Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20181
ISSNISSNL
2337668623383321
EKSPRESI IMUNOSITOKIMIA CALRETININ PADADIAGNOSIS SITOLOGI EFUSI PLEURA GANAS DENGAN
GAMBARAN SITOMORFOLOGI CURIGA ADENOKARSINOMAPARU
Marliana Nurprilinda1, Syeben Hezer2 dan Raudatul Janah3
1Departemen Patologi Anatomik FK UKI/RSU UKI Jakarta2Instalasi Patologi Anatomik RS W.Z. Johannes Kupang NTT
3Laboratorium Patologi Anatomik PMN RS Mata Cicendo BandungEmail: [email protected]
PENDAHULUANLatar belakang dari penelitian ini adalah bahwa
efusi pleura adalah penumpukan cairan dalam ronggapleura, yang merupakan ruang antara paruparudengan dinding dada bagian dalam. Setengah daripenderita kanker mengalami metastasis ke ruangpleura dan menyebabkan terjadinya efusi. Lebih dari75% penderita dengan efusi pleura curiga ganasdisebabkan oleh metastasis limfoma, kanker payudara, paruparu, ovarium atau keganasan mesothel.
Menurut Hurtuk MG (2004;24) mesotheliomamalignan merupakan keganasan sel mesothel, jarangditemukan namun, sulit didiagnosis dan bersifat fatal.Mesothel sendiri merupakan selsel yang melapisipericardial, pleural dan peritoneum. Kasusmesothelioma malignan sebagian besar terjadi padamesothel yang melapisi pleura dengan gejala tidak
spesifik, paling umum adalah sesak akibat timbulnyaefusi. Sekitar 80% tumor ini disebabkan oleh paparanbahan asbes, sisanya disebabkan oleh infeksi virusSV40 atau paparan bahan non–asbes. Insiden tumorini lebih banyak ditemukan pada pria. Periode latenuntuk mesothelioma bisa lebih dari 30 tahun denganratarata harapan hidup setelah terdiagnosis 912tahun (Delgerma, 2008:27).
Data dari WHO sejak tahun 1994 sampai 2008,di 83 negara terdapat angka kematian sebanyak92.253 jiwa dengan usia penderita ratarata diatas 70tahun. (Delgerma, 2008:72). Menurut Australianregistry mesothelioma (2012:36).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikanterdapat ekspresi calretinin pada efusi pleura curigaganas yang dapat berasal dari mesotheliomamalignan.
ABSTRAK: Lebih dari 75% penderita dengan efusi pleura curiga ganas disebabkan oleh metastasis dari limfoma, kanker payudara,paruparu, ovarium atau keganasan mesothel. Pengambilan efusi pleura mengurangi tindakan invasif, namun pemeriksaan dengankriteria morfologi saja kadanng sulit membedakan keganasan yang ada. Calretinin adalah calciumbinding protein yangdiekspresikan sel saraf normal dan perifer, juga terdapat pada sel mesothel. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terdapatekspresi calretinin pada efusi pleura curiga ganas yang dapat berasal dari mesothelioma malignan. Metode yang digunakan adalahpenelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Terdapat 20 blok sitologi dari efusi pleura yang memenuhi kriteriakemudian dilakukan pengecatan calretinin. Ekspresi positif ditandai dengan tercatnya inti dan sitoplasma sel yang dicurigai ganasdengan intensitas lemah atau kuat. Ekspresinya dibaca oleh 2 orang spesialis Patologi Anatomi secara blindly. Hasil dari penelitiantersebut adalah: Ekspresi calretinin negatif pada 6 sampel, positif 1 (lemah) pada 8 sampel, positif 2 (sedang) pada 2 sampel danpositif 3 (kuat) pada 4 sampel, dengan intensitas kuat pada 6 sampel dan lemah pada 8 sampel. Terdapat ekspresi calretinin positifkuat dengan intensitas kuat pada efusi pleura curiga ganas dapat berasal dari mesothelioma malignan.
Kata kunci: calretinin, sitologi efusi.
