Presentasi Kasus Ckd

43
LAPORAN KASUS CKD ON HD DENGAN HIPERTENSI DAN ANEMIA Disusun Oleh Zaimanur 030.12.296 Pembimbing : dr.H.A.Syaiful K. SpPd 1

description

ckd

Transcript of Presentasi Kasus Ckd

Page 1: Presentasi Kasus Ckd

LAPORAN KASUS

CKD ON HD DENGAN HIPERTENSI DAN ANEMIA

Disusun Oleh

Zaimanur

030.12.296

Pembimbing :

dr.H.A.Syaiful K. SpPd

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

PERIODE 16 MEI 2016 – 26 JULI 2016

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

1

Page 2: Presentasi Kasus Ckd

I. IDENTITAS PASIEN

No RM : 01037079

Nama : Tn H

Tanggal Lahir : Kebumen, 22/12/1975

Usia : 40 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Krajan Wetan RT05 RW01 Kelurahaan Sadang

Kecamatan Sadang

Pekerjaan : swasta

Pendidikan Terakhir : SMA

Status : belum menikah

Agama/suku : Islam/jawa

DPJP : dr.H.A.Syaiful K. SpPd

Ruang Perawatan : 606

Tanggal Masuk : 04/06/2016

2

Page 3: Presentasi Kasus Ckd

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis terhadap sudara pasien tanggal 04 Juni

2016, di ruang perawatan lantai 6 Barat RSUD Budhi Asih.

1. Keluhan Utama

Lemas Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan lemas dan keluar rembesan darah dari CDL

yang terpasang pada bahu kanan. Mengeluh pusing di kepala bagian belakang.

Pasien mengalami gangguan pendengaran kanan dan kiri.,pasien tidak dapat

mendengar setelah sebelumnya melakukan HD yang ke 11 kalinya di RSAU.

Mual dan muntah disangkal. Sesak nafas disangkal. BAB dan BAK lancar.

Namun BAK jadi lebih jarang. Pasien mengeluh nyeri pinggang kanan atas

sejak 1 bulan yang lalu. Demam disangkal, batuk disangkal. Pasien memiliki

riwayat HD 11 kali selama 2 bulan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit DM dan asma disangkal. Namun pasien memiliki riwayat

penyakit Hipertensi dan CKD (Penyakit Ginjal Kronis) on HD.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu memiliki riwayat hipertensi.

5. Riwayat Kebiasaan

3

Page 4: Presentasi Kasus Ckd

Pasien sering begadang dan sering mengkonsumsi minuman berenergi

(kratingdaeng, kukubima, ekstrajoss dan lainnya). Kesehariannya pasien

jarang mengkonsumsi air putih/mineral pasien lebih sering minum minuman

berkarbonasi dan bersoda. Pasien adalah perokok aktif sejak usia muda dan

berhenti setelah didiagnosis hipertensi,

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai mandor di bengkel cucian mobil. Belum menikah dan

tinggal bersama saudara laki-lakinya. Pengobatan ditanggung oleh BPJS.

7. Riwayat Pengobatan

Pasien mengkonsumsi obat hipertensi sejak 2 bulan yang lalu (adalat oros 30

mg) dan pasien sebelumnya mengkonsumsi obat-obat warung untuk

menghilangkan keluha n sakit kepala belakang yang sering diderita dan pasien

juga sering merasakan demam.

8. Riwayat Alergi

Riwayat alergi pada pasien disangkal

9. Anamnesis menurut sistem :

Umum : Pasien sadar, tampak sakit berat, dan lemah

Kulit : kering dan mengelupas

Kepala : nyeri kepala pada bagian belakang

Mata : tidak ada keluhan

THT : pendengaran berukurang (kanan dan kiri)

