Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

download Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

of 26

description

Tetraparese spastik UMN e/c destruksi vertebra cervical

Transcript of Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    1/26

    PRESENTASI KASUS

    SEORANG LAKI-LAKI 60 TAHUN

    DENGAN TETRAPARESE

    Oleh:

    Ferika Brillian S G99131084

    Dicky Budi Nurcahya G99131032

    Diwiasti F Yasmin G99131034

    Antonius Bagus Budi G99131019

    Annisa Budiastuti G99131017

    Hanifah Astrid E G99131041

    Nimas Ayu Suri P G99131057

    Pratiwi Prasetya P G99131064

    Irene Yunita P G99131043

    Bobbi Juni S G99131024

    Pembimbing:

    dr. Suratno, SpS (K)

    KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT SYARAF

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI

    SURAKARTA

    2014

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    2/26

    2

    BAB I

    STATUS PENDERITA

    I. ANAMNESIS

    A. Identitas Pasien

    Nama : Tn.P

    Umur : 60 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Kambangrejo 03/02 Bedingin Sambit

    Ponorogo Jawa Timur

    Suku : Jawa

    Agama : Islam

    Status Perkawinan : Menikah

    Pekerjaan : Pedagang

    No. RM : 01238305

    Tanggal Masuk RS : 15 Januari 2014

    Tanggal Pemeriksaan : 18 Januari 2014

    Dokter yang merawat : dr. Nindy

    B. Keluhan Utama

    Kelemahan keempat anggota gerak

    C. Riwayat Penyakit Sekarang

    Tujuh bulan SMRS pasien terpeleset saat pasien membawa karungpupuk dengan dipanggul pada tengkuk. Setelah kejadian, pasien

    mengeluh leher kaku, kesemutan pada jari-jari tangan kiri yang

    dirasakan semakin memberat dan disusul keluhan yang sama pada jari-

    jari tangan kanan. Pasien masih bisa aktivitas.

    Dua bulan SMRS pasien mengeluh kesemutan semakin bertambah

    dan menjalar sampai telapak tangan, dan lengan bawah bagian

    belakang. Kedua tungkai mulai terasa lemah terutama tungkai kanan

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    3/26

    3

    sehingga pasien berjalan dengan diseret. Antara tungkai kanan dan kiri

    masih terasa kuat yang kiri.

    Satu bulan SMRS pasien mulai tidak bisa menggerakkan kedua

    tungkai dan kedua pergelangan tangan. Pasien Pasien juga

    mengeluhkan tidak bisa BAB dan BAK sejak 1 bulan terakhir. Pusing (-

    ), mual (-), muntah (-), Kejang (-).

    Pasien berobat ke poli saraf Dr Moewardi kemudin dilakukan

    pemeriksaan MRI di RS DR Oen. merasa kebas mulai siku kanan kiri

    ke bawah dan dada sampai ujung jari kaki kanan dan kiri.

    D. Riwayat Penyakit Dahulu

    1. Riwayat tekanan darah tinggi : (+) sejak 10 tahun SMRS namun

    tidak rutin kontrol dan minum obat.

    2. Riwayat mondok : operasi Thyroid tahun 2007 di RSUD

    Madiun

    3.

    Riwayat penyakit gula : disangkal

    4.

    Riwayat sakit jantung : disangkal

    5. Riwayat stroke/ TIA : disangkal

    6.

    Riwayat trauma : disangkal

    E. Riwayat Penyakit Keluarga

    1.

    Riwayat tekanan darah tinggi : (+) Ibu pasien

    2. Riwayat penyakit gula : disangkal

    3.

    Riwayat sakit jantung : disangkal

    F. Riwayat Kebiasaan

    1. Riwayat minum obat : disangkal

    2. Riwayat merokok : (+) sejak 10 tahun terakhir, 1

    bungkus rokok setiap hari

    3. Riwayat minum alkohol : disangkal

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    4/26

    4

    G. Riwayat Gizi

    Pasien makan 2-3 kali sehari. Pasien makan nasi dengan lauk pauk

    tempe, tahu, ikan. Pasien jarang makan sayur dan buah-buahan.

