Presentasi Hydropneumothorax

43
HYDROPNEUMOTHORAK Ferry Juniansyah 110.2011.105 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi RSUD Arjawinangun Pembimbing: dr. H. Edi Kurniawan, Sp.P

description

preskas paru

Transcript of Presentasi Hydropneumothorax

Page 1: Presentasi Hydropneumothorax

HYDROPNEUMOTHORAK

Ferry Juniansyah

110.2011.105

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Paru

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

RSUD Arjawinangun

Maret 2016

Pembimbing:

dr. H. Edi Kurniawan, Sp.P

Page 2: Presentasi Hydropneumothorax

TINJAUAN PUSTAKAANATOMI PARU

Paru merupakan salah satu pasangan organ respirasi, satu pada kanan dan lainnya

pada toraks kiri, yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh jantung dan

struktur mediastinum. Paru kanan terdiri atas lobus superior, medius, dan inferior

dan pada paru kiri terdiri atas lobus superior dan inferior.

Page 3: Presentasi Hydropneumothorax

Gambar 2.1 Sistem Respirasi.(A) Sistem respirasi traktus atas

dan bawah (anterior view). (B) Gambar Mikroskopik alveoli

dan kapiler pulmonal.

Page 4: Presentasi Hydropneumothorax

Gambar 1.2 Paru-paru (anterior view)

Page 5: Presentasi Hydropneumothorax

Gambar 1.3 Arteri dan vena pulmonalis

Page 6: Presentasi Hydropneumothorax

Gambar 1.4 Segmenta brochopulmonum

Gambar 1.5 :Alveolus

Page 7: Presentasi Hydropneumothorax

DEFINISI

Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di

dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa

juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini di namakan dengan

piopneumotoraks. Sedangkan pneumotoraks itu sendiri ialah suatu keadaan, di mana

hanya terdapat udara di dalam rongga pleura yang juga mengakibatkan kolaps

jaringan paru.

Page 8: Presentasi Hydropneumothorax

KLASIFIKASI

Hidropneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas beberapa hal, yaitu :

Berdasarkan kejadian :

Page 9: Presentasi Hydropneumothorax

Berdasarkan Lokalisasi

(a) Pneumotoraks parietalis

(b) Pneumotoraks mediastinalis

(c) Pneumotoraks basalisBerdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru

(1)Pneumotoraks totalis

(2)Pneumotoraks parsialis

Berdasarka Fistel

Pneumotoraks ventil

Pneumotoraks terbuka

Pneumotoraks tertutup

Page 10: Presentasi Hydropneumothorax

EPIDEMIOLOGI

Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak belum ada dilakukan,

namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk

per tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1. Ada

pula peneliti yang mendapatkan 8:1. Pneumotoraks lebih sering ditemukan pada hemitoraks

kanan dari pada hemitoraks kiri. Pneumotoraks bilateral kira-kira 2% dari seluruh

pneumotoraks spontan. Insiden dan prevalensi pneumotoraks ventil 3 — 5% dari

pneumotoraks spontan. Kemungkinan berulangnya pneumotoraks menurut James dan Studdy

20% untuk kedua kali,dan 50% untuk yang ketiga kali. Insiden empiema di bagian Paru

RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, pada tahun 1987 dirawat 3,4% dari 2.192 penderita rawat

inap. Dengan perbandingan pria:wanita = 3,4:1

Page 11: Presentasi Hydropneumothorax

ETIOLOGI

Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis, dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura viseralis.

Page 12: Presentasi Hydropneumothorax
Page 13: Presentasi Hydropneumothorax

PATOFISIOLOGI

Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Diantara pleura parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan serous jaringan.Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2 tahap : Fase inspirasi dan fase eksprasi. Padafase inspirasi tekanan intrapleura - 9 s/d - 12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan intrapleura: - 3 s/d - 6 cmH2O.

Page 14: Presentasi Hydropneumothorax

Pada saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang. Pengembangan paru menyebabkan tekanan intraalveolar menjadi negatif sehingga udara luar masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolpas, udara inspirasi ini bocor masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter.

Pneumotorak spontan dinding alveolus dan pleura visceralis Melemah.

PECAH

Fistel, udara masuk ke cavum pleura

Page 15: Presentasi Hydropneumothorax

MANIFESTASI KLINIS

Penderita gelisah sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral. Gerakan pernafasan tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis disertai syok oleh karena aliran darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara, dan curah jantung menurun

Tanda dan gejala yang timbul pada Pneumotoraks tergantung pada besarnya kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru.

Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba - tiba bersifat unilateral diikuti sesak napas.

Aktivitas berat

suara melemah, nyeri menusuk pada dada waktu inspirasi, kelemahan fisik.

Gejala Berat

Page 16: Presentasi Hydropneumothorax

DIAGNOSIS

Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat pada sisi paru yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula. Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk.

Anamnesis

Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk, disertai sesak nafas dan kadang-kadang disertai dengan batukbatuk

Rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.

Page 17: Presentasi Hydropneumothorax

• Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batukbatuk, sianosis serta iktus kordis tergeser kearah yang sehat.

• Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang melebar Stemfremitus melemah, trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke arah yang sehat.

• Perkusi; Mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai timpani.• Auskultasi; mungkin dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang.

Pemeriksaan fisik

Page 18: Presentasi Hydropneumothorax

• Foto Rontgen Gambaran radiologis yang tampak pada foto rontgen kasus hidropneumotoraks

• Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan.

• CT-scan thorax. CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa dengan pneumotoraks.

Pemeriksaan Diagnostik

Page 19: Presentasi Hydropneumothorax

Penatalaksanaan Medik

Pada hidropneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.

Tindakan pengobatan hidropneumotoraks tergantung dari luasnya permukaan hidropneumotoraks.

Tujuan dari penatalaksanaan ini yaitu untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang.

Page 20: Presentasi Hydropneumothorax

Observasi dan pemberian tambahan oksigen.

Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis.

Tindakan ini dilakukan seawal mungkin pada pasien pneumotoraks yang luasnya>15%. Tindakan ini bertujuan mengeluarkan udara drongga pleura (dekompresi).Tindakan dekompresi ini dapat dilakukan dengan cara :

Page 21: Presentasi Hydropneumothorax

1. Menusukkan jarum melalui dinding dada sampai masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.2. Membuat hubungan dengan udara luar melalui saluran kontra ventil, yaitu dengan :a)Jarum infuse set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk rongga pleura, kemudian ujung pipa plastik dipangkal saringan tetesan dipotong dan dimasukkan ke dalam botol berisi air kemudian klem dibuka, maka akan timbul gelembung-gelembung udara didalam botol.b)Jarum abbakoth no 14 ditusukkan ke rongga pleura dan setelah mandarin di cabut, dihubungkan dengan pipa infuse set, selanjutnya. c)Water sealed drainage (WSD)

Page 22: Presentasi Hydropneumothorax

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Ds. Tegal Gubug, kab. Cirebon

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Supir angkutan umum

Tanggal Masuk RS : 25 Februari 2016

Tanggal Pemeriksaan : 08 Maret 2016

Page 23: Presentasi Hydropneumothorax

I. ANAMNESIS

Pada pasien dilakukan autoanamnesis pada tanggal 08 Maret 2016

 

Keluhan Utama

Sesak

Page 24: Presentasi Hydropneumothorax

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD ARJAWINANGUN dengan keluhan sesak. Sesak ± 1

Bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengaku sesak nafas yang dialaminya

sudah lama ±1 bulan, namun pasien menghiraukan gejala tersebut hingga akhirnya

sesak nafas yang dialaminya bertambah berat dan dibawa ke IGD. Pasien mengeluhkan

kedua tangan dan kaki serta perut bengkak. Bengkak seperti ini bersamaan dengan

timbulnya sesak pertama kali. Awalnya bengkak kecil namun semakin hari makin

membesar. Pasien tindak pernah berobat ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya

ini, namun pasien mengobati penyakitnya sendiri dengan meminum ramuan atau jamu-

jamu untuk mengurangi keluhannya namun tidak ada perubahan. Tidak ada riwayat

trauma pada pasien. Pasien tidak ada riwayat penyakit lainnya. Namun saat dilakukan

pemeriksaan glukosa darah di IGD didapatkan hasil yang tinggi dari nilai normal. Mual

dan muntah (-), BAK (+) BAB (+). Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini

sebelumnya.

Page 25: Presentasi Hydropneumothorax

Pasien sebelumnya dirawat di penyakit dalam ±3 hari dan didiagnosis sementara; CHF,

CAD dan susp CKD. Namun setelah di raoutgen dengan hasil; Effusi pleura dextra massif

pasien alih rawat paru. Pasien merupakan pekerja sebagai supir angkutan umum. Pasien

mempunyai kebiasaan minum kopi dan merokok yang sudah lama ±20 tahun dan sehari bisa

lebih dari 2 bungkus.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah memiliki penyakit yang berat seperti sekarang ini. Dan ini merupakan

penyakit yang pertama kali pasien menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.

