Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

download Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

of 21

Transcript of Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    1/21

    STATUS CASE 

     ILMU KEDOKTERAN JIWA DAN PERILAKU

    Pembimbing : Dr. dr. Dharmady Agus, Sp.KJ

      Kelompok :

    Yeodi Utomo 2!" #! $

    %rika &kta'iana 2!" #! $2

    (ans )hristian & 2!* #! !+

    )hintya ed-aatmad-a 2!* #! !+"

    Ju'enius artin 2!* #! !+/

    Sinta 2!* #! !+0

    Ste1ani Stasia 2!* #! !"

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku

    akulta! Kedokteran Uni"er!ita! Katolik Indone!ia Atma Ja#a

    Periode $% Maret & $' April $(%)

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    2/21

    STATUS PSIKIATRI

    I* IDENTITAS PASIEN 3ama : 3y. 3

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Usia : +" tahun

    Status Pernikahan : enikah

    Suku 4angsa : 4eta5i

    Pendidikan : 6ulus SA

    Peker-aan : idak beker-a

    Agama : 7slam

    Alamat : )ikunir  

    anggal asuk : 2* April 2!#

    anggal Pemeriksaan : " ei 2!#

    II* RIWA+AT PSIKIATRIK 

    Autoanamnesis dilakukan tanggal " ei 2!#.

    Alloanamnesis dilakukan tanggal " ei 2!# dengan adik dari suami.

    A* Kelu,an Utama

    Ke-ang.

    -* Kelu,an Tam.a,an

     berbiara, -oget8-oget, dan nyanyi8nyanyi sendiri

    /* Riwa#at 0an11uan Sekaran1

    Pasien datang diantar oleh suami ke 9umah Sakit Duren Sa5it atas

    ru-ukan dari . Pasien mengalami ke-ang sebanyak !8" kali sehari se-ak 

    $ hari S9S. enurut pasien ke-ang munul seara tiba8tiba tanpa adanya

    1aktor penetus. Dalam satu kali serangan, lama ke-ang kurang lebih !8!*

    menit dan pasien tidak sadarkan diri. Pasien tidak dapat mengingat

    ke-adian selama dia ke-ang.4iasanya pasien akan tidur setelah mengalami ke-ang. 3amun

    menurut keluarga pasien, + hari S9S pasien gelisah, ngoeh8ngoeh

    sendiri, nyanyi8nyanyi sendiri dan tidak mau tidur setelah ke-ang.

    Keluarga pasien mendengar pasien berteriak8teriak, ;Sembah saya<

    Sembah saya

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    3/21

    Pada tanggal 2*82$ April 2!#, pasien berada di ruang akut.

    enurut pera5at, pasien bersikap tidak kooperati1, mondar8mandir,

     berbiara tidak nyambung, dan biara sendiri. Pada tanggal 2/ April 2!#

    sampai sekarang, pasien berada di ruang sub akut. A5alnya pasien masih

     bersikap agresi1, seperti menendang perut pera5at, melempar gelas ke

     petugas,dan berkelahi dengan sesama pasien.

    Saat ini, pasien sudah kooperati1 dan tidak agresi1. Pasien

    mengeluhkan sakit kepala dan bingung kenapa pasien berada di 9umah

    Sakit Duren Sa5it. Pasien -uga menyangkal mendengar suara8suara.

    D* Riwa#at 0an11uan Se.elumn#a

    %* Riwa#at 0an11uan P!ikiatrik 

    Pada tahun 2!, ayah pasien meninggal akibat penyakit diabetes

    mellitus. Pasien memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayah

     pasien. Pasien -uga merasakan ibu pasien bersikap pilih kasih terhadap

    dia dan saudara8saudaranya. Selain itu, pasien -uga ditinggal oleh

     paarnya yang sudah bersama selama enam tahun. Pada tahun yang

    sama, mama pasien -uga mengalami  stroke. (ubungan pasien dengan

    keluarganya kurang harmonis. (al8hal ini menyebabkan pasien tidak 

     bersemangat dan sangat sedih. Pasien mengaku setelah mengalami

    ke-adian tersebut, pasien mengalami ke-ang yang pertama kalinya.

    Pasien pernah berobat ke dokter dan didiagnosa depresi.

    $* Riwa#at 0an11uan Medik  

    Pasien mengaku pernah mengalami ke-ang se-ak tahun 2! selama

    !8!* menit setiap kali serangan. 3amun 1rekuensi ke-ang tidak 

    diingat dan sudah menurun saat ini. Pasien sudah berobat ke dokter dan

    mendapatkan terapi 1enitoin dan dosisnya sudah berkurang hingga

    !tablet sampai sebelum masuk rumah sakit.

    '* Riwa#at Pen11unaan 2at34at P!ikoakti5 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    4/21

    20162010

    Pasien menyangkal adanya penggunaan obat8obatan, rokok, maupun

    alkohol.

