Presentasi tugas p heri

26
THE EVOLUTION OF CONFUSION: SOFT SYSTEMS METHODOLOGY AND SOCIAL THEORY REVISITED L. HOUGHTON AND P.W.J LEDINGTON

Transcript of Presentasi tugas p heri

Page 1: Presentasi tugas p heri

THE EVOLUTION OF CONFUSION: SOFT SYSTEMS METHODOLOGY AND SOCIAL THEORY REVISITEDL . H O U G H TO N A N D P. W. J L E D I N G TO N

Page 2: Presentasi tugas p heri

• Realitas Sosial yang diterapkan pada SSM sudah menjadi satu bagian

penting dalam perkembangan Applied Systems Thinking. Bahkan,

Realitas sosial ini menjadi dasar pemikiran intelektual guna memberi

batasan antara pendekatan “Hard” dan “Soft”.

• SSM sudah bertransformasi dari sekedar memfasilitasi perubahan di

“real world” menjadi fokus pada pada pembelajaran terhadap “real

world” itu sendiri.

• Oleh karena adanya perubahan fokus “pembelajaran” dari SSM, maka

konsep realitas sosial harus dapat dipahami secara jelas dan gamblang.

• Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita mampu memetakan

peran SSM dalam paradigma teori sosial tersebut?

LATAR BELAKANG

Page 3: Presentasi tugas p heri

SSM DALAM ARUS LITERATUR UTAMA

Page 4: Presentasi tugas p heri

• Literatur utama yang menjadi dasar kajian dalam proses

penelitian yang mengacu langsung pada SSM: Systems

thinking, System Practices (STSP), Soft Systems

methodology in action dan Information (SSMA), Systems

and Information systems (ISI) dan Soft Systems

Methodology: A thirty year Restrospective (SSM30)

• Dua naskah utama yang menjadi dasar kajian dari literatur

kedua (pelengkap): Information in Action (Davies and

Ledington, 1991) dan Systems: Concepts Methodologies

and Applications (Wilson, 1984:1990)

Page 5: Presentasi tugas p heri

SSM MENURUT CHECKLAND (1981)

Checkland berpendapat bahwa ada TIGA KELEMAHAN UTAMA

dalam pendekatan ilmiah tradisional (Hard Systems) terhadap

masalah-masalah manajemen, sbb:

1 METODE SAINTIFIK (ILMIAH) AKAN MENGALAMI KENDALA BILA

DIHADAPKAN PADA SITUASI YANG KOMPLEKS DAN SANGAT RUMIT.

2MENGECILKAN MASALAH “DUNIA” TIDAK MUNGKIN

DILAKSANAKAN DALAM JARINGAN SOSIAL YANG KOMPLEKS.

3AREA YANG GAGAL UNTUK DIHADAPI OLEH ILMU ILMIAH

ADALAH “MANAJEMEN”. (Real world “management” adalah

kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dipecahkan atau diakomodir

oleh hipotesa sederhana)

Page 6: Presentasi tugas p heri

SSM MENURUT CHECKLAND (1981)

Mudah untuk diketahui dan

seringkali mempunyai ciri dan

bentuk khusus, dan

penanganannya juga selalu sama.

Sehingga cara memandang

masalah “hard” ini bisa dilakukan

dengan menggunakan “system

ideas” dan problem solving

Hard sistems thinking

HARD PROBLEM SOFT PROBLEM

Aktivitas manusia yang

tidak dapat dipecahkan

atau diakomodir oleh

hipotesa sederhana,

bersifat rumit dan kompleks

Page 7: Presentasi tugas p heri

PROBLEM SITUATION IMPROVED

TERDOKUMENTASI DENGAN BAIKSOCIAL MANAGEMENT

PROBLEMS DALAM SSM

PENDEKATAN THD PEMECAHAN

MASALAH “REAL WORLD”

• KOMPLEKSITAS

• SOCIAL SCIENCE

• MANAGEMENT ISSUES

SSM MENURUT CHECKLAND (1981)

PROBLEM SITUATION

PERTANYAAN: METODOLOGI APA YANG

DIHARAPKAN DIPEROLEH DI “REAL WORLD”?