Leher : tidak ditemukan kelainan

Thoraks : tidak ada keluhan

4

Page 5: Presentasi Kasus Ckd

Abdomen : tidak ada keluhan

Saluran Kemih : tidak ada keluhan

Ekstremitas : tidak ada keluhan

III. PEMERIKSAAN FISIK (04/06/2016)

Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

Kesan Sakit : Sakit sedang

Tanda-tanda Vital

BB : 48 kg

TB : 160 cm

IMT : 18,7

TD : 190/100mmHg

Nadi : 80x/menit, regular, isi dan tegangan cukup, ekualitas sama

Frek. napas : 28x/menit,irama teratur, pernapasan abdomino-thorakal

Suhu : 37,4 C suhu axilla

Status Generalis :

KULIT :

Inspeksi :Sawo matang, terkelupas

Palpasi : kasar dan kering

KEPALA :

Inspeksi : Normochepali, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak

mudah dicabut,

Mata :Alis rata, pupil isokor, simetris, reflex cahaya langsung dan

tidak langsung +/+, tidak ditemukan kelainan, konjungtiva anemis, RCL +/+,

RCTL +/+

Hidung : nafas cuping hidung (-), deviasi septum(-), secret(-),bentuk

simetris, tidak ditemukan kelainan.

5

Page 6: Presentasi Kasus Ckd

Mulut : oral hygiene baik, gigi geligi lengkap hanya terdapat sedikit

karies, tonsil T1/T1

LEHER :

Inspeksi : tiroid dan KGB tdiak tampak pembesaran

Palpasi : tiroid dan KGB tidak teraba membesar

JVP : 5+2 cm H2O

THORAKS :

Inspeksi :tidak terdapat efloresensi bermakna, dinding dada simetris,

terdapat sikatriks, tidak tedapat gerakan nafas yang tertinggal, pada bagian

atas hemithoraks kanan terpasang CDL, tidak terdapat retraksi otot

pernapasan.

Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi ICS 5+ 1 cm dari garis

midclavicula kiri

Perkusi : didapatkan perkusi sonor pada kedua lapang paru

Batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclaviculaa kanan dengan

suara redup

Batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis

kanan dengan suara redup

Batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5, 1 cm medial linea

midclavicula kiri dengan suara redup

Batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara

Auskultasi :

6

Page 7: Presentasi Kasus Ckd

Jantung : BJ I dan BJ II regular, tidak terdengar murmur maupun gallop

Paru : suara navas vesikuler kiri dan kanan, tidak terdengan wheezing maupun

rhonki.

ABDOMEN :

Inspeksi : Tidak tampak efloresensi bermakna

Auskultasi : Bising usus normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : supel, defense muscular (-), NT(-), pembesaran organ (-),

ballottement (-)

EKSTREMITAS

Inspeksi : simetris, tampak kulit yang mengelupas pada ujung jari-jari

tangan dan kaki

Palpasi : akral teraba hangat, oedem (-), CRT <2 detik.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaa Lab

Jenis

Pemeriksaan

4/6/201

6

Hematologi

Leukosit 8,0

Eritrosit 2,4

Hb 7,0

Hematokrit 21

Trombosit 203

MCV 88,5

MCH 29,8

MCHC 37,7

RDW 14,5

GinjalUreum 111

Kreatinin 10,10

Elektrolit

Na 143

K 4,6

Cl 112

Calcium

7

Page 8: Presentasi Kasus Ckd

USG GINJAL

8

Page 9: Presentasi Kasus Ckd

9

Page 10: Presentasi Kasus Ckd

Interpretasi :

Ren dextra : Ukuran 7.25 x 3.43 cm permukaan regular. Echostruktur parenkim

meningkat.

Ren Sinistra : : Ukuran 7.45 x 3.37 cm permukaan regular. Echostruktur parenkim

meningkat

Kesan : Bilateral Chronic Kidney Disease (CKD).

10

Page 11: Presentasi Kasus Ckd

V. RINGKASAN

Pasien laki-laki usia 40 tahun dengan keluhan lemas sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit(SMRS), pasien sedang terpasang CDL saat ini dan merasa sakit

kepala belakang. Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut kanan atas. Pasien saat ini

tidak dapat berkomunikasi langsung karena terdapat gangguan pendengaran.