    6* 0ra5ik Per7alanan Pen#akit

    Waktu A1u!tu! $(%' 8'

    ta,un SMRS9

    Okto.er $(%: 8)

    .ulan SMRS9

    Maret $(%) 8% min11u

    SMRS9

    U!ia 2* tahun ! bulan 2$ tahun + bulan 2$ tahun / bulan

    Stre!!or Pisah rumah

    dengan istri

    selama ! tahun

    Perselisihan dengan

    mertua

    idak punya biaya untuk 

     bayar tagihan

    Klini!   − A1ek depresi1 

    − Kehilangan minat

    dan kegembiraan

    − (arga diri dan

    keperayaan diri

     berkurang

    − >agasan tentang

    rasa bersalah

    8 A1ek depresi1  

    8 Kehilangan minatdan kegembiraan

    8 4erkurangnya

    energi dan

    menurunnya

    akti'itas

    8 (arga diri dan

    keperayaan diri

     berkurang

    8 >agasan tentang

    rasa bersalah dan

    tidak berguna8 Perobaan bunuh

    diri

    8 3a1su makan

     berkurang

    8 (alusinasi

    auditorik 8 7de mirip 5aham

    uriga

    8 arah8marah

    8 3goeh8ngoeh

    8 Perilaku kaau

    8 A1ek depresi1  

    8 idur terganggu

    NAP2A ?8@ ?8@ ?8@

    Pen#akit

    5i!ik  ?8@ ?8@?8@

    O.at ?8@ ?8@ - &lanapine ! ! mg,P&

    - riheiphenidyl ! 2

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    5/21

    mg, P&

    - )loapine ! 2* mg,P&

    E5ek

    Sampin1

    ?8@ ?8@ 8 engantuk  

     un1!i 8 7nteraksi sosial baik 

    8 Bungsi sosial

    terganggu

    8 Pera5atan diri baik 

    8 7nteraksi sosial

    terganggu

    8 Bungsi sosial

    terganggu

    8 Pera5atan diri baik 

    8 7nteraksi sosial

    terganggu

    8 Bungsi sosial terganggu

    8 Pera5atan diri buruk 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    6/21

    E* Riwa#at Perkem.an1an Pri.adi

    %* Riwa#at Prenatal dan Perinatal

    Pasien lahir ukup bulan dengan ara persalinan spontan per'aginam

    yang ditolong oleh bidan. Pasien lahir langsung menangis, tidak ada aat

     ba5aan atau kelainan lain. Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit,

    tidak mengkonsumsi obat8obatan, alkohol atau merokok. Setelah lahir, pasien

    dira5at dan disusui oleh ibu kandung.

    $* Riwa#at Ma!a Kanak Awal

    Pasien diasuh oleh ibu kandung. Pertumbuhan dan perkembangan

    sesuai dengan usia. 9i5ayat ke-ang saat panas tinggi disangkal. 9i5ayat

     perkembangan pada masa balita normal.

    '* Riwa#at Ma!a Kanak Perten1a,an

    Pasien tinggal dengan ayah, ibu kandung, dan lima saudaranya. Kedua

    orangtua pasien adalah orang yang baik dan pasien mengaku hubungan

    orangtua C anak dekat terutama dengan ayahnya. Pasien dibiarkan bebas

     bermain dan anak yang penurut. Pasien tidak pernah tinggal kelas 5aktu SD.

    Pasien memiliki banyak teman bermain, baik di sekolah maupun di

    lingkungan tempat tinggal.

    6* Riwa#at Ma!a Rema7a

    7a mampu bergaul dengan baik, ia senang keluar rumah, dan tidak 

     bermasalah dengan anak8anak seusianya di lingkungan rumah. Pasien pendiam

    namun tidak mengganggu kehidupan sosialnya. Pasien tidak pernah berurusan

    dengan kekerasan dan tidak lekas marah.

    :* Riwa#at Ma!a Dewa!a

    a. 9i5ayat Pendidikan

    Pasien menyelesaikan sekolah hingga tingkat SA. Kemudian dia

    melan-utkan kuliah pada -urusan sosiologi namun tidak selesai diakibatkan

    ayahnya meninggal sehingga tidak ada yang membiayai kuliahnya lagi.

     b. 9i5ayat Peker-aan

     3A37. 9i5ayat Perka5inan4erpaaran4erpasangan

    Pasien pernah berpaaran selama enam tahun namun hubungan ini

    tidak berlan-ut. Kemudian pasien bertemu dengan suaminya yang sekarang

     pada tahun 2!* dan menikah pada a5al tahun 2!#.

    d. 9i5ayat AgamaKehidupan 4eragama

    Pasien beragama 7slam dan ra-in men-alankan ibadah sholat setiap hari.

    e. Akti'itas Sosial

    Pasien memiliki banyak teman. etapi berdasarkan aloanamnesis

    keluarga pasien mengatakan teman8temannya mulai men-auh karena

     pasien keras kepala dan sulit untuk diberi tahu.

