PRESENTASI KASUS saraf

download PRESENTASI KASUS saraf

of 41

description

cephalgia

Transcript of PRESENTASI KASUS saraf

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    1/41

    1

    Presentasi Kasus, Tinjauan Kepustakaan

    Cephalgia

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

    (KKS) di BagianFamily Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Syiah

    Kuala/RSUDZA Banda Aceh

    Disusun Oleh :

    Rezki Maulana D

    Pembimbing:

    dr. Imran Sp.S, M.Kes

    BAGIAN FAMILY MEDICINE

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    BANDA ACEH

    2013

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    2/41

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang1

    Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat

    terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan

    lengkap. Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau

    depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan

    spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi senditemporomandibular,hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya.1

    Sakit kepala biasa disebabkan gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin,

    umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.

    Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta

    orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut merupakan

    wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache.

    Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman

    yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan

    belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri

    pada wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Kini penanganan akan sakit kepala

    sudah memiliki standarisasi dari IHS untuk membedakan akan cluster headache,

    migrain, tension headache dan dengan nyeri kepala lainnya.

    1.2 TujuanTerwujudnya keadaan jantung dan tubuh yang sehat merupakan kehendak

    semua pihak tidak hanya oleh orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh

    kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat.

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    3/41

    3

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    I. IDENTITAS PASIENNama : Tn. M

    Umur : 78 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Alamat : Lhong Raya

    Pekerjaan : Swasta

    Suku : Aceh

    Tanggal berobat : 12 Juni 2013

    II. ANAMNESISA. Keluhan Utama

    Nyeri kepala

    B. Keluhan Tambahan-

    C. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang untuk kontrol penyakit darah tinggi yang dialami

    sejak 1 tahun terakhir. Pasien mengeluhkan sering mengalami nyeri

    kepala. Terutama jika beraktifitas. Selama ini pasien teratur minum obat

    dan kontrol ulang

    D. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi (+), riwayat penyakit ginjal disangkal, riwayat

    Diabetes mellitus disangkal, riwayat stroke disangkal.

    E. Riwayat Penyakit KeluargaHipertensi disangkal, Diabetes mellitus disangkal.

    F. Riwayat Pemakaian Obat

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    4/41

    4

    Amlodipin, Captopril

    G. Riwayat Kebiasaan Sosial- Jarang berolahraga- Konsumsi tinggi garam- Perokok aktif

    III.PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis:

    Keadaan Umum : Sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    TD : 150/90 mmHg

    HR : 78 x/menit

    RR : 19 kali/menit

    Temperatur : 36,7 oC

    BB : 73 kg

    Kulit

    Ikterus : (-)

    Anemia : (-)

    Sianosis : (-)

    Oedema : (-)

    Kepala

    Mata : Conjunctiva palpebra inferior pucat (-/-)

    Conjunctiva palpebra superior edema (-/-)

    Sklera ikterik (-/-)

    Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)

    Hidung : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-), NCH (-/-)

    Mulut : Sianosis (-)

    Faring : Hiperemis (-)

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    5/41

    5

    Leher

    Kel. Getah Bening : Pembesaran (-)

    Peningkatan TVJ : (-)

    Thorax

    Thorax depan

    1. InspeksiBentuk dan Gerak : Simetris fusiform

    Tipe Pernafasan : abdomino-torakal

    Retraksi : (-)

    2. PalpasiStem Fremitus Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap. Paru bawah Normal Normal

    3. PerkusiParu kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Paru tengah Sonor Sonor

    Lap. Paru bawah Sonor Sonor

    4. AuskultasiSuara Pokok Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara Tambahan Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

    Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    6/41

    6

    Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

    Thoraks Belakang

    1. InspeksiBentuk dan Gerak : Simetris fusiform

    Tipe pernafasan : abdomino-torakal

    Retraksi : (-)

    2. PalpasiParu kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Normal Normal

    Lap. Paru tengah Normal Normal

    Lap. Paru bawah Normal Normal

    3. PerkusiParu kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Sonor Sonor

    Lap. Paru tengah Sonor Sonor

    Lap. Paru bawah Sonor Sonor

    4. AuskultasiSuara pokok Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

    Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler

    Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler

    Suara tambahan Paru kanan Paru kiri

    Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

    Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

    Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    7/41

    7

    Jantung

    Inspeksi : Terlihat adanya pulsasi Ictus Cordis di ICS V

    Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS

    Perkusi : Batas jantung atas: di ICS III

    Batas jantung kanan: di LPSD

    Batas jantung kiri: di ICS VI, Lateral LMCS

    Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Kesan simetris, Distensi (-)

    Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-)

    Hepatomegali (-), Splenomegali (-)

    Perkusi : Tympani (+), Asites (-)

    Auskultasi : Peristaltik usus (N)

    Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Ekstremitas

    Ekstremitas Superior Inferior

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Sianotik - - - -

    Edema - - - -

    Ikterik - - - -Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

    Resume

    Pasien datang untuk kontrol ulang penyakit darah tinggi. pasien mengeluh

    sering nyeri kepala terutama saat beraktifitas. Selama ini pasien rutin berobat.

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    8/41

    8

    Dari vital sign didapat TD=170/90mmHg, dari pemeriksaan fisik keseluruhan

    dalam batas normal

    IV. DIAGNOSA SEMENTARAHipertensi Stage II

    V. RENCANA PEMERIKSAAN- Darah Lengkap- Foto Thorax- EKG- Echocardiografi

    VI. PENATALAKSANAAN- Captopril 2x12,5 mg- Amlodipin 1x5 mg- Vit. B1 2x1

    VII. PROGNOSISDubia ad bonam

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    9/41

    9

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    10/41

    10

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi Cephalgia

    Cephalgia merupakan nyeri dikepala. Cepha berarti kepala dan

    ischialgia artinya nyeri. Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan

    yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab. Sakit kepala adalah

    rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengankepala yang berasal dari

    struktur sensitif terhadap rasa sakit. 1

    2.2 Etiologi

    Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari

    berbagai macam penyakit. Cephalgia dapat disebabkan adanya kelainan

    organ-organ dikepala, jaringan sistem persarafan dan pembuluh darah.

    Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau

    depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala,

    dan spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi

    senditemporomandibular, hipertensi, sinusitis, trauma, perubahan lokasi

    (cuaca, tekanan) dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya. 7

    2.3 Epidemiologi

    Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi

    penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin

    sublingual dan faktor genetik.Prevalensi sakit kepala di USA

    menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau45 juta orang menderita sakit

    kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebutmerupakan wanita. 75 %

    dari jumlah di atas adalah tipe tension headacheyang berdampak pada

    menurunnya konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak 62,7 %.Menurut

    IHS, migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahunsedangkan pada

    wanita, migren sering terjadi pada usia besar dari 12 tahun. HIS

    jugamengemukakancluster headache 80 90 % terjadi pada pria dan

    prevalensi sakitkepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.5

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    11/41

    11

    2.4 Anatomi Otak

    Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam

    berbagai cara berdasarkan perbedaananatomis, spesialisasi fungsional, dan

    perkembangan evolusi. Otak terdiri dari batang otak terdiri atas otak

    tengah, pons, dan medulla, serebelum, otak depan(forebrain) yang terdiri

    atas diensefalon dan serebrum. 1

    Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri

    dari nukleus basal dan korteks serebrum. Masing-masing bagian otak

    memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut: asal dari

    sebagian besar saraf kranialis perifer pusat pengaturan kardiovaskuler,

    respirasi dan pencernaan, pengaturan refleks otot yangterlibat dalam

    keseimbangan dan postur, penerimaaan dan integrasi semuamasukan

    sinaps dari korda spinalis; keadaan terjaga dan pengaktifan korteks

    serebrum, pusat tidur. 1

    Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan,

    peningkatan tonus otot, koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter

    yangterlatih.Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: mengatur banyak

    fungsihomeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin,

    dan asupanmakanan, penghubung penting antara sistem saraf dan

    endokrin, sangat terlibatdalam emosi dan pola perilaku dasar. 1

    Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan

    sinaps, kesadaran kasar terhadap sensasi, beberapa tingkatkesadaran,

    berperan dalam kontrol motorik. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi

    tonus otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola

    pola gerakan yang tidak berguna. 1

    Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi sensorik, kontrol

    gerakan volunter, bahasa, sifat pribadi, proses mental canggih misalnya

    berpikir, mengingat, membuat keputusan,kreativitas dan kesadaran

    diri.Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis,

    lobus, parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing

    lobus ini memilikifungsi yang berbeda-beda. Nyeri kepala dipengaruhi

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    12/41

    12

    oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan nosiseptif yang penting

    untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. 1

    Semuaaferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial,

    glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1 3 beramifikasi padagrey matter

    area ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian yaitu pars

    oralis yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari

    regio orofasial, pars interpolaris yang berhubungan dengantransmisi

    sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars kaudalis yang

    berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu. 1

    Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini

    seperti aferen dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1

    dan C3. Selain itu, aferenC3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal

    inilah yang menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher

    bagian atas. Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto

    orbital darikepala dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh

    nervus maksiliaris danmandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf

    tersebut tidak atau hanya sedikit yangmeluas ke arah kaudal. 1

    Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf

    ini meluas ke pars kaudal. Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2 dan

    V3. V1, oftalmikus,menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis,

    duramater dari fossa kranial danfalx cerebriserta pembuluh darah yang

    berhubungan dengan bagian duramater ini.V2, maksilaris, menginervasi

    daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas, danduramater bagian

    fossa kranial medial. V3, mandibularis, menginervasi daerahduramater

    bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga,senditemporomandibular dan otot menguyah. 1

    Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang

    innervasi meatus auditorius eksterna dan membran timpani. Saraf kranial

    IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X

    innervasi faring dan laring.Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala

    adalah C1, C2, dan C3. Ramusdorsalis dari C1 menginnervasi

    ototsuboccipital triangle - obliquus superior,obliquus inferior dan rectus

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    13/41

    13

    capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki

    cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior, Longissimus

    capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi

    greater occipital nerve. 1

    Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dariobliquus

    inferior ,dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui

    semispinalis capitis yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit

    kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal linedan

    the aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung

    dengan saraf lesser occipital yang mana merupakancabang dari pleksus

    servikalis dan mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior dari

    sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral

    kelongissimus capitisdansplenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial.

    1

    Cabangsuperfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang

    mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan posterior.

    Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian

    yaituintrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena

    korteks serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah

    serta fossa posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit

    kepala, bagian dariorbita, membran mukosa dari rongga nasal dan

    paranasal, telinga tengah dan luar,gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang

    tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima,

    dan pleksus koroideus. 1

    2.5 Fisiologi Cephalgia

    Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi

    setiap saat bila ada jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan

    melalui nyeri inilah, seorang individu akan bereaksi dengan cara menjauhi

    stimulus nyeri tersebut.4

    Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor

    nyeri oleh stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik,

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    14/41

    14

    termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot merupakan penyebab nyeri yang

    umum karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah ke jaringan

    (iskemia jaringan), meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga

    perangsangan langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik. 4

    Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak

    berkorelasi dengan jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan

    berkorelasi dengan kecepatan kerusakan jaringan yang timbul. Hal ini juga

    berlaku untuk penyebab nyeri lainnya yang bukan termal seperti infeksi,

    iskemia jaringan, memar jaringan, dll. Pada suhu 450C, jaringanjaringan

    dalam tubuh akan mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar

    populasi.4

    Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri

    seperti bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan

    enzim proteolitik.Dua zat lainnya yang diidentifikasi adalah prostaglandin

    dan substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free

    nerve endings. Prostaglandin dan substansi P tidak langsung merangsang

    nyeri tersebut. Dari berbagai zat yang telah dikemukakan, bradikinin telah

    dikenal sebagai penyebab utama yang menimbulkan nyeri yang hebat

    dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat dan

    enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri

    yang sirasakan karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma

    lebih permeabel terhadap ion. Iskemia jaringan juga termasuk stimulus

    kimia karena pada keadaan iskemia terdapat penumpukan asam laktat,

    bradikinin, dan enzim proteolitik.4

    Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerveendings. Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan

    juga pada jaringan internal tertentu, seperti periosteum, dinding arteri,

    permukaan sendi, falks, dan tentorium. Kebanyakan jaringan internal

    lainnya hanya diinervasi olehfree nerve endings yang letaknya berjauhan

    sehingga nyeri pada organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan

    perangsangan berbagai nerve endings dan dirasakan sebagaislow-chronic-

    aching type pain.