Page 8: Presentasi tugas p heri

SSM DAN KONTEKS PARADIGMANYA

Page 9: Presentasi tugas p heri

SSM DAN KONTEKS PARADIGMA SOSIAL

Sociology of Radical Change

Subjective Reality Objective Reality

Sociology of Regulation

Radical Humanist/Neo Humanist Radical Structuralism

Interpretive/Social RelativistFunctionalist/Posistivist

(Burrell and Morgan, 1979, p22)

Pada 1979 Burrell and Morgan mempromosikan 4 model pendekatan

paradigma klasik, dengan gambar dibawah ini:

Page 10: Presentasi tugas p heri

4 BUAH PARADIGMA YANG ADA PADA SOSIOLOGI DAN PENERAPANNYA.

1.Functionalist Paradigm ( Objective – Regulation )

Paradigma ini merupakan paradigma yang dominan pada studi organisasi/kerangkayang dominan untuk penelitian sosial. Ini mengasumsikan fungsi murni dan objektivitasdalam dunia sosial. Paradigma ini menyediakan penjelasan yang rasional tentangmasalah kemanusiaan. Pada dasarnya paradigma ini bersifat pragmatis dan mengakarkepada konsep positivisme. Hubungan-hubungan yang ada bersifat konkret dan bisadiidentifikasi, dipelajari, dan diukur melalui media ilmiah.

2.Interpretive Paradigm ( Subjective – Regulation )

Paradigma ini menjelaskan tentang kestabilan perilaku dalam pandangan seseorangindividual. Paradigma ini memfokuskan pada pemahaman mengenai dunia yangdiciptakan secara subjektif apa adanya serta prosesnya. Pemikiran interpretatif adalahpendekatan subjektif terhadap realitas didasarkan tegas pada asumsi bahwa realitassosial diciptakan terus-menerus , oleh manusia di dunia sosial.

Page 11: Presentasi tugas p heri

3.Radical Humanist ( Subjective – Radical Change )

Pada pandangan paradigma ini, kesadaran seseorang didominasi oleh strukturideologinya, cara pandang hidupnya dan interaksinya dengan lingkungan. Hal ini akanmengarahkan hubungan kognitif antara dirinya dan kesadaran sebenarnya, sehinggamencegah pemenuhan kepuasan pada manusia. Para pendukung teori ini memfokuskanpada pembentukan batasan sosial yang mengikat potensial. Salah satu gagasan yangpaling mendasar dari paradigma ini adalah bahwa kesadaran manusia didominasi olehsuperstruktur ideologis ini dengan yang ia berinteraksi, dan bahwa ini mendorong irisankognitif antara dirinya dan kesadaran sejati. SSM berkaitan dengan persepsi dan fakta-fakta keras tidak dingin tentang dunia nyata. Inti adalah ide dari pandangan dunia (atau Weltanschauung ) dalam sistem aktivitas manusia . Checkland berpendapat :Konsep sistem aktivitas manusia adalah depan krusial berbeda konsep sistem alam dandirancang

4.Radical Structuralist ( Objective – Radical Change )

Paradigma ini mempercayai bahwa perubahan radikal dibentuk pada sifat struktursosial. Masyarakat kontemporer dapat dikarakteristikan dengan konflik fundamentalyang akan menghasilkan perubahan radikal melalui krisis politik dan ekonomi.

Page 12: Presentasi tugas p heri

SSM & IT’S JOURNEY FROM 1981 TO 1998

Page 13: Presentasi tugas p heri

PADA TAHUN 1981-1988

Pada tahun 1988, SSM disajikan dalam bentuk model 7 tahap yang dibentukkembali dalam proses yang melibatkan dua aliran tindakan dikombinasikan dengan3 aliran analisis.

