PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

download PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

of 30

Transcript of PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    1/30

    PRESENTASI KASUS

    MENINGOENSEFALITIS

    Oleh : Reviolita Ariani (20090310143)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    2/30

    BAB IPRESENTASI KASUS

    A. Identitas Pasien Nama : An. N.UUmur : 5 bulan

    BB : 5kgPB : 65cmJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Semarang

    No. RM : 256046Tgl Masuk RS : 2 Oktober 2013 Jam : 5.30

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    3/30

    B. Data SubyektifDilakukan secara alloanamnesis dengan ibu kandungKeluhan Utama : KejangRPS : Kejang 1 hari. Sebanyak 1x. Selama >5 menit.Sebelumnya belum pernah kejang. Kaku hanya sebagiantubuh. Sebelum dan sesudah kejang tidak menangis. Rahang

    bisa membuka. Luka tusuk dalam (-) riwayat jatuh terbenturkepala (-) Demam 1 hari. Mendadak tinggi. Terus menerus.Menggigil (-) riwayat bepergian keluar kota (-) mimisan (-)

    bintik merah (-) muntah (-) batuk (-) Malas minum. Setiap

    BAK selalu menangis. BAB lancar.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    4/30

    RPD : Riwayat penyakit dengan gejala serupadisangkal.RPK : Riwayat penyakit serupa disangkal.Riwayat kehamilan : Ibu sehat sewaktu mengandung, teraturmelakukan kunjungan antenatal di bidan terdekat, merokok (-)minuman keras (-)Riwayat persalinan : Lahir tanggal 27 April 2013 di RS DKT.Ditolong dokter. BBLC CB SMK. BBL 2700gr. PBL 47cm.Sehat. Asfiksia (-)

    Riwayat imunisasi : Lengkap kecuali toksoidRiwayat nutrisi : ASI perah (0-2bulan), PASI SGM Soya(2-5bulan)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    5/30

    C. Data ObyektifKU : Tampak tidak sadar

    Kesadaran : Somnolent, GCS E5V2M4

    Vital sign Nadi : 112x/menitSuhu : 39 CRR : 25x/menitTD : -

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    6/30

    Pemeriksaan FisikKepala

    Bentuk : normochepalRambut : hitam, distribusi merata

    Mata : edema palpebra (-) konjuntiva anemis (-)Hidung : nafas cuping hidung (-)Mulut : lidah kotor (-), gusi berdarah (-) faring

    hiperemis (-) pembesaran tonsil (-)

    LeherPembesaran lnn (-)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    7/30

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    8/30

    Reflek patologisMeningeal signP.Kaku kuduk (+)P.Brudzinski I (+)P.Brudzinski II (+)

    P.Kernig (+)

    Status GiziPB : 65cm

    BB: 5kgLK : 42cm

    Status gizi : -2-3 SD (70-80%)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    9/30

    D. Pemeriksaan PenunjungPx. Darah Rutin 04/10/2013

    AL : 8 X 103 (Normal)AE : 4.01 X 103 (Menurun)Hb : 10.9 X 103 (Menurun)Ht : 32.6 X 103 (Menurun)AT : 439 X 103 (Normal)MCV : 81.3 X 103 (Menurun)MCH : 27.2 X 103 (Menurun)

    MCHC : 33.4 X 103 (Normal)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    10/30

    Px Kimia KlinikGDS : 26 mg/dl

    Na : 142 mg/dlK : 3.8 mmol/eCl : 105 mmol/eCa : 8 mg/dl

    Head CT scan

    - Tak tampak kelainan pada foto head CT scan saat ini- Tak tampak gambaran lesi intracerebral maupun

    intracerebellar

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    11/30

    F. DIAGNOSIS

    Obs kejangDD : Meningoencefalitis

    MeningitisEnsefalitisKejang demam kompleksKejang trauma kepalaKejang gangguan elektrolitTetanusAbses otak

    Obs demamDD : DHF

    TifoidMalaria

    ISK

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    12/30

    E. AsessmentResume Anamnesis

    Kejang 1 hari. Sebanyak 1x. Selama >5 menit. Kaku hanyasebagian tubuh. Sebelum dan sesudah kejang tidak menangis.Rahang bisa membuka. Luka tusuk dalam (-). Demam 1 hari.Mendadak tinggi. Terus menerus. Menggigil (-) riwayat

    bepergian keluar kota (-) mimisan (-) bintik merah (-) muntah

    (-) batuk (-). Malas minum. Setiap BAK selalu menangis.BAB lancar.