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    15/41

    15

    Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri

    kronik (slow pain). Nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam

    waktu 0,1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh

    adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari

    saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat A dengan kecepatan

    mencapai 6-30 m/detik. Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah

    glutamat yang juga merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak

    digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya memiliki durasi kerja

    selama beberapa milidetik.4

    Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih

    dari 1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh

    adanya stimulus mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling

    sering adalah stimulus kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf

    perifer menuju korda spinalis melalui serat C dengan kecepatan mencapai

    0,5-2 m/detik. Neurotramitter yang mungkin digunakan adalah substansi

    P.4

    Meskipun semua reseptor nyeri adalah free nerve endings, jalur

    yang ditempuh dapat dibagi menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain

    pathway danslow- chronic pain pathway. Setelah mencapai korda spinalis

    melalui dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay neuron

    pada kornu dorsalis dan selanjutnya akan dibagi menjadi dua traktus yang

    selanjutnya akan menuju ke otak. Traktus itu adalah neospinotalamikus

    untukfast pain dan paleospinotalamikus untukslow pain.4

    Traktus neospinotalamikus untuk fastpain, pada traktus ini, serat

    A yang mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termalakan berakhir pada lamina I (lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan

    mengeksitasi second-order neurons dari traktus spinotalamikus. Neuron

    ini memiliki serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui

    kolumn anterolateral. Serat dari neospinotalamikus akan berakhir pada,

    area retikular dari batang otak (sebagian kecil), nukleus talamus bagian

    posterior (sebagian kecil), kompleks ventrobasal (sebagian besar). Traktus

    lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    16/41

    16

    berakhir pada daerah ventrobasal.Adanya sensori taktil dan nyeri yang

    diterima akan memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana

    rangsangan tersebut diberikan.4

    Traktus paleospinotalamikus untukslow pain, traktus ini selain

    mentransmisikan sinyal dai serat C, traktus ini juga mentransmisikan

    sedikit sinyal dari serat A. traktus ini , saraf perifer akan hampir

    seluruhnya berakhir pada lamina II dan III yang apabila keduanya

    digabungkan, sering disebut dengan substansia gelatinosa.Kebanyakan

    sinyal kemudian akan melalui sebuah ataubeberapa neuron pendek

    yangmenghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian kebanyakan

    serabut saraf iniakan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain

    pathway. Setelah itu, neuronterakhir yang panjang akan menghubungkan

    sinyal ini ke otak pada jaras antero lateral. Ujung dari traktus

    paleospinotalamikus kebanyakan berakhir padabatangotak dan hanya

    sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akanlangsungditeruskan ke

    talamus. Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga area yaitu

    nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, area tektum dari

    mesensefalon, regio abu-abu dari peraquaductus yang mengelilingi

    aquaductus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari

    tipe nyeri.Dari area batang otak ini, multipel serat pendek neuron akan

    meneruskan sinyal kearah atasmelalui intralaminar dan nukleus

    ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu darihipotalamus dan bagian

    basal otak.4

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    17/41

    17

    2.6 Klasifikasi Cephalgia

    Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer,

    sakit kepala sekunder, dan neuralgia kranial, nyeri fasial serta sakit kepala

    lainnya. Sakit kepala primer dapat dibagi menjadi migraine,tension type

    headache,cluster head ache dengan sefalgia trigeminal/autonomik, dan

    sakit kepala primer lainnya. Sakit kepala sekunder dapat dibagi menjadi

    sakit kepala yang disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher,

    sakit kepala akibat kelainan vaskular kranial dan servikal, sakit kepala

    yang bukan disebabkan kelainan vaskular intrakranial, sakit kepala akibat

    adanya zat atau withdrawal, sakit kepala akibat infeksi, sakit kepala akibat

    gangguan homeostasis, sakit kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan

    kranium, leher,telinga, hidung, dinud, gigi, mulut atau struktur lain di

    kepala dan wajah, sakit kepalaakibat kelainan psikiatri.7

    2.7 Patofisiologi Cephalgia

    Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab

    memicu nyeri kepala yaitu (Lance, 2000) peregangan atau pergeseran

    pembuluh darah; intrakranium atau ekstrakranium, traksi pembuluh darah,

    kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot), peregangan

    periosteum(nyeri lokal), degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi

    pada akar nervus servikalis (misalnya, arteritis vertebra servikalis),

    defisiensi enkefalin (peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada endorfin).2

    Cephalgia PrimerNyeri kepala primer adalah nyeri kepala itu sendiri yang

    merupakan penyakit utama atau nyeri kepala tanpa disertai adanya

    penyebab struktural-organik. Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi

    ke dalam 4 kelompok besar yaitu :7

    1) Migraine2) Tension Type Headache3) Cluster Headache dan Chronic Paroxysmal Hemicrania

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    18/41

    18

    4) Other primary headaches

    1) MigrenDefinisi

    Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah

    nyerikepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 72 jam. Nyeri

    biasanya unilateral,sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang

    sampai berat dan diperhebat olehaktivitas, dan dapat disertai mual

    muntah, fotofobia dan fonofobia.3

    Etiologi dan Faktor Resiko Migren

    Etiologi migren yaitu perubahan hormon (65,1%), penurunan

    konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal siklus

    menstruasi, makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada

    anggur merah, natriumnitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada

    keju, coklat, kafein), zat tambahan padamakanan (MSG), stress

    (79,7%), rangsangan sensorik seperti sinar yang

    terangmenyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat baik

    menyenangkan maupun tidak menyenangkan, faktor fisik seperti

    aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitasseksual) dan perubahan pola

    tidur, perubahan lingkungan (53,2%), alcohol (37,8%), merokok

    (35,7%).Faktor resiko migren adalah adanya riwayat migren dalam

    keluarga,wanita, dan usia muda. 3

    Epidemiologi Migren

    Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat

    dan 75%diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua

    usia tetapi biasanyamuncul pada usia 10 40 tahun dan angka

    kejadiannya menurun setelah usia 50tahun. Migren tanpa aura lebih

    sering dibandingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 :

    1.4

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    19/41

    19

    Klasifikasi Migren

    Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa

    aura,dan migren kronik (transformed ). Migren dengan aura adalahmigren dengan satu ataulebih aura reversibel yang mengindikasikan

    disfungsi serebral korteks dan atau tanpadisfungsi batang otak, paling

    tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur lebih dari 4

    menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala

    mengikutiaura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit.