Kebiasaan

Pasien sering merokok dan minum kopi.

Sosial & Ekonomi

Pasien seorang pekerja sebagai supir angkutan umum dengan penghasilan yang cukup

untuk kebutuhan sehari-hari.

Page 26: Presentasi Hydropneumothorax

Keadaan umum : Tampak sakit sedang, tampak lemah

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital

TD 130/70 mmHgNadi 74x/menitRR 32x/menitSuhu 36,5 Oc

Kepala : Normocephal, massa (-)Mata : Sklera Ikterik (-/-) Konjungtiva Anemis (+/+) Eksoftalmus (-/-)Hidung : Pernapasan cuping hidung, epitaksis (-)

Mulut : Bibir kering (-), tidak pucat.

Leher : KGB tidak membesar

PEMERIKSAAN FISIK

Page 27: Presentasi Hydropneumothorax

Thorax

Inspeksi : terpasang WSD (water sealed drainage) di thorax dextra, tertampung cairan

dibotol 100–200 cc, warna cairan kuning keruh, bentuk dada asimetris thorax sinistra lebih

tinggi, pergerakan thorax dextra tertinggal. tampak pelebaran sela iga (-/-), masa (-),

terdapat kulit yang hipopigmentasi kedua lapang dada.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan. fremitus taktil dan fokal pada paru dextra

menurun.

Perkusi : Redup pada paru bagian lobus media dextra dan timpati pada paru dextra lobus

media mid linea axilaris. sonor disemua lobus paru dextra.

Auskultasi : Vesikuler pada lobus media dan inferior paru dextra menurun dan

terdapat ronki. Vesikuler disemua lobus paru sinestra dan tidak terdapat ronkhi serta

wheezing.

Page 28: Presentasi Hydropneumothorax

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tampak di linea axilaris anterior ICS V

Palpasi : Ictus cordis teraba di linea axilaris anterior ICS V

Perkusi : Pekak, batas jantung kanan linea parasternalis dextra, batas

jantung kiri linea axilaris anterior sinistra

Auskultasi : BJ I/II murni regular, Bising (-)

Page 29: Presentasi Hydropneumothorax

Abdomen

Inspeksi: datar, distensi (-), kulit sawo matang,

Auskultasi: bising usus (+) normal

Palpasi: supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-)

Perkusi: timpani pada seluruh abdomen

Ekstremitas :

Akral hangat: + | +

+ | +

Edema: - | -

- | -

Page 30: Presentasi Hydropneumothorax

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin 26-02-2016 (16:36WIB)

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai RujukanHemoglobin 8,2 gr/dL 13.0-18Hematokrit 25,4 % 39,0-54,0Lekosit 7,7 10^3/uL 4000-11000Trombosit 344 10^3/uL 150000-450000Eritrosit 3,65 Mm3 4,4-6,0

MCV 72,3 Fl 79-99MCH 22,5 Pg 27-31MCHC 31,1 g/dL 33-37RDW 17,2 fL 33-47MPV 6,2 fL 7,9-11,1PDW 12,8 fL 9,0-13,0GDS 204 mg/dL 70-140

Page 31: Presentasi Hydropneumothorax

Kimia Klinik. 26/02/2016 (10:02WIB)

Ureum 16,8 mg/dL 10-45

Kreatinin 0,70 Mg/dL 0.50-1.10

Albumin 2.69 g/dl 3.5-5.5

Kimia Klinik 27/02/2016 (07:23WIB)

Ureum 15,4 mg/dL 10-45

Kreatinin 0,75 Mg/dL 0.50-1.10Elektrolit 27/02/2016 (07:23WIB)

Natrium 139 mmol/l 135-155Kalium 2,9 mmol/l 3,5-5,5Chlorida 90 mmol/l 95-105

Page 32: Presentasi Hydropneumothorax

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

01-03-2016 (12:03WIB) Glukosa Sewaktu 197 mg/dL 70-140

01-03-2016 (20:06WIB) Glukosa Sewaktu 283 mg/dL 70-140

02-03-2016 (06:57WIB) Glukosa Sewaktu 199 mg/dL 70-140

02-03-2016 (20:09WIB) Glukusoa Sewaktu 289 mg/dL 70-140

03-03-2016 (06:33WIB) Glukosa Sewaktu 236 mg/dL 70-140

03-03-2016 (19:41WIB) Glukosa Sewaktu 269 mg/dL 70-140

Page 33: Presentasi Hydropneumothorax

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

03-03-2016 (11:30WIB)