ABSTRACT: More than 75% of people with a malignant pleural effusion have lymphoma or cancers of the breast, lung, ovary ormalignant mesothelioma. Effusion aspiration can reduce invasive procedure, however by morphologic criteria alone may be difficultto distinguish malignant cell. Calretinin is a calciumbinding protein that is expressed normally in neurons of the central andperipheral nervous system, and in the mesothelial cell. The aim of this study was to prove calretinin expression in malignant effusionoriginate from malignant mesothelioma. Descriptive analytic study using cross sectional design. Twenty paraffin embedded cells ofpleural effusion that meet the criteria were stained with calretinin. Positive staining was defined as nuclear and cytoplasmic stainingwith intensity weak or strong. The immunoreactivity was evaluated blindly by two pathologists. Calretinin staining was negative in 6samples, positive 1 (weak) in 8 samples, positive 2 (moderate ) in 2 samples and positive 3 (strong) in 4 samples, with strong intensityin 6 sampes and weak in 8 samples. There was strong positive and strong intensity calretinin expression in malignant effusionoriginates from malignant mesothelioma.
Keywords: calretinin, cytology effusion
Marliana Nurprilinda, SyebenHezer dan Raudatul Janah,16
Ekspresi Imunositokimia Calretinin pada DiagnosisSitologi Efusi Pleura Ganas dengan Gambaran
Sitomorfologi Curiga Adenokarsinoma
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20182
METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode deskriptif
observasional dengan desain cross sectional, ruanglingkup disiplin penelitian ini meliputi bidang ilmuPatologi Anatomi, khususnya sitologi cairan danimunositokimia yang dilakukan di laboratoriumPatologi Anatomi FK UNDIP/RSDK Semarang.
Populasi penelitian meliputi penderita yangdirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. KariadiSemarang periode Januari 2012 sampai Desember2013 yang telah dilakukan pemeriksaan foto thoraxatau CT scan dengan diagnosis klinis efusi pleuracuriga suatu keganasan dan dilakukan pemeriksaansitologi. Pemilihan sampel dilakukan dengan tekniksistematik yaitu dengan memilih blok sitologi yangmemberi gambaran keganasan dengan kecurigaansuatu keganasan dari mesothel, serta memenuhikriteria inklusi yaitu penderita yang dirawat inap diRSDK Semarang, mempunyai blok sitologi dengangambaran curiga suatu keganasan, dengan kriteriainklusi blok sitologi masih dapat dipotong 25 kalidengan tebal 23 mm, dan kriteria eksklusi bloksitologi rusak atau tidak terdapat sel, blok sitologisudah tipis dan hanya dapat dipotong 2 kali saja,Sediaan sitologi yang tidak dibuat blok. Didapatkan20 blok yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Blok dipotong dan dilakukan pengecatanimmunohistokimia calretinin. Ekspresi calretininmerupakan skor ekspresi calretinin positif pada selganas, dengan pemeriksaan imunositokimia, berdasarkan intensitas dan persentasi sel ganas yangtercat pada inti dan sitoplasma (Foster, 2001:201)yaitu intensitas lemah atau kuat, dan persentase: 0 =tidak tampak sel ganas yang tercat, 1 = 1 25% tercatpada sel ganas, 2 = 2650% tercat pada sel ganas, 3 =51100% tercat pada sel ganas Dengan melihat pada10 lapang pandang menggunakan pembesaran 400xsecara acak, kemudian dibaca oleh dua dokterspesialis Patologi Anatomi secara blindly selanjutnyadibandingkan dengan menggunakan test Kappa. Slidedibaca menggunakan mikroskop Olympus PX51,pembesaran lensa okuler 10x dan lensa obyektif 40x.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Efusi PleuraEfusi pleura ganas didefinisikan sebagai efusi
yang terjadi berhubungan dengan keganasan yangdibuktikan dengan penemuan sel ganas pada
pemeriksaan sitologi cairan pleura atau biopsi pleura(Cheng, 200:39) Kenyataannya sel ganas tidak dapatditemukan pada sekitar 25% kasus efusi pleura yangberhubungan dengan penyakit keganasan, sehinggajika hanya menggunakan definisi di atas dapat terjadikekeliruan pada kasus dengan sitologi atau histologinegatif. Menentukan diagnosa keganasan pada blokefusi pleura sangat sukar karena sel yang didapatkantidak sebanyak pada biopsi histopatologi, kita hanyabisa menemukan struktur sel ganas tersebut sehinggadiperlukan marker penanda tumor yang spesifik,dengan menggunakan pemeriksaan imunositokimia.