    Migren tanpa aura adalahmigren tanpa disertai aura klasik, biasanya

    bilateral dan terkena pada periorbital.Migren kronik adalah migren

    episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah berbulan- bulan

    sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi sindrom nyerikepala

    kronik dengan nyeri setiap hari.4

    Patofisiologi Migren

    Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren.

    Teorivaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh

    darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai

    pada korteks visual danmenyebar ke depan. Penyebaran frontal

    berlanjut dan menyebabkan fase nyerikepala dimulai.

    Teoricortical spread depression,dimana pada orang migrain

    nilaiambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu

    berlakushort-lasting wavedepolarization oleh pottasium-liberating

    depression(penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan

    terjadinya periode depresi neuron yangmemanjang. Selanjutnya, akan

    terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neuron ketika

    melewati korteks serebri.Teori Neovaskular (trigeminovascular),

    adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan

    merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga

    melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan

    pada reseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang

    pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    20/41

    20

    neuron. CGRP juga bekerja padaarteri serebral dan otot polos yang

    akan mengakibatkan peningkatan aliran darah.Selain itu, CGRP akan

    bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak

    sebagai transmisi impuls nyeri.4

    Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan

    mengaktifkan lokus sereleus sehingga terjadi peningkatan kadar

    epinefrin. Selain itu, sistem ini jugamengaktifkan nukleus dorsal rafe

    sehingga terjadi peningkatan kadar serotonin.Peningkatan kadar

    epinefrin dan serotonin akan menyebabkan konstriksi dari pembuluh

    darah lalu terjadi penurunan aliran darah di otak. Penurunan aliran

    darah diotak akan merangsang serabut saraf trigeminovaskular. Jika

    aliran darah berkurang maka dapat terjadi aura. Apabila terjadi

    penurunan kadar serotonin maka akanmenyebabkan dilatasi pembuluh

    darah intrakranial dan ekstrakranial yang akanmenyebabkan nyeri

    kepala pada migrain.4

    Diagnosa Migren

    Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat

    tanda-tandakhas migren. Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan

    aura mensyaratkan bahwaharus terdapat paling tidak tiga dari empat

    karakteristik berikut, yaitu migren dengansatu atau lebih aura

    reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks danatau

    tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk

    berangsur-angsur lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60

    menit, sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak

    mencapai 60 menit.5

    Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan

    bahwaharus terdapat paling sedikit lima kali serangan nyeri kepala

    seumur hidup yangmemenuhi kriteria berikut :

    a. Berlangsung 4 72 jam

    b. Paling sedikit memenuhi dua dari:

    1. unilateral

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    21/41

    21

    2. Sensasi berdenyut

    3. Intensitas sedang berat

    4. Diperburuk oleh aktifitas

    5. Bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.

    Sedangkan menurut Konsensus nasional IV, Kelompok studi Nyeri

    Kepala , Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSI) tahun

    2013, ktriteria diagnostic migrain tanpa aura :

    A. Sekurang-kurangnya nyeri kepal berlangsung 4- 72 jam (belumdiobati atau tidak berhasil diobati)

    B.Nyeri kepla memiliki sedikitnya dua diantar karakteristikberikut :

    1. Lokasi Unilateral2. Kualitas berdenyut3. Intensitas nyeri sedang atau berat4. Keadaan diperberat oleh aktifitas fisik atau diluar

    kebiasaan aktivitas rutin (seperti berjalan atau

    naik tangga)

    C. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :1. Nausea atau muntah2. Fotofobia dan fonofobia

    D. Tidak berkaitan dengan penyakit lain10

    Pemeriksaan Penunjang Migren

    Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain (jika ada indikasi)

    adalah pencitraan (CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.

    Diferensial diagnosa Migren

    Diferensial diagnosa migren adalah malformasi arteriovenus,

    aneurismaserebri, glioblastoma, ensefalitis, meningitis, meningioma,

    sindrom lupuseritematosus, poliarteritis nodosa, dan cluster headache.5

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    22/41

    22

    Terapi Migren

    Tujuan terapi migren adalah membantu penyesuaian psikologis dan

    fisiologis, mencegah berlanjutnya dilatasi ekstrakranial, menghambat

    aksi mediahumoral (misalnya serotonin dan histamin), dan mencegah

    vasokonstriksi arteri intrakranial untuk memperbaiki aliran darah

    otak.Terapi tahap akut adalah ergotamin tatrat, secara subkutan atau

    IM diberikan sebanyak 0,25-0,5 mg. Dosis tidak boleh melewati

    1mg/24 jam. Secaraoral atau sublingual dapat diberikan 2 mg segera

    setelah nyeri timbul. Dosis tidak boleh melewati 10 mg/minggu. Dosis

    untuk pemberian nasal adalah 0,5 mg (sekali semprot). Dosis tidak

    boleh melewati 2 mg (4 semprotan).