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    7/21

    Ny.N 34th

    1. 9i5ayat Pelanggaran (ukum

    Pasien tidak memiliki ri5ayat pelanggaran hukum.

    g. 9i5ayat iliter 

    Pasien tidak pernah men-alani kegiatan atau pembela-aran militer.

    * Situa!i Ke,idupan Sekaran1

    Sumber penghasilan, care giver dan  key person  pasien adalah suami

     pasien.

    Kehidupan sehari hari pasien >7A3A

    Sebelum masuk ke 9S, pasien tinggal di )ikunir dengan suami pasien.

    Saat ini pasien tinggal di bangsal Delima 9S Duren Sa5it. Pasien men-alani

    akti'itas sehari8hari sesuai dengan -ad5al yang telah diberikan oleh rumah sakit.

    Pasien mengaku kurang akrab dengan pasien yang ada di dalam bangsal karena

     pasien menganggap pasien lain mengganggu dirinya. Pasien sering beribadah di

    dalam bangsal.

    0* Riwa#at P!iko!ek!ual

    Pasien menyukai la5an -enis. 7a pernah berpaaran 2 kali sebelum

    menikah dengan suaminya. Pasien menyangkal ri5ayat hubungan seks bebas.

    ;* Riwa#at Keluar1a

    Pasien merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Ayah pasien sudah

    meninggal pada tahun 2! akibat penyakit diabetes mellitus. Kakak pertama dan

    kedua adalah laki8laki dan sisanya perempuan. Kakak kedua dan ketiga sudah

    menikah dan masing8masing memiliki dua anak. Suami pasien saat ini adalah

    duda dengan dua anak.

    >enogram: 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    8/21

    I* Mimpi< anta!i dan Nilai3nilai

    !. impi : Sering bermimpi mengenai ayah dan suami. Suasana mimpi

    menyenangkan

    2. Bantasi : idak ada

    +. 3ilai8nilai : Dalam batas normal

    III* STATUS MENTAL 8Pemerik!aan tan11al %$ April $(%)9

    A* De!krip!i Umum

    !. Penampilan

    Perempuan, berusia +" tahun, sesuai usia, rambut rapi, hygiene, dan pera5atan

    diri baik.

    2. Perilaku dan akti'itas psikomotor 

    enang

    +. Sikap terhadap pemeriksa

    Kooperati1 

    -* Pem.i=araan

    Spontan, -elas, lanar, men-a5ab sesuai pertanyaan, logorrhea, epat, nada norma,

    'olum suara normal.

    /*  Mood dan A5ek 

    !.  Mood  : elasi

    2. A1ek : a1ek serasi

    +. Keserasian : serasi

    D* 0an11uan Per!ep!i

    !. 7lusi : disangkal

    2. (alusinasi : disangkal

    +. Depersonalisasi : disangkal

    ". Derealisasi : disangkal

    E* Pikiran

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    9/21

    !. Proses pikirbentuk pikiran

    a. Produkti'itas : banyak 

     b. Kontinuitas : koheren

    . (endaya berbahasa : tidak terganggu

    2. 7si pikiran

    a. Preokupasi pikiran : tidak ada b. Eaham : tidak ada

    . &bsesi1 kompulsi1 : tidak ada

    d. 7de bunuh diri : tidak ada

    e. Bobia : tidak ada

    * Sen!orium dan Ko1ni!i

    !. Kesiagaan dan tara1 kesadaran :

    a. Kesadaran neurologis : ompos mentis ?>)S !*@

     b. Kesadaran psikiatrik : tidak terganggu

    2. 7ntelegensia : rata8rata

    +. &rientasi :

    a. Eaktu : tidak terganggu b. empat : tidak terganggu

    . &rang : tidak terganggu

    d. Situasi : tidak terganggu

    ". 7ngatan :

    a. Jangka pan-ang : tidak terganggu

     b. Jangka menengah : tidak terganggu

    . Jangka pendek : tidak terganggu

    d. Segera : tidak terganggu

    *. Konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu

    #. Kemampuan membaa dan menulis : tidak terganggu

    $. Kemampuan 'isuospasial : tidak terganggu

    /. Pikiran abstrak : tidak terganggu

    0. Kemampuan meolong diri : tidak terganggu

    0* Pen1endalian Impul!

    1. Pengendalian Impuls : tidak terganggu

    ;* Da#a Nilai dan Tilikan

    !. Daya nilai

    a. Daya 3ilai Sosial : tidak terganggu

     b. U-i Daya 3ilai : tidak terganggu

    . 9A : tidak terganggu

    2. ilikan: dera-at !

    I* Tara5 Dapat Diper=a#a

    Seara keseluruhan keterangan pasien dapat diperaya.

    I>* PEMERIKSAAN DIA0NOSTIK LE-I; LANJUTA* Statu! Internu!