    H. Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien bekerja sebagai pedagang dengan setiap harinya tidak menentu.

    Pasien memiliki seorang istri, dua orang anak dan satu cucu yang

    tinggal dalam satu rumah. Pasien berobat dengan menggunakan fasilitas

    BPJS Kesehatan.

    ANAMNESIS SISTEM

    Anamnesis sistem dilakukan tanggal 18 Januari 2014.

    a. Sistem saraf pusat : nyeri kepala (-), kejang (-)

    b.Sistem Indera

    - Mata : berkunang - kunang (-),pandangan dobel (-),

    penglihatan kabur (-), pandangan berputar (-)

    - Hidung : mimisan (-), pilek (-)

    - Telinga : pendengaran berkurang (-), telinga berdenging (),

    keluar cairan (-), darah (-), nyeri (-)

    c. Mulut : sariawan (-), gusi berdarah (-), mulut kering (-),

    gigi tanggal (-), gigi goyang (-), bicara pelo (-)

    d.Tenggorokan : sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)

    e. Sistem respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), batuk darah (-), mengi

    (-) tidur mendengkur (-)

    f. Sistem kardiovaskuler : sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada (-),

    berdebar-debar (-)

    g.Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), tidak

    bisa BAB (+), perut sebah (-), mbeseseg (-),

    kembung (-), nafsu makan berkurang (-), ampek

    (-)

    h.Sistem muskuloskeletal : nyeri (-), nyeri sendi (-), kaku (+)

    i.

    Sistem genitourinaria : mengompol (-),tidak bisa kencing (+),

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    5/26

    5

    j.

    Ekstremitas atas : luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (-),

    kesemutan (+/+), bengkak (-), kelemahan

    (+/+), sakit sendi (-), panas (-) berkeringat (-)

    k.

    Ekstremitas bawah : luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (-),

    kesemutan (+/+), sakit sendi lutut kiri (-),

    kelemahan (+/+)

    l. Sistem neuropsikiatri : kejang (-), gelisah (-),mengigau (-), emosi tidak

    stabil (-)

    m.Sistem Integumentum : kulit sawo matang, pucat (-), kering (-).

    A. PEMERIKSAAN FISIK

    Status Generalis

    Keadaan umum : sakit sedang, gizi kesan cukup

    Vital sign

    TD : 140/90 mmHg

    Nadi : 88x/menit

    RR : 18x/menit

    Suhu : 36,6 C

    VAS : 4

    Status Neurologis

    a.

    Kesadaran : GCS E4V5M6

    b. Fungsi luhur : dalam batas normal

    c.

    Fungsi vegetatif : retensi urine et alvi

    d.

    Fungsi sensorik :

    Level Dextra Sinistra

    C5-S1 Hipoestesi Hipoestesi

    e.

    Fungsi motorik dan reflek :

    Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis

    3/4/4 4/4/3 N N +2 +2 - -

    1/1/1 1/1/1 N N +2 +2 - -

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    6/26

    6

    f.

    Nervus Cranialis

    1. N. I : dalam batas normal

    2. N. II : dalam batas normal

    3.

    N. III, IV, VI : refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm),

    4. N. V : refleks kornea (+/+)

    5. N.VII : dalam batas normal

    6. N. VIII : dalam batas normal

    7. N. IX : gag refleks (+)

    8. N. X : gag refleks (+)

    9.

    N.XI : dalam batas normal

    10.N. XII : dalam batas normal

    i.

    Meningeal Sign

    - Kaku kuduk : (-)

    - Tanda Brudzinski I : (-)

    - Tanda Brudzinski II : (-)

    - Tanda Brudzinski III : (-)

    - Tanda Brudzinski IV : (-)

    - Tanda Kernig : (-/-)

    j. Provokasi test

    - Laseque : (-/-)

    - Patrick : (-/-)

    -Contra Patrick : (-/-)

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    7/26

    7

    B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1.