    Resume Px. FisikFebris (+) lidah kotor (-) hepatomegali (-) spleenomegali (-)

    petekie (-) kaku kuduk (+) brudzinski I & II (+) kernig sign (+)Resume Px. Penunjang

    Leukopenia (-) Anemia (+) Hematokrit menurun, Trombositdbn.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    13/30

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    14/30

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    15/30

    G. Planning1. Terapi suportif

    - O2 nasal 1lt- IVFD D1/4S 14tpm

    2. Terapi kausatif- Anti kejang : Diazepam 1x5mg- Antipiretik : Paracetamol 3x50mg- Antibiotik : Inj Cefotaxim 2x20mg- Anti inflamasi : Inj Dexamethason 2x0.2mg

    - Neuroprotektor : Inj citikolin 2x40mg Neuroprotektor : Inj piracetam 2x50mg

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    16/30

    3. Terapi simptomatik- Antiemetik : Inj ODR 2x0.5mg- Inj Ranitidin 2x7.5mg

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    17/30

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    DefinisiMeningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen

    (selaput yang menutupi otak dan medula spinalis).

    Encephalitis adalah peradangan jaringan otak yang dapatmengenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis.

    Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaputmeningen dan jaringan otak.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    18/30

    1. Infeksi virus yang bersifat epidemika. Golongan enterovirus : Poliomyelitis, coxsackie, ECHO

    b. Golongan Arbovirus : western equine enchepalitis,St.louis encephalitis, Eastern equine encephalitis,Japanese B enchepalitis, Russian spring summerencephalitis, Murray valley encephalitis.

    c. Dari orang ke orang : morbili, gondong, rubella, HSV-1HSV-2, Varisela-zoster, sitomegalovirus (CMV) ,kelompok pox, influenza A dan B.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    19/30

    2. Infeksi non virusa. Bakteri : H.influenza tibe b, Streptococcus pneumoniae,

    Neisseria meningitidis, Pseudomonas aeruginosa,Staphylococcus aureus, meningococcus, salmonela danmeningitis tuberkulosa.

    b. Amoeba : Naegleria, Acanthamoeba, Balamuthia

    c. Ricketsiad. Mycoplasma pneumoniaee. Spirocheta : Sifilis, leptospirosisf. Cat-scratch fever

    g. Jamur : kriptococcus, histoplasmosis, aspergilosis,mukomikosis, kandidosis, koksidiodomikosis

    h. Protozoa : plasmodium, tripanosoma, toksoplasmai. Metazoa : throchinosis, ekinokokosis, sistiserkosis

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    20/30

    PatofisiologiVirus

    Sistem limfatik Membran mukosa Hematogen(Enterovirus) (campak, rubella, VVZ, HSV) (nyamuk/serangga)

    Multiplikasi

    Viremia dan Infeksi Organ(Demam)

    Multiplikasi lanjut Penyebaran sekunder

    Invasi SSS(Nyeri kepala, mual, muntah, anoreksia, irritabilitas, fotofobia, kakukuduk, kesadaran menurun, kejang, stupor,koma)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    21/30

    Bakteri

    Kuman masuk secara hematogen sampai ke selaput otak.Umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit lain, misalnya pada penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronkopneumonia,endokarditis, dll. Dapat pula terjadi sebagai perluasan dari

    peradangan organ/jaringan di dekat selaput otak, misalnyaabses otak, otitis media, mastoiditis, dll.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    22/30

    Tanda dan Gejala1. Neonatus : Menolak makan, reflek menghisap kurang,

    muntah, diare, tonus otot lemah, menangis lemah.2. Anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah,

    perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto pobia,delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk, kernig

    sign (+) brudzinski (+)

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    23/30

    Secara umum tanda dan gejala dari meningoenchepalitis yaitu(Nelson, 1992) :

    1. Panas tinggi ( gejala kardinal)2. Kesadaran menurun (gejala kardinal)3. Kejang fokal maupun umum (gejala kardinal)4. Meningeal sign (+)5. Ubun-ubun menonjol6. Nyeri kepala7. Mual,muntah

    8. Mengigau dan berteriak teriak9. Tidak mau makan10. Letargi11. Koma

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    24/30

    Epidemiologi- Secara keseluruhan insiden meningoensefalitis didunia

    17/100.000- Afrika (insiden tertinggi) yaitu 38/100.000- Eropa (insiden terendah) yaitu 6/100.000.- Afrika(Angka kematian tertinggi) yaitu 28/100.000- Eropa (Angka kematian terendah) yaitu 3/100.000

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    25/30

    Diagnosis- Virus berdasarkan gejala klinis, isolasi virus, kelainan liquor

    serebrospinalis dan perjalanan penyakit yang self limited- Bakteri diperkuat dengan analisis cairan CSS yangmenunjukkan mikroorganisme pada pewarnaan Gram dan biakandarah, pleositosis neutrofil, kenaikan kadar protein dan

    penurunan kadar glukosa. Pungsi Lumbal harus segera dilakukan bila meningitis bakteri dicurigai. Biakan darah dapatmenampakkan bakteri yang menyebabkannya pada 80-90% kasus

    pada anak. Angka leukosit CSS pada meningitis bakteri biasanyanaik sampai > 1.000 dan menunjukkan dominasi neutrofil (75-100%) kasus.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    26/30