    Keadaan umum : baik, tampak tenang

    Kesadaran : ompos mentis

    ekanan darah : !!$ mm(g6a-u nadi : /" kali per menit

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    10/21

    6a-u napas : !# kali per menit

    Suhu : +#./°)

    44 4 : "/ kg !# m

    47 : !/.$* kgm2

    ata : kon-ungti'a anemis 88, sklera ikterik 88, pupil bulat isokor  

    +mm+mm, re1leks ahaya langsung dan tidak langsung FF

    (idung : de'iasi septum ?8@, sekret 88

    ulut : mukosa oral basah

    6eher : de'iasi trakea ?8@, pembesaran K>4 ?8@

    horaks :

    Pulmo : 7 : simetris dalam keadaan statis maupun dinamis

    P : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, 1remitus

    taktil simetris kanan dan kiri

     P : sonor pada kedua lapangan paru

     A : 'esikuler FF, ronkhi 88, wheezing  ?8@

    )or : 7 : iktus kordis terlihat di 7)S 7G

     P : iktus kordis teraba di 7)S 7G linea midkla'ikularis sinistra

     P :

    4atas atas : 7)S 777 linea midkla'ikularis sinistra

    4atas kanan : 7)S G linea parasternal detra

    4atas kiri : 7)S 7G linea midkla'ikularis sinistra

     A : bunyi -antung 7 dan 77 regular, gallop ?8@, murmur ?8@

    Abdomen : 7 : tampak datar  

     P : supel, nyeri tekan abdomen ?8@

     P : timpani pada seluruh regio abdomen A : bising usus " C * kali per menit

    Kulit : turgor kulit baik, puat ?8@

    %kstremitas : )9 H 2 detik, akral hangat, edema 8888, tremor 8888

    otorik : normotonus, koordinasi baik  

    9e1leks : re1leks 1isiologis FFFFFFFF, re1leks patologis ?8@

    -* STATUS NEUROLO0IS

    >)S : %"#G*Pemeriksaan Sara1 Kranial ?78I77@:

    • Sara1 kranial 7 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial 77 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial 777, 7G, G7 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial G : dalam batas normal

    • Sara1 kranial G77 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial G777 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial 7I8I : dalam batas normal

    • Sara1 kranial I7 : dalam batas normal

    • Sara1 kranial I77 : dalam batas normal

    anda rangsang meningeal : idak ditemukan

    otorik:

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    11/21

    • Koordinasi : 4aik  

    • onus : 3ormotonus

    • 9e1leks biseps : FFFF

    • 9e1leks triseps : FFFF

    •9e1leks patella : FFFF

    • 9e1leks ahilles : FFFF

    • 9e1leks patologis : ?8@

    Sensibilitas : dalam batas normal

    Sistem sara1 'egetati1 : dalam batas normal

    Bungsi luhur : dalam batas normal

    /* Pemerik!aan Penun7an1

    Pemeriksaan laboratorium dilakukan sebanyak ! kali pada tanggal 2* April 2!#.

    Pemerik!aan ;a!il Satuan Nilai Ru7ukan

    ;ematolo1i Len1kap

    ;emo1lo.in !.* gDl !". C !#.

    Eritro!it ".#$ -utaUl ".2 C #.2

    Leuko!it $.#* !+u6 "./ C !./

    ;ematokrit +"." +#. C *2.

    Trom.o!it +#2. ribuUl !* C "*

    M/> $+.$ Bl $0 C 0$

    M/; 22.* pgm6 2$ C +!

    M/;/ +.* gDl +!." C +/.*

    >* IK;TISAR PENEMUAN -ERMAKNA

    A* Anamne!i!

    !. 3y. Y, usia +" tahun diba5a ke 9S Duren Sa5it karena ke-ang, berbiara,

    nyanyi8nyanyi, dan -ogged8-oged sendiri.

    2. Satu minggu S9S pasien mengalami ke-ang sebanyak !8" kali sehari.

    enurut pasien ke-ang munul seara tiba8tiba tanpa adanya 1aktor penetus.

    Dalam satu kali serangan, lama ke-ang kurang lebih !8!* menit dan pasien

    tidak sadarkan diri. Pasien tidak dapat mengingat ke-adian selama dia ke-ang.

    +. iga hari S9S pasien gelisah, ngoeh8ngoeh sendiri, nyanyi8nyanyi sendiri

    dan tidak mau tidur setelah ke-ang. Keluarga pasien mendengar pasien

     berteriak8teriak, ;Sembah saya< Sembah saya

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    12/21

    ". (ari ra5at pertama sampai ketiga, pasien berada di ruang akut. enurut

     pera5at, pasien bersikap tidak kooperati1, mondar8mandir, berbiara tidak 

    nyambung, dan biara sendiri.