Pemeriksaan tersebut diperlukan untuk mendeteksi sel ganas guna mengurangi keterlambatandiagnosis, sehingga tindakan terapi dapat lebih cepatdilaksanakan. Berbagai penelitian telah dikembangkan untuk meningkatkan akurasi diagnosis misalnyamenggunakan immunositokimia p40 atau CK 5/6untuk skuamous cell carcinoma, lalu ekspresicalretinin pada efusi pleura curiga ganas yang dapatberasal dari mesothelioma malignan.
Lebih dari 75% efusi penderita efusi pleuradisebabkan oleh metastasis tumor (WHO, 2012)Setiap jenis tumor memiliki gambaran karakteristikmorfologi masingmasing pada sitologi pleura,namun kadang ditemukan gambaran sitologi selselganas yang sulit ditentukan asalnya, misalnya untukmembedakan squamous cell carcinoma dari suatuadenocarcinoma (WHO, 2012) Pada keadaan inidiperlukan pemeriksaan tambahan untuk dapatmenegakan diagnosis. Calretinin adalah calciumbinding protein yang diekspresikan sel saraf normaldan perifer, juga terdapat pada sel mesothel.
Dari 20 sampel yang digunakan, 14 sampelberekspresi positif atau 70%, sedangkan 6 sampelatau 30% negatif. Dari 14 sampel tersebut 8 sampelatau 40% positif 1 (lemah), 2 sampel atau 10% positif2 (sedang) dan 4 sampel atau 20% positif 3 (kuat).Nilai positif ditandai dengan tercatnya inti dansitoplasma sel yang dicurigai sebagai sel ganas.
Pada 14 sampel yang bereaksi positifmenunjukan selsel tersebut mengandung calretinin,dengan tingkat positivitas yang berbedabeda. Secarateoritis calretinin terdapat terutama pada selsel sarafpusat dan perifer juga pada sel mesothel normalmaupun keganasan (Kuznicki J, 1995:308) Padabeberapa penelitian menunjukan adenocarcinoma,squamous cell carcinoma atau tumor lain juga dapat
Marliana Nurprilinda, SyebenHezer dan Raudatul Janah,16
Ekspresi Imunositokimia Calretinin pada DiagnosisSitologi Efusi Pleura Ganas dengan Gambaran
Sitomorfologi Curiga Adenokarsinoma
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20183
bereaksi positif pada pewarnaan dengan calretinin(Ordonez NG, 2006:417). Menurut Hinterberger M(2007:204) meskipun metastais adenocarcinoma,squamous cell carcinoma, atau tumortumor laindapat positif namun nilai positivitasnya rendah atauhanya bersifat fokal dibandingkan pada mesotheliomamalignan dimana didapatkan positif kuat dan difuspada semua sel ganas.
Pada penelitian ini didapatkan nilai tertinggidiperoleh pada positif lemah atau positif 1 sebanyak 8sampel dan positif sedang atau positif 2 sebanyak 2sampel. Meskipun positif belum dapat disimpulkanselsel tersebut berasal dari mesothelioma malignan.Terdapat 6 sampel yang tidak bereaksi terhadapcalretinin, hasil ini tidak dapat langsung disimpulkanbukan berasal dari mesothel malignan karena padatipe sarcomatoid dari mesothelioma malignan dapatbereaksi negatif terhadap pewarnaan calretinin, nilaisensitivitasnya hanya mencapai 57% (6,22)(Hiterberrger, 2007:55). Terdapat 4 sampel dengannilai positif kuat, dapat dipastikan berasal darimesothel malignan (Ordonez NG; 2005:147), tetapiperlu juga dipikirkan bahwa calretinin merupakanpenanda untuk selsel mesothel sehingga untuk selmesothel jinak maupun ganas akan bereaksi positif,yang terpenting gambaran morologi selsel yangdicurigai ganas tersebut benarbenar merupakan selsel ganas bukan merupakan suatu mesothel reaktif.