    Penatalaksanaan1. Obat antikonvulsif diberikan segera untuk mengatasi kejang , dapat

    diberikan diazepam 0,5mg/kgbb/kali intravena dan dapat diulang dengan dosissama 15 menit kemudian bila kejang belum berhenti. Segera dilakukan pemasangan IVFD dan jenis cairan yang diberikan tergantung keadaan anak2. Pilihan terapi awal harus didasarkan pada kerentanan antibiotikH.influenza tipe b, S.pneumonia dan N. Meningitidis. Antibiotik harus

    mencapai kadar bakterisid pada CSS. Sefalosporin generasi ketiga, Ceftriaxonatau cefotaxim. Dosis ceftriaxon 100mg/kg/24jam harus diberikan sekali sehariatau 50mg/kg/dosis diberikan setiap 24 jam. Dosis cefotaxim adalah200mg/kg/24jam diberikan setiap 6 jam.3. Nyeri kepala dan hiperestesia diobati dengan istirahat, analgesik yang

    tidak mengandung aspirin dan pengurangan cahaya ruangan, kebisingan dantamu. Berikan penurun panas untuk demam. Penting untuk diantisipasi dandipersiapkan untuk edema otak, hiperpireksia, pertukaran pernafasan tidakcukup, keseimbangan cairan dan elektroli terganggu

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    27/30

    KomplikasiKomplikasi neurologis termasuk kejang-kejang. Kenaikantekanan intrakranial, kelumpuhan saraf kranial, stroke, trombosissinus venosus dura dan efusi subdural.

    Faktor resikoKebanyakan kasus pada iklim sedang terjadi pada musim gugurdan musim panas. Resiko terbesar pada bayi antara umur 1 dan12 bulan, 95% kasus terjadi antara umur 1 bulan dan 5 tahun,tetapi dapat juga terjadi pada semua umur.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    28/30

    PencegahanPenggunaan yang luas vaksin virus yang efektif untuk polio,campak, parotitis dan rubella yang dilemahkan telah hampirmelenyapkan komplikasi SSS dari penyakit ini di AmerikaSerikat. Keberadaan program vaksin binatang domestik terhadaprabies telah mengurangi frekuensi ensefalitis rabies. Pengendalian

    ensefalitis karena arbovirus kurang berhasil karena vaksinspesifik untuk penyakit arbovirus yang terjadi di Amerika Utaratidak tersedia. Namun, pengendalian vektor serangga denganmetode penyemprotan yang sesuai dan pemberantasan tempat-tempat perkembangbiakan mengurangi insiden infeksi ini.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    29/30

    Prognosis Pada meningitis yang disebabkan oleh virus merupakan

    penyakit self limited dan penyembuhan dijumpai setelah 3-4hari pada kasus ringan dan 7-14 hari pada keadaan yang berat.Kebanyakan anak sembuh secara sempurna dari infeksi virusSSS walaupun prognosis tergantung keparahan penyakit klinis,

    etiologi spesifik, dan umur anak. Jika penyakit klinis beratdengan bukti adanya keterlibatan banyak parenkim, prognosis

    jelek dengan kemungkinan defisit yang bersifat intelektual,motorik, psikiatrik, epileptik, penglihatan atau pendengaran

    Pada meningitis yang disebabkan oleh bakteri, pengenalanyang tepat, terapi antibiotik segera, dan perawatan pendukungakan menurunkan mortalitas. Mortalitas tertinggi diamatiterdapat pada meningitis pneumokokus.

  • 8/10/2019 PRESENTASI KASUS meningoensefalitis

    30/30

    B B III

    PEMB H S N

    Dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan kasus anak yang harusdilakukan terhadap pasien adalah anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini seorang anak berumur 5 bulandidiagnosis : Susp. MeningoencefalitisDasar diagnosis meningoencephalitis pada pasien ini adalah berdasarkangejala klinis, pemeriksaan fisik serta penunjang. Pada anamnesis pasien inididapat beberapa gejala khas dari meningoencephalitis sesuai dengan gejalakardinal dan tanda serta gejala umum lainnya meningoencefalitis, yaitu :

    1. Panas tinggi ( gejala kardinal)2. Kesadaran menurun (gejala kardinal)3. Kejang fokal maupun umum (gejala kardinal)

    4. Tidak mau makan5. Letargi

    Pada pemeriksaan fisik pasien ini juga didapat tanda khas darimeningoencefalitis yaitu meningeal sign (+) antara lain kaku kuduk (+),Brudzinski I dan II (+) kernig (+)