    *. Pada hari keempat, pasien berada di ruang sub akut. A5alnya pasien masih

     bersikap agresi1, seperti menendang perut pera5at, melempar gelas ke

     petugas,dan berkelahi dengan sesama pasien. Saat ini, pasien sudah kooperati1 

    dan tidak agresi1. Pasien mengeluhkan sakit kepala dan bingung kenapa pasien

     berada di 9umah Sakit Duren Sa5it. Pasien -uga menyangkal mendengar 

    suara8suara.

    #. Pada tahun 2!, ayah pasien meninggal akibat penyakit diabetes mellitus.

    Pasien memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayah pasien. Pasien -uga

    merasakan ibu pasien bersikap pilih kasih terhadap dia dan saudara8saudaranya. Selain itu, pasien -uga ditinggal oleh paarnya yang sudah

     bersama selama enam tahun. Pada tahun yang sama, mama pasien -uga

    mengalami  stroke. (ubungan pasien dengan keluarganya kurang harmonis.

    (al8hal ini menyebabkan pasien tidak bersemangat dan sangat sedih. Pasien

    mengaku setelah mengalami ke-adian tersebut, pasien mengalami ke-ang yang

     pertama kalinya. Pasien pernah berobat ke dokter dan didiagnosa depresi.

    $. Pasien mengaku pernah mengalami ke-ang se-ak tahun 2! selama !8!*

    menit setiap kali serangan. 3amun 1rekuensi ke-ang tidak diingat dan sudah

    menurun saat ini. Pasien sudah berobat ke dokter dan mendapatkan terapi

    1enitoin dan dosisnya sudah berkurang hingga !tablet sampai sebelum masuk 

    rumah sakit.

    -* Statu! Mental

    !. ood : %lasiA1ek : a1ek serasi

    Keserasian : serasi

    2. >angguan persepsi : disangkal+. >angguan isi pikir : tidak ada

    ". Sensorium dan kognisi

    Kesadaran psikiatrik : tidak terganggu

    Kesadaran neurologi >S!*

    *.  Reality Testing Ability : tidak terganggu

    #. ilikan : dera-at !

    >I* ORMULASI DIA0NOSTIK 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    13/21

    Pada pasien ini ditemukan sindrom atau pola perilaku yang bermakna seara

    klinis yang menimbulkan penderitaan ?distress@ dan hendaya ?disability@ dalam 1ungsi

     peker-aan dan akti'itas kehidupan sehari8hari untuk dirinya maupun orang lain.

    >e-ala8ge-ala tersebut -uga diketahui telah menetap selama lebih dari ! minggu. &leh

    karena itu, gangguan yang dialami pasien ini telah memenuhi kriteria gangguan -i5a

    yang terantum dalam PPD>J 777.

    A* Ak!i! I

    !. B C B0. idak ada gangguan mental yang disebabkan oleh gangguan 1ungsi

    organik. (asil pemeriksaan internus dan neurologis dalam batas normal. aka

    dapat disimpulkan bah5a gangguan mental organik pada pasien dapat

    disingkirkan.

    2. B! C B!0. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obat8obatan, alkohol

    dan -uga tidak merokok. aka dapat disimpulkan bah5a gangguan mental dan

     perilaku akibat penggunaan at psikoakti1 dapat disingkirkan.

    +. B2 C B22. Pasien memenuhi kriteria diagnosis skio1renia tak terini

    ?Undifferentiated @, yaitu:

    • emenuhi kriteria umum untuk diagnosis skio1renia.

    • idak memenuhi kriteria diagnosis skio1renia paranoid,

    herbe1renik, atau katatonik

    • idak memenuhi kriteria diagnosis skio1renia residual, atau

    depresi pasa8skio1renia

    aka dapat disimpulkan bah5a gangguan mental dan perilaku akibat

    skio1renia tak terini ?Undifferentiated @

    Diagnosis ker-a : B2.+ Skiz!renia tak terin"i #Undiferentiated $

    -* Ak!i! II

    L+.2 idak ada diagnosis

    /* Ak!i! III

    >".+ : Generalized idiopathic epilepsy and epileptic syndromes

    D* Ak!i! I>

    L#+.! asalah dengan ibu kandungnya

    L#+." eninggalnya anggota keluarga ?ayah@

    L#.0 asalah yang berkaitan dengan lingungan soial ? emannya men-auhkarena pasien tidak bisa di kritik.@

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    14/21

    E* Ak!i! >

    Crrent GA!  : /! C 0 : ge-ala minimal, ber1ungsi baik, ukup

     puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

     "ighest GA! level past year : 0! C ! : ge-ala tidak ada, ber1ungsi maksimal,

    tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.

    >II* E>ALUASI MULTI AKSIAL

    Aksis 7 : B2.+ Skio1renia tak terini ?Undifferentiated @ dd MM

    Aksis 77 : L+.2 idak ada diagnosis

    Aksis 777 : >".+ : Generalized idiopathic epilepsy and epileptic syndromes

    Aksis 7G : L#+.! asalah dengan ibu kandungnya

      L#+." eninggalnya anggota keluarga ?ayah@

    L#.0 asalah yang berkaitan dengan lingungan soial ? emannya

      men-auh karena pasien tidak bisa di kritik.@

    Aksis G :

    Crrent GA!  : /! C 0 : ge-ala minimal, ber1ungsi baik, ukup

     puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

     "ighest GA! level past year : 0! C ! : ge-ala tidak ada, ber1ungsi maksimal,

    tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.

