir jauh dari memuaskan.
Sejalan dengan hal tersebut, Agnew, Kellerman & Meyer (1996: 8) menyatakan bahwa istilah multimedia lebih terfokus pada interaktivitas antara media dengan pemakai media. Constantinescu (2007: 2) menyatakan bahwa “Multimedia refers to computer-based systems that use
various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation,
and interactivity”. Maksudnya adalah bahwa multimedia merujuk kepada sistem berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis isi seperti teks, audio, video, grafik, animasi, dan interaktivitas.
Chapman & Chapman (2004: 8) menyatakan bahwa bentuk multimedia sebagai alat penyampai pesan dibedakan menjadi dua yaitu online delivery dan offline delivery. Online delivery adalah multimedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang menggunakan suatu jaringan untuk menyampaikan informasi dari satu komputer atau server machine yang menjadi pusat penyimpan data ke jaringan lain baik jaringan lokal dalam suatu organisasi maupun jaringan internet. Offline delivery adalah multimedia yang disimpan dengan menggunakan suatu alat penyimpan atau kemasan yang dapat dipindahkan. Alat penyimpan tersebut harus mampu menyimpan data yang besar sesuai dengan ciri-ciri data multimedia, misalnya DVD dan CD-ROM.
Perangkat pendukung proses produksi adalah komputer”multi media”
yang memiliki sertifikasi khusus untuk proses capturing dan editing. Prosesor
dengan kecepatan 800 MHz cukup memadai untuk mencacah sekuen video.
Hardisk ”kecepatan standar” dengan kapasitas ”besar” sangat dibutuhkan dalam
proses capturing. Rekaman digital dalam kaset DV 60 membutuhkan ruang
kosong lebih dari 4 GB untuk menampung ”data mentah” sebelum diolah. Alat
lain yang harus ada adalah capturing card, yang berfungsi sebagai jalur utama
komunikasi input device (perekam video) dengan komputer beserta kabel data
yang sesuai dengan proses transfer data.
Video adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan
berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya
mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut
memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah
dan menarik. Secara fisik Video pembelajaran merupakan program pembelajaran
yang dikemas dalam kaset video atau VCD dan disajikan dengan menggunakan
peralatan VTR atau VCD player serta TV monitor.
Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek
kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat
mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi
multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan
informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia
merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen,
yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah
satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan
ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi
lebih bagus dan bervariasi.
Pembuatan objek multimedia dilakuan dengan menggunakan hardware dan
software berbasis multimedia.
1. Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia
a) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS)
b) DDR Kingstone, min. 2 GB
c) VGA 512 MB
d) Sound Card
e) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel
f) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard
g) Speaker Active
h) HD Camcorder
2. Software yang digunakan:
a. Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi
b. Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3.
c. Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara.
Terdapat berbagai jenis film, antara lain, film dokumenter, video pendek,
company profile, dan yang lainnya. Pada dasarnya, sistematika pembuatan semua
jenis film hampir sama. Dibawah ini dijelaskan gambar prosedur produksi video
diantaranya:
1) Tahap Persiapan (Pra Production)
Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.
Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment,
Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.
a) Identifikasi Program
Dalam Pra-Produksi, sebelum kegiatan penulisan naskah dilakukan dulu
identifikasi program. Identifikasi program juga merupakan kelajutan dari beberapa
analisa yang dilakukan terhadap kegiatan produksi video yaitu identifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan dll. Isi dari identifikasi program
meliputi :
(1) Judul Program : berisikan tentang judul/ tema program yang
dirumuskan dengan kalimat singkat, padat dan menarik.
(2) Tujuan/ Kompetensi : dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan
ini perlu ditulis tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah
mengikuti program ini.
(3) Pokok Bahasan : Penulisan dilakukan terutama program video yang
dibuat berupa video pembelajaran (Intrucstional Video/film) yang
secara langsung mengacu kurikulum yang sudah ada. Jika video yang
dibuat adalah film pendidikan penulisan pokok bahasan dapat ditulis
atau tidak.
(4) Sub pokok Bahasan : Penulisan sub bahasan ini juga dilakukan
terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran
(Intrucstional Video/ film) yang secara langsung mengacu kurikulum
yang sudah ada.
(5) Sasaran : sasaran adalah “Target Audiece” yang menjadi sasaran
utama program ini. Dalam penulisannya mesti ditulis secara jelas
untuk siapa, misalnya untuk mahasiswa.
(6) Tujuan Khusus/ Indikator : apabila program video yang dibat diambil
dari kurikulum maka tujuan atau indikator ditulis secara jelas.
b) Sinopsis
Dalam praktek synopsis diperlukan untuk memberikan gambaran secara
ringkat dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan
utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap konsepnya,
mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
enentukan persetujuannya.
Dalam istilah yang lebih sederhana synopsis dapat diartikan sebagai
ringkasan cerita. Konsep synopsis yang sering digunakan untuk kegiatan seni
yang lain, misal dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan teater, novel,
media audio, media slide dan sebagainya. Pada dasarnya konsep synopsis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
film/ video hampir sama dengan istilah synopsis untuk yang lainnya. Dalam
penulisannya tidak diuraiakan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa
kalimat saja namun tercakup didalamnya: tema, even, alur yang dikemas dengan
kalimat yang sederhana yang mudah dipahami.
c) Treatment
Agar berbeda dengan synopsis, treatment mencoba memberikan uraian
ringkas secara diskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode ceritera
atau rangkaian peristiwa pembelajaran (Intrucsional Video/film) nantinya akan
digarap. Kalau pada synopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan tetapi
dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan
dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara
diskriptif. Secara sederhana penulisan treatment sama dengan kita menceritakan
kembali pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita
tentang kronologis jalan film tersebut.
d) Storyboard
Rangkaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian
divisualkan dalam perangkat gambar atau sketsa sederhana. Tujuan pembuatan
storyboart ini antara lain adalah ntuk melihat tata urutan peristiwa yang akan
divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot) maupun sekuens belajarnya.
Disamping itu untuk melihat apakah kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya
sudah lancar. Storyboard dapat juga dipergunakan sebagai moment-moment
pengambilan (shots) menggantikan apa yang lazim disebut “shooting breakdown”.
Bagi sebagian pembuatan film terkadang storyboard tidak dilakukan, cukup
diakomodasi dari naskah atau skrip.
Contoh Storyboard
Visualisasi diawali dengan penayangan judul program, kemudian tampak
ruang laboratorium praktek batu yang memperlihatkan berbagai jenis pasangan
batu, setelah itu tayangan berganti pada alat-alat dan bahan-bahan untuk membuat
adukan spesi yang ada dilaboratorium praktek batu, ditata dengan rapi diatas meja
peraga. Berikutnya kata pengantar disampaikan oleh presenter pengetahuan dasar-
dasar memasang pasangan batu dan langkah-langkahnya. Visualisasi berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sebagai kegiatan ini ditayangkan peraga oleh pemain tentang pemasangan
pasangan batu. Kegiatan diawali dengan kegiatan pengenalan bahan material
meliputi batu bata, semen, pasir, bahan perekat/ kapur.
e) Skrip atau Naskah Program
Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dari
storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah program
menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Dalam pembuatan program film
maupun video, skrip atau naskah program ini merupakan daftar rangkaian
peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi
penuturan menuju perilaku belajar yang dicapai. Tujuan utama suatu skrip atau
naskah program adalah sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam
mengendalikan penggarapan substansi materi dalam bentuk program. Karena itu
skrip yang baik dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinpsis, treatment.
f) Skenario/ Shooting skrip
Bila diatas disebutkan skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan
sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk oprasional dalam
pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Petugas yang membutuhkan
diantaranya : Editor/ penyunting gambar, kameramen, pencatat adegan, sound
men, dan lain-lain.. Bila dalam pendekatan film perpisahan umumnya bersifat
‘cut-to-cut’ dalam pengambilannya boleh meloncat-loncat dengan pengelompokan
menurut keadaan waktu, cuaca, lokasi maupun sifatnya (didalam atau diluar
gedung stadion), perpindahan dalam pendekatan video dapat transisional dan
sifatnya sekuensial.
2) Tahap Perekaman (Production)
Tahap perekaman merupakan hasil transfer materi ke dalam aplikasi
pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari
kamera ke komputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar
yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan
dari kamera ke komputer. Dalam PC, konektor bisa dihubungkan melalui USB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Tahap Akhir (Post Production)
a) Tahap Penggabungan/ Editing
Tahap penggabungan adalah proses penyatuan materi untuk diedit
sehingga menghasilkan film yang menarik. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan pengeditan yaitu :
(1) Pemotongan Gambar
(2) Pemberian efek tulisan
(3) Transisi Gambar
(4) Pemberian efek suara
(5) Penggabungan (Rendering)
b) Tahap Keluaran/ Mastering
Tahap keluaran merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa
ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media, seperti video, film,
VCD, DVD atau yang lainnya.
Shoting Skrip
Pra-Production
Identifikasi Program
Sinopsis
Treatment
Storyboard
Naskah/ Skrip
Production Shoting Skrip Rec Audio
Post Production Editing Mastering
Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video
(Sumber : http://yherpansi.wordpress.com/2009/11/06/12/)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Ngadino Y ”Video Pembelajaran adalah rangkaian gambar
elektronik yang memiliki unsur gerakan dan suara yang digunakan sebagai alat
bantu mengajar pada berbagai bidang studi atau matakuliah”.
Video pembelajaran mempunyai 3 karakteristik yaitu:
1. Signal video menyajikan objek gambar (tiga dimensi) yaitu warna,
gerakan dan suara.