Hemoglobin 8.7 gr/dL 13.0-18

Hematokrit 26.5 % 39,0-54,0

Lekosit 9.38 10^3/uL 4000-11000

Trombosit 402 10^3/uL 150000-450000

Eritrosit 3.72 Mm3 4,4-6,0

MCV 71.3 Fl 79-99

MCH 23.3 Pg 27-31

MCHC 32.7 g/dL 33-37

RDW 15.0 fL 33-47

MPV 7.3 fL 7,9-11,1

PDW 38.4 fL 9,0-13,0

Eosinofil 0.2 % 0-3

Basofil 0.3 % 0-1

Segmen 87.2 % 50-70

Limfosit 6.9 % 20-40

Monosit 3.9 % 2-8

Stab 1.5 % 35-47

Albumin 2.82 g/dl 3.5-5.5

Natrium 135 Mmol/l 135-145

Kalium 3.0 Mmol/l 3.5-5.5

Chlorida 89 Mmol/l 95-105

Page 34: Presentasi Hydropneumothorax

04-03-2016 (06:39WIB) Glukosa Sewaktu 209 mg/dL 70-140

04-03-2016 (16:13WIB) Glukosa Sewaktu 320 mg/dL 70-140

05-03-2016 (06:23WIB) Glukosa Sewaktu 224 mg/dL 70-140

05-03-2016 (17:05WIB) Glukosa Sewaktu 219 mg/dL 70-140

05-03-2016 (09:22WIB) Albumin 3.22 g/dl 3.5-5.5

06-03-2016 (17:50WIB) Glukosa Sewaktu 214 mg/dL 70-140

Page 35: Presentasi Hydropneumothorax

07-03-2016 (10:58WIB) Hemoglobin 8.0 gr/dL 13.0-18

Hematokrit 26.0 % 39,0-54,0

Lekosit 6.3 10^3/uL 4000-11000

Trombosit 306 10^3/uL 150000-450000

Eritrosit 3.60 Mm3 4,4-6,0

MCV 72.2 Fl 79-99

MCH 22.2 Pg 27-31

MCHC 30.8 g/dL 33-37

RDW 17.5 fL 33-47

MPV 7.1 fL 7,9-11,1

PDW 13.8 fL 9,0-13,0

Eosinofil 0 % 0-3

Basofil 0 % 0-1

Segmen 75.5 % 50-70

Limfosit 15.5 % 20-40

Monosit 9.0 % 2-8

Stab 0 % 35-4707-03-2016 (19:37WIB) Glukosa Sewaktu 243 mg/dL 70-140

08-03-2016 (06:50WIB) Glukosa Sewaktu 233 mg/dL 70-140

Page 36: Presentasi Hydropneumothorax

Radiologi 27-02-2016

Thoraks:

Tampak perselubungan semiopaque homogeny dilapangan paru dextra

Sinus Costophrenicus dextra tumpul

Diafragma dextra tertutup

Cor: CTR tak valid dinilai Aorta tampak Kalsifikasi

Sisterna tulang yang tervisualisasi intact

KESAN:

Effusi pleura dextra massif

Besar cor tak valid dinilai

Page 37: Presentasi Hydropneumothorax

Radiologi 04-03-2016

Thoraks:

Tampak lesi lusent di hemithorax dextra

Tampak penebalan pleura dextra terpasang WSD tube

Tampak collaps paru dextra

Sinus costophrenicus dextra tumpul

Diafragma licin

Cor: CTR tak valid. Aorta tak tampak kelainan

Sistema tulang yang tervisualisasi intact

KESAN:

1.Hydropneumothorax dextra dengan collaps paru dextra2.Besar cor tak valid dinilai.

Page 38: Presentasi Hydropneumothorax

EKG

Page 39: Presentasi Hydropneumothorax

I. DIAGNOSIS KERJAHYDROPNEUMOTHORAK DEXTRAI. PENATALAKSANAAN

Advice dr.Sibli Sp.PD 27-02-2016 :

Infus RL

ISDN 2 x 1

Aspilet 1 x 1

Furosemid 1 x 1

Ranitidin 2 x 1

Cek elektrolit

Rontgen

Transfuse albumin 20%

Page 40: Presentasi Hydropneumothorax

29-02-2016 Alih rawat ke Paru.