     >III* DATAR MASALA;

    A* Or1ano.iolo1ik 

    iopia mata kanan !*, miopia mata kiri $

    -* P!ikolo1ik 

    !. ood elasi

    2. >angguan persepsi : halusinasi auditorik

    +. >angguan isi pikir : tidak terganggu

    ".  #dgement  : tidak terganggu

    *. ilikan dera-at !.

    /* Ekonomi

    idak terganggu

    D* Lin1kun1an dan !o!ial

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    15/21

    Care giver  dan key person belum sepenuhnya mengerti mengenai penyakit pasien.

    Pasien memiliki masalah degan ibu dan teman8temannya.

    I?* PRO0NOSIS 

    Nuo ad 'itam : bonam

      Nuo ad 1untionam : bonam

      Nuo ad sanationam : dubia

    Baktor memperberat:

    o Ke-ang.

    Baktor memperingan:

    o idak ada ri5ayat gangguan -i5a dalam keluarga

    o endapat dukungan keluarga

    o >e-ala positi1 seperti halusinasi

    ?* REN/ANA PENATALAKSANAAN

    A* armakoterapi

    !. &lanapine 2! mg

    2. riheiphenidyl tab 22 mg

    +. Benitoin 22 mg

    ". erlopam 88! mg

    -* Non35armakoterapi

    !. 9a5at inap dalam bangsal

    2. Jangka pendek:

    a. %dukasi pasien:

    8 en-elaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan akibat yang

    dapat ditimbulkan dari penyakitnya tersebut.

    8 emberikan pemahaman mengenai 1aktor81aktor yang dapat

    meningkatkan risiko kekambuhan, memperingan atau memperberat

     penyakit.

    8 en-elaskan mengenai halusinasi yang dialami pasien adalah suatu hal

    tidak nyata dan men-elaskan bagaimana ara mengatasi halusinasi

    tersebut ?ara menghardik halusinasi@.

    8 en-elaskan man1aat, ara ker-a dan e1ek samping obat yang dapat

    dialami oleh pasien.

    8 emoti'asi pasien agar mengonsumsi obat seara teratur dan kontrol

    teratur di poliklinik ra5at -alan setelah selesai ra5at inap.

     b. %dukasi keluarga:

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    16/21

    8 emberi pen-elasan kepada keluarga mengenai penyakit yang dialami

    oleh pasien.

    8 en-elaskan man1aat, ara ker-a dan e1ek samping obat yang diberikan

    kepada pasien serta dampak yang akan dialami oleh pasien apabila

     pasien tidak teratur mengonsumsi obatnya.

    8 emberikan in1ormasi mengenai e1ek samping yang dapat timbul

    akibat pengobatan, memperhatikan munulnya ge-ala e1ek samping

    dan memba5a pasien ke rumah sakit segera -ika munul e1ek samping

    tersebut.

    8 eminta ker-a sama keluarga untuk memantau kondisi pasien, -ad5al

    minum obat dan tidak mengatur dosis obat menurut keinginan pasien.

    8 emba5a pasien untuk kontrol di poliklinik ra5at -alan setelah selesai

    men-alani ra5at inap.

    . Psikoterapi indi'idual

    8 embangun hubungan antara terapis atau dokter dengan pasien.

    8 embuat pasien merasa dapat diperaya, menoba mengerti perasaan

     pasien dan memiliki keyakinan terhadap potensi pasien sebagai manusia

    seutuhnya.

    d. erapi keterampilan perilaku atau keterampilan sosial

    8 embantu pasien mengembangkan keterampilan sosial yang meliputi

    1ungsi dan perannya dalam kehidupan sosial, keterampilan

     berkomunikasinya dengan orang lain, memahami emosinya sendiri,

    mengatasi kon1lik dalam kehidupan sehari8hari, membina hubungan

     pertemanan, mera5at diri, meman1aatkan 5aktu luang dan rekreasi.

    8 emoti'asi pasien untuk mengembangkan keterampilan dan hobi yang

    ia miliki.

    8 emoti'asi pasien untuk tetap men-aga kesehatan diri dan kebersihan

    diri.8 endorong pasien untuk mengikuti berbagai kegiatan kelompok 

    misalnya kegiatan keagamaan di mas-id dan berbagai akti'itas sosial

    lainnya.

    +. Jangka pan-ang

    a. erapi kelompok 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    17/21

    8 engembangkan kemampuan pasien untuk menyusun renana,

    menghadapi masalah dan men-alin hubungan dalam kehidupan sehari8

    hari.