2. Tata urutan gambar tetap (tidak bisa dirubah).
3. Cenderung kurang memberi respon ada peserta didik.
Di dalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada 3 fungsi Video
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses belajar-
mengajar, yaitu:
1. Video sebagai alat bantu guru yang meliputi: animasi peristiwa, alat uji
siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus,
alat peraga visual dan media komunikasi antar guru.
2. Video sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi:
komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok studi dan manajemen
kelas terpadu.
3. Video sebagai alat bantu siswa meliputi: buku interaktif, belajar
mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya
siswa dan media komunikasi antar siswa.
Dalam sistem belajar mengajar di SMK belum semua mendapatkan atau
sudah menggunakan media yang berupa Video. Pemanfaatan media tersebut dapat
menambah ilmu pengetahuan dan dapat mempermudah siswa mencari data-data
mata pelajaran dalam pembelajarannya. Selain buku pelajaran, siswa dapat
memperoleh materi pelajaran dari video melalui pelajaran tertentu yang telah
tersedia.
Sekarang ini sudah banyak sekolah yang menggunakan teknologi
informasi dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Baik dalam mencari materi
pelajaran dan juga pengumpulan tugas lewat media tersebut. Walaupun masih
banyak juga sekolah yang belum bisa menikmati manfaat teknologi informasi.
Banyak sekolah yang belum mampu menggunakan teknologi karena kurangnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dana operasional sekolah dan ada juga didaerah-daerah pelosok yang belum
terjangkau atau masih tertinggal.
Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek
kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat
mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi
multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan
informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia
merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen,
yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah
satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan
ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia,
manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi
lebih bagus dan bervariasi.
Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas
dan respon yang diharapkan mahasiswa menguasai setelah pembelajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.
Pada kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu masih
menggunakan metode mengajar secara konvensional sehingga berdampak pada
keefektifan pembelajaran didalam kelas, untuk itu diperlukan upaya perbaikan
proses belajar mengajar yang sesuai, dapat mengefektifkan dan mempercepat
proses pembelajaran sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai
dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu yang diberikan melalui suatu media
yang interaktif yang berbasis multimedia khususnya video.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,
baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetapi belajar sering pula bersentuhan
dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas.
Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang
bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa
metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul,
dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan
pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena
pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan
terjadi tanpa adanya perantara, seperti yang telah disebutkan pada bab sebelum-
sebelumnya yaitu “video pembelajaran”. Dalam hal ini terdapat beberapa
penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana
Sudjana (1991: 15) yaitu:
1. Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
3. Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengaar.
7. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses belajar-mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:
8. Media yang digunakan guru sebagi penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang disampaikan oleh guru.
9. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
10. Media sebagi sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret maupun kelompok. Kekonkretan sifaat media akan banyakn membantu tugas guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Prof. Pupuh
Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, M.Pd (1992: 35) adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian siswa 2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran 3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4. Mengatasi keterbatasan ruang 5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6. Waktu pembelajarn bisa dikondisikan 7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau
menimbulkan gairah belajar. 9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam 10. Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan menurut Kemp and Dayton (1985:14) konstribusi video
pembelajaran adalah.
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubahan kearah yang positif.
4. Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran
a. Persiapan
Sebelum memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1). Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan program
belajar yang sudah dibuat.
2). Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan
peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah.
3). Mempelajari bahan penyerta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4). Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu
atau tidak pertu disajikan dalam kegiatan pembelajaran.
5). Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera.
6). Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan lain
yang diperlukan.
7). Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat dan
mendengar dengan baik.
b. Pelaksanaan
Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1). Sebelum menghidupkan/ memulai program video pembelajaran
mengajak siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari
dengan baik.
2). Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.
3). Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan
dimanfaatkan.
4). Memberikan prasarat/persepsi pengetahuan/pelajaran sebelumnya.
5). Mengoperasikan program sesuai dengan petunjuk
pemanfaatan/petunjuk teknis dan bahan penyerta.
6). Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program.
Selama program diputar, guru tidak perlu maju ke depan menunjuk
gambar di layar atau mondar-mandir berkeliling kelas. Lebih baik guru
mengajarkan
a) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib.
b) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh
seluruh siswa yang ada di ruangan.
c) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat
televisi, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa.
7). Memberi penguatan/penegasan/pengayaan terhadap tayangan program.
8). Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
ANALISIS TUJUAN DAN
KARATERISTIK ISI
ANALISIS SUMBER BELAJAR
PENENTUAN TUJUAN
BELAJAR DAN ISI
ANALISIS KARATERISTIK PEMBELAJAR
PENETAPAN STRATEGIPENYAMPAIAN
PENETAPAN STRATEGIPENGORGANISASIAN
PENERAPAN STRATEGIPENGELOLAAN
PENGUKURAN HASIL PEMBELAJARAN
9). Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan evaluasi
kepada siswa.
c. Tindak Lanjut
1). Memberikan tugas kepada siswa.
2). Memberi pertanyaan/umpan balik.
3). Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum, guru kemudian
mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium.
4). Bagi mata pelajaran yang memerlukan tambahan referensi yang lebih
lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan.
5). Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/mendengarKan
program video pembelajaran untuk pemanfaatan program video
pembelajaran berikutnya.
6). Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain
yang relevan dengan materi yang dipelajari.
Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran
(Sumber Kemp and Dayton 1985:14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)
b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan
Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu.
c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang
diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki
keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan,
otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”.
d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus
(specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang
disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk
mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa
mendatang.”(Suharsimi Arikunto, 1990: 1)
Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang
keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang
tertentu tersebut.
Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah
adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di
SMK. Pendidikan di SMK bertujuan :
a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar.
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan
alam sekitarnya.
c. Meninggkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan
sikap professional.
Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan
siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil
dan professional.
Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan menengah
kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini
tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai berikut:
Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang.
6. SMK Negeri 2 Surakarta
a. Visi SMK Negeri 2 Surakarta
Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era
Global.
b. Misi SMK Negeri 2 Surakarta
1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri,
2) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi,
3) Unggul dalam kewirausahaan,
4) Unggul dalam kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c.Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta
Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di
lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan
olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan
olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan,
sekolah mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan,
Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel
Teknik Listrik Pemakaian, Bengkel Teknik Audio Video, Bengkel Teknik
Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif,Bengkel dan Laboratorium
Teknik Komputer dan Jaringan, MTU (Mobil Training Unit), Laboratorium
Multimedia,Laboratorium Komputer dan Perpustakaan.
7. Mata Pelajaran Praktek Batu
(Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata)
Memasang tembok ikatan ½ batu merupakan salah satu materi pelajaran
yang digunakan pada pelajaran Praktik Batu di Sekolah Menegah Kejuruan
(SMK) khususnya pada program studi Teknik Konstruksi Bangunan. Mata diklat
ini membahas secara sederhana cara memasang berbagai macam pasangan tembok
ikatan ½ bata yaitu :
a. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan,
b. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk siku (L),
c. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentukT dan
d. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang.
Pada umumnya untuk membangun suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan
sebagainya dipakai bahan batu bata , walaupun untuk saat sekarang banyak juga
dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya yang mudah dan
sangat sederhana, sedangkan kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada
pembuatan batu bata.
Dalam pembuatan dinding dari batu bata yang menerus dan cukup panjang,
biasanya untuk menghindari kerusakan akibat gempa, tiap luas dinding 12 meter
persegi harus diberi perkuatan berupa kolom beton praktis. Sebenarnya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pasangan tembok selain pasangan setengah bata dapat juga berupa pasangan satu
bata, satu setengah bata, dan dua bata. Hanya saja sekarang jarang dipergunakan
disamping biayanya lebih mahal juga akan banyak memakan tempat. Khusus
untuk bangunan tertentu masih menggunakan pasangan dengan tebal lebih dari
setengah bata misalnya untuk pondasi bata dan septic tank.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½
bata yaitu ; Water, Pass Benang, Siku rangka, Meteran, Tongkat duga, Sendok
spesi Pensil, Line Bobbins, Pemotong bata, Palu, Bak spesi, Ember,Sekop dan
Cangkul. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu ; Batu Bata dan adonan
spesi. (Diraatmadja E, 1997: 22).
B. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran praktek batu Di SMK Negeri 2 Surakarta pada program
teknik banguna gedung, merupakan mata pelajaran produktif sehingga setiap
siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran ini. Karena itu dalam
pembelajarannya harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk
mewudjudkan pembelajaran yang interaktif maka dibutuhkan media pembelajaran
yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Untuk mendukung proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran praktek batu, pembuatan media yang berbentuk video pembelajaran
mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan adanya media
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Pada
kenyataan di lapangan, mata pelajaran praktek batu ”Pemasangan Ikatan Tembok
Setengah Bata”masih menggunakan metode mengajar secara konvensional/
sederhana sehingga berdampak pada keefektifan pembelajaran didalam kelas,
untuk itu diperlukan upaya perbaikan proses belajar mengajar yang sesuai, dapat
mengefektifkan dan mempercepat proses pembelajaran sehingga semua materi
pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabus dan alokasi waktu
yang diberikan melalui suatu bentuk media yang interaktif yang berbasis
multimedia khususnya video pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dari pemanfaatan video pembelajaran tersebut, diharapkan mampu
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, sebagai motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar dan membawa pengaruh psiklogis bagi siswa. Dalam penelitian
ini, hasil pemanfaatannya media ini harus bisa merubah pola belajar siswa
menjadi lebih baik. Selain itu harus menarik agar merangsang pengguna tertarik
menjelajah seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang
terkandung di dalamnya dapat terserap dengan baik. Jika belum efektif dalam
pembelajaran menggunakan media tersebut, maka perlu adanya evaluasi dalam
proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
pembelajaran yang berbentuk video pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di
atas dapat digambarkan seperti di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir
SMK Negeri 2 Surakarta
Siswa Kelas 1 Program Teknik
Bangunan Gedung (mata pelajaran praktek batu)
Pembuatan Video Pembelajaran
Praktek Batu
Pemasangan ikatan tembok
setengah bata
Hasil perancangan video
pembelajaran sebagai
sumber belajar siswa
Pemanfaatan video pembelajaran
(Pengoperasian dan penggunaan perangkat video pembelajaran)
Sesuai Belum Sesuai
Evaluasi
Pembelajaran Ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disalikan, tempat
penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya pada
Progam Teknik Bangunan
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan
telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian
direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009. adapun
perinciannya adalah sebagai berikut :
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan tahun 2009 Februari Maret April Mei Juli Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Pengajuan judul Pra proposal Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Perijinan penelitian Pelaksanaan Analisi data Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif karena
berusaha mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian
deskriptif tunggal terpancang, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan
melihat berbagai permasalahan yang ada secara menyeluruh dan mempelajari
berbagai variabel dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti
melihat berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan yang utuh.
C. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan digali dari
beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber-
sumber terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan
wawancara langsung dengan responden penelitian, antara lain:
a. Guru kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5
Surakarta dan juga nara sumber lain yang dapat mendukung
tersusunnya skripsi ini.
b. Siwa kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5
Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, dan
bersifat mendukung data-data primer. Data sekunder diperoleh dengan jalan
mempelajari, membaca dan mencatat buku-buku, serta lampiran-lampiran serta
laporan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive
Sampling yang merupakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif
dengan menggunakan keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya,
dan lain-lain.
Peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu tentang
permasalahan yang akan diteliti, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai
“Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa
keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang
muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada
informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa
jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini
adalah:
1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,
tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang
sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga
informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan
kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan
informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan
pandangan mereka terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi di SMK Negeri 5
pada Program Studi Teknik Bangunan Gedung. Teknik ini akan dilakukan pada
semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh
akan lebih valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Untuk melebih mengarahkan jalannya wawancara mendalam terhadap
masing-masing responden, maka daftar pertanyaan yang akan diajukan mengacu
pada indikator sebagai berikut:
a. Penggunaan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa .
b. Cara belajar siswa dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber
belajar.
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai bahan ajar bagi guru.
2. Observasi Langsung
Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan
pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan
yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung
dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan
Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa kelas1 di SMK
Negeri 5 Surakarta khususnya program studi Teknik Bangunan kelas 1.
Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali
dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.
3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)
Menurut Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen
adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk
mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
dengan melihat atau meneliti dokumen”.
F. Validitas Data
Teknik pengembangan validitas data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif yaitu teknik triangulasi, dimana untuk menarik kesimpulan yang relevan
dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam
triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam
penelitian, yaitu:
1 Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada Pemanfaatan teknologi
informasi sebagai sumber belajar bagi siswa
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)
Gambar 2. Teknik Triangulasi Data (Sumber)
2 Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai
sumber secara mandiri. Selain itu data base akan dikembangkan dan disimpan
agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya
verifikasi.
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)
Gambar 3. Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri
Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informan adalah Guru dan
siswa kelas 1 di SMK Negeri 5 Surakarta. Untuk keabsahan (validasi) data
dilakukan dengan mengcross check masing-masing hasil wawancara, sehingga
diperoleh suatu kesimpulan penelitian berdasarkan sumber-sumber yang dianggap
berkompeten dalam penelitian.
Wawancara
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Data
Data
Wawancara
Observasi
Content analisis
Aktivitas
Dokumen/ arsip
Informan
Atau :
Tafsir data Peneliti 2
Peneliti 3
Peneliti 1
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
P en gum pula n D ata
R eduk si D a ta S aj ia n D ata
K esim pu la n
G. Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar
kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan
dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam
model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk
interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam
melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen
analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih
berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis
tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan
menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan
skema sebagai berikut:
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)
Gambar 4. Proses Analisis Interaktif
Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang
masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang
dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau
verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan
antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena
sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian
menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan
pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan
kemudian oleh keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi studi
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan akan direncanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas
Sebelas Maret dan SMK Negeri 5 Surakarta.
b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data
dan penyusunan jadwal kegiatan secara rinci.
c. Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat
mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.
2. Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara
mendalam, dan mencatat dokumen.
b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul
dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data
yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan
pemantapan data pada pengumpulan data berikutnya.
c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan
memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka
pikir.
3. Analisis Data
a. Melakukan analisis awal.
b. Mengembangkan bentuk sajian data.
c. Melakukan analisis.
d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data.
e. Melakukan analisis antar kasus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
f. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
I. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disajikan, tempat
penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta khususnya kelas 1 pada
Progam Teknik Konstruksi Bangunan
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan
telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian
direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2010. adapun
perinciannya adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan Judul pada tanggal 10 Agustus 2008
b. Praproposal pada tanggal 24 Februari 2009
c. Proposal pada tanggal 2 November 2009
d. Seminar Proposal pada tanggal 29 Desember 2009
e. Revisi Proposal pada tanggal 30 Desember 2009
f. Perijinan Penelitian pada tanggal 26 Januari 2010
g. Pelaksanaan pada tanggal 27 Januari- 29 April 2010
h. Analisis Data pada tanggal 25 April – 7 Juli 2010
i. Penyusunan Laporan pada tanggal 25 April – 20 November 2010
j. Ujian Skripsi pada tanggal 2 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian
dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut.
C Populasi, Sampel dan Sumber Data
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri
2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. yang terdiri dari tiga kelas dengan perincian
sebagai berikut: kelas 1 TGB sebanyak 35 peserta didik, kelas 1 TKK sebanyak
25 peserta didik, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik, sehingga jumlah
keseluruhan 95 peserta didik.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Karena populasinya
bersifat Homogen, maka dalam penelitian ini sample yang digunakan dengan
koresponden terbanyak yaitu kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari :
a) Wakil Kepala Sekolah I bidang kurikulum (WKS 1) SMKN 2
Surakarta..
b) Ketua Program Keahlian Teknik bangunan SMKN 2 Surakarta..
c) Guru pengampu mata pelajaran/diklat Praktek Batu Program Keahlian
Teknik bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.
d) Peserta didik kelas 1 TKB Program Keahlian Teknik bangunan tahun
ajaran 2009/2010 SMKN 2 Surakarta.
e) Pakar (ahli) Multimedia yang ahli dibidang Video CD Pembelajaran.
Selain dari hasil wawancara sumber data lainnya juga diambil dari
pengamatan/observasi peneliti dilokasi penelitian saat proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
menggunakan media pembelajaran yang berlangsung didalam kelas. Penelitian
dilaksanakan dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara pada setiap
sumber utamanya.
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini yang kemudian dianalisis. Adapun teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara :
1. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau atau lebih
secara langsung. Jenis wawancara ada dua yaitu tak terpimpin (tak berstruktur, tak
sistematis) dan terpimpin (berstruktur, sistematis). Sehingga dalam penelitian ini
peneliti lebih cenderung mengunakan wawancara terpimpin karena peneliti
nantinya akan menggunakan pertanyaan yang sistematis sehingga mudah diolah
kembali dan pemecahan masalahnya lebih mudah.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang komplek, yang
tesusun dari proses biologik dan psikologik. Dalam menggunakan teknik
observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Menurut H.B Sutopo (2007),
observasi dibagi menjadi dua yaitu “Observasi secara langsung maupun tidak
langsung”. observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara
langsung. Dimana peneliti secara langsung melakukan observasi terhadap
aktivitas subjek dan kondisi lingkungan penelitian selama penelitian berlangsung
baik secara formal maupun informal.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Digunakan untuk melengkapi data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi agar data yang diperoleh menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
benar-benar valid, karena sumber data yang berupa dokumen merupakan sumber
data yang stabil, kaya dan bersifat alamiah karena sesuai dengan konteks lahiriah.
E Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pedoman wawancara dan pedoman observasi yang disesuaikan dengan
karakteristik data yang akan dikumpulkan.
F Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskriptif. Deskriptif
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data dengan kata-kata dengan sejelas-jelasnya yang mana data
telah terkumpul sebagaimana adanya atau bisa juga diartikan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
G Perencanaan Desain Produk
Dalam penelitian ini diperlukan prosedur kerja yang sistematis dan terarah
sehingga diharapkan Perencanaan Desain Produk dapat terencana dengan baik.