    Kontraindikasi adalah sepsis, penyakit pembuluh darah,

    trombofebilitis, wanita haid, hamil atau sedangmenggunakan pil anti

    hamil. Pada wanita hamil, haid atau sedang menggunakan pilanti hamil

    berikan pethidin 50 mg IM. Pada penderita penyakit jantung iskemik

    gunakan pizotifen 3 sampai 5 kali 0,5 mg sehari. Selain ergotamin juga

    bisa obat obat lain (lihat tabel 6). Terapi profilaksis menggunakan

    metilgliserid malead,siproheptidin hidroklorida, pizotifen, dan

    propanolol (lihat tabel 7)Selain menggunakan obat obatan, migren

    dapat diatasi denganmenghindari aktor penyebab, manajemen

    lingkungan, memperkirakan siklusmenstruasi, yoga, meditasi, dan

    hipnotis.5

    Komplikasi Migren

    Komplikasi Migren adalah rebound headache,nyeri kepala yang

    disebabkan oleh penggunaan obat obatan analgesia seperti aspirin,

    asetaminofen, dll yang berlebihan.5

    Pencegahan Migren

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    23/41

    23

    Pencegahan migren adalah dengan mencegah kelelahan fisik, tidur

    cukup,mengatasi hipertensi, menggunakan kacamata hitam untuk

    menghindari cahayamatahari, mengurangi makanan (seperti keju,

    coklat, alkohol, dll.), makan teratur, dan menghindari stress.5

    2) Tension Type Headche (TTH)

    Tension type headache merupakan sensasi nyeri pada daerah

    kepala akibat kontraksi terusmenerus otot- otot kepala dan tengkuk

    (M.splenius kapitis, M.temporalis,M.masseter,M.sternokleidomastoid,

    M.trapezius, M.servikalis posterior, dan M.levator scapula) 6

    Etiologi dan Faktor Resiko Tension Type Headache (TTH)

    Tension Type Headache(TTH) adalah stress,depresi, bekerja dalam

    posisi yang menetap dalam waktu lama, kelelahan mata, kontraksi otot

    yang berlebihan, berkurangnya aliran darah, dan

    ketidakseimbanganneurotransmitter seperti dopamin, serotonin,

    noerpinefrin, dan enkephalin.6

    Epidemiologi Tension Type Headache (TTH)

    TTH terjadi 78% sepanjang hidup dimanaTension Type

    Headacheepisodik terjadi 63% danTension Type Headachekronik

    terjadi 3%.Tension Type Headacheepisodik lebih banyak mengenai

    pasien wanita yaitu sebesar 71% sedangkan pada pria sebanyak 56%.

    Biasanya mengenai umur 20 40 tahun.7

    Klasifikasi Tension Type Headache (TTH)

    Klasifikasi TTH adalahTension Type Headache episodik dan

    TensionType Headachekronik.Tension Type Headacheepisodik,

    apabila frekuensi serangan tidak mencapai 15 hari setiap bulan.Tension

    Type Headacheepisodik (ETTH) dapat berlangsung selama 30 menit

    7 hari.Tension Type Headachekronik (CTTH)apabila frekuensi

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    24/41

    24

    serangan lebih dari 15 hari setiap bulan dan berlangsung lebih dari 6

    bulan.6

    Patofisiologi Tension Type Headache (TTH)

    Patofisiologi TTH masih belum jelas diketahui. Pada beberapa

    literatur dan hasil penelitian disebutkan beberapa keadaan yang

    berhubungan denganterjadinya TTH sebagai berikut, yaitu: (1)

    disfungsi sistem saraf pusat yang lebih berperandaripada sistem saraf

    perifer dimana disfungsi sistem saraf perifer lebih mengarah pada

    ETTH sedangkan disfungsi sistem saraf pusat mengarah kepada

    CTTH, (2) disfungsi saraf perifer meliputi kontraksi otot yang

    involunter dan permanen tanpadisertai iskemia otot, transmisi nyeri

    TTH melalui nukleus trigeminoservikalis pars kaudalis yang akan

    mensensitasisecond order neuron.(3) Pada nukleus trigeminaldan

    kornu dorsalis (aktivasi molekul NO) sehingga meningkatkan input

    nosiseptif pada jaringan perikranial dan miofasial lalu akan terjadi

    regulasi mekanisme perifer yang akan meningkatkan aktivitas otot

    perikranial. Hal ini akan meningkatkan pelepasan neurotransmitter

    pada jaringan miofasial, (4) hiperflesibilitas neuron sentralnosiseptif

    pada nukleus trigeminal, talamus, dan korteks serebri yang

    diikutihipesensitifitas supraspinal (limbik) terhadap nosiseptif. Nilai

    ambang deteksi nyeri (tekanan, elektrik, dan termal) akan menurun di

    sefalik dan ekstrasefalik. Selain itu,terdapat juga penurunansupraspinal

    decending paininhibit activity, (5) kelainanfungsi filter nyeri di batang

    otak sehingga menyebabkan kesalahan interpretasi info pada otak yangdiartikan sebagai nyeri, (6) terdapat hubungan jalur serotonergik

    danmonoaminergik pada batang otak dan hipotalamus dengan

    terjadinya TTH. Defisiensikadar serotonin dan noradrenalin di otak,

    dan juga abnormal serotonin platelet.penurunan beta endorfin di CSF

    dan penekanan eksteroseptif pada otot temporal danmaseter, (7) faktor

    psikogenik ( stres mental) dan keadaan non-physiological motor stress

    pada TTH sehingga melepaskan zat iritatif yang akan menstimulasi

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    25/41

    25

    perifer danaktivasi struktur persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi

    nyeri sentral. Depresi danansietas akan meningkatkan frekuensi TTH

    dengan mempertahankan sensitisasisentral pada jalur transmisi nyeri,

    (8) aktifasi NOS ( Nitric Oxide Synthetase) dan NO pada kornu

    dorsalis.Pada kasus dijumpai adanya stress yang memicu sakit kepala.

    Ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut yaitu (1) adanya

    stress fisik (kelelahan)akan menyebabkan pernafasan hiperventilasi

    sehingga kadar CO2 dalam darah16menurun yang akan mengganggu

    keseimbangan asam basa dalam darah. Hal ini akanmenyebabkan

    terjadinya alkalosis yang selanjutnya akan mengakibatkan ion

    kalsiummasuk ke dalam sel dan menimbulkan kontraksi otot yang

    berlebihan sehinggaterjadilah nyeri kepala. (2) stress mengaktifasi

    saraf simpatis sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah otak

    selanjutnya akan mengaktifasi nosiseptor lalu aktifasi aferengamma

    trigeminus yang akan menghasilkan neuropeptida (substansi P).

