Presentasi SKRIPSI Fix

27
UJI EKSTRAK BIJI GAMBAS (Luffa acuntangula) PADA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus In Vitro Oleh: Putri Mulia Bela Grania Hasibuan (105070107121013) Pembimbing: 1. Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso, DTM&H, sp.MK(K) 2. dr. Bambang Prijadi, MS Penguji: Dr, Elly Mayangsari, M.Biomed 1

description

Presentasi SKRIPSI

Transcript of Presentasi SKRIPSI Fix

Page 1: Presentasi SKRIPSI Fix

1

UJI EKSTRAK BIJI GAMBAS(Luffa acuntangula) PADA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus In

Vitro

Oleh:Putri Mulia Bela Grania Hasibuan

(105070107121013)

Pembimbing:1. Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso, DTM&H, sp.MK(K)

2. dr. Bambang Prijadi, MSPenguji:

Dr, Elly Mayangsari, M.Biomed

Page 2: Presentasi SKRIPSI Fix

2

LATAR BELAKANG

Bakteri >>Biji Gambas

• Metode pengobatan luka turun temurun di daerah Tapanuli Selatan, Sumatra Utara

• Prevalensi penyakit Diabetes Melitus tipe 2 sangat tinggi dikarenakan buruknya life style

• Adanya prinsip bahwa kemakmuran dinyatakan dari tingkat kegemukan seseorang

• Gangrene sendiri merupakan komplikasi Diabetes Melitus yang sulit diobati karena banyak faktor yang mempengaruhinya

Page 3: Presentasi SKRIPSI Fix

3

Karakteristik• Bahan Makanan• Mudah didapatkan• Murah

Mengandung senyawa Saponin yang terdiri dari 2 turunan yaitu Steroid alkaloid dan Triterpenoid

Senyawa Saponin mudah larut dalam alkohol

Biji Gambas (Luffa

acuntangula)

Flora normal dapat mengalami pertumbuhan

berlebih dan menyebabkan infeksi.

Infeksi lebih berat : abses luas, proses invasif, kerusakan

organ bahkan syok yang disebut Toxic Shock Syndrom.

Flora normal dalam tubuh manusia

Perlu dikembangkan alternatif pengobatan baru.

Staphylococcus aureus

EFEK ANTIMIKROBA

???

Page 4: Presentasi SKRIPSI Fix

4

Rumusan Masalah

• Apakah pemberian Ekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus?

Tujuan

• Umum : Membuktikan bahwa pemberian Ekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.

• Khusus• Mengetahui pengaruh

perbedaan konsentrasi Ekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.

• Mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM)

Manfaat

• Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan tanaman herbal.

• Memberikan informasi mengenai efektivitas ekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

• Menambah landasan teori mengenai manfaat biji gambas (Luffa acuntangula), tanaman herbal dari Asia , yang berpotensi menjadi salah satu strategi penghambat pertumbuhan abnormal dari Staphylococcus aureus.

Page 5: Presentasi SKRIPSI Fix

5

Staphylococcus aureus

• Morfologi :– Kokus gram positif– Mudah tumbuh diberbagi medium– Flora normal kulit diameter 0,8 μm

• Faktor Patogenitas– Struktur Antigen

• Asam teikhoat • Peptidoglikan

– Metabolit• Non Toksin• Toksin

• Pembenihan– Uji Katalase– NAP– BAP– Mannitol Agar

Page 6: Presentasi SKRIPSI Fix

6

Biji Gambas Cucurbitasin

Saponin Steroid Alkaloid

Triterpenoida

Menurunkan kadar gula darah

Menurunkan Kadar LDL

Anti Kanker

Denaturasi protein

Hambat sintesis dinding sel

Page 7: Presentasi SKRIPSI Fix

7

Diteliti

Kerangka Konsep

Biji Gambas Saponin

Steroid AlkaloidMenghambat

sintesis dinding sel

Triterpenoida Denaturasi protein

Hambatan Pertumbuhan

Staphylococcus aureus

Kandungan

Cara kerja Menginduksi

Page 8: Presentasi SKRIPSI Fix

8

Hipotesis Penelitian

• Ekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) memiliki efektifitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Page 9: Presentasi SKRIPSI Fix

9

Desain Penelitian

• True Experimental Design• Uji antimikroba secara IN VITRO dengan

menggunakan tube dilution test.