Pasien memiliki riwayat CKD sejak terdiagnosis + 1 bulan yang lalu, riwayat

hipertensi + 2 bulan yang lalu. Pasien saat ini masuk dal CKD grade V dimana pasien

melakukan HD 2 kali dalam 1 minggu, pada post HD yang ke 11, pendegaran pasien

tiba-tiba terganggu, pasien tidak dapat mendengar sama sekali hingga saat ini.

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan nadi 80x/menit, pernapasan 28 x/menit, suhu 37,4

C. Semua pemeriksaan fisik dalam batas normal kecuali kulit yang kering. Pada

pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 7,0 g/dL, Ht 21%, ureum 111 m/dL, dan

kreatinin 10,10 mg/dL. Dari hasil USG abdomen didapatkan Bilateral Chronic

Kidney Disease (CKD).

VI. DAFTAR MASALAH

1. CKD stage V on HD

2. Hipertensi grade II

3. Anemia ec CKD

VII. ANALISA MASALAH

1. CKD stage V on HD

Atas dasar :

11

Page 12: Presentasi Kasus Ckd

Anamnesis : Pasien bekerja sebagai mandor di bengkel cucian mobil , pasien

biasanya jaga malam di bengkel dan saat begadang sering mengkonsumsi

minumn energy (extra joss, kratingdaeng dan minuman bersoda lainnya). Pasien

lebih suka mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Pasien juga jarang minum air

putih. 2 bulan SMRS (akhir Juni) pasien dirawat di rumah sakit AU karena

hipertensi emergensi (TD > 200/100) kemudian dan 1 bulan kemudian saat

control pasien dinyatakan CKD lalu pasien rutin menjalankan HD sejak tanggal 5

Mei 2016, lalu pasien rutin menjalani HD 2 kali seminggu. Keluhan yang

dirasakan sekarang adalah lemas.

Pemeriksaan fisik : terpasang CDL (Catheter Double Lumen) di hemithoraks

kanan atas.

Hitung GFR (Cockroft Gault Equation) = (140-usia)x BB / 72xkreatinin plasma

Usia = 40 th BB = 48 kg Kreatinin Plasma =10,10

GFR = (140-40)x48 /72 x 10,10 = 6,6 ml/menit/1,73 m3

Pemeriksaan penunjang ureum = 111, creatinin=10,10

Planning

Diagnostik :

USG ginjal

Lab. Ureum Kreatinin

Terapi:

Premedikasi lasix 1 ampul

Penggantian CDL, Konsul anestesi

12

Page 13: Presentasi Kasus Ckd

HD cito setelah pasang CDL, dan jadwal HD 2x seminggu selasa - jumat

Asam folat 3x1

CaCo3 3x1

B12 3x1

Manajemen:

Observasi keadaan umum dan kesadaran, tanda vital

UMU/hari

H2TL / 8 jam

Pemeriksaan ureum creatinine /2 hari

Edukasi:

Kurangi asupan cairan

Diet rendah protein

2. Hipertensi Grade II

Atas dasar :

Anamnesis pasien memiliki penyakit darah tinggi setelah dirawat di rumah sakit

sebelumnya kurang lebih 2 bulaan yang lalu. Pasien sering merasakan sakit

kepala apabila tekanan darah sedang tinggi (>200 mmHg). Pasien rutin konsumsi

Adalat Oros untuk masalah hipertensinya. Saat ini tekanan darah pasien masih

diatas 160 mmHg. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia muda.

Pemeriksaan fisik : TD 190/100 mmHg

Planning

13

Page 14: Presentasi Kasus Ckd

Diagnostik

Pemeriksaan Tanda vital

Terapi

Predipine 0,5 s/d 5 mic sampai target <180/90

Amlodipine 1x10

Candesartan 1x8 mg

Manajemen

Observasi tanda vital : Tekanan darah

Edukasi

Kontrol hipertensi secara berkala, sebelum obat habis harus ke dokter

Diet rendah garam

3. Anemia ec CKD

Atas dasar :

Anamnesis : pasien mengeluh lemas sejak 1 hari SMRS dan pada pemeriksaan

fisik didapatkan konjungtiva anemis. Dan pasien mengeluh terdapat rembesan

darah pada CDL.