    Neuropeptidaini akan merangsang ganglion trigeminus (pons). (3)

    stress dapat dibagi menjadi 3tahap yaitualarm reaction,stage of

    resistance, dan stage of exhausted.6

    Alarm reactiondimana stress menyebabkan vasokontriksi perifer

    yang akan mengakibatkankekurangan asupan oksigen lalu terjadilah

    metabolisme anaerob. Metabolismeanaerob akan mengakibatkan

    penumpukan asam laktat sehingga merangsang pengeluaran bradikinin

    dan enzim proteolitik yang selanjutnya akan menstimulasi jaras nyeri.

    Stage of resistance, dimana sumber energi yang digunakan berasal

    dariglikogen yang akan merangsang peningkatan aldosteron, dimanaaldosteron akanmenjaga simpanan ion kalium.

    Stage of exhausted, dimana sumber energi yangdigunakan berasal

    dari protein dan aldosteron pun menurun sehingga terjadi deplesiK+.

    Deplesi ion ini akan menyebabkan disfungsi saraf.6

    Diagnosa Tension Type Headache (TTH)

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    26/41

    26

    Tension Type Headacheharus memenuhi syarat yaitu sekurang-

    kurangnya dua dariberikut ini : (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2)

    intensitas ringan-sedang, (3) lokasi bilateral, (4) tidak diperburuk

    aktivitas. Selain itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah satu

    dari fotofobia dan fonofobia.Gejala klinis dapat berupa nyeri ringan-

    sedang-berat, tumpul sepertiditekan atau diikat, tidak berdenyut,

    menyeluruh, nyeri lebih hebat pada daerah kulitkepala, oksipital, dan

    belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh stress,insomnia,

    kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, kadang vertigo,

    danrasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang serta

    temporomandibular.6

    Pemeriksaan Penunjang Tension Type Headache (TTH)

    Tidak ada uji spesifik untuk mendiagnosis TTH dan pada saat

    dilakukan pemeriksaa neurologik tidak ditemukan kelainan apapun.

    TTH biasanya tidak memerlukan pemeriksaan darah, rontgen, CT scan

    kepala maupun MRI.6

    Diferensial Diagnosa Tension Type Headache (TTH)

    Diferensial Diagnosa dari TTH adalah sakit kepala pada spondilo-

    artrosisdeformans, sakit kepala pasca trauma kapitis, sakit kepala pasca

    punksi lumbal,migren klasik, migren komplikata,cluster headache,

    sakit kepala pada arteritistemporalis, sakit kepala pada desakan

    intrakranial, sakit kepala pada penyakitkardiovasikular, dan sakit

    kepala pada anemia.

    6

    Terapi Tension Type Headache (TTH)

    Relaksasi selalu dapat menyembuhkan TTH. Pasien harus

    dibimbing untuk mengetahui arti dari relaksasi yang mana dapat

    termasuk bed rest ,massage, dan atau latihan biofeedback. Pengobatan

    farmakologi adalah simpel analgesia dan ataumuclesrelaxants.

    Ibuprofen dan naproxen sodium merupakan obat yang efektif untuk

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    27/41

    27

    kebanyakan orang. Jika pengobatan simpel analgesia(asetaminofen,

    aspirin,ibuprofen, dll.) gagal maka dapat ditambah butalbital dan

    kafein (dalam bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang akan menambah

    efektifitas pengobatan.6

    Menurut consensus IX PERDOSSI , terapi farmakologis pada TTH

    10

    I.1 Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 minggu

    1. Analgetik: Aspirin 1000 mg/hari, Acetaminofen

    1000 mg/hari, NSAID ( Naproxen 660-750

    mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, Tolfenamic

    200-400 mg/hari, Asam mefenamat, Fenoprofen,

    Ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari)

    Pemberian analgetik dalam waktu lama dapat

    menyebabkan iritasi Gastrointestinal, Penyakit

    ginjal dan hati, serta gangguan fungsi platelet.

    2. Kafein (Analgetik Adjuvant) 65 mg

    3. Kombinasi 325 aspirin , acetaminophen + 40 mg

    kafein.

    I.2 Pada type kronis

    1. Antidepresan

    Jenis trisiklik : amitryptilin , sebagai obat teurapetik

    maupun

    penceggahan TTH.

    2. Anti anxietas

    Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama

    pada penderita dengan komorbid anxietas.

    Golongan yang sering dipakai benzodiazepine dan

    butalbutal , namun obat ini bersifat adikktif. 10

    Prognosis dan Komplikasi Tension Type Headache (TTH)

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    28/41

    28

    TTH pada kondisi dapat menyebabkan nyeri yang menyakitkan

    tetapi tidak membahayakan.Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan

    ataupun dengan menyelesaikan masalah yang menjadi latar

    belakangnya jika penyebab TTH berupa pengaruh psikis. Nyeri kepala

    ini dapat sembuh dengan terapi obat berupa analgesia.TTh biasanya

    mudah diobati sendiri. Progonis penyakit ini baik, dan dengan

    penatalaksanaan yang baik maka >90% pasien dapat

    disembuhkan.Komplikasi TTH adalah rebound headache yaitu nyeri

    kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan analgesia seperti

    aspirin, asetaminofen, dan lain-lain yang berlebihan.6

    Pencegahan Tension Type Headache (TTH)

    Pencegahan TTH adalah dengan mencegah terjadinya stress

    denganolahraga teratur, istirahat yang cukup, relaksasi otot (massage,

    yoga, stretching),meditasi, dan biofeedback. Jika penyebabnya adalah

    kecemasan atau depresi makadapat dilakukanbehavioral therapy.Selain

    itu, TTH dapat dicegah dengan mengganti bantal atau mengubah posisi

    tidur dan mengkonsumsi makanan yang sehat.6

    3) Cluster Headache

    Definisi

    Nyeri kepala klaster (cluster headache) merupakan nyeri kepala

    vaskular yang juga dikenal sebagai nyeri kepala

    Horton,sfenopalatinaneuralgia,nyeri kepala histamine, sindrom

    Bing,erythrosophalgia, neuralgiamigrenosa, atau migren merah (redmigraine) karena pada waktu seranganakan tampak merah pada sisi

    wajah yang mengalami nyeri.6

    Epidemiologi

    Cluster headacheadalah penyakit yang langka. Dibandingkan

    denganmigren, cluster headache 100 kali lebih lebih jarang ditemui.