Berdasarkan intensitasnya ekspresi calretinindibagi atas negatif, intensitas lemah dan intensitaskuat. Pada penelitian ini diperoleh hasil tertinggiyaitu pada intensitas lemah sebanyak 8 sampel atau40% sedangkan hasil negatif dan intensitas kuatmemperoleh hasil yang sama yaitu 6 sampel atau30%. Berdasarkan penelitan sebelumnya intensitaslemah dapat ditemukan juga pada metastasisadenocarcinoma atau metastasis tumor lain,sedangkan pada mesothelioma malignan didapatkanintensitas kuat (Hinterberger M, 2007:90).
Mesothelioma MalignanTerdapat juga halhal yang dapat mempengaruhi
hasil diagnosis diantaranya antibodi yang digunakan,prosedurnya, serta jumlah sel ganas yang ditemukan(Yahya, 2013:613). Perlu juga diingat belum ada satuimmunohistokimia marker yang benarbenar 100%spesifik dan sensitif untuk diagnosis mesothelioma(Relan V, 2013:8). Menurut WHO dan InternationalMesothelioma Interest Group (IMIG) merekomen
dasikan bahwa untuk mendiagnosis suatu mesothelioma malignan harus menggunakan panel imunohistokimia dengan hasil dua antibodi positif dan duaantibodi negatif. Antibodi yang direkomendasikanyaitu positif marker calretinin, EMA, trombomodulin,podoplanin, CK5/6, CK7, CK AE1/AE3, CK KL1 dannegatif marker monoclonal CEA, polyclonal CEA,BerEp4, CD15, sialynTN dan TTF1 (Foster,2001:20).
Reaktif MesothelialReaktif mesothelial sering salah diinterpretasikan
dengan selsel ganas. Pada keadaan efusi nonneoplastik seperti sirosis hepatis, infak paru danpericarditis akut juga kadang salah diinterpretasikanjuga sebagai keganasan. Untuk menghindari halhaltersebut dianjurkan sebelum mendiagnosis sebaiknyamelihat riwayat klinis penderita. Pada efusi akibatsuatu keganasan umumnya rekuren dan hemoragik.Jika terdapat hemoragik efusi yang bukan karenatrauma hampir selalu disebabkan oleh keganasan.Keganasan dari semua tempat dapat bermetastasis kerongga pleura dan akan terlihat pada cairan efusi.Pada pria metastasis sel ganas pada cairan efusipaling banyak berasal dari paruparu, kemudiangastrointestinal tumor dan dari tumor pankreas.Sedangkan pada wanita paling banyak berasal darimammae, kemudian paruparu dan ovarium. Sedangkan pada rongga peritoneum umumnya berasal darikanker gastrointestinal, ovarium dan pankreas. Padaefusi yang disebabkan oleh keganasan, reakumulasicairan terbentuk dengan cepat dibandingkan padareaktif efusi (Barinka, 2011:123).
Jika pada cairan efusi ditemukan selsel yangmencurigakan tetapi tidak dapat disimpulkan sebagaisuatu keganasan maka dapat dilakukan pengambilanspesimen ulang pada saat terjadi reakumulasi.Penyebab utama kesulitan dalam mendiagnosisadalah adanya artefak atau proses degeneratif baik ituin vivo atau in vitro. Pada penilaian ulang gambaransitologinya akan lebih muda dinilai karena pada reakumulasi efusi pleura maka selsel ganas yangdijumpai akan meningkat jumlahnya dalam kelompokkelompok sel. Baik epithelial neoplasma dannonepithelian neoplasma dapat menyebakan terjadiefusi. Epithelial neoplasma termasuk metastasiskarsinoma dan mesothelioma malignan, sedangkannonepithelial neoplasma termasuk sarkoma, melanoma dan hematologi neoplasma termasuk limphoma
Marliana Nurprilinda, SyebenHezer dan Raudatul Janah,16
Ekspresi Imunositokimia Calretinin pada DiagnosisSitologi Efusi Pleura Ganas dengan Gambaran
Sitomorfologi Curiga Adenokarsinoma
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20184
meskipun kasusnya jarang. Pada anak, kasus efusipleura sebagian besar jinak, jika penyebabnya suatukeganasan biasanya diebabkan oleh limphoma atauleukemia. (Gray W & Kocjan 2010:201).