    8 engurangi isolasi sosial dan meningkatkan daya nilai realita.

     b. erapi keluarga

    8 embantu keluarga dan pasien untuk memahami penyakit pasien.

    8 eniptakan dukungan sosial dan lingkungan yang suporti1 bagi

     pasien.

    8 4erdiskusi mengenai kekambuhan yang pasien alami serta 1aktor 

     penetus kekambuhan tersebut.

    8 Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stres dan kontak 

    dengan stresor.

    C. Follow Up

    !. Pemantauan terhadap ge-ala psikotik yang ada pada pasien.

    2. Pemantauan terhadap perilaku melukai diri sendiri atau orang lain.

    +. Pemantauan terhadap e1ek samping pengobatan.

    ". Pemantauan terhadap kemampuan pasien dalam interaksi sosial dan akti'itas

    sehari8hari.

    ?I* DISKUSI

    0an11uan P!ikotik 

    Lir3!ki4o5renia AkutKa!u!

    Epidemiolo1i Dapat munul se-ak rema-a atau

    de5asa muda, usia rata8rata

     pertengahan +8an

    2$ ahun

    Dura!i 2 minggu atau kurang ! minggu

    0e7ala Kriteria >angguan Psikotik 

    6ir8skio1renia Akut:

    • &nset dari ge-ala psikotik harus akut

    emenuhi kriteria:

    • &nset dari ge-ala psikotik akut ?!

    minggu dari keadaan nonpsikotik 

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    18/21

    ?2 minggu atau kurang dari

    keadaan nonpsikotik sampai -elas

     psikotik@

    • >e-ala8ge-ala yang memenuhi

    kriteria untuk skio1renia ?B28@

    harus sudah ada untuk sebagian

     besar 5aktu se-ak berkembangnya

    gambaran klinis yang -elas

     psikotik dan

    • Kriteria untuk gangguan psikotik 

     polimor1ik akut tidak terpenuhi.

    sampai -elas psikotik@

    • >e-ala8ge-ala yang memenuhi

    kriteria skio1renia yaitu halusinasi

    yang menetap ?auditorik@,

     pembiaraan tidak rele'an.

    • Kriteria untuk gangguan psikotik 

     polimor1ik akut tidak terpenuhi

    Dia1no!i!

    -andin1

    B++.2 >angguan Depresi1 4erulang,

    %pisode Kini 4erat dengan >e-ala

    Psikotik 

    B2*.! >angguan Skioa1ekti1 ipe

    Depresi1 

    − Pasien memiliki ri5ayat

    gangguan depresi1 berat tanpa

    ge-ala psikotik selama minimal 2

    minggu, tanpa ri5ayat episode

    tersendiri dari peninggian a1ek ?mania@, dan ada sela 5aktu

    tanpa gangguan a1ekti1 yang

     bermakna. 3amun saat ini pasien

    tidak memenuhi kriteria depresi1 

     berat dan ada perilaku kaau

    yang membuat ge-ala psikotiknya

    lebih menon-ol.

    − Pada pasien ini, ada ge-ala8ge-ala

    a1ekti1 seperti kehilangan

    kegembiraan, gagasan tentang

    rasa bersalah, dan sulit tidur.

     3amun ge-ala psikotiknya lebih

    menon-ol. Eaktu munulnya

    ge-ala tidak bersamaan, ge-ala

    a1ekti1 munul terlebih dahulu,

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    19/21

    dan onset ge-ala psikotik kurang

    dari ! bulan.

    Terapi armakolo1i

    a!e Akut

    Antipsikotik F8 4enodiaepin

    Antipsikotik ker-a epat ?7@ :

    8 &lanapine ! mg 7

    8 Aripripraol 0,$* mg 7

    8 (aloperidol * mg 7

    4enodiaepin : 6oraepam ?7@,

    Diaepam ! mg 7

    a!e Sta.ili!a!i

    &bat Antipsikotik:

    a. ipikal

    8 )hlorphromaine

    8 Perphenaine

    8 ri1luoperaine

    8 Bluphenaine

    8 hioridaine

    8 (aloperidol

     b. Atipikal

    8 Supiride

    8 )loapine

    8 &lanapine

    8 Nuetiapine

    8 9isperidone

    8 4ermasalah dengan

    ketidakpatuhan dapat diberikan

    antipsikotik long$acting in%ection

    8 Pemilihan antipsikotik

     berdasarkan ge-ala yang timbul

     pada pasien dengan

    mempertimbangkan e1ek samping

    dari masing8masing obat.

    &bat Antipsikotik:

    • 9isperidone 2 ! mg P&

    &bat antipsikotik atipikal ini

    mempunyai a1initas tinggi terhadap

    reseptor serotonin ?*8(2A@ dan

    akti'itas menengah terhadap reseptor 

    dopamin ?D2@, O! dan O2 adrenergik,

    serta histamin. Dengan demikian

    obat ini e1ekti1 baik untuk ge-ala

     positi1 ?5aham, halusinasi@, maupun

    ge-ala negati1 ?upaya pasien yang

    menarik diri dari lingkungan@.