Pemeriksaan penunjang : Lab darah : Hb 7,0

Planning

Diagnostik

14

Page 15: Presentasi Kasus Ckd

Pemeriksaan um kadar Hb

Terapi Transfusi PRC 500 cc

Azam folat 3x1

Sulfat ferosus 3x1

Inj Vit, K 3x1

Kalnex 3x1

Manajemen

Hb monitor per 8 jam

Periksa kadar Hb post-transfusi

Edukasi

Edukasi mengenai penyebab anemia pada gagal ginjal kronik

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia

Ad functionam : dubia ad malam

Ad sanationam : malam

X. FOLLOW UP HARIAN

Tanggal Subjektif Objektif Analisis Perencanaan

4/6/16 Keluhan

pasien :

TD :190/100 CKD grade V

on HD

Transfuse PRC

500cc

15

Page 16: Presentasi Kasus Ckd

-lemas

-pusing

-rembesan

CDL

-nyeri

pinggang

kanan atas

-tidak bisa

mendengar

RR 28

S : 37,4

HR 80

CA+/+

SI-/-

Thor:

SNV +/+

Rh-/-

Wh-/-

S1S2reg

Abd :

BU + NT-

AH+/+

Lab 4/6/2016

Leukosit : 8

Eritrosit :2,4

Anemia

Hipertensi

Inj Vit K

Inj Kalmex

3x500

SF 3x1

Cek H2TL/8

jam ulang

Periksa Ureum

dan kreatinin

per 2 hari

Konsul

anestesi untuk

melakukan

pemasangan

ulang CDL

16

Page 17: Presentasi Kasus Ckd

Hb : 7

GDS :134

Cl :112

5/6/2016 -pusing TD : 200/140

N:104x

Rr:25x

S:36,6 C

CA +/+

SI-/-

Thorax :dbn

Abd : dbn

Lab 04/6/2016

Leukosit : 8

Eritrosit :2,4

Hb : 7

GDS :134

Cl :112

CKD grade V

on HD

Anemia

Hipertensi

Inj Vit K

Inj Kalmex

3x500

SF 3x1

Cek H2TL/8

jam

6/6/2016 Kepala terasa TD : 190/100 CKD grade V PRC 250 cc

17

Page 18: Presentasi Kasus Ckd

beratN:104x

Rr:25x

S:36,6 C

CA -/-

SI-/-

Thorax :dbn

Abd : dbn

Lab 5/6/2016

Eritrosit : 3,6

Hb : 9,7

HCT:30

on HD

Anemia

Hipertensi

Predipin 0,5 sd

5 micro

Target

<180/90

Amlodipin

1x10 mg

Candesartan

1x8mg

C2CO3 3x1

B12 3xI

As.Folat 3xI

Inj Vit K

Inj Kalmex

3x500

SF 3x1

Cek H2TL/8

jam

7/6/2016 Kepala nyeri

hebat

TD : 190/100 CKD grade V

on HD

Amlodipin

1x10 mg

18

Page 19: Presentasi Kasus Ckd

N:92x

Rr:24x

S:37,4 C

CA -/-

SI-/-

Thorax :dbn

Abd : dbn

Lab : 6/6/2016

Ureum : 149

Kreatinin :

13,92

Eritrosit :3,3

Hb:8,9

HT:27

RDW:18,2

SGOT : 40

AGD :

