Presentasi Kasus Orchitis

29
PRESENTASI KASUS ORCHITIS AKUT DEXTRA SINISTRA Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Diajukan Kepada : dr. Sunarto, Sp. B Disusun Oleh : Santo juliansyah 20100310044 BAGIAN ILMU BEDAH

description

orchitis

Transcript of Presentasi Kasus Orchitis

PRESENTASI KASUS

ORCHITIS AKUT DEXTRA SINISTRA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diajukan Kepada :

dr. Sunarto, Sp. B

Disusun Oleh :

Santo juliansyah

20100310044

BAGIAN ILMU BEDAH

RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

ORCHITIS AKUT DEXTRA SINISTRA

Telah dipresentasikan pada tanggal :

26 Mei 2015

Disusun oleh :

Santo juliansyah

20100310044

Disetujui oleh :

Dokter Pembimbing

dr. Sunarto, Sp. B

DAFTAR ISIPRESENTASI KASUS1LEMBAR PENGESAHAN2BAB I4LAPORAN KASUS4A.Identitas4B.Anamnesis4Keluhan Utama4Keluhan Tambahan4Riwayat Penyakit Sekarang:4Riwayat Penyakit Dahulu:5Resume Anamnesis5C.Pemeriksaan Fisik6Keadaan Umum6Tanda-tanda Vital6Status Generalis6Status Lokalis:8D.Pemeriksaan Penunjang8E.Diagnosa Banding9F.Diagnosis9G.Usulan Pemeriksaan9H.Penatalaksanaan9I.Progosis9J.Follow up10BAB II11TINJAUAN PUSTAKA11A.Anatomi testis11B.Definisi Orchitis12C.Etiologi12D.Epidemiologi13E.Faktor resiko13F.Patofisiologi13G.Manifestasi klinis14H.Pemeriksaan penunjang14I.Diagnosis14J.Differensial Diagnosis151.Torsio Testis152.Epididimitis163.Hidrokel16L.Komplikasi18N.Kesimpulan19BAB III20PEMBAHASAN20DAFTAR PUSTAKA21

BAB ILAPORAN KASUSA. Identitas

Nama : Tn. MujionoUmur: 35 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamPekerjaan : PedagangAlamat : KerkopMasuk Rumah Sakit : 21 Mei 2015

Keluar Rumah Sakit: 22 Mei 2015No CM : 629090

B. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis serta pemeriksaan fisik pada tanggal 22 Mei 2015 di bangsal Bougenvile.

Keluhan Utama

Nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS

Keluhan Tambahan

Benjolan pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki berumur 35 tahun datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS. Nyeri baru pertama kali dan dirasakan hilang timbul dan nyeri bertambah saat pasien beraktivitas. Nyeri dirasakan menjalar ke bagian abdomen. Pasien juga mengeluh benjolan pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS. Benjolan pada kedua buah zakar, mula-mula benjolan dirasakan hanya yang sebelah kiri saja, kemudian selang 2 hari yang kanan juga ikut membesar, benjolan dirasakan kecil pada saat pertama kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Pasien sebelumnya mengeluh demam dan gondongan 1 minggu sebelumnya Benjolan pada buah zakar, tidak hilang timbul baik saat tidur, berdiri ataupun mengedan. Tidak terdapat discharge yang keluar dari benjolan. Tidak terdapat keluhan nyeri pada benjolan saat berhubungan seksual. Tidak terdapat keluhan mual dan muntah. Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal. BAK normal tidak ada lendir ataupun darah, tidak ada nyeri saat BAK, BAB tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Keluhan serupa (-), Infeksi saluran kemih (-), Alergi (-), riw keluar nanah & darah lewat kemaluan (-), Riw Trauma(-)

Riwayat Penyakit Keluarga:

Keluhan serupa pada keluarga (-), alergi (-)

Riwayat Sosial:

Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, tidak pernah jajan di luar

Anamnesis Sisitem

0. Sistem Cerebrospinal: Pasien sadar

0. Sistem Respirasi: Tidak ada batuk, sesak dan tidak nyeri dada.

0. Sistem Kardiovaskular: Tidak ada nyeri dada dan berdebar-debar.

0. Sistem Gastrointestinal: Terdapat nyeri perut , BAB taka da keluhan

0. Sistem Urinaria: BAK lancar dan tidak ada nyeri saat BAK.

0. Sistem Muskuloskeletal: Tidak ada nyeri dan tidak ada keterbatasan

gerak.