    Pemeriksaan Laboratorium Darah 15 Januari 2014

    16/11/2013 Satuan Nilai rujukan

    Hb 11.0 gr/dL 13,5-17,5

    Hct 33 % 33-45

    AE 3.51 10 /ul 4,5-11.0

    AL 9.0 10 /uL 4.5-11.0

    AT 219 10 /uL 150-450

    Golongan Darah A

    GDS 111 mg/dL 60-140

    SGOT 20 u/l 0-35

    SGPT 29 u/l 0-45

    Ureum 41 mg/dL 10-50

    Kreatinin 0.9 mg/dL 0,9-1,3

    Na+ 133 Mmol/L 136-145

    K+ 4,0 Mmol/L 3,5-5,1

    Cl- 102 Mmol/L 98-106

    HbsAg Reactive

    Laju Endap Darah 1 jam 104 mm/jam 0-15

    Anti Hbc Total Positif Negatif

    Prostat Specific Antigen 13.20 ng/mL 0.00-4.50

    CEA

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    8/26

    8

    2. Pemeriksaan EKG

    Irama : sinus

    Rate : 89 x/menit

    Axis : normo aksis

    3. CT scan cervical

    Kesan: Tampak destruksi pada corpus V cervical VI

    DD: Proses metastase / malignancy

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    9/26

    9

    4. MRI Cervical

    Kesan:

    Fraktur compresi corpus VC 6 disertai abscess epidural level VC 5 VC 7

    mengakibatkan total stenosis spinal canal dengan extensi abscess ke neural

    foramen C5-6 ; C6-7 serta infiltrasi abscess ke epidural level craniovertebral

    junction dengan abnormality bone marrow corpus VC2; C4; C5; C6; C7; Th1

    suspect spondylodiscitis TB. DD: Metastasis spine

    Annular bulging diskus C3-4 dengan indentasi thecal sac spinal canal dan foramen

    neuralis tak tampak iritasi radix. Suspect infark myelum level VC 4 sampai 6.

    DD: edema myelum.

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    10/26

    10

    C. RESUME

    Tujuh bulan SMRS pasien terpeleset saat pasien membawa karung pupuk

    dengan dipanggul pada tengkuk. Setelah kejadian, pasien mengeluh leher kaku,

    kesemutan pada jari-jari tangan kiri yang dirasakan semakin memberat dan

    disusul keluhan yang sama pada jari-jari tangan kanan. Pasien masih bisa

    aktivitas.

    Dua bulan SMRS pasien mengeluh kesemutan semakin bertambah dan

    menjalar sampai telapak tangan, dan lengan bawah bagian belakang. Kedua

    tungkai mulai terasa lemah terutama tungkai kanan sehingga pasien berjalan

    dengan diseret. Antara tungkai kanan dan kiri masih terasa kuat yang kiri.

    Satu bulan SMRS pasien mulai tidak bisa menggerakkan kedua tungkai dan

    kedua pergelangan tangan. Pasien merasa kebas mulai siku kanan kiri ke bawah

    dan dada sampai ujung jari kaki kanan dan kiri. Pasien juga mengeluhkan tidak

    bisa BAB dan BAK sejak 1 bulan terakhir. Pusing (-), mual (-), muntah (-),

    Kejang (-). Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, tetapi

    tidak terkontrol. Pasien juga memiliki riwayat operasi thyroid 7 tahun yang lalu.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70mmHg, Nadi

    78x/menit, RR 18x/menit, Suhu 36,6 C. Pemeriksaan kekuatan motorik terdapat

    penurunan kekuatan motorik pada keempat ekstremitas atas dan bawah,

    Pemeriksaan sensorik terdapat penurunan sensorik pada ekstremitas atas dan

    bawah. Pemeriksaan nervus kranialis tidak terdapat parese.

    Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan HbsAg reaktif, anti HbC total

    positif. Pada CT scan cervical kesan tampak destruksi pada corpus V cervical VI.

    Pada MRI cervical kesan fraktur compresi corpus VC 6 disertai abscess epidural

    level VC 5VC 7.