Gambaran sitologi cairan pleuran dapat di nilaidengan pengecatan Papanicolou (PAP) dan DiffQuik(DQ). Secara umum pewarnaan PAP lebih baik untukmenilai inti sel sedangkan pewarnaan DQ lebih baikdalam menilai sitoplasma sel. Pada sediaan sitologisel mesothel ratarata berukuran diameter 1530 µm(sekitar 1,5 sampai 2 kali ukuran netrofil), namunukurannya dapat juga sampai diameter 50 µm. Dapatada secara sendirisendiri atau dalam kelompok. Padapewarnaan dengan DQ ukurannya dapat lebih besardibandingkan dengan pewarnaan PAP (Saunders,2007:127).
Sitoplasma mesothel biasanya terdapat 2 zona,dengan pewarnaan PAP daerah yang lebih pucat,sempit pada ektoplasma terkait dengan mikrovilliyang mengelilingi endoplasma sedangkan yang lebihpadat pewarnaannya, merupakan daerah perinuklear.Sedangkan dengan pewarnaan DQ daerah endoplasma tampak lebih terang dibandingkan ektoplasma. Inti sel biasanya terletak sentral namun dapatjuga eksentrik. Jika intinya eksentrik, membran intitidak pernah menyentuh membran sel, dan terdapatdaerah sempit disekitar sel yang merupakan mikrovilli. Gambaran ini dapat dijadikan pegangan untukmembedakan sel mesothel dari adenokarsinoma ataumakrofag, dimana inti sel yang terletak eksentrikakan bersentuhan dengan membran sel (Gray &Kocjan, 2010; Shidham & Atkhinson, 2007).
Hasil PenelitianPenelitian ini meggunakan 20 sampel blok
sitologi dari cairan efusi pleura dengan gambaranmencurigakan suatu keganasan, kemudian dilakukanpengecatan calretinin. Hasil pengecatan di dibacaoleh dua dokter spesialis Patologi Anatomi,independen selanjutnya dibandingkan dengan menggunakan test Kappa. Nilai kappa yang diperolehadalah 0,88. Seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Nilai Mean, Median dan Modus
Pada Tabel 1 terlihat nilai mean, median danmodus ekspresi calretinin dan pada 20 sampel bloksitologi dengan penialaian 1 = negatif, 2 = positif 1, 3= positif 2 dan 4 = positif 3. Sedangkan pada Intensitas ekspresi calretinin diberi nilai 1 = negatif, 2 =intensitas lemah dan 3 = intensitas kuat. Sepertiterlihat pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Frekuensi Ekspresi Calretinin
Pada Gambar 1 terlihat bahwa frekuensi ekspresicalretinin terbanyak adalah positif 1 yaitu sebanyak 8sampel atau 40%, sedangkan yang paling sedikitpositif 2 sebanyak 2 sampel atau 10%. Seperti terlihatpada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Intensitas Calretinin
Dari Tabel 2 terlihat frekuensi terbanyakintensitas ekspresi calretinin yaitu intensitas lemah40%, sedangkan negatif dan intensitas kuat memilikinilai yang sama yaitu 30%.
Gambar 2. Pengecatan HE pada blok sitologi denganpembesaran 20x, panah menunjukan kelompok selyang mencurigakan keganasan.