Prosedur kerja yang sistematis tersebut dapat digambarkan dalam alur
pengembangan seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan
Rev
isi
Rev
isi
Pengkajian Penggunaan Media
Pengkajian Bentuk Media Video Pembelajaran
Pengkajian Perangkat Pembuat Media
Pembuatan Story Board
Pengumpulan Objek Pendukung Media
Perancangan Video Pembelajaran
Pembuatan Video Pembelajaran
Uji coba
Pengumpulan Data
Analisis Data
Rev
isi
Start
End
Review Ahli instruksional
pembelajaran
Review Ahli media
pembelajaran
Konsultasi Dosen Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Bentuk Media, Perangkat Media dan Pengkajian Penggunaan Media
Ketiga kegiatan merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa
dilakukan secara terpisah. Pemilihan materi merupakan kegiatan menentukan
topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Pemilihan
materi meliputi kegiatan mengetahui kurikulum yang berlaku, membuat peta
materi berdasarkan kurikulum, dan membuat garis–garis besar isi program
pembelajaran (GBIPP). GBIPP sekurang–kurangnya berisi kompetensi dasar,
materi pokok, indikator pencapaian hasil, latihan dan tes, judul file, nomor kode,
teks materi, audio/suara, gambar/foto, animasi, video, dan daftar pustaka.. Untuk
itu perlu ditetapkan siapa penggunanya (user). Dan juga menentukan perangkat
pembuat media. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran
tersebut baik atau tidak. Pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah
peserta didik Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang
menempuh Pelajaran Praktek batu.
c. Membuat Story Board
Tahapan ini menentukan konsep dari video pembelajaran yang akan
dibuat. Tampilan awal sampai akhir dirancang dengan rapi, sehingga
memudahkan pengguna dalam mencerna materi yang dibahas. Selain itu, pada
tahapan ini dianalisis tujuan dari pembuatan video pembelajaran ini. Tujuan
ditentukan berdasarkan materi ajar beserta SAP materi yang akan diajarkan,
selanjutnya menentukan objek multimedia yang akan digunakan, serta
menentukan bentuk atau hasil video pembelajaran yang diinginkan.
d. Pengumpulan Objek Pendukung Media
Tahapan pengumpulan objek yang akan digunakan berdasarkan konsep
dan rancangan. Pada tahapan ini pengumpulan objek dapat dilakukan berupa:
1) Pembuatan Teks
2) Pengumpulan/Koleksi Teks Materi yang akan disampaikan
3) Pengambilan gambar
4) Pengumpulan suara dan Penganimasian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
e. Perancangan Video Pembelajaran
Dalam perancangan video pembelajaran ini, ada 3 tahapan yang dilalui
yakni :
a. Membuat Rekaman
b. Mengedit Rekaman
c. Produksi hasil Rekaman.
f. Uji Coba
a. Desain Uji Coba
Ada 8 tahapan dalam uji coba produk :
1) Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli
perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk
mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses
validasi ini disebut dengan Expert Judgement.
2) Analisis konseptual
3) Revisi I
4) Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap
kelompok kecil sebagai pengguna produk.
5) Revisi II
6) Uji Coba Lapangan (field testing)
7) Telaah Uji Lapangan
8) Produk Akhir dan Diseminasi
b. Subyek Uji Coba.
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara
memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih sample, yaitu :
1) Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan
ruang lingkup dan tahapan penelitian pengembangan.
2) Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan
dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli
perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal
(preliminary field test).
c. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan
data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan
dikumpulkan dan responden penelitian.
1) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada.
Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup
validitas, kehandalan (reliabilitas).
3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti, oleh karena itu
perlu kejelasan prosedur pengembangannya.
d. Revisi Produk
1) Simpulan yang ditarik dari hasil analisis data uji coba menjelaskan
produk yang diuji cobakan sebagai dasar pengambilan keputusan
apakah model atau produk yang dihasilkan perlu direvisi atau tidak.
2) Pengambilan keputusan untuk mengadakan revisi model atau produk
perlu disertai dengan dukungan/ pembenaran bahwa setelah direvisi
model atau produk itu akan lebih baik, lebih efektif, efisien, lebih
menarik, dan lebih mudah bagi pemakai.
3) Komponen-komponen yang perlu dan akan direvisi hendaknya
dikemukakan secara jelas dan rinci.
e. Expert Judgement
Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: 1) Diskusi
Kelompok (group discussion), dan 2) Teknik Delphi.
1) Group discussion, adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para
pakar (ahli) untuk mengidentifikasi masalah analisis penyebab
masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah, dan
mengusulkan berbagai alternative pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kelompok terjadi curah pendapat (brain storming) diantara para ahli
dalam perancangan model atau produk. Mereka mengutarakan
pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
2) Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus
diantara para pakar melalui pendekatan intuitif.
g. Evaluasi atau Revisi
Setelah aplikasi diujicoba (testing), maka akan terlihat adanya
kekurangan dan kesalahan dalam program aplikasi tersebut. Oleh karena itu, pada
tahap evaluasi ini maka program mengalami penyempurnaan dan perbaikan.
Setelah sesuai dengan yang diinginkan, maka program dikemas dalam suatu
media penyimpanan yang memadai, karena program yang dibuat terdiri dari
banyak file dan mempunyai ukuran yang sangat besar.
7. Validitas Desain
Uji ahli/ validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Maka dalam
vailiditas desain media pembelajaran harus memenuhi 3 aspek penting yaitu :
a. Aspek Media
b. Aspek Substansi
c. Aspek Instruksional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Bentuk Video Pembelajaran
Bentuk dari media yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa
Video CD pembelajaran. Sarana Video CD Pembelajaran ini terdiri dari beberapa
elemen yang berupa teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Produk
dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan
sederhana dalam pengoperasiannya. Video CD Pembelajaran adalah suatu media
yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang
berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip
pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik dapat
menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik
Sesuai dengan bagan alur prosedur pengembangan maka hal pertama yang
dilakukan sebelum perancangan video pembelajaran adalah pengkajian atau
pemilihan materi atau mata pelajaran yang nantinya akan disampaikan kepada
pengguna yaitu peserta didik. Pemilihan materi ini meliputi kegiatan sesuai
SK/KD/kurikulum yang berlaku disekolah. Penelitian ini mengambil kompentensi
pemasangan tembok ikatan ½ bata, hal ini disesuaikan dengan jadwal materi yang
akan diberikan.
a. Pembuatan Storyboard
Storyboard adalah sebuah penggambaran jalan cerita sesuai dengan isi
cerita dan berisi tentang pengambilan sudut gambar, pengisian suara, serta efek-
efek khusus, dimana penggambaran jalan cerita berbentuk potongan gambar yang
disertai penjelasan alur cerita. Fungsi dari storyboard adalah menterjemahkan isi
skenario secara visual atau penggambaran video secara singkat. Sedangkan tujuan
pembuatan storyboard ini antara lain adalah untuk melihat tata urutan peristiwa
yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot). Disamping itu
untuk melihat kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya sudah lancar. Sesuai
dengan storyboar yang telah direncanakan secara garis besar isi dari media video
pembelajaran ini data dibagi kedalam 2 (dua) bagian, yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Sesi I adalah Sesi pembukaan (opening) dan persiapan alat, dalam
bagian ini akan dijelaskan tentang semua peralatan dan bahan yang
dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu.
2) Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat
(4) sesi yaitu:
a) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan.
b) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk L atau bentuk siku.
c) Pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk T dan
d) Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang.
b. Pengumpulan Objek Rancangan
Tahapan pengumpulan objek yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam tahapan
pengumpulan objek ini, dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
1) Pembuatan Teks.
Pembuatan teks dalam perancangan video pembelajaran ini digunakan
untuk pembuatan materi pembelajaran dan pemberian petunjuk penjelas gambar.
Proses pembuatan teks ini menggunakan title pada program Ulied Video
Studio.dan Adobe Premiere Pro 2.0.
2) Pengumpulan/ Koleksi Teks Materi
Pengumpulan teks dari materi pokok yaitu pada mata pelajaran praktek
batu (pemasangan ikatan tembok ½ bata) kelas 1 Teknik Konstruksi Bangunan
dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni :
a) Sesi pebukaan/opening berisi penjelasan persiapan alat dan bahan yang
dipakai dalam praktek batu yaitu pemasangan ikatan tembok ½ batu
b) Kopetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata bentuk bentangan, bentuk L atau
siku, bentuk T dan bentuk silang.
Materi yang ada pada video ini diambil dari sumber buku Memasang
konstruksi batu bata yang disusun oleh tim fakultas teknik Unifersitas Negeri
Yokyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3) Pembuatan Grafis.
Dalam pembuatan title yang berupa teks dan diberikan beberapa efek
animasi yang sederhana dengan menggunakan corel drow X3.
4) Pengambilan Gambar.
Dalam proses perancangan video pembelajaran ini, pengambilan gambar
berupa rekaman yang diambil dari aktivitas yang berlangsung didalam layar
monitor. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi Ulied Video Studio
.dan Adobe Premiere Pro 2.0.untuk menggambar pasangan bata.
5) Pengumpulan Suara.
Proses perekaman suara dalam video ini menggunakan software Ulied
Video Studio. Suara pengarah dalam video ini berasal dari peneliti sendiri.
6) Penganimasian.
Seluruh pengeditan video pembelajaran ini menggunakan software Ulied
Video Studio, Adobe Premiere 2.0 dan Corel Draw X3.
c. Hasil Rancangan Produk
Sesuai dengan storyboard yang telah direncanakan, secara garis besar,
isi dari video pembelajaran ini dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tahapan, yaitu :
1) Membuat Rekaman.
Merupakan proses perekaman dari aktifitas yang berlangsung praktek
pembuatan pasangan ikatan tembok ½ bata yang diperankan oleh peneliti. Dari
perekaman video ini diperoleh data mentah yang masih bersifat pasif, artinya data
mentah sehingga masih perlu diolah.
2) Mengedit Rekaman
Video hasil rekaman yang mentah dan berdurasi panjang perlu adanya
proses pengeditan. Kegiatan editing ini meliputi mengimpor file video atau
memasukkan animasi lain ke dalam library, membuang beberapa klip yang tidak
dipakai, membagi video dalam beberapa klip, dan sebagainya. Semuanya
dilakukan dalam fitur pengeditan dan penambahan efek yang tersedia pada
software Ulied Video Studio10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Produksi Rekaman
Meruakan langkah akhir dalam proses editing telah selesai dengan
seurna.Proses produksi ini bertujuan untuk menghasilkan video yang bias
dinikmati dalam berbagai media dan kebutuhan pada penelitian ini hanya akan
dibahas proses produksi rekaman kedalam format AVI.
Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD
Untuk memperjelas isi dari video pembelajaran Pemasangan Ikatan
Tembok Setengah Bata (Cone Penetration Test), berikut saya sajikan gambar
tampilan (screen picture) dari awal sampai dengan akhir dari video ini.
a) Opening
Dalam bagian opening ini ditampilkan beberapa animasi yang terdiri dari :
(1) Klip special yakni Bars and Tone dan Universal Counting Leader.
Gambar 6. Bars and Tone
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar 7. Universal Counting Leader
(2) Sekilas gambaran kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A.
Yani 200A, Pabelan, Surakarta.
Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A,
Pabelan, Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(3) Gambaran awal tentang proses pemasangan ikatan tembok setengah
bata (Cone Penetration Test) yang menjelaskan tentang proses
pembuatan spesi, pemasangan tembok ikatan setengah bata.
Gambar 9. Judul video pembelajaran
Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test
b) Persiapan Alat.
Dalam tahap persiapan alat ini dijelaskan tentang semua alat serta bahan-
bahan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½ bata. Peralatan yang
digunakan adalah : ember, sekop dan cangkul, penyaring pasir, bendrat, paku dan
bak spesi, sendok spesi, benang, meteran, pensil, selang, water pass, pemadat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
spesi, line bobbins, palu, unting-untingan. Bahan yang digunakan antara lain :
batu bata, pasir, semen, kapur, air.
Berikut adalah tampilan gambar dari bahan pemasangan tembok setengah
bata :
Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan
Gambar 12. Batu bata dan Pasir
Gambar 13. Semen dan Kapur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berikut ini adalah tampilan gambar dari alat pemasangan tembok setengah
bata :
Gambar 14. Sekop dan Cangkul
Gambar 15. Penyaring Pasir
Gambar 16. Sendok Spesi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c) Langkah Kerja Pengujian
Pada umumnya untuk membuat suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan
sebagainya dipakai bahan batu bata, walaupun untuk saat sekarang banyak juga
dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya sederhana, sedangkan
kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada pembuatan batubata, sehingga
untuk ukuran saja mempunyai variasi yang cukup besar, bukan saja karena dari
daerah asal yang berbeda bahkan untuk pembuatan dalam satu tempat pemrosesan
saja bisa mempunyai ukuran yang berbeda-beda pula.
Sebelum proses pemasangan batu bata kita perlu siapkan adonan spesi
terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah pembuatan adonan spesi
(1) Menentukan Standar Pasangan
Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata
(2) Menentukan perbandingan campuran Spesi
Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi
Langkah-langkah pembuatan tembok ikatan ½ bata yang dibagi empat (4)
sesi yaitu :
(1) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan.
Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk Bentangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan
Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan
½ Bata Bentuk Bentangan
Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk Bentangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 24. Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Bentangan
(2) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku.
Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata
Bentuk L atau Bentuk Siku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan
½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua
Bentuk L atau Bentuk Siku
Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk L atau Bentuk Siku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(3) Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T
Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T
Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T
Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T
(4) Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)
Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata
Bentuk Silang (X)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang
Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½
Bata Bentuk Silang (X)
Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua
Bentuk Silang (X)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 39. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X)
2. Pemanfaatan Video Pembelajaran
a. Cara pengorerasian Media Video Pembelajaran
Produk dari penelitian ini bersifat usabilitas, yang artinya mudah
digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. Perangkat lunak (software)
yang biasa digunakan untuk memutar/ menjalankan video ini adalah CyberLink
PowerDVD atau dengan DVD Player. Perangkat lunak ini mudah didapatkan dan
sudah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Selain CyberLink PowerDVD
masih ada banyak perangkat lunak lain yang bisa digunakan untuk memutar /
menjalankan video pembelajaran ini, diantaranya yaitu Windows Media Player
GOM Player, Winamp, Jet Audio, dan masih banyak program lainnya yang ada
pada (software) pada komputer.
Pertama, cara pengoperasian dari menggunakan DVD Player, yang
pertama siapkan Televisi dan Player DVD kemudian masukkan kaset DVD.
Kedua Sesudah terlihat tampilan menu pada layar televisi, tekan play atau pilih
menu yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tekan Pause untuk menghetikan
tampilan sesaat yang berupa gambar diam atau tekan stop untuk mengakhiri video
tersebut.
Kedua, cara pengoperasian dengan menggunakan PC atau komputerdan
monitor, yang pertama klik desktop lalu klik CyberLink PowerDVD atau program
windows media player yang lainnya untuk digunakan. Kemudian klik play atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pilih menu yang tersaji dalam layar monitor lalu klik salah satu tamilan yang
diinginkan pengguna atau klik play yang ada menu tampilan.
Menu yang digunakan dalam CyberLink PowerDVD6 yaitu :
1) Play untuk memulai video
2) Stop untuk mematikan video
3) Pause untuk menghentikan tampilan
4) Next untuk melihat tampilan selanjutnya
5) Previous untuk melihat tampilan sebelumnya
6) Step forward untuk mempercepat tampilan
7) Stepbackward untuk memperlambat tampilan dan lainnya.
b. Perangkat Media Video Pembelajaran
Dalam penelitian ini perangkat-perangkat yang digunakan berbentuk
hardware dan software berbasis multimedia.
1) Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia
i) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS)
j) DDR Kingstone, min. 2 GB
k) VGA 512 MB
l) Sound Card
m) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel
n) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard
o) Speaker Active
p) HD Camcorder
2) Software yang digunakan:
a) Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi
b) Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3.
c) Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara
Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik
kelas 1 Program Keahlian Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh
Pelajaran Praktek Batu pada kompetensi pemasangan ikatan tembok ½ bata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c. Pengkajian Penggunaan Media
Kegiatan diatas yakni Pengkajian Materi, Perangkat Media dan Pengkajian
Penggunaan Media merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dilakukan
secara terpisah, maka harus dilakukan secara beruntun se-belum merancang
sebuah video pembelajaran. Dalam menentukan perangkat pembuat media ini
sangat penting mengingat kalau nanti sudah masuk kedalam software Ulied Video
Studi 10 kalau minimum tidak memenuhi standar diatas terutama untuk
hardwarenya maka pada waktu perekaman software Adobe Premiere Pro 2.0 dan
Corel Draw X3 akan menjadi sangat lambat prosesnya sehingga akan berdampak
pada proses pembuatan video.
Untuk pengguna dari media pembelajaran ini nantinya adalah peserta didik
kelas X Program Konstruksi Bangunan khususnya bagi yang sedang menempuh
Pelajaran Praktek batu pada kompetensi Memasang pasangan ikatan tembok ½
bata.
Ketiga kegiatan diatas yakni, Perangkat Media, Pengkajian
Pengerasian/penggunaan dan Pengkajian Materi Media merupakan hal yang saling
berkaitan dan tidak bisa dilakukan secara terpisah, maka harus dilakukan secara
beruntun sebelum merancang sebuah video pembelajaran.
3. Hasil Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba produk
bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau
tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat
mencapai sasaran dan tujuan. (H B Sutopo 2007)
Produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran
(instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba
dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil
sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing). Dengan uji coba,
kualitas Produk yang dikembangkan betul- teruji secara empiris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Uji Ahli /Validasi
Uji ahli/validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Jadi setelah hasil
perancangan video pembelajaran sudah selesai sebelum hasil itu diujicobakan
pada peserta didik, maka peneliti menunjuk responden para ahli perancangan
model atau produk. Para ahli perancangan model atau produk dalam penelitian ini
melibatkan 3 (tiga) ahli pembelajaran yakni, ahli Media, ahli Subtansi dan ahli
Instruksional. kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan
masukan untuk perbaikan produk yang dihasilkan peneliti. Proses ini disebut
dengan Expert Judgement. (H B Sutopo 2007)
Namun sebelumnya peneliti memberikan butir-butir instrumen (berupa
indikator-indikator untuk setiap 3 aspek diatas) kepada para ahli berdasarkan
variabel yang akan diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Peneliti
mengirimkan hasil perancangan video dan butir-butir instrumen itu pada putaran
pertama kepada para ahli dan membuat janji untuk mengadakan wawancara,
selanjutnya pada pertemuan yang telah disepakati peneliti mengadakan
wawancara dengan cara Diskusi Kelompok (group discussion) yaitu suatu proses
diskusi yang melibatkan para ahli untuk mengidentifikasi masalah, analisis
penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah dan mengusulkan
berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya
yang tersedia. dengan para ahli untuk mememinta pendapat para ahli mengenai
hasil perancangan video yang telah dibuat sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai consensus
dalam memberikan jawaban tentang rancangan suatu produk. Dengan face-to-face
contact, peneliti dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah
diberikan.
Setelah pertemuan tersebut peneliti menganalisis dan mereview hasil
diskusi para ahli yang telah mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang
keahlian mereka masing-masing. Berikutnya hasil review pada putaran pertama
dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
putaran tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan
tercapainya produk yang layak digunakan.
1) Review Ahli Media Pembelajaran
Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli
media pembelajaran. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media
pembelajaran dari guru SMK Negeri 2 Surakarta, yakni Bapak Suhardi, S.Pd.
Pada review yang pertama, aspek yang diamati adalah pada aspek media. Pada
aspek media, indikator program yang dinilai meliputi:
a) Aspek rekayasa perangkat lunak
(1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media
pembelajaran.
(2) Reliabel (handal).
(3) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah).
(4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya).
(5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan.
(6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di
berbagai hardware dan software yang ada).
(7) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam
eksekusi.
(8) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi:
petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas,
terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan
alur kerja program).
(9) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat
dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran
lain).
b) Aspek Komunikasi Visual
(1) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan
keinginan sasaran.
(2) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan.
(3) Sederhana dan memikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(4) Audio (narasi, sound effect, backsound, musik).
(5) Visual (layout design, typography, warna).
(6) Media bergerak (animasi, movie).