    D. ASSESMENT

    K: Tetraparese spastik UMN, retensi urine et alvi

    T: Cervical

    E: Destruksi vertebra cervical e/c susp. metastase bone disease dd spondilitis

    TB

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    11/26

    11

    E. PENATALAKSANAAN

    1. Infus NaCl 0.9% 20 tpm

    2. Injeksi aminovel 1 flab/24 jam

    3.

    Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam

    4. Injeksi Vit B1 100mg/12 jam

    5. Injeksi Dexamethason 5 mg/12 jam

    F. PLANNING

    Konsul rehab medik

    Konsul bedah ortho

    G. PROGNOSIS

    Ad vitam : dubia ad bonam

    Ad sanam : dubia ad malam

    Ad fungsionam : dubia ad malam

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    12/26

    12

    FOLLOW UP

    Tanggal 16 Januari 2014

    Keluhan : tangan dan kaki masih terasa lemah

    Status Generalis

    Keadaan umum : sakit sedang, gizi kesan cukup

    Vital sign : TD : 160/100 mmHg RR : 20 x/menit

    Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,5 C

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS E4V5M6

    Fungsi luhur : Dalam batas normal

    Fungsi vegetatif : retensi urine et alvi

    Fungsi sensorik : setinggi dermatom C-3

    Fungsi motorik dan reflek :

    Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis

    4/4/3 4/4/3 N N +2 +2 - -

    1/1/1 1/1/1 N N +2 +2 - -

    Nervus Cranialis

    N. I : Dalam batas normal

    N. II, III : pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+)

    N. III, IV, VI : pergerakan bola mata dalam batas normal

    N. V : refleks kornea (+/+)

    N.VII : Dalam batas normal

    N. VIII : Dalam batas normal

    N. IX : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N. X : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N.XI : Dalam batas normal

    N. XII : Dalam batas normal

    Meningeal Sign

    - Kaku kuduk : (-)

    -Tanda Brudzinski I : (-)

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    13/26

    13

    - Tanda Brudzinski II : (-)

    - Tanda Brudzinski III : (-)

    - Tanda Brudzinski IV : (-)

    - Tanda Kernig : (-)

    Assesment

    K : tetraparesis spastik UMN, retensi urine et alvi,

    T : cervical

    E : destruksi vertebrae cervical ec susp. Metastase bone disease dd

    spondilosis TB

    Terapi

    Infus NaCl 0,9% 20 tpm

    Injeksi aminofel 1fl/24jM

    Injeksi ranitidine 50mg/12jam

    Injeksi vitamin B1100mg/24jam

    Injeksi dexametason 10mg/6jam

    Injeksi streptomycin 1gr/24jam

    Amitriptilin 2x12,5mg Per Oral

    Amlodipine 1x10mg Per Oral

    Rimfampycin 2x300mg Per Oral

    INH 1x300mg Per Oral

    Pirazinamid 1x1000mg Per Oral

    Plan

    USG Urologi dan Abdomen (prostat)

    Konsultasi Rehap Medik

    Tanggal 18 Januari 2014

    Keluhan : sulit tidur dan kaki kesemutan

    Status Generalis

    Keadaan umum : sakit sedang, gizi kesan cukup

    Vital sign : TD : 150/100 mmHg

    Nadi : 60 x/menit

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    14/26

    14

    RR : 20 x/menit

    Suhu : 36,5 C

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS E4V5M6

    Fungsi luhur : Dalam batas normal

    Fungsi vegetatif : retensi urine et alvi

    Fungsi sensorik : setinggi dermatom C-3

    Fungsi motorik dan reflek :

    Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis

    4/4/3 4/4/3 N N +2 +2 - -

    1/1/1 1/1/1 N N +2 +2 - -

    Nervus Cranialis

    N. I : Dalam batas normal

    N. II, III : pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+)

    N. III, IV, VI : pergerakan bola mata dalam batas normal

    N. V : refleks kornea (+/+)

    N.VII : Dalam batas normal

    N. VIII : Dalam batas normal

    N. IX : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N. X : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N.XI : Dalam batas normal