    Di Perancis prevalensinya tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    29/41

    29

    sekitar 1/10.000 penduduk, berdasarkan penelitian yang dilakukan di

    negara lainnya. Serangan pertama muncul antara usia 10 sampai 30

    tahun pada 2/3 total seluruh pasien. Namun kisaran usia 1 sampai 73

    tahun pernah dilaporkan. Cluster headachesering didapatkan terutama

    pada dewasa muda, laki-laki, dengan rasio jeniskelamin laki-laki dan

    wanita 4:1. Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya dini

    hari menjelang pagi yang akan membangunkan penderita dari

    tidurnya.6

    Etiologi cluster headache

    Etiologicluster headacheadalah sebagai berikut:6

    Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat dilatasipembuluhdarah sekitar.

    Pembengkakan dinding arteri carotis interna. Pelepasan histamin Letupan paroxysmal parasimpatis. Abnormalitas hipotalamus. Penurunan kadar oksigen.Positron emision tomografi (PET) scanning dan Magnetic

    resonanceimaging (MRI) membantu untuk memperjelas penyebab

    cluster headache yangmasih kurang dipahami. Patofisiologi dasar

    dalam hipotalamus gray matter.Pada beberapa keluarga, suatu gen

    autosom dominan mungkin terlibat, tipe alel-alel sensitif aktivitas

    kalsium channel atau nitrit oksida masih belumteridentifikasi.

    Vasodilatasi arteri karotis dan arteri oftalmika dan

    peningkatansensitivitas terhadap rangsangan vasodilator dapat dipicu

    oleh refleks parasimpatetik trigeminus. Variasi abnormal denyut

    jantung dan peningkatanlipolisis nokturnal selama serangan dan

    selama remisi memperkuat teoriabnormalitas fungsi otonom dengan

    peningkatan fungsi parasimpatis dan penurunan fungsi simpatis.

    Serangan sering dimulai saat tidur, yang melibatkangangguan irama

    sirkadian. Peningkatan insidensi sleep apneu pada pasien- pasien

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    30/41

    30

    dengan cluster headache menunjukan periode oksigenasi pada

    jaringanvital berkurang yang dapat memicu suatu serangan.6

    Patofisiologi

    Patofisiologicluster headachemasih belum diketahui dengan jelas akan

    tetapi teori yang masih banyak dianut sampai saat ini antara

    lain:Cluster headache, timbul karena vasodilatasi pada salah satu

    cabangarteri karotis eksterna yang diperantarai olehhistamine

    intrinsic(TeoriHorton). Serangancluster headachemerupakan suatu

    gangguan kondisifisiologis otak dan struktur yang berkaitan

    dengannya, yang ditandaioleh disfungsi hipotalamus yang

    menyebabkan kelainan kronobiologisdan fungsi otonom. Hal ini

    menimbulkan defisiensi autoregulasi darivasomotor dan gangguan

    respon kemoreseptor pada korpus karotikusterhadap kadar oksigen

    yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapatdipicu oleh kadar oksigen

    yang terus menurun. Batang otak yangterlibat adalah setinggi pons

    dan medulla oblongata serta nervus V, VII,IX, dan X. Perubahan

    pembuluh darah diperantarai oleh beberapamacam neuropeptida

    (substansi P, dll) terutama pada sinus kavernosus(teoriLee Kudrow)5

    Diagnosis

    Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh

    InternationalHeadache Society (IHS) adalah sebagai berikut:8,9,10

    a.Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawah

    b.Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan ataunyeritemporal selama 15-180 menit bila tidak di tatalaksana.

    c.Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :

    1.Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi

    2.Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea

    3.Edema kelopak mata ipsilateral

    4.Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral

    5.Miosis dan atau ptosis ipsilateral

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    31/41

    31

    6.Kesadaran gelisah atau agitasi

    d.Serangan mempunyai frekuensi 1 kali hingga 8 kali perhari

    e.Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain.

    Pada tahun 2004American Headache Society menerbitkan kriteria baru

    untuk mendiagnosa cluster headache. Untuk memenuhi kriteria

    diagnosis tersebut, pasien setidaknya harus mengalami sekurang-

    kurangnya lima serangan nyeri kepala yang terjadi setiap hari selama

    delapan hari, yang bukandisebabkan oleh gangguan lainnya.

    Selain itu, nyeri kepala yang terjadi parahatau sangat parah pada orbita

    unilateral, supraorbital atau temporal, dan nyeri berlansung antara 18

    sampai 150 menit jika tidak diobati, dan disertai satu ataulebih gejala-

    gejala berikut ini: injeksi konjungtiva atau lakrimasi ipsilateral,hidung

    tersumbat atau rinore ipsilateral, edema kelopak mata ipsilateral,

    wajahdan dahi berkeringat ipsilateral, ptosis atau miosis ipsilateral, atau

    kesadaran gelisah atau agitasi.

    Cluster headacheepisodik didefinisikan sebagai setidak-tidaknya

    terdapat dua periode cluster yang berlangsung tujuh sampai 365 hari

    dan dipisahkan periode remisi bebas nyeri selama satu bulan atau

    lebih.Sedangkancluster headachekronis adalah serangan yang kambuh

    lebih dari satu tahuun periode remisi atau dengan periode remisi yang

    berlangsung kurang dari satu bulan.6

    Penatalaksanaan Cluster headache

    Serangan cluster headache biasanya singkat, dari 30 sampai 180 menit

    sering memberat secara cepat, sehingga membutuhkan pengobatan awalyang cepat. Berikan oksigen inhalasi dengan kadar 100% sebanyak 10-

    12 liter/menit.