Marliana Nurprilinda, SyebenHezer dan Raudatul Janah,16
Ekspresi Imunositokimia Calretinin pada DiagnosisSitologi Efusi Pleura Ganas dengan Gambaran
Sitomorfologi Curiga Adenokarsinoma
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20185
Gambar 3. Pengecatan calretinin pada blok sitologidengan pembesaran 200x, menunjukan kontrol positifpada selsel mesothel
Gambar 4. Pengecatan calretinin pada blok sitologidengan pembesaran 400x, panah menunjukan selselcuriga ganas tercat kuat (+3)
Gambar 5. Pengecatan calretinin pada blok sitologidengan pembesaran 200x, panah menunjukankelompok sel curiga ganas tidak tercat ()
MesotheliomaInsiden mesothelioma pada tahun 2012 sebanyak
619 penderita. sedangkan di Indonesia sendiri belumada data yang akurat mengenai inseden mesothelioma. Gejala klinis yang sering ditemukan berupasesak napas akibat efusi pleura disertai nyeri dada,penurunan berat badan serta kelelahan (Robinson,2005:353).
Pengambilan efusi pleura mengurangi tindakaninvasif dalam menentukan diagnosis keganasan yangberpengaruh pada penanganan penderitanya, namunpemeriksaan dengan kriteria morfologi saja kadangsulit membedakan keganasan yang ada (Chhieng DC,2000;194). Berbagai penelitian telah dikembangkanuntuk meningkatkan akurasi diagnosis. Kebanyakan
ahli setuju bahwa analisis immunositokimia pentingdigunakan untuk membedakan mesotheliomamalignan dari adenokarsinoma, sarcoma danmesothelioma reaktif. (Roberts F. 2001;116).Beberapa immunohistokimia seperticarcinoembrionic antigen, thyroid transcriptionfactor1, dan BerEp4 merupakan protein yangdiekspresikan oleh adenokarsinoma namun negatifuntuk mesothelioma. Sedangkan immunohistokimiathrombomodulin, calretinin, CK5/6,ncadherin,HBME1, CD44S, positif untuk mesothelioma.10,11,15
Sampai saat ini belum ada antibodi yang dapatdiandalkan yang benarbenar positif untukmesothelioma dan negatif untuk adenokarsinoma atautumortumor lain (Foster MR, 2001;13).
Calretinin adalah calciumbinding protein yangdiekspresikan sel saraf normal baik sentral maupunperifer (Chhieng DC, 2000;90). Calretinin memilikistruktur 3 dimensi dan mempunyai afinitas tinggiterhadap ion kalsium. Calretinin pertama kalidikemukakan oleh Rogers pada tahun 1987, denganmemeriksa selsel di retina. Nama calretininberdasarkan kesamaan struktur dengan kalbindinD28K. Gen untuk calretinin terletak pada kromosom16. Calretinin terdiri atas 269271 asam amino danberisi 6 rantai. 4 rantai berikatan dengan Ca2+dengan afinitas tinggi, 1 rantai berikata dengan Ca2+dengan afinitas, sedangkan 1 rantai lainnya tidakmengikat Ca2+. Calretinin juga mempunyai afinitasterhada ion Cu2+. Calretinin bisanya berada disitoplasma sel, namun konsentrasi paling tinggiberada di membran sel. Caretinin bertindak sebagaislow buffer dan fast buffer untuk ion Ca2+. (Raiko2010;10)
PENUTUP
KesimpulanEkspresi calretinin negatif pada 6 sampel, positif
1 (lemah) pada 8 sampel, positif 2 (sedang) pada 2sampel dan positif 3 (kuat) pada 4 sampel, denganintensitas kuat pada 6 sampel dan lemah pada 8sampel. Terdapat ekspresi calretinin positif kuatdengan intensitas kuat pada efusi pleura curiga ganasdapat berasal dari mesothelioma malignan.
SaranSaranUntuk penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan sampel yang lebih besar denganpengecatan immunohisto kimia yang lebih lengkap.