    N. XII : Dalam batas normal

    Assesment

    K : tetraparesis spastik UMN, retensi urine et alvi

    T : cervical

    E : destruksi vertebrae cervical ec susp. Metastase bone disease dd

    spondilosis TB

    Terapi

    Infus NaCl 0,9% 20 tpm

    Injeksi aminofel 1fl/24jM

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    15/26

    15

    Injeksi ranitidine 50mg/12jam

    Injeksi vitamin B1100mg/24jam

    Injeksi dexametason 10mg/6jam

    Injeksi streptomycin 1gr/24jam

    Amitriptilin 2x12,5mg Per Oralstop

    Amlodipine 1x10mg Per Oral

    Alprazolam 0-0-1 K/P

    Plan

    Tunggu rencana dari bedah orthopaedi

    Tanggal 20 Januari 2014

    Keluhan : -

    Status Generalis

    Keadaan umum : sakit sedang, gizi kesan cukup

    Vital sign : TD : 140/80 mmHg

    Nadi : 88 x/menit

    RR : 18 x/menit

    Suhu : 36,5 C

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS E4V5M6

    Fungsi luhur : Dalam batas normal

    Fungsi vegetatif : retensi urine et alvi

    Fungsi sensorik : setinggi dermatom C-3

    Fungsi motorik dan reflek :

    Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis

    4/4/3 4/4/3 N N +2 +2 - -

    1/1/1 1/1/1 N N +2 +2 - -

    Nervus Cranialis

    N. I : Dalam batas normal

    N. II, III : pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+)

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    16/26

    16

    N. III, IV, VI : pergerakan bola mata dalam batas normal

    N. V : refleks kornea (+/+)

    N.VII : Dalam batas normal

    N. VIII : Dalam batas normal

    N. IX : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N. X : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N.XI : Dalam batas normal

    N. XII : Dalam batas normal

    Assesment

    K : tetraparesis spastik UMN, retensi urine et alvi

    T : cervical

    E : destruksi vertebrae cervical ec susp. Metastase bone disease dd

    spondilosis TB

    Terapi

    Infus NaCl 0,9% 20 tpm

    Injeksi aminofel 1fl/24jM

    Injeksi ranitidine 50mg/12jam

    Injeksi vitamin B1100mg/24jam

    Injeksi dexametason 10mg/6jam

    Amlodipine 1x10mg Per Oral

    Tanggal 22 Januari 2014

    Keluhan : -

    Status Generalis

    Keadaan umum : sakit sedang, gizi kesan cukup

    Vital sign : TD : 150/100 mmHg

    Nadi : 60 x/menit

    RR : 20 x/menit

    Suhu : 36,5 C

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS E4V5M6

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    17/26

    17

    Fungsi luhur : Dalam batas normal

    Fungsi vegetatif : retensi urine et alvi

    Fungsi sensorik : setinggi dermatom C-3

    Fungsi motorik dan reflek :

    Kekuatan Tonus R.fisiologis R.patologis

    4/4/3 4/4/3 N N +2 +2 - -

    1/1/1 1/1/1 N N +2 +2 - -

    Nervus Cranialis

    N. I : Dalam batas normal

    N. II, III : pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+)

    N. III, IV, VI : pergerakan bola mata dalam batas normal

    N. V : refleks kornea (+/+)

    N.VII : Dalam batas normal

    N. VIII : Dalam batas normal

    N. IX : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N. X : gag refleks (+), Dalam batas normal

    N.XI : Dalam batas normal

    N. XII : Dalam batas normal

    Assesment

    K : tetraparesis spastik UMN, retensi urine et alvi

    T : cervical

    E : destruksi vertebrae cervical ec susp. Metastase bone disease dd

    spondilosis TB

    Terapi

    Infus NaCl 0,9% 20 tpm

    Injeksi aminofel 1fl/24jM

    Injeksi ranitidine 50mg/12jam

    Injeksi vitamin B1100mg/24jam

    Injeksi dexametason 10mg/6jam

    Amlodipine 1x10mg Per Oral

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    18/26

    18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.