Anemia

Hipertensi

Candesartan

1x8mg

C2CO3 3x1

B12 3xI

As.Folat 3xI

Inj Vit K

Inj Kalmex

3x500

SF 3x1

19

Page 20: Presentasi Kasus Ckd

pCO2 : 34

pO2 : 171

8/6/2016 Kepala terasa

pusing

TD : 140/100

N:100x

Rr:28x

S:36,8C

CA -/-

SI-/-

Thorax :dbn

Abd : dbn

Lab 7/6/2016

Eritrosit : 3,8

Hb : 10,1

Ht :31

Tromb : 147

RDW : 17,6

CKD grade V

on HD

Anemia

Hipertensi

Amlodipin

1x10 mg

Candesartan

1x8mg

C2CO3 3x1

B12 3xI

As.Folat 3xI

Inj Vit K

Inj Kalmex

3x500

SF 3x1

20

Page 21: Presentasi Kasus Ckd

Ureum :82

Kreatinin :8,08

HASIL LAB

Jenis

Pemeriksaan4/6/2016 5/6/2016 6/6/2016 7/6/2016 8/6/2016

Hematologi

Leukosit 8,0 9,3 8,9 9,1 9,8

Eritrosit 2,4 3,6 3,3 3,2 3,6

Hb 7,0 9,7 8,9 8,5 9,9

Hematokrit 21 30 27 28 30

Trombosit 203 176 158 181 154

MCV 88,5 82,8 82,1 88,0 83,9

MCH 29,8 26,7 26,6 26,8 27,7

MCHC 37,7 32,3 32,4 30,4 33,0

RDW 14,5 18,7 18,2 20,7 17,6

GinjalUreum 111 149

Kreatinin 10,10 13,92

Elektrolit

Na 143 141

K 4,6 5,5

Cl 112 108

Calcium 8,8

Faal

Hemostasis

PT

Kontrol14,3

Pasien 15,6

21

Page 22: Presentasi Kasus Ckd

APTT

Kontrol33,5

Pasien 33,8

HatiSGOT 40

SGPT 43

Imunoserolo

gi

ANTI-HIV Non reaktif

ANTI-HCV Non reaktif

AGD

pH 7,44

PCO2 34

PO2 171

HCO3 23

Total O2 23

Saturasi O2 97

BE 0,0

VIII. TINJAUAN PUSTAKA

Chronic Kidney Disease (CKD)

Definisi CKD

Penyakit ginjal kronik atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu proses

patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal

yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal

ginjal merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal

yang irreversubel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang

tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal.1

22

Page 23: Presentasi Kasus Ckd

Menurut KDIGO clinical practice guidelines, CKD diartikan sebagai struktur

an fungus ginjal yang abnormal, yang berlangsung lebih dari 3 bulan dengan

implikasi kesehatan.2

Pasien memili salah satu criteria berikut :

1. Kerusakan ginjal >3 bulan yang didefinisikan sebagai struktur dan fungus

ginjal yang abnormal, penurunan GFR , dengan manifestasi

- Bnormalitas patologi

- Tanda-tanda kerusakan ginjal, meliputi kelainan komposisi dalam darah

atau urin atau kelainan dalam imaging tests.

2. GFR <60 ml/menit/1,73 m3 selam > 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan

ginjal1

Faktor Risiko CKD

Beberapa individu tanpa kerusakan ginjal dan dengan GFR normal dan meningkat

dapat beresiko menjadi CKD, sehingga harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk

menentukan apakah individu-individu ini menderita CKD atau tidak. Berikut adalah

kondisi kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya CKD.

Faktor klinis Faktor Sosiodermografi

- Diabetes

- Hipertensi

- Autoimmune disease

- Infeksi sistemik

- Usia tua

- Etnik : African-american,

American-indian, asian dan

pacific.

23

Page 24: Presentasi Kasus Ckd

- Batu sal. Kemih bagian bawah

- Neoplasia

- Riwayat keluarga CKD

- Masa penyembuhan dari AKI

- Bayi dengan riwayat gagal

ginjal akut akibat hipoksia

perinatal atau serangan akut

lainnya pada ginjal

- Pengguna jangka panjang

OAINS

- Low income/edukasi

Etiologi CKD

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Penefri) tahun 2000 mencatat penyebab gagal

ginjal yang menjalani hemodialysis di Indonesia, seperti pada table berikut.3

Penyebab Insidens

Glomerulonefritis 46,39%

Diabetes Mellitus 18,65%

Obstruksi dan Infeksi 12,85%

Hipertensi 8,46%

Sebab lain 13,65%

24

Page 25: Presentasi Kasus Ckd

Dikelompokkan pada sebab lain diantaranya nefritis lupus, intoksikasi obat,penyakit

ginjal bawaan, tumor ginjal dan penyebab yang tidak diketahui.