    Triptan: Sumatriptan 20 mg intranasal efektif pada pengobatan akut

    cluster headache.Dihidroergotamin 1 mg intarmuskularefektif pada

    pengobatan akut cluster headache.Lidokain: tetes hidung topikal

    lidokain dapat digunakan untuk mengobati serangan akut cluster

    headache. Pasien tidur telentangdengan kepala dimiringkan ke belakang

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    32/41

    32

    ke arah lantai 30 dan beralihke sisi sakit kepala. Tetes nasal dapat

    digunakan dan dosisnya 1 mllidokain 4% yang dapat diulang setekah 15

    menit.7,10

    Pencegahan Clusterheadache

    Pilihan pengobatan pencegahan pada cluster headache ditentukan

    olehlamanya serangan, bukan oleh jenis episodik atau kronis. Preventif

    dianggap jangka pendek, atau jangka panjang, berdasarkan pada

    seberapa cepat efeknyadan berapa lama dapat digunakan dengan aman.

    Banyak ahli sekarang inimengajukan verapamil sebagai pilihan

    pengobatan lini pertama, walaupun pada beberapa pasien dengan

    serangan yang singkat hanya perlu kortikosteroid oralatau injeksi

    nervus oksipital mungkin lebih tepat.

    Verapamil lebih efektif dibandingkan dengan placebo dan lebih

    baik dibandingkan dengan lithium. Praktek klinis jelas mendukung

    penggunaan dosis verapamil yang relatif lebih tinggi pada cluster

    headache.

    Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama

    empat hari yang diturunkan bertahap selama tiga minggu

    diterimasebagai pendekatan pengobatan perventif jangka pendek.

    Pengobatanini sering menghentikan periode cluster, dan digunakan

    tidak lebih dari sekali setahun.

    Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis

    biasanya adalah 100-200 mg perhari, dengan efek samping yang

    samaseperti penggunaannya pada migraine.Melatonin dapat membantu cluster headache sebagai preventif dansalah

    satu penelitian terkontrol menunjukan lebih baik dibandingkan placebo.

    Dosis biasa yang digunakan adalah 9 mg perhari.Obat-obat pencegahan

    lainnya termasuk gabapentin (sampai 3600 perhari).7

    4). Nyeri Kepala Primer Lainnya10

    Nyeri kepala primer lainnya dapat dibagi menjai

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    33/41

    33

    4.1 Primary Stabbing Headache

    Merupakan sakit kepala seperti ditusuk-tusuk timbul

    spontan, sepintas, terlokalisasi, tanpa didasari penyakit

    organic atau gangguan saraf otak. Terapi pencegahan

    menggunakan indometasin 25-150 mg secara teratur, dan

    bila intoleran terhadap indometasin dapat diberikan COX-2

    inhibitor, melatonin, gabapentin.

    4.2 Primary Cough Headache

    Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk

    atau mengejan, tanpa dijumpai gangguan intracranial.

    Terapi pencegahan menggunakan indometasin 25-150

    mg/hari, naproxen, propanolol.

    4.3 Primary Exertional Headache

    Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh

    aktifitas fisik. Terapi abortif menggunakan indometasin

    atau aspirin, pencegahan ergotamine tartat, metisergin atau

    propanolol yng dapat diminum sebelum aktifitas.

    Pemanasan sebelum olahraga atau latihan bertahap dan

    progresif.

    4.4 Nyeri kepala primer yang berhubungan dengan aktifitas

    sexual

    Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh

    aktifitas sexual yang diawali dengan nyeri tumpu bilateral

    saat terjadi peningkatan kenikmatan sexual dan mendadak

    intensitas nyeri meningkat saat orgasme tanpa dijumpaigangguan intracranial, dapat dibagi menjadi dua yaitu :

    4.4.1 Nyeri kepala pre orgasmic

    4.4.2 Nyeri kepala orgasmic

    Terapi dapat diberikan analgesic spesifik

    (ergotamine, triptan), NSAID diminum sebelum melakukan

    aktifitas sexual, propanolol dan diltiazem juga sangat baik

    diberikan karena dapat menurunkan hipertensi yang sering

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    34/41

    34

    menjadi komorbiditas. Atau nyeri kepala dapat diredakan

    dengan menghentikan aktifitas sexual sebelum orgasme

    tercapai atau lebih pasif saat berhubungan sexual.

    4.5 Hypnic Headache

    Merupakan nyeri kepala yang bersifat tumpul dan

    selalu menyebabkan pasien terbangun dari tidurnya

    Terapi dapat diberikan kafein 50-60 mg sebelum

    tidur, litium karbonat 300-600 mg, alternative lain dapat

    diberikan indometasin, flunarizin,atenolol, verapamil,

    prednisone, gabapentin.

    4.6 Primary thunderclap headache

    Merupakan nyeri kepala yang memiliki internsitas

    nyeri yang sangat hebat, timbul mendadak dan menyerupai

    rupture aneurisma serebral. Terapi yang dapat diberikan

    kortikosteroid , hindari vasokonstriktor seperti triptan ,

    ergot, dan kokain. Untuk preventif dapat nimodipin selama

    2-3 bulan.

    4.7 Hemikrania kontinua

    Merupakan nyeri kepala unilateral yang selalu

    persisten dn responsive terhadap indometasin.Nyeri kepala

    akan hilang jika diberikan indometasin 50-100 mg IM ,

    reda dalam 2 jam. Dosis efektif 25-300 mg.

    4.8 New daily persistent headache

    Merupakan nyeri kepala yang dirasakan sepanjang

    hari tanpa mereda sejak awal serangan (pada umumnyadalam 3 hari) . Nyerinya khas bersifat bilateral, seperti

    ditekan atau ketat dengan intensitas nyeri derajat ringan

    sampai sedang. Dapat dijumpai fotofobia, fonofobia, atau

    nausea ringan.Terapi dapat diberikan analgetika minimal,

    dapat pula diberi pencegahan migren kronis , dan blok saraf

    N.Oksipitalis magnus.

  • 7/15/2019 PRESENTASI KASUS saraf

    35/41

    35

    Gambar. Gambaran Karakteristik Cephalgia

    Tabel Karakteristik Cephalgia

    Cephalgia Sifat Lokasi Lama

    nyeri

    Frekuensi Gejala ikutan

    Migren

    tanpa aura

    Berdenyut Unilateral/bilateral 4-72

    jam

    Sporadik,