0. Sistem Integumentum: Suhu raba tidak demam, tidak ada gatal.

Resume Anamnesis

Pasien laki-laki berumur 35 tahun datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan & kiri 5 hari SMRS. benjolan terasa nyeri, mula-mula pada buah zakar sebelah kiri kemudian selang 2 hari yang kiri juga ikut membesar dan nyeri. seminggu sebelumnya pasien meneluh demam dan gondongan. tidak terdapat discharge yang keluar dari kemaluan, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat pernah mengalami hal serupa disangkal, trauma pada daerah genital disangkal, di keluarga tidak ada keluhan penyakit serupa.

C. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum

Kesadaran: Compos mentis

GCS: E4 V5 M6 = 15

Tanda-tanda Vital

TD: 120/80 mmHg

HR: 88 kali/menit, teraba kuat, isi cukup.

RR: 22 kali/menit

T: 36,6 C

Status Generalis

1. Kulit :

Warna coklat sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tampak tinea vesikolor tidak merata, tidak tampak ada tanda peradangan, tugor kuit baik.

1. Kepala: Simetris, bentuk mesocephal, tidak tampak adanya peradangan

1. Rambut: Berwarna hitam, distribusi merata tidak mudah dicabut.

1. Wajah : Simetris, tidak terdapat adanya tanda perdangan dan massa.

1. Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya positif, pupil isokor.

1. Hidung: Simetris, tidak ada deviasi septum dan deformitas, tidak ada discharge dari hidung, napas cuping hidung tidak ada.

1. Telinga: Simetris, tidak ada deformitas, tidak keluar discharge tidak ada krepitasi dan tidak ad nyeri tekan.

1. Mulut: bibir tak tampak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada atrofi papil lidah, uvula dan tonsila tidak membesar dan tidak hiperemis, faring tampak sedikit hipremis, lidah tidak tremor.

1. Gigi: 4 4 3 2 1 1 1 1 2 3 4 4

4 4 3 2 1 1 1 1 2 3 4 4

1. Pemeriksaan Leher

Tidak Simetris, trakhea berada di tengah dan tidak ada jejas.

Tekanan jugular vena tidak meningkat.

Tampak leher sebelah kiri membengkak, tiroid tidak membesar, nyeri tekan tidak ada.

1. Pemeriksaan Paru

1. Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, tidak ada deformitas, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas.

1. Palpasi: Fokal fremitus seimbang antara paru-paru kanan dan kiri, tidak ada krepitasi, dan tidak ada nyeri tekan pada dada.

1. Perkusi: Seluruh lapang paru sonor, batas atas hepar SIC VI midclavicula kanan.

1. Auskultasi: Suara dasar paru vesikuler meningkat, tidak terdapat suara tambahan paru.

1. Pemeriksaan Jantung

1. Inspeksi: Ictus Cordis tidak terlihat

1. Palpasi: Ictus Cordis tidak teraba.

1. Perkusi: Batas Jantung

Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis dextra

Kanan bawah: SIC V Linea Para Sternalis dextra

Kiri atas: SIC III Linea Mid Clavicula sinistra

Kiri bawah: SIC VI Linea Axilaris anterior sinistra

1. Auskultasi : S1>S2, irama regular normal, tidak terdapat bising jantung.

1. Pemeriksaan Abdomen

1. Inspeksi : Datar, dinding perut sejajar dengan dinding dada, tidak tampak adanya massa

1. Auskultasi: Bising usus normal

1. Perkusi: Timpani.

1. Palpasi: Supel, terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada defence muscular.

1. Pemeriksaan Genital

1. Tidak tampak adanya massa, tampak adanya tanda peradangan pada kedua testis, tampak bengkak.

1. Urin warna kuning jernih, tidak nyeri waktu BAK.

1. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior: Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan tidak udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya tanda peradangan.

Inferior: Bentuk normal anatomis tidak deformitas. Akral hangat dan tidak udem. Tak tampak adanya jejas dan tak tampak adanya tanda peradangan.

Status Lokalis:

Inspeksi: Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada kedua testis, kedua testis tampak membesar, ukuran testis bervariasi, testis kiri ukuran 7cm x 4cm, testis kanan 4cm x 3cm

Palpasi: Teraba bengkak pada kedua scrotum, terdapat nyeri tekan, Phren test positif, Refleks kremaster positif