KLASIFIKASI

Stadium CKD diklasifikasikan berdasarkan nilai LFG. (KDIGO 2012) 2

Stadium Deskripsi LFG(mL/menit/1.73m2)

G1

G2

G3A

G3B

G4

G5

Normal atau tinggi

Penurunan ringan

Penurunan ringan-sedang

Penurunan sedang-berat

Penurunan berat

Gagal ginjal

>90

60-89

45-59

30-44

15-29

<15

EPIDEMIOLOGI

CKD merupakan penyakit yang paling sering dijjumpai pada praktik sehari-

hari. Prevalensinya di negara maju mencapai 10-13% dari populasi sebuah studi yang

dilakukan. Perhimpunan Nefrologi Indonesia melaporkan sebanyak 12,5% populasi

di Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal.3

FAKTOR RISIKO

25

Page 26: Presentasi Kasus Ckd

Ckd merupakan multihit process disease.Sekali mengalami gangguan fungsi

ginjal, banyak faktor yang akan memperberat perjalanan penyakit. Faktor tersebut

dikenal sebagai faktor progresssivitas PGK.4

Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi

- Usia (usia tua)

- Jenis Kelamin (laki-laki lebih

cepat)

- Ras (Afrika-Amerika lebih epat)

- Genetik

- Hilangnya massa ginjal

- Hipertensi

- Proteinuria

- Albuminuria

- Glikemia

- Obesitas

- Dislipidemia

- Merokok

- Kadar asam urat

Patogenesis CKD

CKD disebabkan gangguan atau kerusakan pada ginjal, terutama komponen

filtrasi ginjal, seperti membrane basal glomerulus, sel endotel, dan sel podosit.

Kerusakan komponene-komponen ini dapat disebabkan secara langsung oleh

kompleks imun, mediator inflamasi atau toksin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh

mekanisme progresif yang berlangsung dalam jangka panjang. Selain itu, berbagai

sitokin dan growth factor berperan dalam menyebabkan kerusakan ginjal.

Manifestasi Klinis CKD

Pada umumnya penderita CKD stadium 1-3 tidak mengalami gejala apapun

atau tidak mengalami ganguan keseimbangan cairan, elektrolit, endokrin dan

metabolic yang tampak secara klinis (asimtomatik. Gangguan yang tampak secara

26

Page 27: Presentasi Kasus Ckd

klinis biasanya baru terlihat pada CKD stadium 4 dan 5. Pada LFG 60%

asimtomatik . Pada LFG 30%nterdapat keluhan seperti urin sedikit, lemah, mual,

nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan. Pada LFG <30% terdapat

manifestasi klinis antara lain gejala uremia nyata:nemia, peningkatan TD, gangguan

metabolism fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah, mudah terkena infeksi,

gangguan keseimbangan volume (hipo/hipervolemia) dan gangguan keseimbangan

elektrolit (natrium dan Kalium). Sedangkan LFG <15% timbul gejala komplikasi

serius yang memerlukan terpai pengganti ginjal (dyalisis atau transplantasi ginjal)

pada keadaan ini terjadi stadium gagal ginjal.5

Diagnosis CKD

a. Gambaran klinis

Gambaran klinis CKD meliputi 6 :

a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya seperti diabetes mellitus,

infeksi traktur urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurekemi,

SLE, dan lainnya.

b. Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi,, anoreksia, mual,

muntah, nokturia, overload cairan, neuropati perifer, pruritu, uremic frost

perikarditis, kejang, sampai koma.

c. Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal,

payah jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan elektrolit.