01-03-2016 Advice dr.Edi Kurniawan Sp.P :

WSD

02-03-2016 :

Infus RL

O2

Levofloxasin

Keterolak

NebulizerI.PROGNOSIS

ad vitam : dubia ad bonam ad sanationam : dubia ad bonam ad fungsionam : dubia ad bonam

Page 41: Presentasi Hydropneumothorax

RESUMEPasien laki-laki 62 Tahun dating ke RSUD ARJAWINANGUN dengan keluhan sesak nafas ±1 bulan SMRS. Keluhan disertai dengan bengkak pada kedua tangan dan kaki serta perut sejak ±1 bulan. Pasien tidak pernah berobat ke dokter, namun pasien mengobati keluhan tersebut dengan konsumsi jamu-jamu/ramuan. Tidak terdapat trauma dan keluhan lainnya disangkal. Pasien mempunyai kebiasaan minum kopi dan merokok. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada asimetris thorax sinistra lebih tinggi, pergerakan thorax dextra tertinggal serta terdapat kulit yang hipopigmentasi kedua lapang dada. Pada hasil Palpasi tidak terdapat nyeri tekan. fremitus taktil dan fokal pada paru dextra menurun. Saat perkusi didapatkan redup pada paru bagian lobus media dextra dan timpati pada paru dextra lobus media mid linea axilaris. Pada auskultasi didapatkan vesikuler pada lobus media dan inferior paru dextra menurun dan terdapat ronki. Pada hasil pemeriksaan radiologi; Hydropneumothorax dextra dengan collaps paru dextra. Hasil WSD tertampung cairan dibotol 100–200 cc, warna cairan kuning keruh.

Page 42: Presentasi Hydropneumothorax

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

08/03/2016

06:30 WIB

TD : 130/70 mmHg

Nadi : 74x/menit

RR : 32x/menit

Suhu : 36,5 oC

 

S/ Nyeri pada luka tindakan (+) Sesak

(+) namun sudah berkurang. Nyeri

dada (-). Mual (-) muntah (-) demam

(-) bengkak kedua extremitas (-)

O/ Kepala : Kepala : Normocephal,

massa (-)

Mata : Sklera Ikterik (-/-)

Konjungtiva Anemis (+/+)

Eksoftalmus (-/-)

Telinga : Nyeri tekan.

Nyeri tarik aurikula

(-/-)

Hidung : Pernapasan cupinghidung

Mulut : Bibir kering (-), tidak

pucat.

Leher: KGB tidak memmbesar

 

Thorax:

Inspeksi : terpasang WSD

(water sealed drainage) di thorax

dextra, tertampung cairan dibotol

100–200 cc, warna cairan kuning

keruh, bentuk dada asimetris thorax

sinistra lebih tinggi, pergerakan

thorax dextra tertinggal. tampak

pelebaran sela iga (-/-), masa (-),

terdapat kulit yang hipopigmentasi

kedua lapang dada.

Palpasi : Tidak

terdapat nyeri tekan. fremitus taktil

dan fokal pada paru dextra menurun.

 

Perkusi: Redup pada paru bagian

lobus media dextra dan timpati pada

paru dextra lobus media mid linea

axilaris. sonor disemua lobus paru

dextra.

Auskultasi: Vesikuler pada lobus

media dan inferior paru dextra

menurun dan terdapat ronki.

Vesikuler disemua lobus paru sinestra

dan tidak terdapat ronkhi serta

wheezing.

Abdomen : BU (-) NT (+)

Extremitas: akral hangat. Edem (-)

P/

-Infus RL

-02

-Meftil nebu /8jam

-Furosemide

-Ranitidin

Page 43: Presentasi Hydropneumothorax

ANALISA KASUS

Pasien ini saat masuk didiagnosis; CHF, CAD, sups CKD dan secara radiologis terdapat

Effusi pleura dextra massif. Pada CHF (Cronic Hearth Failure) khususnya gagal jantung kiri

terjadi aliran balik aliran darah jantung ke vena pulmonalis. Akibatnya tekanan hidrostatik

dalam pembuluh darah meningkat dan mengakibatkan perpindahan cairan ke dalam pleura.

Namun cairan pada CHF biasanya berupa transudat. Kemungkinan trauma dapat disingkirkan

karena berdasarkan anamnesis riwayat trauma disangkal dan tidak tampak tanda trauma pada

tubuh pasien, serta cairan yang tertampud dari WSD bukan merupakan darah melainkan

eksudat berwarna kuning keruh. Serta dilakukan pemeriksaan radiologi kembali dengan hasil;

Hydropneumothorax dextra dengan collaps paru dextra.