Tiga analisis tersebut adalah roles, norms dan values. Checkland mengemukakanbahwa ketiganya saling berinteraksi satu sama lain. Dari hasil analisis tersebutdapat diciptakan gambaran mental dari norma, roles dan values dalamorganisasi.

- Checkland berargumen bahwa analisis dalam tiga aliran analisis budaya menerimabahwa situasi apapun akan memiliki dimensi politik dan perlu dieksplorasi.

- Political analysis merupakan variasi dari social system analysis dari Vickers model

Page 14: Presentasi tugas p heri

199O

.

MODE 1 Versus Mode 2

Methodology driven Situation Driven

Intervention Interaction

Sometimes sequential Always interactive

SSM as an external recipe SSM as a internalized model

Pada tahun ini ditemukan invention Mode 2 SSM.

• Beberapa perubahan di SSM terjadi pada pergeseran mode 1 ke mode 2 SSMyaitu pengguna SSM Mode 2 akan kurang fokus pada intervensi dan lebih banyakberinteraksi dalam problem situation, intensive reflection, dan menggunakan SSMuntuk membuat lebih masuk akal (checkland & Scholes, 1990)

Mode 2 secara permanen mengubah fokus SSM menjadi sistempembelajaran

Page 15: Presentasi tugas p heri

1998

1998

• Alasan original SSM dikembangkan untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Namun sekarang fokus SSM lebih pada pembelajaran

1998

• Contemporary SSM terdiri dari beberapa prinsip yang ditemukan sebelumnya, namunlebih difokuskan pada pembelajaran, kurang intervensi, dan pemecahan masalah

CONTEMPORARY SSM

• Contemporary SSM:

• 1. Anda harus menerima dan bertindak sesuai asumsi bahwa realitas sosial adalahkonstruksi sosial secara kontinu.

• 2. Anda harus menggunakan perangkat intelektual secara eksplisit untuk melakukaneksplorasi, memahami dan bertindak pada situasi yang bersangkutan.

• 3. Anda harus menyertakan perangkat intelektual ‘holons’ dalam bentuk sistem model purposeful activity yang dibangun sebagai basis untuk declared world views

Page 16: Presentasi tugas p heri

INTERPRETASI DAN KRITIKSEPUTAR KERANGKA PARADIGMASSM DALAM LITERATUR-LITERATURPENELITIAN

Page 17: Presentasi tugas p heri

Kritik terhadap SSM Sanggahan

asumsi SSM bersifat

subjektif & regulatif ,

paradigma intepretatif ,

tidak radikal &

emansipatoris (Jackson,

2001)

Checkland

(SSMA

Chapters

6,7,8,9 and

ISIS Chapter

7 especially

SSM berisi prinsip-prinsip dasar yang

dapat memberikan kritik terhadap

status quo dalam organisasi. Tahap 5

menyediakan alat untuk

membandingkan sistem ideologi

terhadap persepsi dunia nyata yang

ditemukan dalam tahap 2 dan tahap 4.

Hal ini menunjukkan bahwa SSM

dibangun sekitar prinsip-prinsip dasar

yang berakar pada teori kritis.

Page 18: Presentasi tugas p heri

Kritik terhadap SSM Sanggahan

Ketidakmampuan inbuilt untuk

menangani aspek-aspek

manusia dan sosial yang

kompleks dalam situasi sosial

(Jackson, 2001)

Mingers

(1980)

1. Masalah tindakan manusia

(bertujuan/rasional), alami atau tidak

berubah merupakan karakteristik manusia.