b. Gambar an laboratories

Gambaran Laboratorium CKD meliputi

a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya

b. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum kreatini serum

dan penurunan LFG yang diihtung mempergunakan rumus Kockroft-

27

Page 28: Presentasi Kasus Ckd

Gault. Kadar kreatinin serum saja tidak bisa digunakan untuk

memperkirakan fungsi ginjal

c. Kelainan biokimia darah meliputi penurunan kadar Hb, Peningkatan

kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, Hiponatremia, hiper atau

hipokloremia, hiperfsfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolic.

d. Kelainan Urinalisis meliputi antara lain, proteinuria, hematuria,

leukosuria, isostenuria.

c. Gambaran Radiologis

Pemeriksaan Radiologis CKD melipti :

a. Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio opaque

b. Pielografi intravena yang dikerjakan, karena kontras sering tidak bisa

melewati filter glomerulus , disamping kekhawatiran terjadinya perngaruh

toksik oleh konras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan.

c. Pielografi anterogard atau retrogard sesuai indikasi

d. USG ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks

menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi.

Diagnosis Banding CKD

Diagnosis banding CKD adalah gagal ginjal akut. Penting untuk

membedakan CKD dari gagal ginjal akut karena gagal gnjal akut bersifat reversible.

USG abdomen umumnya dilakukan an dilakukan pengukuran ukuran ginjal.6

Tatalaksan CKD

28

Page 29: Presentasi Kasus Ckd

Pasien dengan CKD harus dievaluasi untuk menentukan :5

- Diagnosis (jenis penyakit ginjal)

- Kondisi komorbid (mis. Hiperlipidemia)

- Derajat keparahan, dinilai menggunakan fungsi ginjal

- Komplikasi, berhubungan dengan derajat kerusakan ginjal

- Risiko hilangnya fungsi ginjal

- Risiko penyakit kardiovaskular

- Penangan CK D sebaiknya meliputi terapi spesifik, sesuai dengan diagnosis

- Evaluasi dan penangan kondisi komorbid

- Memperlambat hilangnya fungsi ginjal

- Pencegahan dan penatalaksanaan penyakit kardiovaskular

- Pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi akibat berkurangnya fungsi

ginjal ( mis. Hipertensi, anemia, asidosis,dll) persiapan untuk terapi gagal

ginjal.

- Penggantian fungsi ginjal melalui dialysis dan transplantasi, jika terdapat

tanda dan gejala uremia.

Untuk memnghambat perburukan fungsi ginjal ,ada 2 cara yang dilakukan :

1. Terapi non farmakologis

Pembatasan asupan protein

- pasien non dialysis 0,6 – 0,75 gr/kgbb/hari sesuai toleransi pasien.

- pasien hemodialisis 1 – 1,2 gram /kg bb ideal/ hari

-pasien peritoneal dialysis 1,3 gram/kgbb/hari

-pengaturan asupa kalori 35 kal/kgbb ideal/hari

-pengaturan asupan lemak 30-40% dari kalori total

-pengaturan asupan karbohidrat50-60% dari total kalori

-Garam NaCl 2-3 gram per hari

29

Page 30: Presentasi Kasus Ckd

-Kalsium 1400-1600 mg/hari

-Besi 10-18 gram / hari

-Asam folat pasien hemodialisis 5 mg

-Air – jumlah urin 24 jam +500 ml (invisible water loss)

2. Terapi Farmakologis

Control tekanan darah

- ACEI atau antagonis receptor Angiotensin II (evaluasi kreatinin dan kalium

serium, jika terjadi hiperkalemi >35% harus dihentikan)

- Calcium inhibitor

- Diuretic

Pada pasien DM

- Control gula darah dan periksa HbA1c

Mengatasi Komplikasi lain dari CKD

- Menyesuaikan dosis medikasi

- Penatalaksanaan suportif

- Rencana Replacement Therapy

- Edukasi pada pasien

HIPERTENSI PADA CKD

Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari 140/90

mmHg.