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

7.9

3,5 10,0

Hemoglobin

15.4

11,0 16,5

Hematokrit

43

35,0 50,0

Trombosit

111

150 390

Eosinofil

0.00

2.00 - 4.00

Basofil

0.10

0 1

Netrofil

59.80

50 70

Limfosit

31.20

25 40

Monosit

8.90

2 8

Eritrosit

5.3

4.40 5.90

MCV

80

80 100

MCH

29

26 34

MCHC

36

32 36

E. Diagnosa Banding

Orchitis

Tumor testis

Hernia skrotalis

Hidrokel

Epididimitis

Torsio testis

F. Diagnosis

Orchitis Dextra & Sinistra

G. Usulan Pemeriksaan

Darah Rutin

Analisa urin

Kultur urin

VDRL

USG testis

H. Penatalaksanaan

Inf RL 20 tts/m

Amoxicillin 2x2

ofloxacin 2x400mg

Antalgin 3x1

I. Progosis

Ad Vitam:Dubia ad bonam

Ad Sanationam:Dubia ad malam

Ad Functionam :Dubia ad bonam

J. Follow up

Kamis 21 mei 2015

S/

Nyeri daerah Kemaluan, Benjolan pada kedua testis, Demam disangkal, terdapat leher membesar di sebelah kiri

O/

Kesadaran :

Vital sign :

Pernafasan :

Kepala :

Leher :

Thorax :

Abdomen :

Genital :

Ekstremitas :

Compos mentis GCS E4M6V5

TD : 120/70 mmHg, N : 92 kpm isi dan tegangan cukup, RR : 24 kpm reguler, Suhu : 39oC

Reguler

Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor, Reflek cahaya (+/+)

JVP tidak meningkat, terdapat leher membesar di sebelah kiri

Suara dasar Vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-),

Bising jantung (-) gallop (-) S1-S2 murni

Supel, timpani, Bising usus (+) normal, terdapat nyeri tekan regio epigastrium

Tidak terdapat discharge, Scrotum tampak hiperemis kanan dan kiri, Tempak testis membesar, Terdapat nyeri tekan

Akral tidak dingin pada ke 4 ekstremitas, dan tidak oedem

A/

Orchitis Dextra dan Sinistra

P/

Infus RL 20 tpm

Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr

Inj. Dexametason 3 x 1 amp

Paracetamol tab 3 x 500 mg

Pemeriksaan Darah Rutin

Jumat 22 mei 2015

S/

Nyeri daerah Kemaluan, Benjolan pada kedua testis, Demam disangkal, terdapat leher membesar di sebelah kiri

O/

Kesadaran :

Vital sign :

Leher :

Genital :

Compos mentis GCS E4M6V5

TD : 120/70 mmHg, N : 92 kpm isi dan tegangan cukup, RR : 24 kpm reguler, Suhu : 39oC

JVP tidak meningkat, terdapat leher membesar di sebelah kiri

Tidak terdapat discharge, Scrotum tampak hiperemis kanan dan kiri, Tempak testis membesar, Terdapat nyeri tekan

A/

Orchitis Dextra dan Sinistra

P/

Amoxicillin 500 mg 2 x 2 tab

Ofloxacin 2 x 400 mg

Antalgin 3 x 1

AFF infus, Pasien Dapat Pulang

BAB IITINJAUAN PUSTAKAAnatomi testis

Testis merupakan sepasang struktur organ yang berbentuk oval dengan ukuran 4x2,5x2,5 cm dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam scrotum dengan axis panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah diabnding kanan, Letak anatomis testis adalah caudolateral dan craniomedial. Testis diliputi oleh tunica albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal dimana terdapat epidiymis dan pedikel vaskuler. Sedangkan epididymis merupakan organ yang berbentuk kurva yang terletak di sekeliling bagian dorsal dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan epididimis berasal dari arteri renalis.

Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormone androgen terutama testoteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantar tubulus seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada.

Pada perkembangannya, testis mengalami desensus dari posisi asalnya di dekat ginjal menuju scrotum. Terdapat beberapa mekanisme yang menjelaskan mengenai proses ini antara lain adanya tarikan gubernakulum dan tekanan intraabdominal. Factor endocrine dan axis hypothalamus-ptuitary-testis juga berperan dalam proses desensus testis. Antara minggu ke 12 dan 17 kehamilan, testis mengalami migrasi transabdominal menuju lokasi di dekat cincin inguinal interna.

Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan dengan kulit terutam skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya.

Peredaran darah testis memiliki keterkaitan dengan peredaran darah di ginjal karena asal embriologi ke dua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dan vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna. Aliran darah dari testis kembali ke pleksus pampiniformis di funikulus spermatikus. Pleksus ini di annulus inguinalis interna akan membentuk vena spermatika. Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke vena renalis sinistra.