(7) Layout Interactive (ikon navigasi).
Dari hasil pengujian yang pertama, yakni Bapak Drs. Wahyu Purwadi.
yang selaku ahli media setelah melihat dan mengamati hasil produk atau video
yang telah saya buat, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut:
Pertama, Bentuk dari media pembelajaran tersebut mudah dipahami karena berbentuk video CD dimana peralatan yang digunakan mudah didapatkan dan cara penggunaannya mudah. Kedua, Cara pengoperasian video juga sederhana sehingga guru atau siswa bisa mengaplikasikan/ mengorasikan media tersebut. Ketiga,. materi video ini kurang efektif karena materinya ada yang kurang atau tidak ada dalam tamilan video, sehingga perlu diperbaiki lagi dalam materinya. Keempat, Volume suara musik terlalu keras seharusnya saat ada suara orang yang menjelaskan volume suara videonya dikecilkan agar apa yang ingin disampaikan bisa ditangkap oleh orang yang melihatnya atau pengguna produk. Sehingga kesimpulannya: yang jelas kalau dari saya melihat video itu
belum memenuhi sebagai video pembelajaran.tambahnya
Untuk masukannya, Pertama jadi yang namanya video itu proses
pembuatnya yang pertama harus urut silabus dan RPP, kemudian dari RPP
itu dikembangkan menjadi skenario dari video atau skrip video kemudian
dari skrip ada storyboard, dimana didalam storyboard ada sinopsis dan
ada treatmen sehingga orang atau audien yang akan mendengarkan melihat
suatu video pembelajaran bisa mengetahui maksud dari video tersebut.
Kedua perlu disertakan rencana pelaksanaan pembelajarannya untuk
mengetahui dimana dalam skenario RPP itu membutuhkan media video ini
kalau itu djadikan sebagai kolaborasi.
(Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/ 15 Februari 2010/09.45-10.13 Wib.)
Sedangkan pada pengujian kedua, beliau mengutarakan pendapatnya
sebagai berikut:
Bapak Drs. Wahyu Purwadi. setelah melihat hasil revisi hanya
mengomentari : Bahwa media Video pembelajaran ini sudah cukup baik, hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
saja agar pengguna bisa lebih mudah menggunakan produk ini maka perlu
mengkopi dalam bentuk kaset DVD agar siswa juga dapat menontonnya dirumah
sebagai media pendukung belajarnya. Di SMK Negeri 2 Surakarta sudah
menggunakan video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dalam
menggunakan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan laptop
beserta LCD dalam mengajar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam
penggunaan video sebagai media pembelajaran adalah terbatasnya sarana dan
prasarana tersebut.
(Bapak Drs. Wahyu Purwadi /Wawancara/20 Februari 2010/09.45-10.30 Wib.)
2) Review Ahli Instruksional Pembelajaran
Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli
subtansi sekaligus sebagai ahli Instruksional pembelajaran. Dalam review
penelitian ini kami percayakan kepada ahli dari lingkup guru SMK Negeri 2
Surakarta sendiri, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Beliau selaku guru mata
pelajaran/diklat praktek batu kelas 1 program keahlian bangunan dan sekaligus
sebagai Ketua Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada aspek
subtansi indikator program yang dinilai meliputi :
a) Kebenaran Konsep
(1) Tidak ada aspek yang menyimpang.
(2) Kelogisan dan sistematika uraian.
(3) Kesesuaian Materi dengan Silabi atau Kurikulum.
b) Keterlaksanaan
(1) Dapat digunakan dengan mudah.
(2) Sesuai dengan kompetensi dasar.
(3) Kesesuaian dengan jenis kegiatan yang digunakan.
Sedangkan pada aspek instruksional, indikator program yang dinilai
meliputi :
1. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis).
2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/ KD/ Kurikulum.
3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.
5. Interaktivitas.
6. Pemberian motivasi belajar.
7. Kontekstualitas dan aktualitas.
8. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.
9. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.
10. Kedalaman materi.
11. Kemudahan untuk dipahami.
12. Sistematis, runut, alur logika jelas.
13. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan.
14. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
15. Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi.
16. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.
Dari hasil diskusi, setelah melihat video pembelajaran itu beliau
mengutarakan pendapatnya dalam pengujian pertama sebagai berikut :
Dengan adanya penggunaan media Video ini :Pertama, Diharapkan kedepannya nanti peserta didik akan lebih tertarik dengan media itu. Karena penggunaannya lebih mudah dan praktis baik untuk secara penyampaian dari guru Kedua, Media Video pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Ketiga, Untuk kedepannya dengan adanya video pembelajaran seperti ini, diharapkan guru-guru program keahlian bangunan bisa menggunakan video pembelajaran yang serupa sebagai kolaborasi dalam proses pembelajaran. Keempat, Sedangkan kekurangan dari media Video Pembelajaran ini adalah :Pertama, pada suaranya, dimana tidak semua siswa bisa mendengar dengan jelas. Kedua, Alokasi waktu dalam video ini terlalu singkat. (Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 21 Februari 2010/10.11-10.26 Wib)
Dari hasil revisi, pada pengujian kedua untuk Bapak Suhardi, S.Pd selaku
ahli Subtansi dan Instruksional mengeluarnya pendapatnya sebagai berikut :
Pertama, saat ditanya mengenai aspek subtansi untuk butir A yaitu kebenaran konsep beliau mengatakan “kaitannya dengan media pembelajaran dengan mengunakan Video CD Pembelajaran materinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
sudah sesuai dengan materi memasang pasangan ikatan tembok ½ bata yang ada di SMK khususnya untuk praktek batu, disamping itu materinya juga sudah sistematis sesuai dengan urutan materi sehingga nanti peserta didik mudah untuk menerima penjelasan dari Video CD itu, ditambah lagi kalau dikaitkan dengan silabi atau kurikulum juga sudah mewakili khususnya untuk kurikulum Spektrum.” Tapi untuk butir B yaitu keterlaksanaan, beliau hanya menambahkan
“Saya kira nanti bisa dikombinasikan dalam artian Video CD
Pembelajaran nanti kita gunakan, kalaupun nanti ada yang harus dijelaskan
secara manual, saya kira nanti bisa untuk media Camtasia ini bisa untuk
membantu proses penggambaran kususnya untuk gambar teknik dasar.”
Aspek Kedua, yaitu aspek instruksional dimana untuk media Video CD Pembelajaran ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevansi tujuan pembelajaran dengan standar kompetensi yang ada.
(Bapak Suhardi, S.Pd /Wawancara/ 10 Mei 2010/08.41-09.17 Wib.)
b. Revisi I
1) Uji coba Pertama
a) Ahli Media
(1) Media berbentuk Video CD Pembelajaran ini mudah dimengerti.
(2) Video belum efektif karena materinya ada yang kurang.
(3) Pengoperasian/ penggunaan media video CD pembelajaran sangat
mudah.
(4) Suaranya kurang jelas karena volume musik penghantar terlalu besar
(5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mengetahui
dimana video ini digunakan dalam proses pembelajaran jika video ini
digunakan sebagai kolaborasi.
(6) Membuat Storyboard untuk mengetahui gambaran jalan cerita
berbentuk potongan gambar yang disertai penjelasan alur cerita dan
berisi tentang pengambilan sudut gambar pengisian suara serta efek
khusus dalam sebuah video.
b) Ahli Subtansi dan Instruksional
(1) Suaranya kurang jelas jika didengar dari belakang
(2) Gambar sudah cukup baik agar siswa termotivasi dan semakin tertarik
terhadap video CD Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(3) Pengoperasian/ penggunaan media ini mudah
(4) Untuk setiap materi yang disampaikan/ditayangkan harus dibagi-bagi
menjadi beberapa sesi agar tidak terlalu panjang dan membosankan.
2) Uji coba Kedua
a) Ahli Media
Dalam uji coba kedua ini tinggal Pemaketan program media pembelajaran
terpadu agar mudah dalam eksekusi sehingga pengguna bisa lebih mudah
menggunakan produk Video CD Pembelajaran ini.
b) Ahli Subtansi dan Instruksional
Untuk media pembelajaran dengan Video ini sebagian sudah cukup sesuai
dengan aspek subtansi dan Intruksional, kedepannya hanya tinggal
penyempurnaannya saja.
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para ahli media
pembelajaran dan peneliti mengetahui kelemahan-kelemahan deasain produknya,
tahap selanjutnya peneliti mencoba untuk mengurangi kelemahan-kelemahan
tersebut dengan cara memperbaiki desain.
c. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap
kelompok kecil sebagai pengguna produk.
Setelah desain produk divalidasi dan direvisi, selanjutnya desain produk
tersebut diuji cobakan kepada beberapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2
Surakarta dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kecendrungan
peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan
masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang
dibutuhkan peneliti. (H B Sutopo. 2007)
Dari hasil purposive sampling peneliti menetapkan 5 anak dari 35 sampel
untuk uji coba kelompok kecil atau uji coba terbatas ini yaitu Rama Priya Utama,
Prasetyo Anggri W, Aditya Kurniawan, Sudarsono dan Dikey Dewanta. Dari
kelima peserta didik tersebut yang peneliti ambil wawancaranya dan digunakan
dalam penelitian ini adalalah Rama Priya Utama, Prasetyo Anggri W, Aditya
Kurniawan. Pengujian kelompok kecil atau uji coba terbatas ini bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mendapatkan informasi kelayakan daripada desain produk atau media
pembelajaran yang telah dihasilkan peneliti. Dan pengujian ini dilakukan sebagai
tahap awal sebelum uji coba Lapangan (field testing) dalam hal ini dikelas. Dari
hasil wawancara yang peneliti himpun hasilnya sebagai berikut :
1) Menurut siswa yang bernama Rama Priya Utama Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
Pertama, Praktek batu adalah mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan, biasanya kalau untuk tugas-tugas menggambar pasangan bata bapak guru menggambar didepan, setelah itu diterangkan dan siswa disuruh meyalinnya dibuku tulis masing-masing. Kedua,
dengan adanya video pelajaran Praktek batu semakin menarik, menambah minat siswa untuk belajar karena semakin mudah untuk dipahami, tapi kelemahannya adalah kurang jelas suaranya.