Etiologi

30

Page 31: Presentasi Kasus Ckd

Hipertensi Primer

- Idiopati

Hipertensi Sekunder

- Penyakit ginjal

- Penyakit Kardiovaskular

- Gangguan Endokrin

Klasifikasi

Tatalaksana Hipertensi

Tujuan terapi dari antihipertensi adalah untuk mengurangi angka morbiditas dan

mortalitas penyakit kardiovaskular dan ginjal. Pasien dengan hipertensi, terutama usia >50

tahun, tujuan utama adalah pencapaian target tekanan darah sistolik. Tekanan darah target

adalah <140/90 mmHg yang behubungan dengan resiko CVD. Dan target tekanan darah

pada pasien hipertensi dengan diabetes dan penyakit ginjal adalah <130/80 mmHg. 8

31

Page 32: Presentasi Kasus Ckd

Pada pasien dengan CKD dengan penurunan ekskresi dengan GFR <60 ml/menit 1,73

m2 (kreatinin >1,5 mg/dL pada pria atau >1,3 md/dL pada wanita) atau terdapat

albuminuria, tujuan terapi adalh memeperlambat kerusakan fungsi ginjal dan mencegah

CVD. Hipertensi sering muncul pada pasien CKD, terapi yang diberikan adalah 3 atau lebih

obat untuk pencapaian target tekanan darah <130/80 mmHg. ACEI dan ARB menunjukan

efektifitas yang progresif. Pada pasien dengan CKD (GFR <30 ml/menit 1,73 m2) dapat

dinaikkan dosis loop diuretic dan diberikan tambahan kombinasi obat.9

ANEMIA PADA CKD

Anemia pada gagal ginjal kronik adalah jenis anemia normositik normokrom, yang

khas selalu terjadi pada sindrom uremia. Biasanya hematokrit menurun hingga 20-30%

sesuai derajat azotemia. Komplikasi ini biasa ditemuka pada penyakit ginjal kronik stadium

4, tapi kaang juga ditemukan sejak awal stadium 3. 10

Penyebab utam anemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronik adalah kurangnya

produksi eritropoietin (EPO) karena penyakit ginjalnya. Faktor tambahan termasuk

kekurangan zat besi, peradangan akut dan kronik dengan gangguan penggunaan zat besi

(anemia penyakit kronik), hiperparatiroid berat dengan konsekuensi fibrosis sumsum tulang,

pendeknya masa hidup eritrosit akibat kondisi uremia. Selain itu kondisi komorbiditas

seperti hemoglobinopati dapat memperburuk anemia.11

DAFTAR PUSTAKA

1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, et al. Harrison’s Principles of internal medicine 18 th ed. United States of America : The McGraw-Hill Companies, Inc;2012.

2. Eknoyan G, Lamiere N, Kasiske BL, et al. KDIGO clinical practice Guideline for Evaluation and management of CKD. 2012:3(1).

3. Murphree DD, Thelen SM. Chronic Kidney DIsase in Primary Care. JABM. 2010:23(4):542-550.

32

Page 33: Presentasi Kasus Ckd

4. Brown C,Hadad N, Hebert LA. Retarding Progression od Kidney Disease. Dalam : Feehaly J. Floge J. Johnson RJ. Penyunting. Comprehensive clinical nephrology. St. Louis Elsevier Saunders; 2010.

5. Wilson LM. Penyakit ginjal kronik. In: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DA, editors: Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. 6nd ed. Jakarta: EGC; 2012.p. 912-45.

6. Suwitra K. Penyakit ginjal kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K SM, Setiati S, editors: Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5nd ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009.p.1035-40

7. National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, classification and stratification. Am J Kidney Dis 39: suppl 1, 2002.

8. JNC VII. 203. The Seventh Report of the joint ational committeeon prevention, detection evaluation and treatmentof high blood pressure. Hypertension 42:12006-52.

9. Kaplan N. 2006.Clinical Hypertension. 9th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. P 52-3.

10. National Kidney Foudation. Anemia and chronic kidney disease (stages 1-4). New York: NKF. 2010.

11. National Kidney Foundation. KDOQI clinical practice guidelines and clinical practice recommendations for anemia in chronic kidney disease. American Journal of Kidney Disease May 2006; 47 (5): SUPPL 3.

33