    Anatomi Dermatom

    Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf

    spinalis. Ada 8 saraf servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf

    sakral. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan dari kulit yang

    dipersarafinya ke otak. Sepanjang dada dan perut dermatom seperti tumpukan

    cakram yang dipersarafi oleh saraf spinal yang berbeda. Sepanjang lengan dan

    kaki, pola ini berbeda karena dermatom berjalan secara longitudinal sepanjang

    anggota badan.

    1. Manfaat Klinik

    Dermatom sangat bermanfaat dalam bidang neurologi untuk

    menemukan tempat kerusakan saraf-saraf spinalis. Karena kesakitan

    terbatas dermatom adalah gejala bukan penyebab dari dari masalah yang

    mendasari, operasi tidak boleh sekalipun ditentukan oleh rasa sakit. Sakit

    di daerah dermatom mengindikasikan kekurangan oksigen ke saraf seperti

    yang terjadi dalam peradangan di suatu tempat di sepanjang jalur saraf.

    Virus yang menginfeksi saraf tulang belakang seperti infeksi herpes

    zoster, dapat mengungkapkan sumbernya dengan muncul sebagai lesi pada

    dermatom tertentu. Herpes zoster merupakan virus yang dormant di dalam

    ganglion dorsalis, bermigrasi sepanjang saraf spinalis dan hanya

    mempengaruhi daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf tempat virus

    tersebut menetap. Gejala biasanya unilateral tetapi dalam keadaan

    kekebalan tubuh menurun, mereka lebih cenderung menjadi bilateral dan

    simetris, yang berarti bahwa virus ada pada kedua ganglia dari ganglion

    dorsalis.

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    19/26

    19

    2.

    Peta Dermatom

    a. Segmen Cervical 2 (C2) sampai Cervical 4 (C4)

    Dermatom C2 meliputi tengkuk dan bagian superior cervical. C3

    meliputi bagian inferior cervical hingga ke klavikula. C4 meliputi area

    tepat di bawah klavikula.

    b. Segmen Cervical 5 (C5) sampai Thoracal 1 (T1)

    Dermatom ini semua terletak di lengan. C5 meliputi lengan bagian

    lateral dansuperior siku. C6 meliputi lengan bawah dan radius (ibu jari).

    C7 meliputi jari tengah, C8 meliputibagian lateral tangan, dan T1

    mencakup sisi medial lengan bawah.

    c. Segmen Thoracal 2 (T2) sampai Thoracal 12 (T12)

    Segmen thoraks ini mencakup aksilla dan daerah dada.

    d.

    Segmen Lumbal 1 (L1) sampai Lumbal 5 (L5)

    Dermatom kulit yang mewakili daerah pinggul dan daerah inguinal

    dipersarafi oleh L1. L2 dan L3 mencakup bagian anteriorfemur. L4 dan

    L5 mencakup bagian medial dan lateral kaki bagian bawah.

    e.

    Segmen Sacral 1 (S1) sampai Sacral 5 (S5)

    S1 meliputi tumit dan kaki tengah bagian belakang. S2 menutupi bagian

    belakang femur. S3 menutupi sisi medial dari gluteus dan S4-S5

    meliputi daerah perineum.

    Gambar 1. Dermatom Kepala dan Leher

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    20/26

    20

    Gambar 2. Dermatom Batang Tubuh

    Gambar 3. Dermatom Ekstremitas Atas dan Bawah

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    21/26

    21

    B.

    Lesi Medulla Spinalis

    1. Anatomi Medulla Spinalis

    Medulla spinalis merupakan struktur berbentuk silinder yang

    berdiameter kurang dari 2 cm dan terdiri dari bagian putih (substansia

    alba) dan bagian abu-abu (substansia grisea). Medulla spinalis berada

    dalam kanalis sentralis vertebra yang dikelilingi oleh collum vertebra.

    Memanjang dari foramen magnum yang berada di dasar tengkorak sampai

    setinggi L1-L2 yang disebut conus medullaris. Di bawah tingkat ini

    lumbar sac (theca) hanya mengandung filamen serabut saraf yang disebut

    cauda equina (Baehr et al., 2005).