Page 10: Presentasi SKRIPSI Fix

10

Pengulangan dan Sampel• Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus

yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

• Jumlah pengulangan yang digunakan dalam penelitian dihitung dengan rumus:

P (n-1) ≥ 1524

6 (n-1) ≥ 15 6n ≥ 21 n ≥ 3,5 ~ 4Keterangan : p = jumlah perlakuan ( konsentrasi 6 macam )

n = besar sampel yang diperlukan Jadi penelitian ini menggunakan 4 isolat Staphylococcus aureus.

Page 11: Presentasi SKRIPSI Fix

11

Variabel Penelitian

• Variabel Bebasekstrak biji gambas (Luffa acuntangula) dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25 dan 3,125%.• Variabel Terikat Penelitian

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kekeruhan yang timbul pada media cair untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan jumlah koloni yang tumbuh pada media agar padat untuk menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM).

Page 12: Presentasi SKRIPSI Fix

12

Proses Penelitian

• Ekstraksi• Identifikasi Bakteri• Hasil Dilusi Tabung• Pembiakan NA

Page 13: Presentasi SKRIPSI Fix

13

Proses Ekstraksi

Cara Kerja :• Timbang bahan yang akan diekstrak dengan jumlah tertentu.• Masukkan ke dalam beker gelas dan tuangkan pelarut dengan perbandingan (1 : 3). ex :1 kg bahan dalam 3 ltr

pelarut.• Rendam bahan dan diamkan pada suhu kamar selama minimal 2 x 24 jam dengan sesekali diaduk (Proses

ekstrak dapat dipercepat dengan ultrasonic)• Setelah 2 x 24 jam, saring bahan dengan menggunakan kertas saring whatman no 40 dan pelarut yang

diperoleh (yang mengandung bahan aktif) di evaporasi untuk menghilangkan sisa pelarut.• Oven sisa pelarut yang masih tersisa pada suhu 40 – 50 C hingga bahan benar-benar tidak mengandung pelarut. Keuntungan dari metode ini :• 1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam• 2. Beaya operasionalnya relatif rendah• 3. Prosesnya relatif hemat penyari• 4. Tanpa pemanasan• Kelemahan dari metode ini :• Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja• Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

Page 14: Presentasi SKRIPSI Fix

14

Hasil Dilusi Tabung

Page 15: Presentasi SKRIPSI Fix

15

Biakan Media NA : Koloni Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi ekstrak biji gambas

Page 16: Presentasi SKRIPSI Fix

16

Pertumbuhan Koloni Staphylococcus aureus

Perlakuan (dosis)

Ulangan sampel

1 2 3 4 Rata-rata ± Std. dev.

0% 10772 10756 10734 10785 10762± 21.98

25% 4900 4900 5379 4705 4971± 287.11

30% 3543 763 1208 1322 1709.0± 1246.23

35% 546 979 549 337 602.8± 269.75

40% 105 133 184 207 157.3± 46.58

45% 23 25 40 53 35.3± 14.06

50% 0 0 0 0 0.0± 0

55% 0 0 0 0 0.0± 0

Page 17: Presentasi SKRIPSI Fix

17

Grafik rataan jumlah koloni Staphylococcus aureus terhadap berbagai konsentrasi ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula)

Page 18: Presentasi SKRIPSI Fix

18

Analisa Data

• Analisis One-Way Anova– Uji Kolmogorov-Smirnov– Uji Levene (Levene test homogeneity of variances)

• Analisa Post Hoc Test (Tukey Test)• Analisis Korelasi• Analisis Regresi Linier

Page 19: Presentasi SKRIPSI Fix

19

– Uji Kolmogorov-Smirnov

– Uji Levene (Levene test homogeneity of variances)

Variabel K-S Statistik

Nilai Signifikansi Kesimpulan

Jumlah bakteri Staphylococcus aureus

(data sebelum di transformasi log)

1.822 0.003 Data tidak berdistribusi normal

Jumlah bakteri Staphylococcus aureus

(Logaritma)1.006 0.263 Data berdistribusi normal

Variabel Uji Levene

Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusF hitung = 2.722

Sig. = 0.053

Page 20: Presentasi SKRIPSI Fix

20

One Way ANOVA

Sumber Keragaman

Derajat bebas (db)

Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F

Signf

(p-value)