(Rama Priya Utama /Wawancara/ 25 Februari 2010/09.15-09.20 Wib.)
2) Menurut siswa yang bernama Prasetyo Anggri W Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
Untuk pertama kalinya mata pelajaran Praktek batu menggunakan video pembelajarannya. Dimana video pembelajarannya ini cukup jelas dan mudah diserap materinya serta meningkat waktu sehingga bisa menambah minat belajar. Dengan adanya perkembangan teknologi maka media perlu digunakan. Prasetyo menambahkan, Untuk kekurangannya sendiri videonya kalau didengar kurang begitu jelas suaranya, prosesnya terlalu cepat serta saat menyeting alat-alatnya (kabel, laptop, sound, lcd) terlalu ribet.
(Prasetyo Anggri W /Wawancara/ / 25 Februari 2010/10.15-10.20 Wib.)
3) Menurut siswa yang bernama Aditya Kurniawan. Kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
Dengan adanya video cd pembelajaran pemasangan ikatan tembok ½ bata lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru tidak harus menggambar didepan papan tulis, selain itu materinya lebih mudah dipahami. (Aditya Kurniawan./Wawancara/ 25 Februari 2010/11.30-11.35 Wib.)
Dari hasil wawancara dengan 3 (tiga) peserta didik diatas jelas bahwa
selama ini untuk mata pelajaran Praktek batu belum pernah menggunakan sebuah
media pembelajaran berupa video. Dalam proses pembelajaran selama ini untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
penyampaian materi hanya diberikan secukupnya sedangkan untuk setiap tugas-
tugas yang diberikan bapak/ibu guru harus menulis dan menggambar didepan
papan tulis dengan peralatan manual (spidol, sepasang penggaris segitiga, jangka
dan penghapus). Sehingga adanya video pembelajaran ini materi pembelajaran
lebih jelas, lebih mudah dilihat dan lebih mudah dicermati sehingga bapak guru
tidak harus menggambar didepan papan tulis untuk memberikan tugas-tugas
menggambarnya. Walaupun ada bebepara bagian video yang harus direvisi.
d. Revisi II
Dari hasil wawancara dengan uji coba kelompok kecil atau uji terbatas
ternyata masih ada sebagian kecil dari hasil produk / video yang harus direvisi
yaitu masalah suara yang belum begitu jelas jika didengar, karena volume musik
penghantar terlalu besar dari pada suara pengarah. Selanjutnya peneliti
mengadakan revisi, untuk berikutnya baru diberlakukan pada Uji Coba Lapangan.
e. Uji Coba Lapangan (field testing)
Setelah pengujian pada uji coba kelompok kecil atau uji terbatas terhadap
produk berhasil, maka selanjutnya produk media pembelajaran dengan Video CD
Pembelajaran tersebut diterapkan dalam kondisi nyata yaitu didalam kelas sesuai
dengan sampel yang telah diambil yaitu peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2
Surakarta yang berjumlah 35 orang. Tetapi yang peneliti wawancarai berjumlah 5
orang dengan cara purposive sampling.
Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berukut :
1) Menurut siswa yang bernama Ares Munandar Kelas 1 TKB SMK Negeri 2
Surakarta menyatakan bahwa :
Kelebihan dari video itu bisa di Pause sehingga kalau belum paham bisa diulang lagi/diputar lagi, keterangan dari detail gambar jelas sehingga membuat video itu mudah dipahami. Ares juga menambahkan dalam video itu juga diterangkan dan diberi gambar bagaimana caranya memasang pasangan bata. Saat ditanya untuk keadannya kelas dia mengatakan “ Saat diputar video itu sebagian ada yang ramai dan sebagian ada yang memperhatikan, tetapi saat melihatnya ada antusias dan jika dilihat dari waktunya lebih cepat dari pada yang sebelumnya. Kalau digunakan dalam proses pembelajaran sudah bisa mewakili. (Ares Munandar /Wawancara/27 Februari 2010/09.30-09.35Wib.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2) Menurut siswa yang bernama Dikey Dewanta Kelas 1 TKB SMK Negeri 2
Surakarta menyatakan bahwa :
Video seperti ini sebelunmya belum ada karena biasanya setiap pelajaran
praktek batu digambar bapak guru dipapan tulis sehingga prosesnya
kadang-kadang tidak kelihatan dan membutuhkan waktu yang lama,
tetapi dengan adanya video ini proses menggambar pasangan ikatan bata
mudah dipahami dalam pembelajaran karena kita bisa melihat langsung
cara-cara memasang pasangan ikatan tembok ½ bata.
Videonya lebih menarik dan cara menyampaikan lebih jelas tetapi kalau prosesnya/waktunya terlalu singkat dan suaranya kurang keras.
(Dikey Dewanta /Wawancara/27 Februari 2010/09.37-09.40Wib.)
3) Menurut siswa yang bernama Dwi Kasih R.W Kelas 1 TKb SMK Negeri 2
Surakarta menyatakan bahwa :
Tanggapanya tentang video itu bagus karena biasanya hanya melihat bapak guru menerangkan didepan papan tulis dan diberi fotokopian tugas. Masukkannya harusnya siswa diberi tahu juga diberi kopian videonya jadi tidak hanya disuruh memperhatikan saja, kekurangan lainnya untuk suaranya kurang jelas. (Dwi Kasih R.W./Wawancara/ 27 Februari 2010/09.40-09.45Wib.)
4) Menurut siswa yang bernama Erwin Dwi Prasetyo Kelas 1 TKB SMK
Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
Dengan adanya video pembelajaran itu dapat memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya menggambar bisa langsung bisa dilihat dan diketahui prosesnya. Siswa lainnya saat melihat video itu juga lebih aktif dan memperhatikan walaupun ada sebagian yang pasif. Tambahnya “Supaya kualitas videonya ditingkatkan dan tidak hanya praktek pemasangan ikatan bata saja yang dibuat video tapi lainnya juga dibuat seperti itu. (Erwin Dwi Prasetyo /Wawancara/27 Februari 2010/11.30-11.35Wib .)
5) Menurut siswa yang bernama Muhammad Sekti Widi Kelas 1 TKB
SMK Negeri 2 Surakarta menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dengan adanya video itu lebih menambah pengetahuan dan lebih jelas lagi dari sebelumnya. Selain itu juga menambah antusias, Karena di video itu menjelaskan tentang proses pembuatan Pamasangan ikatanBata, dimana teman-temannya juga aktif memperhatikan video itu dengan benar. Untuk masukkannya agar video itu kedepannya lebih lama dan lebih baik lagi. (Muhammad Sekti Widi /Wawancara/ 27 Februari 2010/11.35-11.40Wib.)
f. Telaah Uji Lapangan
Dari Uji Coba Lapangan (field testing) diatas menunjukkan bahwa dengan
adanya video pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini ternyata dapat
memperjelas cara-cara praktek batu karena langkah-langkahnya lebih jelas dan
lebih mudah dipahami, membuat lebih antusias, karena caranya praktek bisa
langsung bisa dilihat dan diketahui prosesnya step by step (langkah-demi
langkah). Ditambahkan pula dengan adanya video pembelajaran ini waktunya
juga lebih singkat. Sedangkan untuk hasil observasi, jika dilihat dari videonya
apabila durasi video terlalu panjang dan peneliti tidak bisa mengkolaborasikan
dengan cara yang manual maka peserta didik mulai terasa bosan ini ditunjukkan
dengan sikap atau perilaku mereka seperti, sudah tidak mau memperhatikan,
mulai mengantuk, berbincang-bincang, minta izin kebelakang, minta cepat pulang
dan berbagai alasan lainnya yang menunjukan mereka mulai bosan. Sedangkan
untuk Keadaan dan kondisi ruang kelas juga belum memenuhi persyaratan teknis
karena tiap kelas yang ada sebagian berada ditepi jalan besar atau dekat dengan
jalan sehingga keadaannya selalu bising itu yang membuat konsentrasi peserta
didik tidak terfokus saat mendengarkan suara video selain itu juga keadaan
kelasnya yang selalu mendapatkan pencahayaan yang ekstra sehingga saat
dinyalakan videonya tidak teralu jelas dilihat. Selain itu guru pengampu juga
dituntut optimal dalam proses pembelajaran.
Maka disinilah bagaimana peran guru dalam pengkondisian kelas sangat
dibutuhkan dalam proses kolaborasi media pembelajaran untuk bisa menjaga
ketenangan kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
kolaborasi media Video CD Pembelajaran tersebut. Sehingga media Video CD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran
Praktek Batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Disisi lain sebelum Uji Lapangan, peneliti sempat mengadakan wawancara
dengan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum mengenai hasil daripada produk/ video
yang peneliti buat yang isinya sebagai berikut :
Tanggapan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum.
Menurut bapak Sigit selaku WAKASEK 1 Bagian Kurikulum SMK Negeri 2 Surakarta mengatakan.