    9isperidon dimetabolisme di hati dan

    diekskresi di urin. Dengan demikian

     perlu dilakukan penga5asan

    terhadap 1ungsi hati. Seara umum

    risperidon ditoleransi dengan baik.

    %1ek samping sedasi, otonomik, dan

    ekstrapiramidal sangat minimal

    dibandingkan obat antipsikosis

    tipikal. Dosis an-urannya adalah 28#

    mghari. Pada pasien ini diberikan

    dosis 2 ! mghari sebagai dosis

    inisial.

    riheiphenidyl ! 2 mg P& bila

    munul ge-ala ekstrapiramidal.

    riheylphenidyl merupakan obat

    golongan antikolinergik yang dapat

    diberikan apabila munul ge-ala

    ekstrapiramidal sebagai e1ek samping dari penggunaan obat anti

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    20/21

    a!e Rumatan @

    Dosis diturunkan sampai diperoleh

    dosis minimal yang dapat menegah

    kekambuhan.

    8 Kondisi akut : diberikan sampai

    !82 tahun

    8 Kronis dengan beberapa kali

    kekambuhan : diberikan sampai *

    tahun

    Terapi Non3armakolo1i

    Psikoterapi dan psikososial

     psikotik. >e-ala ekstrapiramidal

    dapat munul berupa akathisia,

    distonia, tremor, bradikinesia, dan

    rigiditas. Dosis an-uran untuk 

    triheylphenidyl adalah 28* mg 28"

    sehari. eskipun obat anti psikotik 

    atipikal memiliki e1ek ge-ala

    ekstrapiramidal lebih keil

    dibandingkan anti psikotik tipikal,

    indikasi serta dosis penggunaan anti

     psikotik atipikal tetap harus

    diperhatikan dan pemantauan

    terhadap munulnya e1ek samping

    ge-ala ekstrapiramidal tetap

    diperlukan.

    Pro1no!i! )iri prognosis baik untuk gangguan

     psikotik akut:

    8 Penyesuaian premorbid yang

     baik.

    8 Sedikit trait skioid

    8 Stresor penetus berat

    8 &nset ge-ala mendadak 

    8 >e-ala a1ekti1 

    8 Kon1usi selama psikosis

    8 Sedikit penumpulan a1ekti1 

    8 >e-ala singkat

    8 idak ada ri5ayat keluarga

    dengan gangguan -i5a

    8 Dukungan baik  

    Pada kasus didapatkan stresor yang

     -elas, onset akut, sedikit penumpulan

    a1ekti1, tidak ada ri5ayat keluarga

    dengan gangguan -i5a dan dukungan

    keluarga ukup baik. )iri pasien ini

    yang mengarah ke prognosis buruk

    adalah onset usia muda.

    Pada kasus, pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakitnya

     belum ukup memadai. Pemahaman ini -uga berperan dalam kepatuhan minum

    obat. erapi non81armakologi yang diberikan adalah edukasi pasien dan keluarga,

    serta psikoterapi indi'idual. u-uan dari psikoterapi ini adalah untuk membangun

  • 8/16/2019 Presentasi Kasus F20.0 + Epilepsi

    21/21

    hubungan terapeutik antara terapis ?dokter@ dan pasien. Pasien yang memiliki

    hubungan terapeutik yang baik akan taat mengikuti psikoterapi, patuh minum

    obat, dan memberikan hasil pengobatan yang baik. Psikoterapi -uga bertu-uan

    untuk membuat pasien merasa bah5a terapis adalah seseorang yang dapat

    diperaya, mau mengerti apa yang ia rasakan, dan yakin bah5a dirinya

    mempunyai potensi sebagai manusia seutuhnya meskipun keadaan dirinya saat ini

    sangat ;terganggu= atau ;aneh=.

    Selain itu, pada pasien ini diberikan terapi keterampilan sosial dengan

    tu-uan untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial seperti kontak mata,

    ekspresi 5a-ah, spontanitas, dan lain8lain. erapi keterampilan sosial ini

    diharapkan dapat membantu pasien untuk menari teman baru sehingga pasien

    tidak merasa dikuilkan.

    9enana terapi -angka pan-ang untuk pasien ini adalah terapi kelompok 

    dan terapi keluarga. erapi -angka pan-ang seara umum bertu-uan untuk 

    mempersiapkan pasien untuk kembali ke masyarakat. erapi kelompok bertu-uan

    agar pasien saling berbagi pengalaman dengan sesama penderita gangguan

     psikotik tentang bagaimana men-alin hubungan dan menghadapi masalah dalam

    kehidupan sehari8hari. erapi keluarga bertu-uan untuk meniptakan dukungan

    sosial dan lingkungan yang kondusi1 bagi pasien, sehingga dapat mengurangi

    relaps.