    Medulla spinalis diselubungi oleh 3 selaput meningen, yang

    merupakan lanjutan dari selaput yang menyelubungi otak. Piamater

    melekat pada medulla spinalis, duramater dan arachnoidmater (tanpa

    pembuluh darah) memanjang secara kaudal sampai setinggi S5 yang

    kemudian bergabung dengan fillum terminale membentuk ligamentum

    coccygea.

    Medulla spinalis menerima input melalui nervus perifer dari bagian

    tubuh dan melalui traktus descenden dari otak kemudian memproyeksikan

    output melalui saraf perifer ke bagian tubuh dan melalui traktus ascenden

    ke otak (Noback et al., 2005).

    Gambar 4. Medulla Spinalis

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    22/26

    22

    2.

    Etiologi Lesi Medulla Spinalis

    Berdasarkan etiologinya, lesi pada medulla spinalis dapat dibagi

    menjadi 2, yaitu lesi traumatik dan non traumatik.

    a. Lesi Medulla Spinalis Traumatik

    Tekanan mendadak yang menyebabkan fraktur, dislokasi, kompresi

    pada tulang belakang dapat menyebabkan lesi traumatis. Tembakan

    maupun luka senjata tajam juga dapat menyebabkan lesi traumatis pada

    tulang belakang. Komplikasi trauma seperti perdarahan, pembengkakan,

    peradangan dan penumpukan cairan di dalam atau dekat medulla spinalis

    sering menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Trauma juga dapat terjadi

    secara progresif (kronis) seperti mengangkat beban yang berat dalam

    waktu yang lama.

    b. Lesi Medulla Spinalis Non Traumatik

    Lesi ini bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal. Faktor

    penyebabnya mencakup penyakit motor neuron, myelopati spondilotik,

    infeksi, inflamasi, penyakit vaskuler, neoplasma, kondisi toksik danmetabolik, serta kelainan kongenital dan perkembangan.

    1) Spondylitis

    Spondylitis merupakan peradangan granulomatosa yang bersifat

    kronik destruktif. Penyebab yang paling sering adalah bakteri

    mycobacterium tuberculosa. Gejala klinis yang timbul berupa:

    - Nyeri pinggang atau punggung

    - Nyeri tekan lokal disertai spasme otot

    - Abses paravertebra

    - Gibbus bila ada kompresi vertebra

    -

    Parestesi dan kelemahan pada ekstremitas inferior

    2) Hernia Nucleus Pulposus

    Merupakan suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh bagian

    dari nukleus pulposus mengalami penonjolan ke dalam canalis

    spinalis sehingga menyebabkan penekanan pada radiks spinalis

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    23/26

    23

    atau cauda equina. Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan

    mencakup:

    - Hipoestesi

    -

    Nyeri tulang belakang

    - Paresis

    - Inkontinensia urin et alvi

    3) Metastatik Bone Disease

    Metastase tulang merupakan komplikasi yang sering

    ditemukan pada penderita kanker, terutama disebabkan dari kanker

    paru, payudara, dan prostat. Metastase tulang dapat menyebabkan

    nyeri hebat, fraktur patologis, dan kompresi spinal cord yang dapat

    mengancam jiwa.

    Beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya metastase kanker

    ke tulang yaitu:

    - Aliran darah yang banyak pada sumsum tulang.

    -

    Tulang merupakan sumber dihasilkannya faktor-faktor

    pertumbuhan (transforming growth factor, insulin like growth

    factor, fibroblast growth factor, platelet derived growth factor,

    bone morphogenic protein, dan kalsium). Faktor-faktor ini

    dihasilkan dan teraktivasi pada proses resorpsi tulang dan

    merupakan tanah yang subur untuk pertumbuhan sel kanker

    (seed and soil hypothesis).

    3.