2. Analisis Hard system tidak dapat mengatasi

masalah multivaried kompleksitas dunia

nyata. "(Checkland, 1981, p.283)

Hirshheim et al, (1995) dan

Ledington & Ledington

mengkritik Pemodelan fase

SSM terlalu sederhana dan

mungkin terlalu fungsionalis

(Hirshheim et al, (1995),

Ledington & Ledington)

Checkland berpendapat bahwa :

a. SSM memiliki kompatibilitas dengan Teori

Kritis dan dikembangkan melalui proses

tindakan yang interaktif dan

berkesinambungan

b. Mis Match tergantung pada pengalaman

praktisi SSM

Page 19: Presentasi tugas p heri

SUDUT PANDANG CHECKLAND (1981)

Page 20: Presentasi tugas p heri

SUDUT PANDANG JACKSON (2001)

Page 21: Presentasi tugas p heri

SUDUT PANDANG (HIRSHHEIM ET AL, (1995),

LEDINGTON & LEDINGTON)

Page 22: Presentasi tugas p heri

• Literatur yang ada saat ini masih belum memberikan gambaran yang jelas terhadap SSM serta kaitannya dengan teori sosial.

• Belum ada kesepakatan antar literatur tersebut terkait apakah SSM dapat dipetakan lebih dari dua paradigma atau hanya cukup satuparadigma saja.

• SSM merefleksikan kondisi alamiah dari situasi yang dituju. Olehkarena itu, bila situasi yang ada jauh lebih kompleks dan rumit dariteori yang diharapkan mampu mewakilinya maka kemungkinanterjadinya “salaman srimulat”/ mis-match antara SSM dan teori sosialsangat bisa dimungkinkan.

PELAJARAN YANG BISA DIPEROLEH

Page 23: Presentasi tugas p heri

KESIMPULAN

Page 24: Presentasi tugas p heri

EVOLUSI SSM, KETERKAITAN TIGA FASE INI DAN BAGAIMANA HALTERSEBUT MENJADI DASAR TEORI SOSIAL YANG MELANDASI SSM

Checkland Awal

difokuskan pada transisi dari Hard ke Soft system thinking

perumusan SSM sebagai proses tujuh tahap berulang

Checkland Tengah

menggambarkan SSM sebagai linear dua –stream proses

(Cultural analysis and logic-based analysis)

Checkland Akhir

menggambarkan SSM sebagai struktur lambang dari 4 bentuk aktivitas dari sebuah proses

pembelajaran

Oleh karena itu, SSM muncul sebagai tahap evolusi masing-masing yang melibatkan prinsip-prinsip mendefinisikan inti, atau aturan konstitutif, SSM. Meskipun demikian jauh dari jelas bagaimana tiga fase saling berhubungan satu sama lain dan apa implikasi perubahan tersebut untuk diskusi mendasari teori sosial

1

Page 25: Presentasi tugas p heri

Meskipun Burrel & Morgan mengasumsikan bahwa SSM hanya bisa masuk ke dalam satu titik dari empat kuadran dan tidak dapat menggambarkan aspek lebih dari satu titik kuadran, namun daripenelitian dalam paper ini menunjukkan bahwa ada kemungkinanterbentuknya pemetaan multi-paradigma. Hal ini secara implisitmampu menunjukkan dimana kekuatan dan kelemahan dari SSM , oleh karenanya hal tersebut mampu menjadi dasar untuk mengembangkan dan melengkapi hal-hal yang belum ditemukandan dikembangkan lebih lanjut oleh SSM.

2Hubungan antara praktek manajemen dan teori sosial

mungkin jauh lebih kompleks dari yang pernah

diasumsikan sebelumnya

3

Page 26: Presentasi tugas p heri

SECARA SINGKAT, SSM BERJALAN DENGAN CARA MENINGKATKANPROSES INFORMASI YANG KOMPLEK. SECARA IMPLISIT, SSM ADALAH KERANGKA DASAR BAGI MANAJEMENINFORMASI.SECARA PRINSIP, SSM MAMPU MEMBERIKAN PONDASI DALAMMENCIPTAKAN BENTUK MANAJEMEN INFORMASI YANG LEBIH EFEKTIF.

TANTANGAN YANG DIHADAPI SEKARANG ADALAHBAGAIMANA MENGUJI PROPOSISI (PERAN) INIDALAM SITUASI NYATA

4