Marliana Nurprilinda, SyebenHezer dan Raudatul Janah,16
Ekspresi Imunositokimia Calretinin pada DiagnosisSitologi Efusi Pleura Ganas dengan Gambaran
Sitomorfologi Curiga Adenokarsinoma
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20186
DAFTAR PUSTAKAAustralian Mesothelioma Registry. 2nd Annual Report
Mesothelioma in Australia. 2012.Barinka F, Druga R. Calretinin Expression in the Mammalian
Neocortex: A Review. Physiol. Res. 2011.Bij SV, Schaake E, Koffijberg H, Burgers JA, Mol BD and
Moons KG. Markers for Noninvasive Diagnosis ofMesothelioma: a systemic review. British Journal of Cancer.2011
Cancer Net. Fluid Around the Lungs or Malignant PleuralEffusion. [homepage on the Internet]. 2012 [cited 2014 Feb27]. Tersedia dari: Oncologistapproved cancer informationfrom the American Society of Clinical Oncology Web site:http://www.cancer.net/navigatingcancercare/sideeffects/fluidaroundlungsormalgnantpleuraleffusion.
Chieng DC, Yen H, Schefer D, Cangiarella Jf, Jagindar J,Chiriboga La, et al. Calretinin Staining Pattern Aids in theDifferentiation of Mesothelioma from Adenocarcinoma inSerous Effusions. American Cancer Society. 2000.
Delgerma V, Global mesothelioma deaths reported to the WorldHealth Organization between 1994 and 2008. Bulletin of theWorld Health Organization. 2011.
Ensani F, Nemetizadeh F, Irvanlou G. Accuracy ofImmunohistochemistery in Evaluation on Malignant Pleuraand Peritoneal Effusion. Pol. J Patho 2011.
Foster MR, Johnson JE, Olson SJ, Allred C.Immunohistochemical Analysis of Nuclear VersusCytoplasmic Staining of WT1 in Malignant Mesotheliomasand Primary Pulmonary Adenocarcinomas. Arch Pathol LabMed. 2001.
Foster MR, Johnson JE, Olson SJ, Allred C.Immunohistochemical Analysis of Nuclear VersusCytoplasmic Staining of WT1 in Malignant Mesotheliomasand Primary Pulmonary Adenocarcinomas. Arch Pathol LabMed. 2001.
Gray W & Kocjan C. Dyagnostic Cytopathology. 3rd ed. China:Livingstone Elsevier. 2010.
Hinterberger M, Reineke T, Storz M, Weder W, Vogt P, Moch H.D240 and calretinin—a tissue microarray analysis of 341malignant mesotheliomas with emphasis on sarcomatoiddifferentiation. Modern Pathology. 2007.
Hurtuk MG, Carbone M. A Cytokeratin and CalretininnegativeStaining Sarcomatoid Malignant Mesothelioma. AnticancerResearch. 2004.
Hyun TS, Barnes M, Tabatabai ZL. The Diagnostic Utility of D240, Calretinin, CK5/6, Desmin, MOC31 in theDifferentiation of Mesothelioma from Adenocarcinoma inPleural Effusion Cytology. Acta Cytologica. 2012.
Kuznicki, J, Wang TL, Martin BM, Winsky L, Jacobowitz Dm.Localization of Ca2+dependent conformational changes ofcalretinin by limited tryptic proteolysis. Biochem J. 1995.
Ordonez NG. Immunohistochemical Diagnosis of EpithelioidMesothelioma An Update. Arch Pathol Lab Med. 2005.
Ordonez NG. The diagnostic utility of immunohistochemistry indistinguishing between epithelioid mesotheliomas andsquamous carcinomas of the lung: a comparative study.Modern Pathology. 2006.
Relan V, Morrison L, Parsonson K, Clarke Be, Duhig Ee,Windsor Mn, et al. Phenotype and Karyotype of HumanMalignant Mesothelioma Cell Lines. Plos One. 2013.
Sandeck HDHP, Roe OD, Kjaerheim K, Willen H and Larsson E.Reevaluation of Histological Diagnoses of MalignantMesothelioma by Immunohistochemistry. DiagnosticPathology. 2010.
Shidham VB & Atkhinson BF. Cytopathologic diagnosis ofserous fluids, China: Saunders Elsevier; 2007.
Yahya ZM, Ali HH, Hussein HG. Evaluation of the Sensitivityand Specificity of Immunohistochemical Marker in theDifferential Diagnosis of Effusion Cytology. Oman MedicalJournal. 2013.