Di SMK Negeri 2 Surakarta ini kedepannya akan merealisasikan penggunanan berbagai media dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran dengan didukung adanya pelatihan-pelatihan cara menggunakan media (cara menggunakan Laptop, Internet dan cara membuat Powerpoint) yang ditangani langsung oleh WAKASEK Ketenagaan melalui bagian kurikulum ini. Selain itu setiap guru dianjurkan punya Laptop dan minimal bisa membuat Powerpoint untuk proses pembelajarannya. Hal ini juga didukung dengan adanya target bahwa setiap kelas akan ada 1 buah LCD, tapi masih berupa rencana karena ruang teori yang ada saat ini masih kurang, hal ini disebabkan kaitannya dengan keamanannya. Beliau juga menambahkan : Nanti kalau sudah selesai saya mohon software ini bisa digunakan di SMK Negeri 2 Surakarta ini.
((Sigit Susilo, S.Pd., M.T/Wawancara/1 Maret 2010. 09.15-09.45 Wib.)
Dari hasil wawancara diatas sangat jelas bahwa di SMK Negeri 2
Surakarta ini sudah mempunyai target akan mempergunakan berbagai media
dalam proses pembelajarnnya yang ditujukan kepada setiap guru mata pelajaran
Sehingga tepat jika kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah
satu alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi
penyampaian materi selain menggunakan powerpoint, dengan syarat jika guru itu
mempunyai waktu yang cukup, punya Laptop/komputer, biaya yang cukup,
konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows seperti microsoft word,
Powerpoint, dan tentunya media Video CD Pembelajaran.
Jika dilihat dari uji coba lapangan diatas dari hasil obsevasi menunjukan
untuk media pembelajaran dengan Video CD Pembelajaran ini sudah bisa
diterapkan didalam kelas dengan kondisi atau keadaan yang ada saat ini.Tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
penyediaan sarana dan prasarana seperti alat media (Laptop), Televisi ataupun
Player DVD masih kurang, walaupun dari manajemen sekolah yaitu dari bagian
kurikulum sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung masih minim.
Tapi keadaan ruang kelasnya yang tidak mendukung dari segi pencahayaan jika
diguakan untuk memutar video. Sehingga kedepannya dibutuhkan alternatif-
alternatif yang bisa menunjang penggunaan berbagai media terutama yang
berkaitan dengan pengunaan video yang membutuhkan sisi pencahayaan yang
dapat diatur.
Walaupun begitu, disisi lain seharusnya dengan adanya target-target yang
diberikan WAKASEK 1 Bagian Kurikulum menjadi pemicu bagi semua guru
mata pelajaran/diklat untuk bisa menguasai berbagai media dan bisa menggali
karakter guru dengan teknik-teknik ketrampilan yang dimilikinya.
Perlu diketahui juga dalam penelitian ini hanya sampai pada uji coba yang
kedua dikarenakan adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan pikiran dari
peneliti.
g. Produk Akhir
Dalam penyempunaan produk ini dimana untuk produk Video CD
Pembelajaran yang peneliti hasilkan adalah video cd, sehingga nantinya pengguna
produk ini yakni bapak/ibu guru atau bahkan peserta didik itu sendiri akan lebih
mudah lagi dalam penggunaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara
kepada beberapa guru dan beberapa murid kelas 1 SMK Negeri 2 Surakarta,
dimana Bentuk, Cara Pengoperasian dan Perangkat yang digunakan serta
Pemanfaatan video pembelajaran mempunyai pengaruh dalam kegiatan belajar
mengajar. Adapun dari penggunaan Video CD Pembelajaran ini ada kelebihan dan
kekurangan dari produk tersebut yakni :
1. Kelebihan penggunaan Video CD Pembelajaran :
a. Bentuk dari media Video CD mudah dipahami.
b. Cara Pengoprasian/ penggunaannya mudah.
c. Peralatan yang digunakan mudah didapat dengan menggunakan DVD
Player atauun software yang ada pada computer missal : power DVD,
Windws media layer, GOM Player dan lainnya.
d. Manfaatnya dapat menarik perhatian siswa.
e. Membantu untuk mempercepat dalam proses pemahaman siswa.
f. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
g. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat variable.
h. Menghilangkan kebosenan siswa dalam belajar.
i. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses belajar.
2. Kekurangan penggunaan video pembelajaran :
a. Kurang terperinci.
b. Dari materi yang disampaikan kurang detail.
c. Terlalu cepat dalam penyampaiannya.
Sehingga kedepannya nanti Video CD Pembelajaran ini menjadi salah satu
alternative alat media yang dapat digunakan sebagai sarana kolaborasi
penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual (gambar) dan Audio
(suara) yang biasa disebut sebagai video pembelajaran. Dimana media Video CD
itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu,
dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya Video CD
Pembelajaran sebagai media pembelajaran praktek memasang ikatan tembok ½
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
bata, menurut responden yang peneliti wawancarai (bapak Sigit Susilo S.Pd., M.T
selaku Wakasek I bagian kurikulum, Bapak Suhardi, S.Pd selaku guru pengampu
sekaligus sebagai ketua program keahlian teknik kontruksi bangunan dan
bebarapa peserta didik kelas 1 TKB SMK Negeri 2 Surakarta) adalah: Pertama,
dimana bentuk dari media Video CD Pembelajaran memungkinkan peserta didik
dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan menarik. Kedua, lebih
variatif sehingga bisa digunakan sebagai media kolaborasi dalam proses
pembelajaran praktek batu. Ketiga, cara penggunaan sangat mudah dan sederhana
dalam pengoperasiannya.Keempat, dengan adanya Video CD Pembelajaran itu
memberi motivasi dan semangat dalam belajar. Kelima, kualitas belajar peserta
didik dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan
kapan saja.
Selain itu Keunggulan Video CD Pembelajaran yang lain bila dijadikan
sebagai kolaborasi pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran antara lain :
1. Memilki lebih dari satu media yang konvergen, yaitu adanya gabungan
unsur audio dan visual.
2. Dapat digunakan berkali-kali sesuai kebutuhan.
3. Bersifat usabilitas, yang artinya mudah digunakan dan sederhana dalam
pengoperasiannya.
4. Dapat menyajikan obyek secara detail.
5. Dapat digunakan untuk belajar secara klasikal, kelompok, individu atau
mandiri.
6. Proses/alur videonya dapat diperlambat atau dipercepat sehingga peserta
didik sebagai pengguna produk bisa mengontrol laju kecepatan belajarnya
sendiri.
7. Dapat menyajikan gambar yang berwarna, bersuara, dan bergerak.
8. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
Untuk menunjang dan melengkapi data hasil wawancara tersebut, penulis
juga melakukan observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dimana dengan adanya media Video CD Pembelajaran yang digunakan dalam
mata pelajaran/diklat pemasangan ikatan tembok ½ bata, ternyata bisa juga
memperbaiki kaitannya dengan perilaku atau tindakan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Akan tetapi jika sarana dan prasarana untuk mendukung media ini dapat
dipenuhi dan dengan adanya berbagai kelebihan yang ada pada media Video CD
Pembelajaran tersebut, maka kedepannya media Video CD Pembelajaran ini bisa
menjadi alat atau media pembelajaran alternatif masa depan sebagai media
kolaborasi dalam inovasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bentuk dari media yang dihasilkan adalah Video CD Pembelajaran sebagai
salah satu alternatif media kolaborasi masa depan.
2. Dengan adanya penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan/
pengoperasian media Video CD Pembelajaran (Pemasangan ikatan tembok ½
bata) dengan menggunakan Player DVD atau Komputer sangat mudah dan
peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware untuk
pengalikasiannya.
3. Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi maka produk yang dihasilkan
Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan sebagai media kolaborasi
dalam proses pembelajaran mata pelajaran/diklat Praktek Batu pada sub
kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata.
B. Implikasi
1. Bentuk dari media ini berupa Video CD Pembelajaran dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif media kolaborasi masa depan dengan syarat jika
guru itu mempunyai laptop/ komputer, waktu yang cukup, biaya yang cukup,
konsentrasi yang cukup, menguasai berbagai windows terutama microsoft
word, Powerpoint dan tentunya media Video CD Pembelajaran.
2. Cara penggunaan atau pengoperasian media Video CD Pembelajaran sangat
mudah dan peralatan yang digunakan harus sesuai hardware dan sofware
untuk pengalikasian video cd tersebut. Video CD Pembelajaran merupakan
sarana yang efektif sebagai media kolaborasi dalam inovasi pembelajaran
dikelas, untuk saat ini Video CD Pembelajaran sudah bisa dilaksanakan dalam
pembelajaran didalam kelas walaupun adanya beberapa faktor yang sangat
berpengaruh, seperti: kurangnya peralatan penunjang dalam menggunakan
media tersebut, walaupun dari manajemen sekolah yakni bagian kurikulum
sudah menyediakan berbagai falilitas untuk mendukung berbagai penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
media dalam proses pembelajaran dan keadaan ruang kelasnya tetapi sarana
dan prasarananya masih terjangkau.
3. Produk yang dihasilkan Video CD Pembelajaran, layak untuk digunakan
sebagai media kolaborasi dalam proses pembelajaran Praktek Batu pada sub
kopetensi Pemasangan ikatan tembok ½ bata, akan tetapi membutuhkan
waktu, biaya/ dana, dan konsentrasi/ pikiran yang cukup.
C. Saran
1. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam
bidang pendidikan sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik
(guru) dengan cara mengembangkan model pembelajaran yang baru dengan
menggunakan berbagai media termasuk menggunakan bentuk media Video
CD Pembelajaran
2. Perkembangan teknologi multimedia telah memberikan pengaruh dalam
bidang pendidikan, sehingga hal tersebut harus direspon oleh para pendidik
(guru/dosen) dengan cara menciptakan model pembelajaran yang baru.
3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat mendesain media dengan
menggunakan Video CD Pembelajaran ini dengan baik lagi pada materi yang
berbeda karena Video CD Pembelajaran ini masih memiliki kelebihan-
kelebihan yang belum dipahami oleh peneliti.