Perlakuan 7 67.785 9.684 476.105 0.000

Error 24 0.488 0.020

Total 31 68.273

Page 21: Presentasi SKRIPSI Fix

21

Tukey’s TestPembandingan antar Perlakuan

dosis

Beda rata-rata jumlah

bakteriSig. Keputusan

0%

25 % 0.336 0.048 Berbeda signifikan

30 % 0.873 0.000 Berbeda signifikan

35 % 1.283 0.000 Berbeda signifikan

40 % 1.850 0.000 Berbeda signifikan

45 % 2.510 0.000 Berbeda signifikan

50 % 4.032 0.000 Berbeda signifikan

55 % 4.032 0.000 Berbeda signifikan

25 %

30 % 0.537 0.000 Berbeda signifikan

35 % 0.947 0.000 Berbeda signifikan

40 % 1.514 0.000 Berbeda signifikan

45 % 2.174 0.000 Berbeda signifikan

50 % 3.696 0.000 Berbeda signifikan

55 % 3.696 0.000 Berbeda signifikan

30 %

35 % 0.410 0.009 Berbeda signifikan

40 % 0.977 0.000 Berbeda signifikan

45 % 1.637 0.000 Berbeda signifikan

50 % 3.159 0.000 Berbeda signifikan

55 % 3.159 0.000 Berbeda signifikan

35 %

40 % 0.567 0.000 Berbeda signifikan

45 % 1.227 0.000 Berbeda signifikan

50 % 2.749 0.000 Berbeda signifikan

55 % 2.749 0.000 Berbeda signifikan

40 %

45 % 0.660 0.000 Berbeda signifikan

50 % 2.181 0.000 Berbeda signifikan

55 % 2.181 0.000 Berbeda signifikan

45 %

50 % 1.522 0.000 Berbeda signifikan

55 % 1.522 0.000 Berbeda signifikan

50 % 55 % 0.000 1.000 Tidak berbeda signifikan

Page 22: Presentasi SKRIPSI Fix

22

Analisis Korelasi

• R ( -0,827). Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan dosis ekstrak biji gambas dan jumlah Staphylococcus aureus sangat erat.

• Tanda negatif hubungan kedua variabel tersebut berkebalikan. Semakin tinggi dosis biji gambas, maka semakin sedikit jumlah koloni Staphylococcus aureus yang tersisa.

Page 23: Presentasi SKRIPSI Fix

23

Analisis Regresi Linier

Persamaan regresi R Square

Y = 4.963 – 0.080 X 78.5%

Page 24: Presentasi SKRIPSI Fix

24

Pembahasan

• Penelitian ini untuk membuktikan efek ekstrak biji gambas sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro

• Metode: dilusi tabung • Pengujian bahan pada NA KBM: 50%• Semakin > konsentrasi ekstrak semakin < jumlah

koloni)• Bahan aktif dlm ekstrak biji gambas

– Saponin bekerja dengan cara meliputi membranolitik dan juga mendenaturasi protein bakteri.

Page 25: Presentasi SKRIPSI Fix

25

Kesimpulan

• Ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula) memiliki efek antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro

• Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula) maka semakin rendah tingkat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

• Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula) terhadap Staphylococcus aureus tidak dapat ditemukan.

• Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula) terhadap Staphylococcus aureus berada pada konsentrasi akhir 50%

Page 26: Presentasi SKRIPSI Fix

26

Saran• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan langkah ekstraksi biji gambas

(Luffa acuntangula) supaya dihasilkan ekstrak yang murni dan homogen.• Perlu ada standardisasi dalam pemilihan bahan, pembuatan ekstrak etanol biji gambas (Luffa

acuntangula) serta lama masa simpan ekstrak yang masih memiliki efek antimikroba.• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan fungsi biji gambas (Luffa

acuntangula) sebagai adjuvant dalam terapi antibiotika infeksi bakteri Staphylococcus aureus• Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan berkaitan dengan efek ekstrak etanol biji

gambas (Luffa acuntangula) pada bakteri lain, fungi, maupun virus.• Perlu penelitian lebih lanjut mengenai zat-zat aktif lainnya yang terdapat dalam biji gambas

(Luffa acuntangula) yang mempunyai efek sebagai antibakteri.• Diperlukan uji farmakokinetika untuk dapat mengetahui proses absorpsi, distribusi,

metaboisme, serta sekresi dari ekstrak etanol biji gambas (Luffa acuntangula).• Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek toksik dari biji gambas (Luffa

acuntangula).

Page 27: Presentasi SKRIPSI Fix

27