    Level Lesi Medulla Spinalis

    Cedera tulang belakang bervariasi dalam lokasi dan tingkat

    keparahannya. Level neurologis adalah segmen paling kaudal dari medulla

    spinalis yang masih ditemukan sensoris dan motoris normal di kedua sisi

    tubuh. Penentuan dari level cedera pada dua sisi adalah penting. Terdapat

    perbedaan yang jelas antara lesi di bawah dan di atas T1. Cedera pada

    segmen cervical di atas T1 menyebabkan tetraplegi dan bila di bawah level

    T1 menghasilkan paraplegi. Level tulang vertebra yang mengalami

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    24/26

    24

    kerusakan menyebabkan cedera pada medulla spinalis. Level kelainan

    neurologis dari cedera ini ditentukan hanya dengan pemeriksaan klinis.

    Kadang-kadang terdapat ketidakcocokan antara level tulang dan

    neurologis disebabkan nervus spinalis memasuki kanalis spinalis melalui

    foramina dan naik atau turun di dalam kanalis spinalis sebelum betul-betul

    masuk ke dalam medulla spinalis.

    Tingkat keparahan lesi ini diklasifikasikan sebagai lesi komplit, yaitu

    jika hampir semua gerakan dan sensasi di bawah tingkat cedera hilang,

    atau lesi inkomplit, yaitu jika sebagian gerakan dan sensasi masih dapat

    dirasakan.

    a. Level Sensorik

    Level sensorik ditentukan melalui dermatom dengan masing-masing

    segmen medulla spinalis yang menginervasi bagian kulit spesifik.

    Distribusi dermatom ini relatif mudah, kecuali pada tungkai. Di

    lengan, serviks dermatom C5 ke T1 tersusun dari radial proksimal (C5)

    ke distal (C6-8) dan medial proksimal (T1). Pada bagian kaki-kaki, L1

    untuk L5 dermatom menutupi bagian depan kaki dari proksimal ke

    distal sedangkan dermatom sakral menutupi bagian belakang kaki.

    Level sensoris menunjukkan ke arah segmen bagian kaudal medula

    spinalis dengan fungsi sensoris yang normal pada kedua bagian tubuh.

    b. Level Motorik

    Terdapat 10 kelompok otot yang merepresentasikan inervasi motorik

    medulla spinalis segmen cervical dan lumbosacral. C5

    merepresentasikan otot fleksor siku (musculus biceps), C6 untuk

    ekstensor pergelangan tangan, C7 untuk ekstensor siku (musculus

    triceps), C8 untuk fleksor jari-jari (musculus flexor digiti), dan T1

    untuk abduktor kelingking (musculus abductor digiti minimi). Adapun

    otot-otot kaki merepresentasikan segmen lumbal. L2 untuk fleksor

    panggul (musculus psoas), L3 untuk ekstensor lutut (musculus

    quadriceps), L4 untuk dorsifleksor pergelangan kaki (musculus tibialis

    anterior), L5 untuk ekstensor jari telunjuk kaki (musculus hallucis

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    25/26

    25

    longus), dan S1 untuk fleksor plantar pergelangan kaki (musculus

    gastrocnemius). Sfingter ani diinervasi oleh medulla spinalis segmen

    S4-5 dan merepresentasikan akhir dari medulla spinalis. Sfingter ani

    merupakan batas kritis dari pemeriksaan medulla spinalis. Level

    motoris dinyatakan seperti sensoris, yaitu daerah paling kaudal di

    mana masih dapat ditemukan motoris dengan kekuatan 3/5 pada lesi

    komplit.

  • 5/21/2018 Presentasi Kasus Neurologi : Tetraparese

    26/26

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    Kishner S and Ramachandran TS. 2013. Dermatomes Anatomy.http://emedicine.medscape.com/article/1878388-

    overview#showall (akses 22 Januari 2014)

    Young, Wise. 2014. Spinal Cord Injury Level and Classification.

    http://www.travisroyfoundation.org/resources/spinal-cord-

    injury-levels-classification (akses 22 Januari 2014)

    Noback CR, Strominger NL, Demarest RJ. 2005. The Human Nervous

    System-Structure and Function. Sixth Edition. New Jersey:

    Humana Press Inc

    Baehr M, Frotscher MD. 2005. Tipical Diagnosis in Neurology. 4th

    Edition. New York: Thieme