Definisi Orchitis

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orchitis (inflamasi pada testis) dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila bersifat unilateral. (Long, 1996: 468)

Etiologi

Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering menyebabkan Orchitis adalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya menyebabkan Orchitis antara lain Neisseria gonorhoeae, Chlamydia trachomatis, E. coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. Pasien immunocompromised (memiliki respon imun yang diperlemah dengan imunosupresif) dilaporkan terkena Orchitis dengan agen penyebab Mycobacterium avium complex, Crytococcus neoformas, Toxoplasma gondii, Haemophilus parainfluenzae, dan Candida albicans. (Mycyk, 2004)

Epidemiologi

Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki.

4 dari 5 laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10 tahun).

Sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis (epidiymoorchitis), dan terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).

Faktor resiko

Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor resiko. Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat.

Uretritis gonore (gonnorheae) merupakan penyakit hubungan seksual yang disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-laki dan endocervix pada wanita.

Patofisiologi

Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan oleh infeksi bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa menginfeksi secara hematogen, sedangkan infeksi bakteri biasanya melalui infeksi saluran kencing atau melalui penyakit menular seksual.

Manifestasi klinis

Tanda dan gejala Orchitis dapat berupa demam, semen mengandung darah, keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat, membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air besar(mengedan), melakukan hubungan seksual. Selanglangan klien juga dapat membengkak pada sisi testis yang terkena (Mycyk,2004). Sedangkan menurut Lemone (2004 : 1533) manifestasi Orchitis termasuk demam tinggi, peningkatan WBCs, kemerahan skrotum secara unilateral atau bilateral, pembengkakan, dan nyeri.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan urin kultur

Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)

Pemeriksaan darah CBC (complete blood count)

Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan diagnosa dan mendeteksi adanya abses pada skrotum

Testicular scan

Analisa air kemih

Pemeriksaan kimia darah

Diagnosis

Anamnesis

Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan tambahan berupa nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran getah bening.

Pemeriksaan fisik

Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi.

Laboratorium

Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan leukosit.

Ultrasonografi

Differensial Diagnosis1. Torsio Testis

Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period) tidak mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai dari kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah jarum jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya terjadi iskemia.

Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.

Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio yang baru aja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis lainnya terjadi peningkatan aliran darah ke testis.

Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi testis ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio, dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20 ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk mengembalikan testis kea rah yang benar. Bila testis viabeldilakukan orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan orkidopeksi sisi kontralateral pada 3 tempat. Bila testis nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi kontralateral.

2. Epididimitis

Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke epididimis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda ( 35 tahun dengan orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari

5. Ciprofloxacin

Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat.Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan

L. Komplikasi

Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.

Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.

Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.

Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.

Abscess scrotalis

Infark testis

Rekurensi

Epididymitis kronis

Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara.

Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.

M. Prognosis Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari. Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.

N. Kesimpulan

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi, penyebab orchitis adalah virus (mumps) dan bakteri (e.coli, N.gonorrea, chlamidia,klebseilla, pseudomona dll). Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak dan nyeri pada testis dan kadang disertai demam. Penatalaksanaan orchitis adalah dengan terapi suportif yaitu bed rest dan elevasi skrotum. Terapi spesifik yaitu dengan pemberian antibiotic.

BAB IIIPEMBAHASAN

Sebelum dilakukan terapi, diagnosis pada kasus ini adalah orchitis et causa mumps (parotitis). Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, dimana pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada buah zakar, pertama pada testis kiri setelah itu diikuti testis kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda yang mendukung diagnosis yaitu bengkak, hangat dan terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat adanya cairan putih yang keluar dari OUE.

Kemungkinan peradangan pada pasien ini bisa berasal dari virus yang menginfeksi kelenjar parotis yaitu terdapat bengkak pada leher kiri.

Selain itu, diagnosis orchitis pada pasien ini juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang yaitu tidak adanya peningkatan nilai leukosit pada pada pemeriksaan darah rutin. Maka dapat disimpulkan bahwa diagnose orchitis pada kasus ini adalah disebabkan oleh infeksi virus mumps (parotitis) yang menjalar secara descending ke testis.

Penanganan penderita yang sudah didiagnosis sebagai orchitis curiga et causa mumps (parotitis) adalah penanganan secara konservatif untuk eliminasi sumber infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, De Jong W. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC

2. http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%206%20-%20MENDA%20II.pdf

3. http://www.ddc.musc.edu/public/symptomsDiseases/diseases/pancreas/gallstones.cfm

4. http://jpkc.fudan.edu.cn/picture/article/186/12/38/f59739554eef9f2138151116a918/76222bdb-1ca5-4f3b-aef4-596c05f3d0b6.pdf